commit to user 31
3. Penanaman Bibit
Bibit cabai merah siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu, atau sudah memunculkan 2-3 helai daun dan akar sudah keluar dari plastis.
Pemindahan bibit yang terlalu muda bisa menyebabkan kematian karena belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan terbuka.
Sebaliknya, jika bibit dipindahkan terlalu tua akan memperlambat pertumbuhan karena daya tumbuh akarnya menjadi lemah.
Sebelum bibit ditanam, bedengan disiram terlebih dahulu. Tujuannya agar bibit tidak layu setelah penanaman. Bibit yang akan
ditanaman dipilih yang berkualitas, yaitu pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, dan tidak cacat, serta tidak terkena hama dan penyakit. Bibit
yang ada dalam plastik dikeluarkan terlebih dahulu dan diusahakan agar media tanam tetap utuh. Setelah itu, bibit beserta media tanamnya
dimasukkan ke lubang tanam sampai sebatas leher akar. Kemudian ditambahkan tanah sampai lubang tanam penuh dan dipadatkan dengan
cara menekan ke arah bawah agar akar bibit menyatu dengan tanah serta dapat mengisap air air dan unsur hara secara maksimal.
Di Agrowisata Soropadan, bibit cabai merah ditanam pada waktu sore hari, karena bibit tidak akan terkena sinar matahari yang terik dan
masih bisa beradaptasi dengan keadaan lahan hingga esok pagi. Jarak tanamnya 70 cm x 70 cm.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Pengamatan Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui
perkembangan tanaman cabai dan hama atau penyakit yang menyerang sehingga cepat untuk dilakukan tindakan, serta
pengamatan mengenai pertumbuhan tanaman cabai.. b. Penyiraman
Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Air diperlukan dalam jumlah
yang cukup, tidak berlebihan atau kurang.
commit to user 32
Di Agrowisata Soropadan Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb.
Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.
Penyiraman dilakukan sampai pembentukan cabang. Setelah akar 15 cm, bedengan digenangi air. Manfaat pengairan bagi pertumbuhan
cabai merah sebagai berikut. 1 Membantu proses asimilasi dalam pembentukan karbohidrat.
2 Sebagai pelarut unsur hara yang terdapat dalam tanah sehingga dapat diserap oleh akar.
3 Melindungi tanah dari kekeringan yang bisa menimbulkan kematia tanaman.
4 Membersihkan lahan dari bahan-bahan beracun seperti garam- garam yang sangat berbahaya bagi tanaman.
Kekurangan air pada masa pertumbuhan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil. Jika terjadi pada masa pembungaan, bunga
muda akan rontok dan jika terjadi pada masa pembentukan buah, bentuknya akan berkerut atau tidak normal. Sebaliknya, kelebihan air
akan menyebabkan tanah menjadi lembap dan bisa mengakibatkan terjadi busuk akar penyebab kematian.
c. Penyulaman Tidak semua bibit yang ditanam hidup dengan baik. Bibit yang
lambat pertumbuhannya atau bahkan mati, diganti dengan sisa bibit persemaian terdahulu yang umurnya hampir sama dengan bibit cabai
merah lainnya agar pertumbuhan tanaman tetap seragam. Jatuh tempo
penyulaman adalah 3-7 hari setelah tanam dilahan. Kegiatan
menyulam hendaknya pada sore hari. d. Pewiwilan atau Peropesan
Pewiwilan adalah melakukan pemotongan tunas-tunas air yang berada pada ketiak daun pada percabangan pertama. Pewiwilan perlu
dilakukan agar tidak terjadi kompetisi penyerapan unsur hara antara
commit to user 33
tunas air dan daun pokoknya. Pewiwilan dilakukan sedini mungkin ketika tunas air itu keluar. Pewiwilan juga dilakukan pada saat
tanaman berbunga pertama yang tumbuh. Hal ini dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Di Agrowisata Soropadan,
pewiwilan dilakukan sejak umur 8-20 hari setelah tanam dengan menggunakan tangan.
Gambar 6. Pewiwilan Tunas air e. Pengajiran
Tanaman cabai memiliki tajuk lebar sehingga kadang kala betangnya tidak mampu menyangga saat tertiup angin atau ketika
berbuah. Di Agrowisata Soropadan Agar tanaman cabai tidak roboh dipasang ajir yang dibuat dari bambu berukuran panjang 130 cm
ditancapkan ke tanah sedalam 20 cm agar posisinya kuat. Setelah itu, setiap ajir dalm satu barisan tanam dihungkan dan siikat dengan
sebuah ajir palang yang dipasang setinggi 70 cm dari permukaan tanah.
Pemasangan ajir dilakukan saat tanamn masih kecil agar tidakmerusak akar. Satu ajir satu tanaman.
f. Menali Alat yang digunakan untuk mengukat ajir adalah tali rafia
sepanjang 20 cm. saat pengikatan batang tanaman ke ajir, menggunkan ikatan simpul delapan. Simpul ini menjaga gerak
commit to user 34
tanaman, tetapi tidak mencekik batang tanaman. Titik yang diikat adalah batang utama dibawah percabangan pertama.
g. Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak bisa diandalkan untuk memacu pertumbuhan tanaman
cabai secara optimal terutama pada sistem tanaman secara intensif. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman meliputi unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Pemupukan untuk tanaman cabai dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanahnya. Di Agrowisata Soropadan Pemupukan
dilakukan di dengan sistem kocor. Pemupukan dilakukan secara bertahap dengan dosis dan konsentrasi disesuaikan dengan
pertumbuhan tanaman. Kegiatan Pemupukan yang dilakukan di KP3 Soropadan
dilakukan dengan penyiraman pada lubang tanam sistem kocor menggunakan pupuk N, P, K, dan campuran urea serta KCL.
Pemupukan dengan pupuk urea dan phonska dengan perbandingan 2:3. Selain itu tanaman cabai juga dipupuk dengan menggunakan
Grant K saat tanaman berumur 50 hari agar buah tidak rontok dan memperbanyak bunga. Pemupukan dilakukan sesuai kondisi tanaman
yang lain sesuai tingkat pertumbuhan tanaman. Jangan menaikkan dosis akan tetapi takarannya dalam pemberian. Pemupukan dengan
sistem kocor jangan dilakukan pada siang hari lebih baik pada waktu kurang dari pukul 10.00 WIB Gambar 7. Pupuk mikro diperlukan
untuk perkembangan tanaman cabai. Pupuk mikro yang digunakan
adalah Grand K dan mamigro gambar 9
commit to user 35
Gambar 7. Pemupukan secara langsung
Gambar 8. Pemupukan dengan sistem kocor
Gambar 9. Pupuk Mikro
commit to user 36
h. Pengendalian Gulma Keberadaan gulma dibedengan atau parit bisa menjadi pesaing
utama untuk mendapat unsur hara dan air dari dalam tanah. Selain itu, gulma bisa menjadi inang hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh
dibedengan dicabut beserta akarnya agar tidak tumbuh kembali. Sedangkan gulma yang tumbuh diparit bisa disiangi menggunakan
cangkul, sekaligus untuk memperbaiki parit. i. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman OPT
Hama yang paling sering menyerang dan menyebabkan kerusakan terbesar tanaman cabai merah di Agrowisata Wisata
Soropadan adalah Thrips Tr, lalat buah Bactrocera dorsalis, ulat buah Dacus sp dan kutu daun persik Myzus persicae Suiz..
1 Thrips
Hama thrips menyebabkan pucuk dan daun mengering, berubah warna menjadi keperakan sebelum akhirnya mengering
dan rontok. Hama yang berwarna abu-abu atau coklat ini memiliki ukuran yang sangat kecil, hanya 1-1,5 mm. Thrips ini merupakan
vektor virus yang menyebabkan penyakit mozaik. Pengendalian dengan menggunakan Nuvacron, Curacron.
2 Lalat Buah
Serangga ini menyerang buah cabai, ditandai dengan adanya titik hitam di pangkal buah. Buah cabai membusuk dan
akhirnya rontok. lalat buah menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah cabai. telur tersebut akan berkembang biak
dan menjadi larva di dalam buah, saat itulah buuah digerogoti dari dalam sampai buah busuk dan rontok. Pecegahan lalat buah
dilakukan dengan mengaplikasikan insektisida dengan merk dagang Curacorn 500 EC dengan dosis sesuai anjuran pada
kemasan.
commit to user 37
3 Ulat grayak Memakan hampir semua bagian tanaman Gambar 10.
Pengendalian : Insektisida : Ripcord, Supracide. Sanitasi lingkungan
Musuh alami ulat : Burung
Serangan 10. Serangan Ulat Grayak
4 Kutu Daun Persik
Hama ini menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya.
Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, keriting, belang-belang kekuningan klorosis dan akhirnya rontok sehingga
produksi cabai menurun. Kehadiran kutu daun di kebun cabai, tidak hanya menjadi
hama tetapi juga berfungsi sebagai penular penyebar berbagai penyakit virus. Di samping itu, kutu daun mengeluarkan cairan
manis madu yang dapat menutupi permukaan daun. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga
menghambat proses fotosintesis. Pengendalian secara terpadu terhadap hama ini dapat
dilakukan dengan semprotan insektisida yang efektif dan selektif seperti Deltamethrin 25 EC pada konsentrasi 0,1 - 0,2 ccliter,
commit to user 38
Decis 2,5 EC 0,04, Hostathion 40EC 0,1 atau Orthene 75 SP 0,1.
5 Tungau Tungau berwarna merah, aktif disiang hari, membuat sarang
berupa serat – serat halus dibagian daun. Populasi meningkat di musim kemarau. Gejala serangan serupa dengan kutu daun.
Pengendalian : Omite, Mitac, Kelthane, Morestan.
Gambar 11. Penyemprotan dengan pestisida Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman cabai di
Agrowisata Soropadan adalah 1 Layu fusarium
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh Fusarium oxysporum. Cendawan ini berada dalam pembuluh kayu tanaman
cabai. infeksi awal terjadi di pangkal leher batang tanaman yang berdekatan dengan tanah. Bagian tersebut membusuk, berawna
coklat, dan terus menjalar ke perakaran. akhirnya, akar tanaman pun membusuk. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman,
dari kanopi bawah menjalar ke tajuk atas. ranting muda berubah warna menjadi coklat dan mati. Pencegahannya dapat dilakukan
dengan menanam cabai dilahan bebas patogen. Pengendalian sulit dilakukan karena merupakan pengaruh lingkungan yang komplek.
commit to user 39
Dapat diantisipasi dengan penaburan Saco P 1grbatang. Cabut dan buang tanaman yang terserang secara dini.
2 Mozaik Penyakit mozaik, gejala serangannya tanaman tumbuh
kerdil. daun menjadi belang hijau muda dan hijau tua. daun-daun tumbuh mengerdil dan jaringan antartulang menguning. Tulan daun
menonjol dan tumbuh tidak beraturan, sedangkan tepi daun bergelombang tidak teratur. Upaya penanggulangan serangan virus
mozaik yang di lakukan di Agrowisata Soropadan yaitu pembersihan lingkungan lahan terutama tumbuhan inang,
mengendalikan kutu daun, mencabut tanaman yang terserang, jangan menggesek tanaman yang sehat.
3 Antraknosa Gejala serangan pada buah terdapat bercak hitam berbentuk
cekung dan melingkar. Bercak-bercak akan berkembang, memanjang tepi berwarna cokelat muda. Pada bagian tengah
berwarna cokelat kelabu dan terus kehitaman. Pada kondisi lembab sering tumbuh cendawan berwarna merah jambu.
Pengendalian antraknosa dapat dilakukan dengan: a Rotasi tanaman yang bukan family solanaceae, sanitasi
lingkungan, jarak tanam yang longgar, draenase yang baik. b Spraying dengan fungisida : antracol, manteb, zineb, benlate,
Manzate, Kaptan. 4 Layu Bakteri
Tanaman yang terserang pada awalnya kelihatan tidak segar, terus layu dan akhirnya mati, tapi daun dan buah tidak
rontok Gambar 12. Tanaman mati batangnya dibelah melintang maka pembuluh batang tampak berwarna gelap dan jika ditekan
mengeluarkan lender berwarna keruh. Pengendalian layu bakteri dapat dilakukan dengan
menghindar dari luka akar atau batang, draenase yang baik, aerasi
commit to user 40
tanah yang baik, pupuk kandang yang matang, rotasi tanaman dengan jenis lain, kebersihan lingkungan.Menggunakan Agrimicin
ada saat tanam.
Gambar 12. Layu Bakteri
5. Panen dan Pasca Panen