Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur.

commit to user terjadi rancunya pengharapan dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor yang yang memicu kegagalan akuisisi yaitu: a. Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan perusahaan pengambilalih. b. Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan akuisisi. c. Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap program akuisisi. Faktor faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan dan kegagalan akuisisi Sudarsanam, 1999. Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi yaitu: 1 Melakukan audit sebelum akuisisi. 2 Perusahaan target dalam keadaan baik. 3 Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya. 4 Perusahaan target relatif kecil.

7. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur.

Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001. Kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja tentang peralatan. Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis commit to user kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal akuisisi. Laporan keuangan merupakan alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut. yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas PSAK, 2002: Par. 1.2. Laporan Keuangan yang pokok terdiri dari : a. Neraca Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu snapshot keuangan perusahaan, yang meliputi aset sumber daya atau resources perusahaan dan klaim atas aset tersebut meliputi hutang dan saham sendiri. Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masalalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masalalu. Dana diperoleh dari pinjaman hutang dan dari penyertaan pemilik perusahaan modal. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot maka commit to user laporan laba rugi mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka waktu tertentu total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi, pendanaan, kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan membeli pabrik baru atau mendirikan bangunan baru, Hutang bertambah kalau perusahaan meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik. Hutang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan obligasi untuk membiayai pendirian bangunan. Struktur modal dengan demikian akan berubah c. Laporan Aliran Kas Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada siatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban kewajibannya. 8. Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya Hanafi, 2004. Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: commit to user

1 Current Ratio

Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas jangka pendek untuk menutup kewajiban lancar. Rasio lancar yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi tidak selalu perusahaan dalam keadaan yang baik. Hal tersebut berarti kas tidak digunakan sebaik mungkin. Perhitungan current rasio dapat dirumuskan sebagai berikut: Current ratio = liabilitie Current asset Current 2 Quick ratio Quick ratio dapat dihitung dengan mengurangi persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan dihilangkan karena dianggap aktiva yang sulit dikonversi menjadi kas dengan cepat. Perhitungan quick ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Quick ratio = liabilitie Current inventory - asset Current b. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif commit to user perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Fixed asset turn over. Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin rendah fixed asset turn over, berarti penggunaan aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk mengukur besarnya fixed asset turn over dihitung dengan rumus sebagai berikut: Fixed asset turn over = asset fixed Net Sales

2 Total asset turn over

Total asset turn over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola aktivanya. Untuk menghitung total asset turn over digunakan rumus sebagai berikut: Total asset turn over = asset Total Sales c. Rasio Laverage Rasio laverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang commit to user mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. 1 Debt to total asset ratio. Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. Kreditur lebih menyukai rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk mengukur besarnya debt to total asset dihitung dengan rumus sebagai berikut: Debt to total asset ratio = asset Total liabilitie Total 2 Debt to equity ratio. Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk membayar hutang. Perhitungan debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: commit to user Debt to equity ratio = equity s Owner liabilitie Total d. Rasio Profitabilitas. Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen 1 Operating profit margin Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut: Operating profit margin= Sale ofit Operating Pr 2 Net profit margin Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan Sartono, 1996:130 Sale ofit Net in ofitm Net Pr arg Pr = commit to user Semakin besar NPM maka perusahaan semakin menguntungkan,karena laba bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan semakin besar. 3 Gross Profit Margin GPM Gross profit margin adalah laba kotor yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Gross profit margin dihitung dengan rumus: a. Gross Profit Margin = bersih Penjualan penjualan pokok Harga - bersih Penjualan e. Rasio Pasar Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pasa sudut investor atau calon investor meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung 1 PER Price Earning Ratio PER yaitu rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini juga dapat menunjukkan seberapa besar investor bersedia membayar per rupiah laba yang dilaporkan PER = perlembar Earning perlembar pasar Harga 2 Deviden payout rasio pembayaran deviden commit to user Rasio ini melihat bagian earning pendapatan yang dibayarkan sebagai deviden kepada investor Deviden payout = lembar per Earning lembar per Deviden

B. PENELITIAN TERDAHULU

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

1 12 31

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ATAU AKUISISI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 5 21

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 0 14

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

1 4 16

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ).

0 2 10

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 2 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perushaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi.

1 4 22

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA.

0 4 111

SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA

0 0 23