proyek-proyek daerah dalam 1 tahun anggaran tertentu, dan pihak lain menggambarkan perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah
guna menutupi pengeluaran-pengeluaran dimaksud. Unsur-Unsur APBD menurut Halim 2004 adalah sebagai berikut :
1. Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci. 2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran
yang akan dilaksanakan.
3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka. Periode anggaran yang biasanya 1 satu tahun.
Keterbatasan sumberdaya sebagai pangkal masalah utama dalam pengalokasiananggaran sektor publik dapat diatasi dengan pendekatan ilmu
ekonomi melalui berbagai teori tentang teknik dan prinsip seperti yang dikenal dalam public expenditure management Fozzard, 2001. Tuntutan untuk
mengubah struktur belanja menjadi semakin kuat, khususnya pada daerah-daerah yang mengalami kapasitas fiskal rendah Halim, 2001.
2.2 Pengelolaan Pemerintah Daerah dalam Desentralisasi Fiskal
Penerapan otonomi daerahdesentralisasi fiskal oleh pemerintah pusat Indonesia memiliki tujuan untuk kemandirian pemerintah daerah dalam
pengelolaan rumah tangganya. Dalam penerapannya pemerintah pusat tidak lepas tangan secara penuh dan masih memberikan bantuan kepada pemerintah daerah
berupa dana perimbangan yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam pembangunan dan menjadi menjadi komponen pendapatan daerah dalam APBD.
Pemerintah daerah harus dapat menjalankan rumah tangganya secara mandiri dan
Universitas Sumatera Utara
dalam upaya peningkatan kemandirian ini, pemerintah dituntut untuk meningkatkan pelayanan publiknya. Oleh karena itu, anggaran belanja daerah
akan tidak maksimal jika proporsi anggarannya lebih banyak untuk belanja rutin.Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja
modal dalam APBD untuk menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, pemerintah
daerah seharusnya mengubah komposisi belanjanya. Selama ini belanja daerah lebih banyak digunakan untuk belanja rutin yang relatif kurang produktif. Saragih
2003 menyatakan bahwa pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal produktif, misal untuk melakukan aktivitas pembangunan. Pendapat ini
menyiratkan pentingnya mengaloksikan belanja untuk berbagai kepentingan
publik.
2.3 Pendapatan Perkapita
PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu atau merupakan jumlah
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Salah satu manfaat data PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk yang dihasilkan oleh
seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu periode di suatu daerah tertentu. PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya.
Selanjutnya menurut Kuncoro 2004, Gaspersz dan Feony 2003 dalam Adi dan Harianto2007 indikator pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan
Produk Domestik Bruto PDB atau PDRB dianggap tidak selalu tepat karena tidak mencerminkan makna pertumbuhan yang sebenarnya. Lebih lanjut
disebutkan bahwa indikator pendapatan perkapita lebih komprehensif dalam mengukur pertumbuhan ekonomi karena lebih menekankan kemampuan daerah
untuk meningkatkan PDRB karena secara simultan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan seiring dengan laju
pertambahan penduduk. Hukum Wagner merupakan teori mengenai perkembangan persentase
pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap Gross National Product GNP. Wagner menyatakan dalam suatu perekonomian apabila
pendapatan perkapita meningkat secara relatif pengeluaran pemerintah juga
akan meningkat Mangkoesoebroto, 2001.
Menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat yaitu tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan
pertahanan, kenaikan tingkat pendapatan masyarakat, urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi, perkembangan demografi, dan ketidakefisienan birokrasi
yang mengiringi perkembangan pemerintah Dumairy, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang Boediono, 1999. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek yaitu
proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bukan gambaran ekonomi pada suatu saat. Hal ini mencerminkan
aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita. Dalam hal ini berkaitan output total Gross Domestic Product dan jumlah penduduk karena output
perkapita adalah total dibagi dengan jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output perkapita harus dianalisa dengan melihat apa yang terjadi dengan output
total di satu pihak dan dan jumlah penduduk di pihak lain. Musgrave 1993 menyatakan bahwa pendekatan alternatif penyebab semakin meningkatnya jumlah
anggaran pemerintah antara lain adalah : a. Pertumbuhan pendapatan perkapita; oleh karena proporsi antara barang
pribadi dan barang sosial selalu berubah sesuai dengan kenaikan pendapatan perkapita dan bahwa porsi barang-barang sosial selalu
mengalami peningkatan. Hal ini membawa implikasi bahwa kebijakan anggaran yang efisien menghendaki adanyapeningkatan rasio
pembelanjaan pemerintah terhadap Gross National Product GNP.
b. Perubahan populasi penduduk; perubahan populasi bisa merupakan suatu penentu utama porsi pengeluaran pemerintah. Perubahan tingkat
pertumbuhan populasimenyebabkan perubahan distribusi umur dan kecenderungan ini direfleksikan dalam perubahan pengeluaran seperti
kebutuhan pendidikan, fasilitas perumahan, dan sebagainya. Oleh sebab itu kebutuhan akan pelayanan umum dipengaruhi pula oleh faktor-
faktor seperti mobilitas penduduk yang dapat mendorong pertumbuhan kota-kota baru dan berakibat meningkatnya permintaan
fasilitas publik.
Menurut Badan Pusat Statistik,” pendapatan Perkapita adalah gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil yang
Universitas Sumatera Utara
diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi yang terjadi di suatu daerah .
������������������� = ������ℎ���
�����ℎ �������� ��ℎ���
2.4 Pendapatan Asli Daerah