LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia yang saat ini mengalami fluktuasi, yang dipengaruhi oleh kekuatan globalisasi dan perubahan teknologi secara cepat mengakibatkan perusahaan mengalami persaingan yang ketat. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin banyak. Tidak ada lagi jarak atau halangan yang membatasi semua aktivitas bisnis. Semua merupakan dampak dari perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Hal ini berakibat pada banyaknya perusahaan- perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang mengalami gulung tikar, sedangkan perusahaan-perusahaan yang besar masih bertahan dan selalu berusaha keras agar dapat bertahan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai perubahan kondisi yaitu pertumbuhan dan perkembangan dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami proses kemunduran atau pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang, perusahaan akan melakukan berbagai usaha. Perusahaan dalam usahanya untuk memperluas bisnis 1 commit to user dihadapkan pada dua pilihan, yaitu antara pertumbuhan internal dan eksternal: 1. Pertumbuhan yang bersifat internal internal growth. Pertumbuhan yang bersifat internal bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham shareholder value melalui ekspansi, pengembangan jenis produksi baru, dan lain-lain yang dilakukan di dalam perusahaan. 2. Pertumbuhan yang bersifat eksternal external growth. Dalam hal pertumbuhan eksternal, upaya untuk meningkatkan skala ekonomi secara cepat adalah dengan melalui restrukturisasi usaha berupa merger , konsolidasi, akuisisi, dan divestasi. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 22 tentang penggabungan usaha 2004: paragraph 02, penggabungan usaha dapat dilakukan berbagai cara yang berdasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui pembelian saham oleh suatu perusahaan lain atau pembelian aktiva netto suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan melalui penerbitan saham atau penyerahan kas dan aktiva setara kas. Transaksi dapat terjadi antara pemegang saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain. Sejumlah perusahaan merasa penting untuk melakukan penggabungan dengan unit terkait dan anak perusahaan atau bisa disebut dengan perusahaan lain untuk mencapai efektivitas biaya dan produksi yang meningkat. Dengan commit to user demikian kompetisi dalam menuju globalisasi, penggabungan perusahaan diharapkan akan terjadi pada skala yang jauh lebih besar daripada di masa lalu dan memainkan peran utama dalam mencapai keunggulan kompetitif di pasar Internasional. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.22 tentang penggabungan usaha 2004: paragraph 08 bahwa penggabungan usaha merupakan penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena suatu perusahaan menyatu dengan unyting with perusahaan lain atau memperoleh kendali control atas aktivitas atau operasi perusahaan. Penggabungan badan usaha umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Alasan beberapa badan usaha melakukan penggabungan usaha melalui merger dan akuisisi: 1. Adanya keinginan untuk mengurangi kompetisi atau persaingan antar perusahaan atau ingin memonopoli salah satu bidang usaha. 2. Memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk, dimana perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi penting untuk perusahaannya. Misal fungsi research dan development yang akan efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi tersebut. 3. Mendapatkan sumber bahan baku murah. commit to user 4. Penggabungan perusahaan sejenis atau lebih secara horizontal dapat menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk seperti perluasan produk, transfer teknologi, dan sumber daya manusia. 5. Mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah karena kapasitas hutang yang semakin besar serta kemampuan yang lebih baik dalam teknologi dan manajerial. 6. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, dimana bagi perusahaan yang memiliki likuiditas dan terdesak oleh kredit, keputusan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Keputusan akuisisi mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki kondisi dan kerja perusahaan, karena dengan bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan sendiri-sendiri. Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi. Perubahan posisi keuangan ini akan nampak pada laporan keuangan yang meliputi perhitungan rasio keuangan. Di Indonesia rasio keuangan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Rasio ini nantinya akan dilihat oleh pemakai eksternal perusahaan yakni investor dan akan digunakan sebagai acuan untuk memutuskan apakah akan membeli saham atau tidak. Laporan keuangan ini juga digunakan untuk memprediksi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Ada berbagai alasan lain untuk perusahaan melakukan akuisisi yaitu perusahaan mendapatkan commit to user kekuatan pasar yang lebih besar, mendapatkan akses kemampuan inofativ sehingga mengurangi risiko yang terkait dengan pengembangan produk atau jasa baru, serta memaksimalkan efisiensi melalui skala ekonomi dan ruang lingkup sehingga akhirnya membentuk suatu perusahaan lingkup kompetitif Hitt:2007. Sementara di Negara-negara maju seperti Amerika, Canada dan Eropa Barat fenomena akuisisi sudah menjadi pemandangan bisnis yang biasa. Dalam konteks keilmuan akuisisi bisa didekati dari dua perspektif yaitu dari disiplin keuangan perusahaan corporate finance dan dari menejemen strategi strategic manajement dari kedua sisi keuangan perusahaan. Akuisisi adalah salah satu bentuk keputusan investasi jangka panjang penganggaran modal atau capital budgeting yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Dilihat dari kedua perspektif tersebut tujuan akuisisi tidak lain adalah keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham. Menurut Gundawarti 1999:196 perusahaan-perusahaan yang terjadi setelah perusahaan akuisisi biasanya adalah pada kinerja perusahaan penampilan financial perusahaan yang praktis akan membesar dan meningkat. Kondisi keuangan perusahaan mengalami perubahan, dan hal lain ini tercermin dalam pelaporan keuangan perusahaan. Tindakan akuisisi tidak hanya ditujukan untuk menjaga kelangsungan usaha, tetapi juga ditujukan untuk memaksimalkan nilai pasar dan memaksimalkan kesejahteraan manajemen. Nilai pasar yang maksimal ini diperoleh ketika harga-harga commit to user saham yang dimiliki mengalami kenaikan. Kenaikan harga saham ini akan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham demikian juga dengan dividen yang akan diterimanya. Demikian pula untuk tujuan memaksimalkan kesejahteraan manajemen dimana manajemen mendapatkan tambahan intensif apabila perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham melalui peningkatan harga saham. Dengan kata lain, akuisisi diperoleh sinergi hingga tingkat efisiensi yang optimal dan laba dapat diharapkan terus meningkat dan prospek pertumbuhan sekuritas dapat lebih diandalkan. Pertumbuhan laba dan sekuritas tersebut akan dapat menarik calon investor jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang capital investor. Sehingga faktor keuangan sangat memotivasi terjadinya akuisisi. Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh kinerja merger dan akuisisi pada penelitian yang dilakukan K.Bansal dan Kumar 2008 yang melakukan penelitian dampak merger dan akuisisi pada kinerja keuangan di India dengan sampel perusahaan manufaktur di India periode 1988-2005 dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio laverage, rasio aktivitas dan rasio pasar. Hasil penelitian ini mendukung bahwa merger dan akuisisi menghasilkan sinergi dalam jangka panjang dengan penggunaan sumberdaya perusahaan dan meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Penelitian lain yang membandingkan commit to user antara akuisitor dan non akuisitor dilakukan Wibowo dan Pakereng 2001 yang meneliti return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor, hasilnya menunjukkan bahwa baik akuisitor dan non akuisitor sama-sama memperoleh abnormal return yang negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi. Payamta dan Doddy Setiawan 2004 yang meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 1990-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian serentak terhadap semua rasio keuangan meliputi rasio likuidasi, aktivitas , laverage, profitabilitas hanya variabel Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On Investmen, Return On Equity, Net Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami perubahan signifikan setelah merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Widjanarko 2006 yang meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah. Sedangkan penelitian yang dilakukan Sutrisno dan Sumarsih 2004 yang meneliti return saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam jangka panjang yaitu dengan jangka waktu pengamatan satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi, menunjukkan hasilnya bahwa merger dan akuisisi memberi pengaruh pada return saham yang bisa bernilai positif dan negatif walaupun tidak signifikan secara statistik. Penelitian Hadiningsih commit to user 2008 yang menguji kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakusisi dan diakuisisi. Dari hasil analisis bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Bertitik tolak dari pandangan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap pengakuisisi dan yang diakuisisi dalam jangka panjang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi: “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI”. Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999

B. PERUMUSAN MASALAH

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

1 12 31

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ATAU AKUISISI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 5 21

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 0 14

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

1 4 16

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ).

0 2 10

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 2 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perushaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi.

1 4 22

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA.

0 4 111

SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA

0 0 23