ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI

(1)

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN

PERUSAHAAN DIAKUISISI

(Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

RETNO SULISTYA PUTRI NIM F 1207051

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

(3)

(4)

HALAMAN MOTTO

Tetaplah bermimpi dan teruslah berusaha untuk

mewujudkannya”

(penulis)

“Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan”

(Q.S.Al-Insyirah)

“You will never walk alone”

(penulis)


(5)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

™ Kedua Orang Tuaku yang memberikan doa dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untukku.

™ Kakakku Pitra Prasetya Wibowo, Adekku Wahyu Indri Astuti

™ Dany Esaningrat Artianto yang memberikan semangat dan tempat berkeluh kesah

™ Terima kasih buat sahabat-sahabatku yang selalu ada disaat penulis membutuhkan bantuan, sebagai tempat untuk berkeluh kesah dan support yang selalu kalian berikan


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul ”Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan

Sesudah Akuisisi Pada Perusahan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana

Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis

hadapi. Namun berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,

maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis manghaturkan terima

kasih kepada :

1. Drs. Harmadi,MM., selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. M.Com, Ak. Bambang Sutopo, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra.Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS dan

Reza Rahardian, SE., MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE


(7)

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu,

bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

5. Kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan,

memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis.

6. Dany Esaningrat Artianto yang telah senantiasa memberikan bantuan dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman Ekonomi Manajemen angkatan 2007 dan semua sahabat

baikku, terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya.

8. Sahabat tercintaku (Aul, Happy, Windi, Sebrina, Ratna, Rika, Zul, Suryo)

terimakasih semua bantuan dan dukungan kalian.

9. Sahabat terbaikku di Kos Widia (Mba emy, Mba elip, Kajol, Lilin, Opik,

Nuning) terima kasih atas kebersamaan kita selama bertahun-tahun.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga

terselesaikannya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Maret 2011


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI……… xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ……… ... 11

1. Pengertian Penggabungan Usaha ... 11

2. Pengertian Akuisisi ... 12

3. Tujuan Melakukan Akuisisi ... 15

4. Teknik Melakukan Akuisisi ... 19

5. Keunggulan dan Kelemahan Akuisisi ... 19

6. Faktor-faktor Kegagalan Akuisisi ... 20

7. ... Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur. ... 21


(9)

8. Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan ……… . 23

B. Penelitian Terdahulu ... 29

C. Kerangka Pikiran ... 32

D. Hipotesis ... 33

BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

C. Data dan Sumber Data ... 37

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

E. Alat Analisis ... 39

F. Metode Analisis Data ... 41

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Statistik Deskriptif ... 43

B. Analisis Data ... 50

1. ... Uji Normalitas ... 51

2. Pengujian Hipotesis ... 53

C. ... Pemb ahasan ... 65

BABV. PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Keterbatasan Penelitian ... 74

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

IV.1 Daftar Nama Perusahaan Berpasangan yang Melakukan Akuisisi ... 43

VI.2 Hasil Deskriptif Data Perusahaan Pengakuisisi ... 44

VI.3 Hasil Deskriptif Data Perusahaan Diakuisisi ... 47

VI.4 Hasil Uji Normalitas Data Perusahaan Pengakuisisi ... 51

VI.5 Hasil Uji Normalitas Data Perusahaan Diakuisisi ... 52

VI.6 Hasil Uji Paired Sample t Test Perusahaan Pengakuisisi hipotesis Pertama ... 54

VI.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Perusahaan Pengakuisisi hipotesis Pertama ... 54

VI.8 Hasil Uji Paired Sample t Test Perusahaan Pengakuisisi hipotesis Kedua 56 VI.9 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Perusahaan Pengakuisisi hipotesis Kedua ... 58

VI.10 Hasil Uji Paired Sample t Test Perusahaan Diakuisisi hipotesis Ketiga ... 59

VI.11 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Perusahaan Diakuisisi hipotesis Ketiga ... 61

VI.12 Hasil Uji Paired Sample t Test Perusahaan Diakuisisi hipotesis Keempat ... 62

VI.13 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Perusahaan Diakuisisi hipotesis Keempat ... 64


(11)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman 1. Kerangka Pemikiran... 32


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan PT. Bakrie & Brother Tbk Lampiran 2 Laporan Keungan PT. Multipolar Corporation Tbk

Lampiran 3 Laporan Keungan PT. Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk Lampiran 4 Laporan Keungan PT. Indocement Tunggal Tbk

Lampiran 5 Laporan Keungan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Lampiran 6 Laporan Keungan PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk Lampiran 7 Laporan Keungan PT. Zebra Nusantara Tbk

Lampiran 8 Laporan Keungan PT. Bakrieland Development Tbk Lampiran 9 Laporan Keungan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Perusahaan Pengakuisisi Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Perusahaan Diakuisisi

Lampiran 12 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah

Lampiran 13 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah. Lampiran 14 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Pengakuisisi 1

tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah

Lampiran 15 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah.

Lampiran 16 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Diakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah

Lampiran 17 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan Diakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah.

Lampiran 18 Hasil Uji Paired Sampel t Test Pada Perusahaan Diakuisisi1 tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah

Lampiran 19 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pada Perusahaan Diakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah


(13)

commit to user

ABSTRAK

RETNO SULISTYA PUTRI F1207051

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN

PERUSAHAAN DIAKUISISI

(Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi dalam jangka panjang yaitu satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah dan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi yang diproksikan dengan rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (total asset turnover), rasio laverage (debt to equity ratio), rasio profitabilitas (operating profit margin dan net profit margin) dan rasio pasar (price earning ratio).

Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 1994-1999. Sampel yang diambil 6 pasang perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio dan uji beda dengan menggunakan alat analisis Paired Sampel t Test dan Wilcoxon signed Ranks Test.

Berdasarkan hasil pengujian penelitian ini, pada hipotesis pertama ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi yaitu rasio aktivitas (TAT) dan rasio profitabilitas (NPM). Pada hipotesis kedua kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kelima rasio. Pada hipotesis ketiga ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi yaitu rasio pasar (PER). Dan pada hipotesis keempat kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Kata kunci: Akuisisi, CR (Current Ratio),TAT (Total Asset turnover), DER (Debt to equity Ratio),OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), PER (Price Earning Ratio)


(14)

commit to user

ii 

ABSTRACT

RETNO SULISTYA PUTRI F1207051

THE ANALYSIS OF THE DIFFERENCES OF THE FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER THE ACQUISTION ON THE

ACQUIRER AND THE ACQUIRED COMPANIES (STUDY ON MANUFACTURED COMPANIES WHO HAD AN ACQUISITION AND LISTED IN BEI DURING 1994-1999 PERIOD)

     

The purpose of this study was to determine the long-term impact of the acquisition on both the acquirer and the acquired companies, by comparing the average of their financial performance one year prior to the first five years after the acqusition, and one year prior to the second five years after the acquisition, using current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, profitability (operating profit margin and net profit margin) and market ratio (price earning ratio) as proxies for financial performances.

The population for this research was companies consist of the acquirer and the acquired companies that listed on the Indonesia Stock Exchange during 1994-1999 period. The sampling technique used in this research was the purposive sampling method, and the analysis method used was the ratio analysis and the differentiation test using SPSS 16 on Windows XP as the analysis tool

 

Based on the first hypothesis of this study, we found that there were significant differences on the acquirer’s financial performance one year prior to the first five years after the acquisition, and that was in the activity (TAT) and profitability (NPM) ratio. In the second hypothesis, we found that acquisition had no significant impact on the acquirer’s financial performance across all ratios used. In third hypothesis, we found that there were significant differences on the acquired’s financial performance one year prior to the first five years after the acquisition, and that was in the market ratio (PER). And finally, based on the fourth hypothesis, we found no significant differences in the acquired’s financial performance one year prior to the second five years after acquisition.

   

Keywords: Acquisition, CR (Current Ratio),TAT (Total Asset turnover), DER (Debt to equity Ratio),OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), PER (Price Earning Ratio) 

   


(15)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia yang saat ini mengalami fluktuasi, yang dipengaruhi oleh kekuatan globalisasi dan perubahan teknologi secara cepat mengakibatkan perusahaan mengalami persaingan yang ketat. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin banyak. Tidak ada lagi jarak atau halangan yang membatasi semua aktivitas bisnis. Semua merupakan dampak dari perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Hal ini berakibat pada banyaknya perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang mengalami gulung tikar, sedangkan perusahaan-perusahaan yang besar masih bertahan dan selalu berusaha keras agar dapat bertahan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.

Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai perubahan kondisi yaitu pertumbuhan dan perkembangan dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami proses kemunduran atau pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang, perusahaan akan melakukan berbagai usaha. Perusahaan dalam usahanya untuk memperluas bisnis


(16)

dihadapkan pada dua pilihan, yaitu antara pertumbuhan internal dan eksternal:

1. Pertumbuhan yang bersifat internal (internal growth). Pertumbuhan yang bersifat internal bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham (shareholder value) melalui ekspansi, pengembangan jenis produksi baru, dan lain-lain yang dilakukan di dalam perusahaan.

2. Pertumbuhan yang bersifat eksternal (external growth). Dalam hal pertumbuhan eksternal, upaya untuk meningkatkan skala ekonomi secara cepat adalah dengan melalui restrukturisasi usaha berupa merger, konsolidasi, akuisisi, dan divestasi.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 tentang penggabungan usaha (2004: paragraph 02), penggabungan usaha dapat dilakukan berbagai cara yang berdasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui pembelian saham oleh suatu perusahaan lain atau pembelian aktiva netto suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan melalui penerbitan saham atau penyerahan kas dan aktiva setara kas. Transaksi dapat terjadi antara pemegang saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain.

Sejumlah perusahaan merasa penting untuk melakukan penggabungan dengan unit terkait dan anak perusahaan atau bisa disebut dengan perusahaan lain untuk mencapai efektivitas biaya dan produksi yang meningkat. Dengan


(17)

demikian kompetisi dalam menuju globalisasi, penggabungan perusahaan diharapkan akan terjadi pada skala yang jauh lebih besar daripada di masa lalu dan memainkan peran utama dalam mencapai keunggulan kompetitif di pasar Internasional.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 tentang penggabungan usaha (2004: paragraph 08) bahwa penggabungan usaha merupakan penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena suatu perusahaan menyatu dengan (unyting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktivitas atau operasi perusahaan.

Penggabungan badan usaha umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Alasan beberapa badan usaha melakukan penggabungan usaha melalui merger dan akuisisi:

1. Adanya keinginan untuk mengurangi kompetisi atau persaingan antar perusahaan atau ingin memonopoli salah satu bidang usaha.

2. Memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk, dimana perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi penting untuk perusahaannya. Misal fungsi research dan development yang akan efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi tersebut.


(18)

4. Penggabungan perusahaan sejenis atau lebih secara horizontal dapat menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk seperti perluasan produk, transfer teknologi, dan sumber daya manusia.

5. Mendapatkan akses pasar atau dana yang relatif murah karena kapasitas hutang yang semakin besar serta kemampuan yang lebih baik dalam teknologi dan manajerial.

6. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, dimana bagi perusahaan yang memiliki likuiditas dan terdesak oleh kredit, keputusan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Keputusan akuisisi mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki kondisi dan kerja perusahaan, karena dengan bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan sendiri-sendiri. Keuntungan yang besar dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang melakukan akuisisi. Perubahan posisi keuangan ini akan nampak pada laporan keuangan yang meliputi perhitungan rasio keuangan. Di Indonesia rasio keuangan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Rasio ini nantinya akan dilihat oleh pemakai eksternal perusahaan yakni investor dan akan digunakan sebagai acuan untuk memutuskan apakah akan membeli saham atau tidak. Laporan keuangan ini juga digunakan untuk memprediksi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Ada berbagai alasan lain untuk perusahaan melakukan akuisisi yaitu perusahaan mendapatkan


(19)

kekuatan pasar yang lebih besar, mendapatkan akses kemampuan inofativ sehingga mengurangi risiko yang terkait dengan pengembangan produk atau jasa baru, serta memaksimalkan efisiensi melalui skala ekonomi dan ruang lingkup sehingga akhirnya membentuk suatu perusahaan lingkup kompetitif (Hitt:2007). Sementara di Negara-negara maju seperti Amerika, Canada dan Eropa Barat fenomena akuisisi sudah menjadi pemandangan bisnis yang biasa. Dalam konteks keilmuan akuisisi bisa didekati dari dua perspektif yaitu dari disiplin keuangan perusahaan (corporate finance) dan dari menejemen strategi (strategic manajement) dari kedua sisi keuangan perusahaan. Akuisisi adalah salah satu bentuk keputusan investasi jangka panjang (penganggaran modal atau capital budgeting) yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Dilihat dari kedua perspektif tersebut tujuan akuisisi tidak lain adalah keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham.

Menurut Gundawarti (1999:196) perusahaan-perusahaan yang terjadi setelah perusahaan akuisisi biasanya adalah pada kinerja perusahaan penampilan financial perusahaan yang praktis akan membesar dan meningkat. Kondisi keuangan perusahaan mengalami perubahan, dan hal lain ini tercermin dalam pelaporan keuangan perusahaan. Tindakan akuisisi tidak hanya ditujukan untuk menjaga kelangsungan usaha, tetapi juga ditujukan untuk memaksimalkan nilai pasar dan memaksimalkan kesejahteraan manajemen. Nilai pasar yang maksimal ini diperoleh ketika harga-harga


(20)

saham yang dimiliki mengalami kenaikan. Kenaikan harga saham ini akan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham demikian juga dengan dividen yang akan diterimanya. Demikian pula untuk tujuan memaksimalkan kesejahteraan manajemen dimana manajemen mendapatkan tambahan intensif apabila perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham melalui peningkatan harga saham.

Dengan kata lain, akuisisi diperoleh sinergi hingga tingkat efisiensi yang optimal dan laba dapat diharapkan terus meningkat dan prospek pertumbuhan sekuritas dapat lebih diandalkan. Pertumbuhan laba dan sekuritas tersebut akan dapat menarik calon investor jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang (capital investor). Sehingga faktor keuangan sangat memotivasi terjadinya akuisisi.

Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh kinerja merger dan akuisisi pada penelitian yang dilakukan K.Bansal dan Kumar (2008) yang melakukan penelitian dampak merger dan akuisisi pada kinerja keuangan di India dengan sampel perusahaan manufaktur di India periode 1988-2005 dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio laverage, rasio aktivitas dan rasio pasar. Hasil penelitian ini mendukung bahwa merger dan akuisisi menghasilkan sinergi dalam jangka panjang dengan penggunaan sumberdaya perusahaan dan meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Penelitian lain yang membandingkan


(21)

antara akuisitor dan non akuisitor dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001) yang meneliti return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor, hasilnya menunjukkan bahwa baik akuisitor dan nonakuisitor sama-sama memperoleh abnormal return yang negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi. Payamta dan Doddy Setiawan (2004) yang meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan akuisisi antara tahun 1990-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian serentak terhadap semua rasio keuangan meliputi rasio likuidasi, aktivitas, laverage, profitabilitas hanya variabel Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On Investmen, Return On Equity, Net Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami perubahan signifikan setelah merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah. Sedangkan penelitian yang dilakukan Sutrisno dan Sumarsih (2004) yang meneliti return saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam jangka panjang yaitu dengan jangka waktu pengamatan satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi, menunjukkan hasilnya bahwa merger dan akuisisi memberi pengaruh pada return saham yang bisa bernilai positif dan negatif walaupun tidak signifikan secara statistik. Penelitian Hadiningsih


(22)

(2008) yang menguji kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakusisi dan diakuisisi. Dari hasil analisis bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.

Bertitik tolak dari pandangan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap pengakuisisi dan yang diakuisisi dalam jangka panjang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi:

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN

SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI”. (Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999)

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, rasio profitabilitas dan rasio pasar)?


(23)

2. Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, rasio profitabilitas dan rasio pasar) ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi

2. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak. Dimana secara teknis diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi Investor

Investor akan mempersoleh informasi yang diperlukan untuk menilai potensi perusahaan terlebih dahulu sehingga dapat melakukan investasi dengan baik dan benar.


(24)

Untuk memprediksi kinerja perusahaan yang tercermin pada laporan keuangan sehingga menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan akuisisi.

3. Bagi Peneliti

Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.


(25)

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha adalah penyatuan kepentingan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi entitas ekonomi karena salah satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva tetap dan operasi perusahaan lain (SAK No 2,2002).

Bentuk – bentuk penggabungan usaha meliputi:

a. Merger (penggabungan perusahaan) adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan kedalam salah satu diantara perusahaan-perusahaan yang melakukan penggabungan kemudian perusahaan yang menggabungkan diri berakhir kedudukannya sebagai suatu badan hukum / perusahaan karena dibubarkan dan dilikuidasi, dan yang tinggal adalah perusahaan yang menerima penggabungan. Misalnya PT.A merger dengan PT.B, maka PT.A saja atau PT.B saja.

b. Konsolidasi (peleburan perusahaan) adalah peleburan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan yang baru sama sekali, sementara masing-masing perusahaan yang meleburkan diri berakhir kedudukannya


(26)

sebagai suatu badan hukum/ perusahaan. Misalnya PT. A berkonsolidasi dengan PT. B, maka muncul PT. C sebagai nama baru dari PT. A+ PT. B yang sudah meleburkan diri.

c. Akuisisi (pengambilalihan perusahaan) adalah pembelian atau pengambilalihan seluruh atau sebagian saham satu atau lebih pemilik perusahaan lainnya, tetapi perusahaan yang diambil alih sahamnya tetap hidup sebagai badan hukum /perusahaan, hanya saja kini berada dibawah control perusahaaan yang mengambil alih saham-sahamnya. Misalnya PT. A mengakuisisi PT. B, maka baik PT. A maupun PT. B masih tetap ada, namun control perusahaannya sudah beralih kepada PT. A sebagai perusahaan pembeli seluruh atau sebagian saham PT. B.

2. Pengertian Akuisisi

Peristiwa merger dan akuisisi disebut sebagai kombinasi bisnis (business combination) yang didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi. Penekanannya adalah dalam penggabungan bisnis ini tidak memandang apakah penggabungan tersebut merupakan merger dan akuisisi, kecuali dalam definisi. Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan


(27)

pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin,2003). Akuisisi dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pernyataannya Nomor 22 adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham. Akuisisi sering dianggap sebagai investasi pada perusahaan anak, yaitu suatu penguasaan mayoritas saham perusahaan lain, sehingga tercipta hubungan perusahaan induk-perusahaan anak. Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan lain akan tetap utuh sebagai satu kesatuan usaha dan sebagai badan usaha yang berdiri sendiri. Jadi, kedua atau lebih perusahaan tersebut tetap berdiri sebagai suatu badan usaha. Esensi suatu akuisisi adalah untuk menciptakan suatu keuntungan strategik dengan cara membeli suatu bisnis dan memadukan bisnis tersebut ke dalam strategi perusahaannya. Suatu akuisisi bisa efektif jika aktivitas tersebut lebih efisien biayanya dibandingkan dengan jika perusahaan melakukan pengembangan internal.

Suad Husnan (1998: 650-651) mengatakan bahwa, “para analis perusahaan sering mengelompokkan akuisisi ke dalam salah satu dari tiga berikut ini:

a. Akuisisi horizontal

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang meraka tawarkan. b. Akuisisi vertikal


(28)

Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses produksi yang berbeda. Sebagai contohnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau, perusahaan garment mengakuisisi perusahaan tekstil, dan sebagainya.

c. Akuisisi konglomerat

Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan foodproducts oleh perusahaan komputer dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat.

Manullang (1994:61) secara lebih terinci menjelaskan bahwa integrasi horizontal atau pararelisme dilakukan, dengan berbagai alasan seperti:

1) Untuk mengurangi pengaruh konjungtur. Artinya jika ada kerugian pada salah satu pabrik maka kerugian itu dapat ditutup dari operasi pabrik lainnya.

2) Untuk menambah kebutuhan konsumen, misal konsumen selain ingin membeli buku ia bisa juga ingin membeli ballpoint atau pensil.

3) Untuk menurunkan biaya dengan cara menambah hasil produksi demi mengurangi biaya tetap seperti penyusutan

4) Untuk membandingkan harga, artinya pembeli bisanya membandingkan harga barang-barang yang bisa saling menggantikan. Misal harga mentega dan margarine.


(29)

Sedangkan integrasi vertikal dilakukan dengan alasan:

a) Untuk memperoleh pasokan bahan mentah yang terus-menerus dengan bergabung dengan perusahaaan yang memproduksi bahan mentah.

b) Untuk mengurangi ongkos produksi karena dengan adanya penggabungan usaha maka jasa perantara dapat dihilangkan.

c) Untuk menambah kualitas barang, karena supply bahan mentah untuk proses produksi dapat langsung diawasi untuk menjamin kualitas bahan mentah.

3. Tujuan Melakukan Akuisisi

Dalam penelitian Hendro Widjanarko (2006) melaporkan bahwa motivasi manajemen melakukan akuisisi adalah:

a. Mempengaruhi pertumbuhan yang lebih cepat b. Keuntungan skala ekonomis

c. Meningkatkan market share d. Perluasan secara geografis e. Meningkatkan nilai pasar saham f. Untuk memperluas bauran produk g. Meningkatkan kekuatan perusahaan

Sementara pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif


(30)

non-ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan (Moin, 2003).

1) Motif ekonomi

Esensi tujuan perusahaan dalam prespektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi jangka panjangnya adalah untuk meningkatkan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan akuisisi untuk mendapatkan economies of scale dan economies of scope.

2) Motif non-ekonomis

Aktivitas akuisisi dilakukan tidak hanya bertujuan kepentingan ekonomi saja melainkan juga untuk kepentingan non-ekonomi seperti prestise dan ambisi. Motif non ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.


(31)

Hipotesis ini menyatakan bahwa kegiatan akuisisi bedasarkan pada “ketamakan” dan kepentingan pribadi para esekutif perusahaan. Pada dasarnya mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar. Dengan semakin besar ukuran perusahaan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima mereka. Kompensasi yang mereka terima tidak hanya berupa materi tetapi juga pengakuan, penghargaan, dan aktualisasi diri.

b) Ambisi pemilik

Adanya ambisi pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor bisnis. Aktivitas akuisisi menjadi menjadi strategi perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi karena pemilik perusahaan memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan.

3) Motif sinergi.

Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi adalah menciptakan sinergi atau bahasa sederhananya adalah mendapatkan nilai tambah. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja


(32)

sendiri. Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber (Brigham, 2001):

a) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi.

b) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas.

c) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah akuisisi.

d) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan. 4) Motif diversifikasi.

Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core competence).

Motivasi lainnya melakukan akuisisi adalah untuk membeli opsi atas prospek pertumbuhan yang akan datang, terutama bagi perusahaan yang akan memperluas usahanya dalam industri yang berbeda dengan industri yang dikembangkannya selama ini. Pada situasi tersebut perusahaan pengakuisisi tersebut memperoleh keuntungan waktu dengan melakukan pergerakan lebih awal dalam menghalangi pesaing dari memperoleh posisi


(33)

yang sama dalam industri tersebut. Dalam kehidupan bisnis di Indonesia format dari akusisi berbeda-beda sesuai dengan pihak yang berkepentingan.

4. Teknik Melakukan Akusisi

Husnan (1993:370) menyebutkan bahwa akuisisi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pembayaran tunai, yaitu dilakukan dengan membayar sejumlah premium kepada pemilik perusahaan target dan besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama. Bila perusahaan target tela go public, maka akuisisi dapat dilakukan dengan membeli saham-saham perusahaan target melalui pasar bursa.

b. Pertukaran saham, yaitu dilakukan dengan memberikan sejumlah saham kepada penmilik perusahaan target dan kompensainya, kemudian pemilik perusahaan target mnyerahkan saham-saham yang dimiliki perusahaan target kepada pembeli.

5. Keunggulan dan Kelemahan Akuisisi

Alasan mengapa suatu perusahaan melakukan kegiatan akuisisi adalah terdapat manfaat yang lebih yang dapat diperoleh, keunggulan dan manfaat akuisisi antara lain adalah (Moin, 2003)

a. Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.

b. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kredititor lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.


(34)

c. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.

d. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.

e. Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan. f. Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari

konsumen baru.

g. Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru. h. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih

cepat.

Sementara itu kerugian-kerugian akuisisi sebagai berikut : 1) Proses integrasi yang tidak mudah.

2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. 3) Biaya konsultan yang mahal.

4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi. 5) Biaya koordinasi yang mahal.

6) Seringkali menurunkan moral organisasi. 7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.

8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.

6. Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi.

Keberhasilan atau kegagalan suatu akuisisi dapat dilihat pada saat proses perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut pandang yang berbeda-beda antara fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan keputusan akuisisi seiring dengan meningkatnya momentum, selanjutnya


(35)

terjadi rancunya pengharapan dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor yang yang memicu kegagalan akuisisi yaitu:

a. Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan perusahaan pengambilalih.

b. Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan akuisisi.

c. Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap program akuisisi.

Faktor faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan dan kegagalan akuisisi (Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi yaitu:

1) Melakukan audit sebelum akuisisi. 2) Perusahaan target dalam keadaan baik. 3) Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya. 4) Perusahaan target relatif kecil.

7. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur.

Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001). Kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis


(36)

kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal akuisisi. Laporan keuangan merupakan alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut. yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas (PSAK, 2002: Par. 1.2). Laporan Keuangan yang pokok terdiri dari :

a. Neraca

Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot keuangan perusahaan), yang meliputi aset (sumber daya atau resources) perusahaan dan klaim atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri). Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masalalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masalalu. Dana diperoleh dari pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan (modal). b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot maka


(37)

laporan laba rugi mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka waktu tertentu total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi, pendanaan, kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan membeli pabrik baru atau mendirikan bangunan baru, Hutang bertambah kalau perusahaan meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik. Hutang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan obligasi untuk membiayai pendirian bangunan. Struktur modal dengan demikian akan berubah

c. Laporan Aliran Kas

Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada siatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban kewajibannya.

8. Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan

Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya (Hanafi, 2004). Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:


(38)

1) Current Ratio

Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas jangka pendek untuk menutup kewajiban lancar. Rasio lancar yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi tidak selalu perusahaan dalam keadaan yang baik. Hal tersebut berarti kas tidak digunakan sebaik mungkin.

Perhitungan current rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Current ratio =

liabilitie Current

asset Current

2) Quick ratio

Quick ratio dapat dihitung dengan mengurangi persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan dihilangkan karena dianggap aktiva yang sulit dikonversi menjadi kas dengan cepat. Perhitungan quick ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Quick ratio =

liabilitie Current

inventory

-asset Current

b. Rasio Aktivitas.

Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif


(39)

perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Fixed asset turn over.

Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin rendah fixed asset turn over, berarti penggunaan aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk mengukur besarnya fixed asset turn over dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Fixed asset turn over =

asset fixed Net

Sales

2) Total asset turn over

Total asset turn over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola aktivanya. Untuk menghitung total asset turn over digunakan rumus sebagai berikut:

Total asset turnover =

asset Total

Sales

c. Rasio Laverage

Rasio laveragedihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang


(40)

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor.

1) Debt to total asset ratio.

Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. Kreditur lebih menyukai rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk mengukur besarnya debt to total asset dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Debt to total asset ratio =

asset Total

liabilitie Total

2) Debt to equity ratio.

Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk membayar hutang. Perhitungan debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:


(41)

Debt to equity ratio =

equity s Owner'

liabilitie Total

d. Rasio Profitabilitas.

Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen

1) Operating profit margin

Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

Operating profit margin=

Sale ofit OperatingPr

2) Net profit margin

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan (Sartono, 1996:130)

Sale ofit Net in ofitm


(42)

Semakin besar NPM maka perusahaan semakin menguntungkan,karena laba bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan semakin besar.

3) Gross Profit Margin (GPM)

Gross profit margin adalah laba kotor yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Gross profit margin dihitung dengan rumus:

a.Gross Profit Margin =

bersih Penjualan

penjualan pokok

Harga -bersih Penjualan

e. Rasio Pasar

Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pasa sudut investor (atau calon investor) meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung

1) PER ( Price Earning Ratio)

PER yaitu rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini juga dapat menunjukkan seberapa besar investor bersedia membayar per rupiah laba yang dilaporkan

PER =

perlembar Earning

perlembar pasar

Harga


(43)

Rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai deviden kepada investor

Deviden payout =

lembar per Earning

lembar per Deviden

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan Payamta dan Setywan (2004) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami perubahan signifikan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan.

Penelitian Hadiningsih (2008) yang menguji kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakusisi dan diakuisisi. Dari hasil analisis bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.


(44)

Penelitian Erry (2006) meneliti perbedaan kinerja keuangan perusahaan akuisitor sebelum dan sesudah akuisisi. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan Debt to equity ratio, Return On Equity, Return On Invesment, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Gross Profit Margin pada periode satu tahun sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari eksternal perusahaan.

Penelitian Nanang Qosim (2005) meneliti kinerja keuangan dan reaksi pasar atas peristiwa merger dan akuisisi di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan public untuk periode dua tahun sebelum sampai dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Hasil penelitian ini juga mendapatkan bukti empiris bahwa merger dn akusisi tidak mengandung muatan informasi, seperti yang tercermin pada tidak adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan konsolidasi pasca meger dan akuisisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Tendelilin (2001) mengenai pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return perusahaan target periode 1991-1997. Sampel yang diteliti sebanyak 36 perusahaan dengan menggunakan alat analisis uji-t untuk membandingkan abnormal return perusahaan target selama periode jendela yaitu 40 hari sebelum dengan 40 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Penghitungan abnormal return menggunakan market adjusted model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara


(45)

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman. Jadi, investor tidak menganggap adanya sinergi yang berasal dari merger dan akuisisi.

Penelitian Widjanarko (2006) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah.

Penelitian Rumondang (2009) yang melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan hal ini ditunjukkan pada sebagian besar rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, yang menunjukkan kinerja fundamental perusahaan. Namun pada Price Earning Ratio (PER) yang mengalami perbedaan yang signifikan dalam jangka waktu tahun ke-3 sampai tahun ke-5 setelah melakukan Merger dan Akuisisi.


(46)

Kerangka pemikiran adalah tahapan – tahapan pokok berisi informasi tentang objek yang diteliti untuk menganilis data secara akurat dan kemudian diintepretasikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif (Algifari,2003:8).

.

Gambar 2.1

Kerangka Teoritis Penelitian

Keterangan Kerangka:

Perusahaan A (pengakuisisi) mengakuisisi perusahaan B (diakuisisi)

Perusahaan A (Pengakuisisi)

Perusahaan B (Diakuisisi)

Sesudah Akuisisi Sebelum Akuisisi

Perbedaan Kinerja Keuangan

Perusahaan AKUISISI

Sebelum Akuisisi


(47)

dan sesudah akuisisi. Dimana kinerja keuangan perusahaan di ukur dengan rasio-rasio keuangan yaitu: rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas (total asset turn over), rasio laverage (debt to total equity ratio), rasio profitabilitas (operating profit margin dan net profit margin) dan rasio pasar (Price Earning Ratio).

D. HIPOTESIS

Atas dasar pertimbangan dari teori tentang akuisisi terhadap kinerja keuangan setelah akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya akan bertambah seperti asset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Oleh karena itu kinerja pasca akuisisi seharusnya semakin baik daripada sebelumnya. Dengan pertimbangan tersebut maka hipotesis penelitian:

=

1

H Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaansatu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi periode tahun 1994-1999.

=

2

H Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi periode tahun 1994-1999.

= 3

H Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999


(48)

=

4

H Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999

BAB III


(49)

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam metode penelitian ini akan dilakukan dengan perbandingan data kuantitatif berupa angka-angka rasio yang diperoleh dan diuraikan sesuai masalah yang akan diteliti, penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan perusahaan manufaktur go publick terdaftar di BEI yang melakukan akuisisi. Dengan menggunakan data historis yang berasal dari laporan keuangan, penelitian ini mengukur kinerja satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah akuisisi kemudian satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi untuk mengukur perbedaan kinerja keuangan jangka panjang setelah melakukan akuisisi dengan sampel perusahaan berpasangan yang melakukan akuisisi periode tahun 1994-1999.

B. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998:115). Populasi merupakan keseluruhan anggota suatu kelompok yang akan dijadikan subyek penelitian, dan mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go publik yang melakukan akuisisi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang 35


(50)

waktu antara tahun 1994-1999 untuk perusahaan berpasangan pengakuisisi dan diakuisisi .

2.Sampel

”Sampel adalah bagian atau populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998:117). “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Penelitian ini menggunakan studi kasus yaitu pendekatan yang mengambil suatu objek penelitian untuk diamati secara intesif dan mendalam sehingga diperoleh gambaran yang lengkap dan dapat diteliti dengan secara rinci. Sampel yaitu perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sampel perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan berpasangan yang melakukan akuisisi selama periode tahun 1994-1999 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk pengukuran jangka panjang satu tahun sebelum dan sepuluh tahun sesudah akuisisi.

b. Memiliki pasangan perusahaan target maksimal satu perusahaan. c. Tanggal pengumuman akuisisi dapat di ketahui dengan jelas. d. Tersedia Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.

Sementara itu pendekatan studi kasus dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap:


(51)

2) Melakukan penelitian dengan bersumber pada data sekunder yang berupa laporan keuangan.

3) Melakukan analisis data terhadap data-data sekunder yang telah diperoleh

4) Memberikan alternatif pemecahan masalahan dengan memberikan saran-saran untuk kinerja perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi.

C. Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh pihak lain. Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan berupa ringkasan laporan neraca, dan laporan laba rugi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung rasio keuangan perusahaan. Sumber data Laporan Keuangan dan harga saham perusahaan sampel berasal dari buku Indonesian Capital Market Directory dan Database Pojok BEI Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sumber data lainnya berasal dari media cetak, jurnal, wibsite perusahaan, guna melengkapi kajian pustaka yang relevan

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mancapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio


(52)

keuangan dan return saham merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan.

1. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Rasio – rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung gabungkan angka- angka didalam atau antara laporan rugi laba dan neraca. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi lima rasio berikut ini:

a) Rasio likuiditas, meliputi : current ratio dan quick ratio

b) Rasio aktivitas, meliputi: fixed asset turnover, dan total asset turnover. c) Rasio laverage, meliputi: debt to total asset dan debt to equity ratio d) Rasio profitabilitas, meliputi: Operating profit margin, Net profit

margin, return on investment dan return on equity, gross profit margin . e) Rasio pasar, meliputi : Price Earning Ratio, dan Dividen Yield

E. Alat Analisis

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.


(53)

.

Current ratio =

liabilitie Current

asset Current

Rasio lancar yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang tetapi rasio lancar yang tinggi tidak selalu perusahaan dalam keadaan yang baik yang berarti kas tidak digunakan sebaik mungkin. 2. Rasio Aktivitas

Rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.

Total asset turnover =

asset Total

Sales

Asset Turnover mengukur bagaimana suatu perusahaan menggunakan total assetnya untuk menghasilkan penjualannya secara efektif.

3. Rasio Laverage

Rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Debt to equity ratio =

equity s Owner'

liabilitie Total

Dengan Debt to equity ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan pemilik perusahaan . Dengan kata lain


(54)

rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.

Operating profit margin =

Sales profit Operating

Net profit margin =

Sales profit Net

5. Rasio Pasar

Rasio pasar diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor.

Price Earning Ratio =

perlembar Earning

perlembar pasar

Harga

Dengan PER (price earning ratio) dapat menunjukkan seberapa besar investor bersedia membayar per rupiah laba yang dilaporkan.

F. Metode Analisis Data.

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis deskriptif.

Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum


(55)

dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan. 2. Analisis statistika.

Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik ini dipergunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan wilcoxon match pairs test. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal berjenjang) Sugiyanto (2002:240). Teknik ini merupakan pengujian dua arah dengan membandingkan probabilitas (p) yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Apabila p<005 maka hipotesis tersebut terbukti atau signifikan. Sebaliknya apabila p>0,05 maka hipotesis tidak terbukti atau tidak signifikan.

Adapun rumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

Ha = Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.

Ho= Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.


(56)

(57)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi, oleh karena itu dilakukan pengujian kandungan informasi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Rasio- rasio keuangan ini terdiri dari: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Berdasarkan hasil pengamatan pada periode tahun 1994–1999 diperoleh pasangan perusahaan yang


(58)

Tabel IV.1

Data Nama Perusahaan Berpasangan yang Melakukan Akuisisi Periode Th. 1994-1999

Perusahaan Pengakuisisi Pengumuman

Akuisisi Perusahaan Diakusisi PT. Bakrie&Brother, Tbk 22-Jul-94 PT. Charoen Pokpand Indonesia, Tbk PT. Bakrie&Brother, Tbk 15-Jul-94 PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk PT. Multipolar Corporation, Tbk 23-Des-96 PT.Zebra Nusantara, Tbk

PT. Central Proteina Prima, Tbk 22-Jul-94 PT.Charoen Pokpand Indonesia, Tbk PT. Bakrie&Brother, Tbk 22-Jun-96 PT.Bakrieland Development, Tbk PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk 13-Mar-97 PT. Indoofood Sukses Makmur, Tbk

Sumber: BEI, Indonesian Capital Market Directory

Selanjutnya untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah melakukan akusisi, sehingga dalam penelitian ini dilakukan analisis asimetri informasi, yaitu menganalisis adanya perubahan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman kemudian satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi. Adapun diskripsi data rasio keuangan disajikan dalam tabel IV.2 berikut ini:

Tabel IV.2

Diskripsi Data Perusahaan Pengakuisisi Periode Th.1994-1999

Minimum Maximum Mean CR1th_sblm ,96 2,03 1,3233 CR5th_pertamassdh ,63 2,42 1,1630 CR5th_keduassdh ,54 2,33 1,2120 TAT1th_sblm ,31 1,18 ,5317 TAT5th_pertamassdh ,25 1,05 ,4173 TAT5th_keduassdh ,23 1,51 ,5827 DER1th_sblm ,50 6,77 3,9583 DER5th_pertamassdh -7,31 16,93 ,4627 DER5th_keduassdh


(59)

OPM1th_sblm ,09 ,36 ,1633 OPM5th_pertamassdh -,10 ,23 ,1293 OPM5th_keduassdh ,06 ,33 ,2217

NPM1th_sblm ,02 ,11 ,0750

NPM5th_pertamassdh ,04 1,11 ,2700 NPM5th_keduassdh ,02 1,32 ,3880 PER1th_sblm -6,95 33,70 6,4083 PER5th_pertamassdh -8,15 54,05 10,8027 PER5th_keduassdh 2,54 38,67 13,3930 Valid N (listwise)

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2010

1.Current Ratio

Nilai rata-rata Current Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 1,32 dengan nilai terendah sebesar 0,96 dan nilai tertinggi sebesar 2,03, sedangkan nilai rata-rata Current Ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 1,16 dengan nilai terendah sebesar 0,63 dan nilai tertinggi sebesar 2,42 dan nilai rata-rata Current Ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 1,21 dengan nilai terendah sebesar 0,54 dan nilai tertinggi sebesar 2,33. Nilai rata-rata dari satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 1,32 menjadi 1,16 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 1,21.

2.Total asset turn over

Nilai rata-rata Total asset turn over satu tahun sebelum akuisisi sebesar 0,53 dengan nilai terendah sebesar 0,31 dan nilai tertinggi sebesar 1,18 sedangkan nilai rata-rata Total asset turn over lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 0,42 dengan nilai terendah sebesar 0,25 dan nilai tertinggi sebesar 1,05 dan nilai rata-rata Total asset turn over lima tahun kedua


(60)

tertinggi sebesar 1,51. Nilai rata-rata dari satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 0,53 menjadi 0,42 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0.58. 3.Debt to equity ratio

Nilai rata-rata Debt to equity ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 3,95 dengan nilai terendah sebesar 0,50 dan nilai tertinggi sebesar 6,77 sedangkan nilai rata-rata Debt to equity ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 0,46 dengan nilai terendah sebesar -7,31 dan nilai tertinggi sebesar 16,93 dan nilai rata-rata Debt to equity ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 3,68 dengan nilai terendah sebesar -0,34 dan nilai tertinggi sebesar 21,86. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 3,95 menjadi 0,46 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 3,68.

4.Operating Profit Margin.

Nilai rata-rata Operating Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi sebesar 0,16 dengan nilai terendah sebesar 0,09 dan nilai tertinggi sebesar 0,36 sedangkan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 0,13 dengan nilai terendah sebesar -0,10 dan nilai tertinggi sebesar 0,23 dan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 0,22 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan nilai tertinggi sebesar 0,33. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi


(61)

dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 0,16 menjadi 0,13 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,22. 5.Net Profit Margin

Nilai rata-rata Net Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi sebesar 0,07 dengan nilai terendah sebesar 0,02 dan nilai tertinggi sebesar 0,11 sedangkan nilai rata-rata Net Profit Margin lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 0,27 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi sebesar 1,11 dan nilai rata-rata Net Profit Margin lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 0,39 dengan nilai terendah sebesar 0,02 dan nilai tertinggi sebesar 1,32. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,07 menjadi 0,27 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,39.

6.Price Earning Ratio (PER)

Nilai rata-rata Price Earning Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 6,40 dengan nilai terendah sebesar -6,95 dan nilai tertinggi sebesar 33,70 sedangkan nilai rata-rata Price Earning Ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 10,8 dengan nilai terendah sebesar -8,15 dan nilai tertinggi sebesar 54,05 dan nilai rata-rata Price Earning Ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 13,39 dengan nilai terendah sebesar 2,54 dan nilai tertinggi sebesar 38,67. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 6,40 menjadi 10,8 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 13,39.

Tabel IV.3


(62)

Periode Th.1994-1999

Minimum Maximum Mean

CR1th_sblm ,16 1,93 1,3233

CR5th_pertamassdh ,31 1,71 1,1917 CR5th_keduassdh ,42 2,07 1,4240

TAT1th_sblm ,04 1,70 ,8517

TAT5th_pertamassdh ,12 1,21 ,7927 TAT5th_keduassdh ,14 1,68 ,9327

DER1th_sblm ,64 2,35 1,5350

DER5th_pertamassdh -9,97 10,07 1,5110 DER5th_keduassdh ,81 4,77 2,1930

OPM1th_sblm ,08 ,18 ,1317

OPM5th_pertamassdh ,06 1,24 ,3097 OPM5th_keduassdh ,06 17,86 3,0637

NPM1th_sblm ,03 ,21 ,1050

NPM5th_pertamassdh ,04 1,26 ,2960 NPM5th_keduassdh ,03 1,46 ,5860 PER1th_sblm -6,95 45,61 20,1750 PER5th_pertamassdh -1,91 9,61 3,6940 PER5th_keduassdh 1,78 29,18 13,6940

Valid N (listwise)

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2010

1.Current Ratio

Nilai rata-rata Current Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 1,32 dengan nilai terendah sebesar 0,16 dan nilai tertinggi sebesar 1,93 sedangkan nilai rata-rata Current Ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 1,19 dengan nilai terendah sebesar 0,31 dan nilai tertinggi sebesar 1,71 dan nilai rata-rata Current Ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 1,42 dengan nilai terendah sebesar 0,42 dan nilai tertinggi sebesar 2,07. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 1,32 menjadi 1,19 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 1,42.


(63)

Nilai rata-rata Total asset turn over satu tahun sebelum akuisisi sebesar 0,85 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi sebesar 1,70 sedangkan nilai rata-rata Total asset turn over lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 0,79 dengan nilai terendah sebesar 0,12 dan nilai tertinggi sebesar 1,21 dan nilai rata-rata Total asset turn over lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 0,93 dengan nilai terendah sebesar 0,14 dan nilai tertinggi sebesar 1,68. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 0,85 menjadi 0,79 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,93. 3.Debt to equity ratio

Nilai rata-rata Debt to equity ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 1,53 dengan nilai terendah sebesar 0,64 dan nilai tertinggi sebesar 2,35 sedangkan nilai rata-rata Debt to equity ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 1,51 dengan nilai terendah sebesar -9,97 dan nilai tertinggi sebesar 10,07 dan nilai rata-rata Debt to equity ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 2,19 dengan nilai terendah sebesar 0,81 dan nilai tertinggi sebesar 4,77. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 1,53 menjadi 1,51 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 2,19. 4.Operating Profit Margin.

Nilai rata-rata Operating Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi sebesar 0,13 dengan nilai terendah sebesar 0,08 dan nilai tertinggi sebesar 0,18 sedangkan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun pertama


(64)

sesudah akuisisi sebesar 0,31 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan nilai tertinggi sebesar 1,24 dan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 3,06 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan nilai tertinggi sebesar 17,86. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,13 menjadi 0,31 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 3,06. 5.Net Profit Margin

Nilai rata-rata Net Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi sebesar 0,10 dengan nilai terendah sebesar 0,03 dan nilai tertinggi sebesar 0,21 sedangkan nilai rata-rata Net Profit Margin lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 0,29 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi sebesar 1,26 dan nilai rata-rata Net Profit Margin lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 0,58 dengan nilai terendah sebesar 0,03 dan nilai tertinggi sebesar 1,46. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,10 menjadi 0,29 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,58.

6.Price Earning Ratio (PER)

Nilai rata-rata Price Earning Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar 20,17 dengan nilai terendah sebesar -6,95 dan nilai tertinggi sebesar 45,61 sedangkan nilai rata-rata Price Earning Ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi sebesar 3,69 dengan nilai terendah sebesar -1,91 dan nilai tertinggi sebesar 9,61 dan nilai rata-rata Price Earning Ratio lima tahun kedua sesudah akuisisi sebesar 13,69 dengan nilai terendah sebesar 1,78 dan nilai


(65)

tertinggi sebesar 29,18. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 20,17 menjadi 3,69 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 13,69.

B. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman akusisi. Sebelum dilakukan analisis pengujian hipotesis, sehingga dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas yang digunakan untuk mengetahui apakah data-data kinerja keuangan memiliki sebaran data yang normal.

1. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan p-value dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Jika p-value > 0,05, sehingga data berdistribusi normal. Data yang diuji normalitas adalah data kinerja keuangan dari sampel perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi selama satu tahun sebelum dan lima tahun pertama kemudian satu tahun pertama dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi adalah sebagai berikut:

Tabel IV.4


(66)

Perusahaan Pengakuisisi Periode Tahun 1994-1999 Rasio Kolmogorov

-Smirnov

p-Value Keterangan Likuiditas:

Current Ratio 1th sebelum Current Ratio 5th pertama sesudah Current Ratio 5th kedua sesudah

0,708 1,068 1,044 0,698 0,204 0,226 Normal Normal Normal Aktivitas:

Total Asset Turn Over 1th sebelum Total Asset Turn Over 5th pertama sesudah Total Asset Turn Over 5th kedua sesudah

0,844 1,971 1,400 0,474 0,001 0,040 Normal Tidak Normal Tidak Normal Laverage:

Debt to equity ratio 1th sebelum Debt to equity ratio 5th pertama sesudah Debt to equity ratio 5th kedua sesudah

0,778 1,649 2,166 0,580 0,009 0,000 Normal Tidak Normal Tidak Normal Profitabilitas:

Operating Profit Margin 1th sebelum Operating Profit Margin 5th pertama sesudah Operating Profit Margin 5th kedua sesudah Net Profit Margin 1th sebelum

Net Profit Margin 5th pertama sesudah Net Profit Margin 5th kedua sesudah

0,820 1,568 1,198 0,981 2,191 2,039 0,512 0,015 0,114 0,291 0,000 0,000 Normal Tidak Normal Normal Normal Tidak Normal Tidak Normal Rasio Kolmogorov -Smirnov p-Value Keterangan Rasio Pasar:

Price Earning Ratio 1th sebelum Price Earning Ratio 5th pertama sesudah Price Earning Ratio 5th kedua sesudah

0,703 2,046 1,253 0,706 0,000 0,086 Normal Tidak Normal Normal Sumber: Data sekunder diolah,2011

Tabel IV.5

Hasil Uji Normalitas Data

Perusahaan Diakuisisi Periode Tahun 1994-1999 Rasio Kolmogorov

-Smirnov

p-Value Keterangan Likuiditas:

Current Ratio 1th sebelum Current Ratio 5th pertama sesudah Current Ratio 5th kedua sesudah

0,864 0,674 0,714 0,444 0,755 0,688 Normal Normal Normal Aktivitas:

Total Asset Turn Over 1th sebelum Total Asset Turn Over 5th pertama sesudah Total Asset Turn Over 5th kedua sesudah

0,532 0,399 1,016 0,940 0,997 0,253 Normal Normal Normal


(67)

Laverage:

Debt to equity ratio 1th sebelum Debt to equity ratio 5th pertama sesudah Debt to equity ratio 5th kedua sesudah

0,680 2,382 1,689 0,745 0,000 0,007 Normal Tidak Normal Tidak Normal Profitabilitas:

Operating Profit Margin 1th sebelum Operating Profit Margin 5th pertama sesudah Operating Profit Margin 5th kedua sesudah Net Profit Margin 1th sebelum

Net Profit Margin 5th pertama sesudah Net Profit Margin 5th kedua sesudah

0,578 2,146 2,691 0,699 2,182 2,392 0,892 0,000 0,000 0,714 0,000 0,000 Normal Tidak Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal Tidak Normal Rasio Pasar:

Price Earning Ratio 1th sebelum Price Earning Ratio 5th pertama sesudah Price Earning Ratio 5th kedua sesudah

0,540 1,253 0,700 0,933 0,087 0,711 Normal Normal Normal Sumber: Data sekunder diolah,2011

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa harga p-value untuk data kinerja keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Total asset turn over, Debt total asset turn over, Operating profit margin, Net profit margin dan Price earning ratio memiliki distribusi data ada yang normal dan tidak normal, maka data yang tidak normal akan dianalisis menggunakan analisis non parametrik (Wilcoxon Signed Ranks Test), sedangkan data yang normal akan dianalisis menggunakan pengujian parametrik (uji beda Paired Sample T-Test).

2. Pengujian Hipotesis

Uji beda ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan pada periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi kemudian satu tahun sebelum dengan lima


(1)

terjadi perubahan. Peristiwa akuisisi yang diharapkan memberikan dampak jangka panjang bagi kinerja keuangan perusahaan ternyata dalam penelitian ini akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur baik pengakuisisi maupun diakuisisi setelah diuji statistik ternyata tidak memberikan dampak jangka panjang bagi kinerja keuangan perusahaan.Hal ini disebabkan karena pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi pertama yang melanda Indonesia sehingga menyebabkan kondisi ekonomi memburuk kemudian antara tahun 2000-2006 ada pemilihan presiden, hal ini juga menyebabkan kondisi ekonomi yang semakin menurun karena tidak dipungkiri kondisi politik sangat berpengaruh di Indonesia, para pemegang saham pasti akan berhati-hati dalam menanamkan sahamnya sampai keadaan ekonomi menjadi stabil, tidak stabilnya keadaan ekonomi ini dapat menyebabkan menurunnya kinerja keuangan perusahaan.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi di Bursa Efek Indonesia periode tahun 1994-1999 yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis pada perusahaan pengakuisisi periode tahun 1994-1999

untuk satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman akuisisi variabel Total asset turnover dan Net Profit Margin terjadi perbedaan signifikan setelah peristiwa akuisisi dengan Total asset turnover diperoleh nilai Zhitung sebesar -2,014 dengan signifikansi sebesar

0,044 (nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05) dan Net Profit Margin diperoleh nilai Zhitung sebesar -2,232 dengan signifikansi sebesar 0,026

(nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05) sedangkan variabel lainnya seperti

Current ratio, Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Price earning ratio tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi pada


(3)

periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman akuisisi.

2. Hasil analisis pada perusahaan pengakuisisi periode tahun 1994-1999

untuk satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi dari keenam variabel yaitu Current ratio, Total asset turnover,

Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Price earning ratio

tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti tidak terjadi perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi pada periode satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi.

3. Hasil analisis pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999 untuk satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman akuisisi variabel Price earning ratio terjadi perbedaan signifikan setelah peristiwa akuisisi dengan Price earning ratio diperoleh nilai thitung sebesar

2,796 dengan signifikansi sebesar 0,038 (nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05) sedangkan variabel lainnya seperti Current ratio, Total asset

turnover, Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Net profit

margin tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti

terdapat perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan diakuisisi pada periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah pengumuman akuisisi.

4. Hasil analisis pada perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999 untuk satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman


(4)

akuisisi dari keenam variabel yaitu Current ratio, Total asset turnover,

Debt to equity ratio, Operating profit margin, dan Price earning ratio

tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti tidak terjadi perubahan pada kinerja keuangan perusahaan diakuisisi pada periode satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Dalam penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan hanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang disesuaikan dengan data yang ada.

Peneliti hanya menggunakan 5 rasio yang dianggap sudah dapat

menggambarkan kinerja keuangan secara keseluruhan.

2. Keterbatasan memperoleh Laporan Keuangan untuk periode pengamatan

sebelum akuisisi.

3. Jumlah sampel terbatas, hanya 6 pasang perusahaan pengakuisisi dan

diakuisisi, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

4. Akuisisi diharapkan memberikan dampak jangka panjang bagi perusahaan

terutama pemegang saham. Namun dalam penelitian ini akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur baik pengakuisisi maupun diakuisisi setelah diuji statistik ternyata tidak memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan perusahaan. Oleh karena itu perlu ada penelitian yang membandingkan dengan metode lain misalnya dengan pendekatan abnormal return.


(5)

C. Saran

Saran yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Peristiwa akuisisi dapat dilakukan oleh perusahaan yang ingin

meningkatkan keuntungan skala ekonomis. Pada penelitian ini walaupun secara signifikansi peristiwa akuisisi tidak memberikan dampak jangka panjang namun akuisisi dapat meningkatakan rasio profitabilitas bagi perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi sehingga laba masing-masing perusahaan meningkat.

2. Bagi manajemen lebih mempertimbangkan secara matang dalam

mengambil keputusan akuisisi dengan memperhatikan perusahaan target akuisisi dan memperhatikan laporan keuangan yang sudah diaudit pada perusahaan target sebelum akuisisi sehingga sinergi yang diharapkan tercapai.

3. Bagi investor berhati hati dalam menyikapi akuisisi yang dilakukan

perusahaan, sebelum memutuskan saham mana yang akan dibeli sebaiknya melihat pada price earning ratio atau rasio pasar karena akan memberikan kualitas keputusan yang lebih baik dari investasi yang dilakukan karena

price earning ratio yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi atas saham perusahaan.


(6)

4. Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya melakukan pengamatan dengan menambah variabel dalam rasio keuangan, sehingga hasil penelitian mendekati kenyataan yang sesungguhnya.

5. Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya menambah jumlah sampel

dengan melibatkan seluruh perusahaan di BEI, sehingga diharapkan dapat meningkatkan generalisasi atas pengaruh pengumuman akuisisi terhadap kinerja keuangan.


Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

1 12 31

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ATAU AKUISISI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 5 21

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 0 14

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

1 4 16

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ).

0 2 10

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 2 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perushaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi.

1 4 22

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA.

0 4 111

SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA

0 0 23