Situasi Sosiologis di Kelurahan Kepatihan Kulon

commit to user 25 G : Genre yaitu jenis kegiatan. Jenis kegiatan dalam penelitian ini bentuk tuturan yang terdiri dari dua yaitu dialog dan monolog. Dialog adalah percakapan kemudian monolog adalah pembicara tunggal. Disimpulkan bahwa komponen tutur adalah faktor yang melatarbelakangi tuturan bersifat sosio-situasional beserta fungsi kebahasaan yang berpengaruh terhadap bentuk tutur. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan komponen tutur yang diberi akronim SPEAKING seperti yang dikemukakan oleh Hymes.

I. Situasi Sosiologis di Kelurahan Kepatihan Kulon

Kepatihan Kulon memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan keraton Kasunanan Surakarta karena merupakan salah satu daerah kekuasaannya. Terbukti dari asal usul nama Kepatihan sendiri yang diperoleh dari kata patih. Kraton Kesunanan Surakarta memberi nama wilayahnya sesuai dengan profesi penduduk yang bermukim di daerah tersebut. Dahulu Kelurahan Kepatihan merupakan tempat tinggal serta kantor para patih keraton, sehingga sampai sekarang namanya menjadi Kepatihan. Kepatihan memiliki wilayah yang cukup luas, oleh karena itu semenjak pemerintahan beralih menjadi republik secara administratif wilayahnya terbagi menjadi dua kelurahan yaitu Kepatihan Wetan dan Kepatihan Kulon. Pembagian itu berguna untuk mempermudah pengaturan administrasi http:sweetindrie.blogspot.com201001kepatihan-dari-struktur-birokrasi.html. Kepatihan Kulon adalah daerah yang luasnya sekitar 17,50 hektar. Kelurahan ini terdapat di kecamatan Jebres, berbatasan langsung dengan Kelurahan Gilingan Banjarsari di sebelah utara, kemudian di sebelah selatan terdapat Kelurahan Kampungbaru Pasarkliwon, di sebelah timur ada Kepatihan Wetan Jebres, di sebelah barat batasnya Stabelan Banjarsari. Jumlah penduduk di commit to user 26 Kepatihan Kulon sekitar 2.224 orang, dengan jumlah laki-laki 1.043 orang dan perempuan 1.181 orang. Jumlah tersebut menurut data laporan monografi dinamis Kelurahan Kepatihan Kulon pada bulan September 2010, data dapat berubah setiap saat. Rata-rata penduduk berpendidikan tamat SMA, sebesar 724 orang. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai karyawan dan wiraswasta. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Jawa, ragam ngoko. Daerah yang berada ditengah kota memungkinkan penduduknya untuk menggunakan lebih dari satu bahasa untuk berkomunikasi. Dalam masyarakat terdapat etnis keturunan campuran Cina-Jawa berjumlah sekitar 722 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa serta anak-anak. Mereka tinggal dan hidup berdampingan diantara etnis Jawa di Kepatihan Kulon. Sistem pemerintahan di Kepatihan Kulon adalah demokrasi. Penduduknya demokratis dalam memilih ketua RT, RW, LPMK Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. Untuk kepala kelurahan beserta stafnya ditentukan oleh pemerintah pusat kota Surakarta sesuai dengan klasifikasinya sebagai pegawai negeri. Kelurahan Kepatihan Kulon memiliki visi yaitu terwujudnya masyarakat sejahtera yang didukung oleh pelayanan prima, tertib administrasi dan pemerintahan, kemasyarakatan, dan aparatur. Salah satu misi Kepatihan Kulon adalah membangun pola hubungan yang harmonis antara aparat kelurahan dengan masyarakat melalui RTRW, PKK, Linmas, LPMK, LP2A, Karangtaruna, serta berbagai komunitas sosial lainnya yang ada Pemerintah Kepatihan Kulon, 2009: 11. Sesuai dengan visi dan misi Kelurahan Kepatihan Kulon maka dibentuklah organisasi PKK yang aktif diikuti oleh para ibu. commit to user 27

J. PKK sebagai Organisasi Kemasyarakatan