Bentuk, Faktor yang Melatarbelakangi dan Fungsi Alih Kode dalam Rapat Ibu-

commit to user 38

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas mengenai tiga hal yaitu bentuk, faktor yang melatarbelakangi dan fungsi peristiwa alih kode dan campur kode. Ketiganya ditulis berdasarkan peristiwa, pertama, pengklasifikasian bentuk, mengetahui faktor yang melatarbelakangi dan fungsi alih kode bahasa Jawa, kedua pengklasifikasian bentuk, mengetahui faktor yang melatarbelakangi dan fungsi penggunaan campur kode bahasa Jawa dalam rapat ibu-ibu PKK di Kepatihan Kulon Surakarta.

A. Bentuk, Faktor yang Melatarbelakangi dan Fungsi Alih Kode dalam Rapat Ibu-

ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon, Surakarta

1. Bentuk Alih Kode Menurut Bahasa Pembentuknya

Alih kode pada rapat ibu-ibu PKK di Kepatihan Kulon Surakarta dapat dibedakan menurut bahasa pembentuknya menjadi 4 macam yaitu 1 alih kode dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia, 2 alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Indonesia, 3 alih kode dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko, 4 alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Jawa ragam krama. Berikut ini bentuk penggunaan alih kode yang terjadi dalam rapat ibu-ibu PKK di Kepatihan Kulon, Surakarta. commit to user 39 a. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Krama ke dalam Bahasa Indonesia 5 Bu Sri Rahayu Juwito : ... Mila nggih nyaosaken pirsa Panjenengan nggih kedah bak mandi menika pendhak tigang dinten menika pun kuras. Salajengipun menika kula aturaken laporan keuangan. Keuangan bulan Januari, saldo menika tujuh ratus dua puluh lima. Potongan lain-lain tujuh ribu... ‘... Untuk itu saya memberitahukan kepada anda semuanya. Supaya bak mandi itu setiap tiga hari segera anda kuras airnya ganti air. Setelah itu saya beritahukan laporan keuangan. Keuangan bulan ini saldo tujuh ratus dua puluh lima. Potongan lain-lain tujuh ribu... ’ Data 5 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Sri Rahayu Juwito, seorang ketua PKK Lansia. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dari tuturan tersebut terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia. Alih kode terjadi pada peralihan tuturan dari bahasa Jawa ragam krama yaitu Mila nggih nyaosaken pirsa Panjenengan nggih kedah bak mandi menika pendhak tigang dinten menika pun kuras. Menuju ke dalam bahasa Indonesia yaitu Keuangan bulan menika, saldo menika tujuh ratus dua puluh lima. Potongan lain-lain tujuh ribu … Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode tersebut adalah berubahnya topik. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang berisi himbauan untuk membersihkan bak mandi agar terhindar dari demam berdarah, kemudian beralih kode ke tuturan bahasa Indonesia dengan topik mengenai laporan keuangan. Tujuan atau fungsi penggunaan alih kode adalah lebih komunikatif dalam memberikan informasi kepada ibu-ibu PKK mengenai laporan keuangan. commit to user 40 6 Bu Nuk Harmini : ... Mangga Bu. Panjenengan serat lho Bu Bambang Diserat. Terus yang satu sampai dua siapa? ‘... Silahkan Bu. Anda tulis Bu Bambang Ditulis. Selanjutnya yang satu sampai dua siapa? ’ Mbak Lismi : Tante Ros. ‘Tante Ros.’ Data 6 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti, kemudian dilanjutkan oleh Mbak Lismi selaku ketua SKD. Bentuk peristiwa tutur adalah dialog, dari percakapan tersebut terdapat alih kode intern yang dilakukan oleh Bu Nuk Harmini, kemudian dilanjutkan oleh Mbak Lismi. Alih kode tersebut terjadi dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia. Alih kode dari bahasa Jawa ragam krama yaitu Mangga Bu. Panjenengan serat lho Bu Bambang Diserat. Dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Terus yang satu sampai dua siapa? Kemudian direspon oleh Mbak Lismi yaitu Tante Ros. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode tersebut adalah berubahnya topik. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang berisi perintah untuk menulis kepada Bu Bambang, kemudian berganti topik menjadi percakapan mengenai siapa yang akan memberikan sosialisasi pada ibu-ibu yang mempunyai anak umur satu sampai dua tahun. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih sopan untuk menyuruh atau memberi tugas melakukan sesuatu. Dengan alih kode ke dalam bahasa Indonesia Bu Nuk Harmini tidak menggunakan kata perintah tetapi dengan sendirinya pihak yang bersangkutan yaitu Tante Ros mengetahui sendiri tugas yang akan dilakukan. commit to user 41 7 Mbak Lismi : ... Bu Harmi, Panjenengan sowan Mbak Niken, nyuwun arta kangge mundhut gelaran. Bulan depan konsumsi Hapsari 2A. Ibu-ibu sebelum kita pulang marilah kita tutup menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai. ‘... Bu Harmi, anda berkunjung ke rumah Mbak Niken, minta uang untuk membeli tikar. Bulan depan konsumsi Hapsari 2A. Ibu-ibu sebelum kita pulang marilah kita tutup menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai. ’ Data 7 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Mbak Lismi, Mbak Lismi adalah seorang ketua PKK SKD. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan menunjukkan adanya alih kode intern yang dilakukan oleh Mbak Lismi. Mulanya Mbak Lismi menggunakan bahasa Jawa ragam krama yang ditandai dengan kalimat Bu Harmi, Panjenengan sowan Mbak Niken, nyuwun arta kangge mundhut gelaran. Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Bulan depan konsumsi Hapsari 2A. Ibu-ibu sebelum kita pulang marilah kita tutup menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai. Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah topik yang dibicarakan. Mulanya topik yang dibicarakan adalah perintah kepada Bu Harmi untuk membeli tikar. Topik kemudian berganti menjadi informasi mengenai konsumsi pertemuan selanjutnya dibebankan pada Posyandu Hapsari 2A, yang terakhir penutup. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif untuk memberi informasi dan mengarahkan bahwa bulan depan yang bertugas menyediakan konsumsi adalah Posyandu Hapsari 2A. Tuturan kemudian dilanjutkan dengan mengarahkan ibu-ibu PKK untuk berdoa sebelum pulang. commit to user 42 b. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Ngoko ke dalam Bahasa Indonesia 8 Bu Nuk Harmini : ... Uwong kuwi ndhek mau nyatane, ora karo apa-apa mung gur sak kucing kahanane sampai seperti itu. Belum lagi di sini, apa namanya ini pundak ini retak, mestinya harus dioperasi pada saat itu. Ningnga kepala we rung mari dadine kuwi ngrampungne kepalanya dulu, wis rada garing baru ngurusi kene itu. ‘... Orang itu tadi kenyataannya seperti itu, tidak ada sebab apa-apa hanya karena satu kucing keadaannya sampai seperti itu. Belum lagi di sini apa namanya ini pundak ini retak, mestinya harus dioperasi pada saat itu. Tetapi kepala saja belum sembuh jadi itu menyelesaikan kepalanya dulu, kalau sudah sedikit kering baru mengurus ini. ’ Data 8 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko, ditandai dengan tuturan Uwong kuwi ndhek mau nyatane ora karo apa-apa mung gur sak kucing kahanane sampai seperti itu. kemudian beralih menjadi bahasa Indonesia pada tuturan Belum lagi di sini, apa namanya ini pundak ini retak, mestinya harus dioperasi pada saat itu... Faktor yang melatarbelakangi alih kode yang digunakan Bu Nuk Harmini adalah pergantian topik yang dibicarakan, mulanya membicarakan mengenai kucing yang membuat seseorang mengalami kecelakaan kemudian membicarakan mengenai kondisi yang dialami sesorang yang menderita kecelakaan yaitu patah tulang dan harus dioperasi. Tujuan atau fungsi alih kode adalah membangkitkan rasa simpatik dalam menyampaikan informasi mengenai kondisi yang dialami oleh salah seorang kader PKK commit to user 43 di Kelurahan Kepatihan Kulon. Tuturan tersebut menunjukkan kepedulian ibu-ibu PKK terhadap semua anggota masyarakat di lingkungan Kepatihan Kulon. 9 Bu Nuk Harmini : ... Sapa meneh? Bu Andi ya? ‘... Siapa lagi? Bu Andi ya?’ Bu Purwanti : Ke rumah sakit? ‘Ke rumah sakit?’ Bu Nuk Harmini : Ya ke rumah sakit Bu pada saat itu, jadi sudah ada perwakilanlah kalau ke sana tapi misalnya ibu kalau mau, sekarang udah pulang... ‘Ya ke rumah sakit Bu pada saat itu, jadi sudah ada perwakilanlah kalau ke sana tetapi misalnya ibu kalau mau, sekarang udah pulang... ’ Data 9 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon dan Bu Purwanti selaku sekertaris PKK RW II. Bentuk peristiwa tutur adalah percakapan, dalam percakapan tersebut terdapat alih kode intern antara tuturan Bu Purwanti kemudian diikuti Bu Nuk Harmini. Percakapan itu terjadi pada forum resmi. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko ditandai dengan tuturan Bu Nuk Harmini: ... Sapa meneh? Bu Andi ya? ‘... Siapa lagi? Bu Andi ya? ’ Percakapan beralih kode ke dalam bahasa Indonesia diawali dengan tuturan Bu Purwanti yaitu Ke rumah sakit? Kemudian Bu Nuk Harmini juga mengikuti beralih kode ditandai dengan Ya ke rumah sakit Bu pada saat itu, jadi sudah ada perwakilanlah kalau ke sana tapi misalnya ibu kalau mau, sekarang udah pulang... Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah penutur O1 ingin mengimbangi bahasa yang dipergunakan oleh mitra tutur O2. Pada saat mitra tutur O2 menggunakan bahasa Indonesia maka penutur O1 ikut menggunakan bahasa Indonesia. commit to user 44 Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi mengenai siapa saja yang sudah menjenguk dan keberadaan Bu Endang salah seorang kader PKK yang mengalami kecelakaan pada saat itu. 10 Bu Nuk Harmini : ... Bu Bejo Mulyono rung eneng iki? Bu Bambang iki kekna Bu Bejo ya Dua tiga, terus tiga empat. Oh lha kuwi Bu Budi Yulianto nuk, nya ‘... Bu Bejo Mulyono belum ada ini? Bu Bambang tolong ini berikan Bu Bejo ya Dua tiga, terus tiga empat. Ternyata itu ada Bu Budi Yulianto, ini ’ Bu Budi Yulianto : Ndak pernah itu Bu, sekarang aku di Lansia. ‘Tidak pernah itu Bu, sekarang aku di Lansia.’ Bu Nuk Harmini : Sekarang sudah tidak pernah di Posyandu balita ta? Lha iki sapa anggotane? ‘Sekarang sudah tidak pernah di Posyandu balita ya? Kemudian ini siapa anggotanya? Bu Prihatin : Ningrum. ‘Ningrum.’ Data 10 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini wakil ketua PKK Inti, Bu Budi Yulianto seorang bendahara PKK Lansia, dan Bu Prihatin seorang kader PKK. Bentuk peristiwa tutur adalah percakapan, dalam percakapan diketahui bahwa terjadi alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Bu Budi Yulianto. Alih kode dilakukan oleh Bu Budi Yulianto yang selanjutnya diikuti oleh Bu Nuk Harmini. Alih kode tersebut dari bahasa Jawa ragam ngoko ditandai oleh Lha kuwi Bu Budi Yulianto nuk, nya Kemudian beralih menjadi bahasa Indonesia yang ditandai Ndak pernah itu Bu, sekarang aku di Lansia. Selanjutnya diikuti oleh Bu Nuk Harmini pada tuturan Sekarang sudah tidak pernah di Posyandu balita ta? commit to user 45 Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode tersebut adalah penutur O1 mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tutur O2. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif untuk menjelaskan bahwa Bu Budi Yulianto sudah tidak ikut Posyandu balita tetapi sudah pindah dan aktif di PKK Lansia. 11 Bu Nuk Harmini : … Ka ngene ya diongkrokne, tulisan ya diongkrokne, buku ya diongkrokke, APE ya diongkrokke, padahal harganya mahal ibu-ibu . Bu Nuk di sini ora ngayawara lho ki aku. Sekarang begini Bu, saya minta tolong kepada ibu-ibu. Wong nyatane ya sregep tenan kog nek SKD ya rawuh terus, nek Posyandu ya rawuh terus. Sekarang begini saya pengen bagaimana kalau Posyandu itu mbok digabung karo BKB karena ibu- ibunya itu ya disuruh hadir saja… ‘… Seperti ini ya dibiarkan saja terbengkalai, tulisan ya dibiarkan saja terbengkalai, buku ya dibiarkan saja terbengkalai, APE juga dibiarkan saja terbengkalai. Padahal harganya mahal ibu-ibu, Bu Nuk di sini tidak omong kosong lho saya. Sekarang begini saya ingin bagaimana kalau Posyandu itu digabung dengan BKB karena ibu-ibunya itu ya disuruh hadir saja. ’ Data 11 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi 3 kali, semua berawal dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia. Pertama, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Ka ngene ya diongkrokne, tulisan ya diongkrokne, buku ya diongkrokke, APE ya diongkrokke. Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu …, padahal harganya mahal ibu- ibu. commit to user 46 Faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa alih kode tersebut adalah topik yang dibicarakan. Awalnya tuturan mengenai alat-alat peraga edukasi atau APE yang terbengkalai begitu saja kemudian berganti menyinggung masalah harga APE yang mahal. Tujuan atau fungsi alih kode pada data 11 adalah lebih persuasif membujuk ibu- ibu PKK supaya memanfaatkan APE yang sebelumnya terbengkalai, mengingat harganya yang mahal. Kedua, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Bu Nuk di sini ora ngayawara lho ki aku. Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Sekarang begini Bu, saya minta tolong kepada ibu-ibu. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa alih kode tersebut adalah bergantinya topik yang dibicarakan. Mulanya topik yang dibicarakan mengenai Bu Nuk Harmini yang tidak mengada-ada atau omong kosong kemudian berganti menjadi meminta tolong kepada ibu-ibu PKK. Tujuan atau fungsi alih kode pada data 11 adalah lebih komunikatif untuk meminta tolong kepada ibu-ibu PKK. Ketiga, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Wong nyatane ya sregep tenan kog nek SKD ya rawuh terus, nek Posyandu ya rawuh terus. Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Sekarang begini saya pengen bagaimana kalau Posyandu itu mbok digabung karo BKB karena ibu- ibunya itu ya disuruh hadir saja… Faktor yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa alih kode adalah topik yang dibicarakan. Awalnya topik pembicaraan mengenai ibu-ibu PKK yang rajin datang pada commit to user 47 pertemuan SKD dan Posyandu kemudian berganti menjadi keinginan Bu Nuk Harmini untuk menggabungkan BKB dengan Posyandu balita. Tujuan atau fungsi alih kode pada data 11 adalah lebih argumentatif meyakinkan ibu-ibu PKK untuk menggabungkan BKB dengan Posyandu balita. 12 Bu Nuk Harmini : Ya lha padha-padha enam puluh lima mbok ning nggone Bu Endang servisnya oke anune wangi kabeh terus engko karo sadari barang. Dadine iki susunya ini payudaranya ini dingonokke ya wangi banget taleke, ndhek wingi kuwi kayake pira? Tujuh puluh ya awake dhewe. ‘Ya kalau sama-sama enam puluh lima ribu mending di tempatnya bu Endang, servisnya oke, badannya harum semua, terus nanti dengan periksa payudara sendiri juga. Jadi payudaranya ini di begitukan, ya harum sekali bedaknya, kemarin kita kira-kira berapa? Tujuh puluh ya kita. ’ Mbak Mimi Ismiyati : Tujuh lima Bu. ‘Tujuh lima Bu.’ Bu Nuk Harmini : Oh tujuh lima... ‘Oh tujuh lima…’ Data 12 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti dan Mbak Mimi Ismiyati seorang sekertaris PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah dialog percakapan, dalam percakapan tersebut terdapat alih kode intern yang terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Ya lha padha- padha enam puluh lima mbok ning nggone Bu Endang servisnya oke anune wangi kabeh terus ngko karo sadari barang. Kemudian beralih kode ke bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Mbak Mimi Ismiyati yaitu Tujuh lima Bu dan diperkuat dengan tuturan Bu Nuk Harmini yaitu Oh tujuh lima... commit to user 48 Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah penutur O1 ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tuturnya O2. Awalnya Bu Nuk Harmini menggunakan BJRN untuk menjelaskan kemudian berganti menjadi BI setelah orang kedua hadir dalam percakapan Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi kepada ibu-ibu PKK mengenai harga yang harus dibayar dalam melakukan pemeriksaan kesehatan. c. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Krama ke dalam Bahasa Jawa Ragam Ngoko 13 Bu Siswoko : Nggih anu mawon mrikane pama rampung nggih suk Maret, nggih ngoten. Pokoke positif Februari ten mriki. Pama wis dadi yo suk Maret. ‘Ya begitu saja, ke sana apabila sudah selesai, nanti kalau Maret, ya begitu. Pokoknya positif Februari di sini. Seandainya sudah jadi ya nanti Maret. ’ Data 13 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Sri Rahayu Juwito, seorang ketua PKK Lansia. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan menunjukkan adanya alih kode intern yang dilakukan oleh ibu Siswoko dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko. Tuturan bahasa krama ditandai Nggih anu mawon mrikane pama rampung nggih suk Maret, nggih ngoten. Terdapat alih kode ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko pada kalimat Pama wis dadi yo suk Maret. Dalam bahasa Jawa krama dapat dibuat dengan tuturan berikut. Umpami sampun dados nggih benjing Maret. ‘Seandainya sudah jadi ya besok Maret.’ commit to user 49 Faktor yang melatarbelakangi alih kode dalam tuturan tersebut adalah penutur topik pembicaraan. Awalnya topik pembicaraan Bu Siswoko yang menentukan bulan sebelum tempat pertemuan jadi direnofasi kemudian berganti menentukan bulan setelah tempat pertemuan jadi direnofasi. Tujuan atau fungsi alih kode tersebut adalah lebih komunikatif dalam menyampaikan informasi bahwa tempat pertemuan kembali kesemula pada bulan Maret yaitu di Dalem Pusaka Wiryamartanan. d. Alih Kode dari Bahasa Jawa Ragam Ngoko ke dalam Bahasa Jawa Ragam Krama 14 Bu Nuk Harmini : Mbok arepe tata lair, Bu Nuk nyuwun pangapunten. Aku ya mangsuli, inggih kula nggih nyuwun pangapunten. Batine, apa wis kowe lunga wa, apa. Saya kira setiap orang itu gram-gramanya minta maaf dan memaafkan itu tetep berbeda. ‘Walaupun secara lahiriah, Bu Nuk saya mohon maaf. Saya juga menjawab, ya saya juga minta maaf. Lalu nanti secara batin, apa udah sana pergi saja, apa? Saya kira setiap orang itu timbangan keikhlasannya minta maaf dan memaafkan itu tetap berbeda. ’ Data 14 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat 2 kali alih kode intern yang dilakukan oleh Bu Nuk Harmini dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Jawa ragam krama. Pertama, bahasa Jawa ragam ngoko ditunjukkan pada kalimat Mbok arepe tata lahir, kemudian alih kode terjadi menjadi bahasa Jawa ragam krama pada Bu Nuk nyuwun pangapunten. Kedua, alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam commit to user 50 ngoko yaitu Aku ya mangsuli, diteruskan dengan bahasa Jawa ragam krama yaitu …, inggih kula nggih nyuwun pangapunten. Faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode adalah prinsip kesopanan dan kesantunan karena apabila menggunakan ragam bahasa Jawa krama pada saat minta maaf dianggap lebih halus, sopan dan santun sesuai dengan kebiasaan orang Jawa. Tujuan atau fungsi alih kode lebih komunikatif dalam menjelaskan pada ibu-ibu PKK yang lain bahwa kalau ada yang meminta maaf padanya dengan sopan maka akan dijawab pula dengan sopan. 15 Bu Nuk Harmini : Kuwi sakiki resik wis-an ndhek mben kae walah yen Panjenengan pirsa gumun mesthi ... ‘Sekarang itu sudah bersih, dulu kalau anda semua melihat pasti kaget. ’ Data 15 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Kuwi sakiki resik wis-an ndhek mben kae walah yen ke dalam bahasa Jawa krama yaitu Panjenengan pirsa gumun mesthi... Faktor yang melatarbelakangi alih kode tersebut adalah prinsip kesopanan dan kesantunan yaitu keinginan penutur O1 untuk menghormati mitra tutur O2, pada saat manafsirkan bahwa ibu-ibu PKK akan kaget melihat tempat yang kotor. commit to user 51 Tujuan atau fungi alih kode pada data 15 adalah lebih argumentatif meyakinkan ibu-ibu PKK yang lain untuk mempercayai penutur O1. Penutur meyakinkan ibu-ibu PKK bahwa mereka akan kaget kalau melihat tempat yang kotor. 16 Bu Nuk Harmini : ... Dhahare rung ditokke lho iki. Ngunjuk kalihan dhahar. Badhepun asta kondur nggih mangga. Pun dhahar mriki nggih mangga. ‘Ini makanannya belum dikeluarkan lho. Minum dan makanlah. Kalau mau dibawa pulang juga silahkan. Dimakan di sini juga silahkan. ’ Data 16 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan menunjukkan adanya alih kode intern yang dilakukan oleh Bu Nuk Harmini dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Jawa ragam krama. Bahasa Jawa ragam ngoko ditunjukkan pada kalimat Dhahare rung ditokke lho iki. Kemudian alih kode terjadi menjadi bahasa Jawa ragam krama pada Ngunjuk kalihan dhahar. Badhe pun asta kondur nggih mangga. Pun dhahar mriki nggih mangga. Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah prinsip kesantunan dan kesopanan yang digunakan untuk menghormati mitra tutur. Walaupun peserta rapat PKK tidak jauh terpaut umurnya, artinya sabaya tetapi berdasarkan prinsip kesantunan maka untuk mempersilahkan makan lebih cenderung digunakan bahasa Jawa ragam krama. Tujuan atau fungsi alih kode dalam tuturan 16 adalah lebih sopan dalam menyuruh atau mempersilahkan mitra tutur O2 untuk menikmati hidangan di rumah ataupun di kantor kelurahan. commit to user 52

2. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Alih Kode

Berikut ini beberapa faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode dalam rapat ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon, menurut faktor sosio-situasional. Faktor sosio-situasional yang ditemukan dalam rapat ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon adalah 1 Prinsip kesopanan dan kesantunan penutur O1, 2 Penutur ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tuturnya O2, 3 Perubahan mitra tutur dalam tuturan, 4 Hadirnya orang ketiga O3, 5 Topik yang dibicarakan. a. Prinsip Kesopanan dan Kesantunan Penutur O1 17 Bu Nuk Harmini : ... Nek ra didum ngono PR di rumah kog. Ngapa diselehke kelurahan thok? Kapan le arep ndumuk? Bu Harmi tolong ya Bu RW tiga yang permainan seperti ini tolong, Mbak Yani tolong dicari. Bu Bambang tolong bukak RW tiga Bu yang seperti ini. Ini saya empat sampai lima. Akeh ta empat sampai lima? Wis nek ra dipeksakke ngono kapan rampunge? Mbak Harmi mana kadere RW telu Mbak? Bu Andi saya minta tolong untuk RW tiga siapa saja? Panjenengan, Mbak Yani, Bu Harmi? Lha sapa? Bu Wandi? ‘Itu RW tiga. Mbak Yani ini untuk RW tiga Bu. Kalau tidak dibagi seperti ini PR tugas dirumah kok. Kenapa hanya di taruh di Kelurahan saja? Kapan mau mengerjakan? Bu Harmi tolong ya Bu RW tiga yang permainan seperti ini tolong, Mbak Yani tolong dicari. Bu Bambang tolong dibuka RW tiga Bu yang seperti ini. Ini saya empat sampai lima. Banyak kan empat sampai lima? Sudah kalau tidak dipaksakan seperti ini kapan selesainya? Mbak Harmi mana kadernya RW tiga Mbak? Bu Andi saya minta tolong untuk RW tiga siapa saja? Anda, Mbak Yani, Bu Harmi? Kemudian siapa? Bu Wandi? ’ Data 17 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan secara lisan commit to user 53 dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dua kali yaitu dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Indonesia. Pertama, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Nek ra didum ngono PR di rumah kog. Ngapa diselehke kelurahan thok? Kapan le arep ndumuk? Ke dalam bahasa Indonesia yaitu Bu Harmi tolong ya Bu RW tiga yang permainan seperti ini tolong, Mbak Yani tolong dicari. Bu Bambang tolong bukak RW tiga Bu, yang seperti ini. Ini saya empat sampai lima... Kedua alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Akeh ta empat sampai lima? Wis nek ra dipeksakke ngono kapan rampunge? mbak Harmi mana? Kadere RW telu mbak? Ke dalam bahasa Indonesia yaitu Bu Andi saya minta tolong untuk RW tiga siapa saja? Panjenengan, Mbak Yani, Bu Harmi? Faktor yang melatarbelakangi tiga alih kode dalam data 17 adalah prinsip kesopanan dan kesantunan penutur O1 meminta tolong. Apabila tuturan meminta tolong dengan menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko maka kurang santun sehingga dipilih bahasa Indonesia yang lebih halus ditandai dengan kata tolong, dengan nada rendah, dan formal menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan atau fungsi alih kode pada data 17 adalah lebih komunikatif untuk meminta tolong pada ibu-ibu PKK yang lain pada saat membagi tugas untuk RW tiga. b. Penutur O1 Ingin Mengimbangi Bahasa yang Digunakan Oleh Mitra Tuturnya 18 Bu Nuk Harmini : Lha sing nggawa sapa? ‘Yang membawa siapa?’ Bu Nanik Panji : Bu Marni. Paling ya kalau seratus kurang sedikit masih. commit to user 54 ‘Bu Marni. Paling ya kalau seratus kurang sedikit masih.’ Bu Bambang : Tahun dua ribu tujuh itu. ‘Tahun dua ribu tujuh itu.’ Bu Nanik Panji : Tapi tidak ada kegiatan sampai detik ini kan Bu? ‘Tetapi tidak ada kegiatan sampai detik ini ya Bu?’ Bu Bambang : Eko itu. Diambilke kabeh. Tahun dua ribu tujuh itu. ‘Eko itu. Diambilkan semua. Tahun dua ribu tujuh itu.’ Bu Nuk Harmini : Dah ya gitu, untuk sementara di Posyandu masing- masing kog Bu Nanik. ‘Dah ya gitu, untuk sementara di Posyandu masing-masing kog Bu Nanik. ’ Data 18 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan secara lisan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti, Bu Nanik Panji adalah seorang ketua PKK RW 02 sekaligus ketua Posyandu Balita Hapsari 2A, Bu Bambang adalah seorang bendahara Posyandu Balita Hapsari 2B Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah dialog, dalam percakapan terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya penurur menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yang dituturkan oleh Bu Nuk Harmini yaitu lha sing nggawa sapa? Dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Bu Marni. Paling ya kalau seratus kurang sedikit masih oleh Bu Nanik Panji, kemudian tuturan terakhir kembali lagi ke tuturan Bu Nuk Harmini yang menyesuaikan dengan bahasa yang digunakan oleh mitra tuturnya O2 yaitu Bu Nanik Panji dan orang ketiga O3 yaitu Bu Bambang. Faktor yang melatarbalakangi alih kode adalah penutur O1 ingin mengimbangi bahasa yang digunakan oleh mitra tutur O2. Awalnya tuturan yang digunakan adalah bahasa Jawa ragam ngoko, kemudian berganti ke dalam bahasa Indonesia untuk menyesuaikan dengan penutur lain yang saat itu menanggapi tuturan dari penutur O1. commit to user 55 Tujuan atau fungsi alih kode dalam data 18 adalah lebih komunikatif dalam menafsirkan atau membahas menganai uang BKB, dan penempatan acara BKB di Posyandu balita. c. Perubahan Mitra Tutur O2 dalam Tuturan 19 Bu Nuk Harmini : Ibu-ibu mangga ngunjuk kalihan dhahar. Dhahare rung ditokke lho iki... ‘Ibu-ibu mari saya persilahkan makan dan minum. Makanannya belum dikeluarkan lho ini... ’ Data 19 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh bu Nuk Harmini selaku wakil ketua PKK Inti, Kalurahan Kepatihan Kulon, Surakarta. Bentuk peristiwa tutur adalah tuturan langsung, dalam tuturan terdapat alih kode intern yang dilakukan oleh bu Nuk Harmini. Alih kode terjadi dari bahasa bahasa Jawa ragam krama yaitu Ibu-ibu mangga ngunjuk kalihan dhahar. ‘Ibu-ibu mari saya persilahkan makan dan minum. ’ Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Dhahare rung ditokke lho iki... Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah perubahan mitra tutur O2 saat mempersilahkan menikmati hidangan pada ibu-ibu PKK disampaikan dengan hormat dan formal yaitu bahasa Jawa krama, kemudian untuk petugas yang menyajikan hidangan disampaikan dengan bahasa yang kurang formal yaitu bahasa Jawa ngoko, agar segera bergegas untuk mengeluarkan makanan. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih persuasif dalam menyuruh petugas mengeluarkan hidangan. commit to user 56 d. Hadirnya Penutur Ketiga O3 20 Bu Nuk Harmini : Dilebokke Posyandu we ora usah tekok, ya. Dilebokke Posyandu ya ndhompleng Posyandu, gitu lho maksudku. Wong kuwi ya ibu-ibune ya teka, ngono lho. ‘Dimasukkan Posyandu saja tidak usah bingung, ya. Dimasukkan Posyandu ya ikut Posyandu, begitu ya maksud saya. Karena itu ibu-ibunya juga datang begitu ya. ’ Bu Bambang : Ora sah nambahi konsumsi barang. ‘Tidak usah menambah konsumsi juga.’ Bu Nuk Harmini : Kuwi ngono lho. ‘Seperti itu lho.’ Bu Tatik Sri Lestari : Dicoba dulu aja, ora usah kudu sesuk ndak. Tapi dicoba dulu per Posyandu. ‘Dicoba dulu aja, tidak usah harus besok tidak tetapi dicoba dulu tiap Posyandu. ’ Bu Nuk Harmini : Ibu-ibu kader Posyandu ya harus berani. Ora prentah kog wong itu untuk demi kebaikan balita mereka. ‘Ibu-ibu kader Posyandu ya harus berani. Tidak hanya memerintah tetapi ini itu untuk kebaikan Balita mereka. ’ Data 20 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan secara lisan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti, Bu Bambang adalah seorang bendahara Posyandu Balita Hapsari 2B, dan Bu Tatik Sri Lestari adalah seorang penyuluh lapangan keluarga berencana di Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah dialog atau percakapan, dalam percakapan terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya Bu Nuk Harmini, O1 menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Dilebokke Posyandu we ora usah tekok, ya. Dilebokke Posyandu ya ndhompleng Posyandu, gitu lho maksudku. Wong kuwi ya ibu-ibune ya teka, ngono lho. Kemudian ditanggapi oleh mitra tutur O2 dengan bahasa Jawa ragam ngoko juga yaitu Ora sah nambahi konsumsi barang. Alih kode terjadi ketika ada O3, Bu Tatik Sri Lestari yang menggunakan bahasa Indonesia yaitu Dicoba dulu aja, ora usah kudu commit to user 57 sesuk ndak. Tapi dicoba dulu per Posyandu. Kemudian diikuti oleh O1 berbahasa Indonesia yaitu Ibu-ibu kader Posyandu ya harus berani. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah hadirnya penutur ketiga yaitu Bu Tatik Sri Lestari yang saat itu menggunakan bahasa Indonesia pada topik yang sama yaitu BKB yang coba digabungkan bersama dengan Posyandu balita. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih argumentatif membujuk ibu-ibu PKK yang mengampu Posyandu balita agar mau menggabungkan BKB dengan Posyandu balita. 21 Bu Lurah Mulyani : Malah dereng mangertos, lha Panjenengan saking pundi? ‘Malah belum tau, lha Anda tahu dari mana?’ Bu Nunik : Bu RW. ‘Bu RW.’ Mbak Mimi Ismiyati : Lomba kliping POKJA tiga? ‘Lomba kliping POKJA tiga?’ Bu Lurah Mulyani : Saya malah belum tau itu Bu. ‘Saya malah belum tau itu Bu.’ Data 21 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Lurah Mulyani seorang ketua PKK inti, Bu Nunik adalah seorang ketua Posyandu Balita Hapsari 2B, dan Mbak Mimi Ismiyati sebagai sekertaris PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah dialog atau percakapan, dalam percakapan terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam krama kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya tuturan dilakukan oleh Bu Lurah Mulyani dengan bahasa Jawa krama yaitu Malah dereng mangertos, lha Panjenengan saking pundi? Kemudian dilanjutkan Bu Nunik menjawab Bu RW yang dimaksudkan commit to user 58 adalah mendengar dari Bu RW. Mbak Mimi Ismiyati sebagai O3 melanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Lomba kliping POKJA tiga? Kemudian Bu Lurah Mulyani mengikuti bahasa yang digunakan oleh O3 dengan bahasa Indonesia yaitu Saya malah belum tau itu Bu. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah hadirnya penutur ketiga O3 yaitu Mbak Mimi Ismiyati yang saat itu menggunakan bahasa Indonesia pada topik percakapan mengenai lomba kliping yang dibebankan pada POKJA tiga untuk mengikuti lomba tersebut. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam menjelaskan mengenai lomba kliping yang belum diketahui keberlangsungannya. e. Topik yang Dibicarakan 22 Bu Sri Rahayu Juwito : Kula badhe ngaturaken arta, saldo bulan September empat ratus tujuh puluh ribu dua ratus empat puluh lima. ‘Saya akan memberi tahukan masalah keuangan, saldo bulan September empat ratus tujuh puluh ribu dua ratus empat puluh lima. ’ Data 22 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan secara lisan dilakukan oleh Bu Sri Rahayu Juwito, Beliau adalah seorang ketua PKK Lansia Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya Bu Sri Rahayu Juwito menggunakan bahasa Jawa ragam krama yaitu commit to user 59 Kula badhe ngaturaken arta ,… kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Saldo bulan September empat ratus tujuh puluh ribu dua ratus empat puluh lima. Faktor yang melatarbelakangi alih kode tersebut adalah bergantinya topik dalam tuturan, sebelumnya tuturan mengenai Bu Sri Rahayu Juwito yang akan menyampaikan mengenai keuangan kemudian berganti menjadi tuturan mengenai Saldo bulan September. Tujuan atau fungsi alih kode tersebut adalah lebih komunikatif untuk merinci laporan keuangan dari bulan September dengan saldo yang ada pada saat itu. 23 Bu Nuk Harmini : Iki mau ya mung dikekne kene thok ning ra eneng gunane. Iki mau ya mung dibrukne thok ning Kelurahan. Kuwi ngko ya ra berjalan. Untuk sementara ini bagaimana kalau untuk bulan depan, ibu-ibu yang punya balita sisan wae neng kelurahan. ‘Ini tadi ya hanya ditaruh sini saja tetapi tidak berguna. Ini tadi ya hanya ditaruh saja di Kelurahan. Itu nanti ya tidak digunakan. Untuk sementara waktu, bagaimana kalau untuk bulan depan, ibu-ibu yang punya balita sekalian saja ke kelurahan? ’ Data 23 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini selaku wakil ketua PKK Inti, Kalurahan Kepatihan Kulon, Surakarta. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yang ditandai dengan Iki mau yo mung di kekne kene thok ning ra eneng gunane. Iki mau ya mung dibrukne thok ning kelurahan. Kuwi ngko ya ra berjalan..., kemudian dilanjutkan dengan commit to user 60 bahasa Indonesia yaitu Untuk sementara ini bagaimana kalau untuk bulan depan, ibu- ibu yang punya balita sisan wae neng kelurahan? Faktor yang menyebabkan penggunaan alih kode pada data 23 adalah topik yang dibicarakan. Awalnya topik pembicaraan mengenai alat-alat BKB yang tidak digunakan oleh ibu-ibu PKK sehingga terbengkalai di Kelurahan, kemudian berganti menjadi menyuruh ibu-ibu PKK bulan depan ke kelurahan. Tujuan atau fungsi penggunaan alih kode adalah lebih komunikatif dan sopan dalam menyuruh ibu-ibu PKK yang mempunyai balita untuk datang ke kelurahan.

3. Fungsi Alih Kode

Beberapa fungsi alih kode yang ditemukan dalam rapat ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon, Surakarta adalah 1 lebih persuasif membujuk atau menyuruh mitra tutur O2, 2 lebih argumentatif meyakinkan mitra tutur O2, 3 lebih komunikatif dalam meminta tolong, 4 lebih komunikatif dalam menjelaskan, 5 lebih prestis dan 6 membangkitkan rasa simpatik. a. Lebih Persuasif Membujuk atau Menyuruh Mitra Tutur O2 24 Bu Nuk Harmini : ... Ning kuwi yen diumumke ngono walah Gusthi Allah nyuwun pangapura … Karena kebersihan dari keluarga yang satu, ke keluarga yang lainnya nanti kan satu RT bersih semua, begitu ya? Dadine ya resikan ki sak kabehe. ‘... Tapi kalau diumumkan begitu ya Gusti Allah, saya mohon ampun… Karena kebersihan dari keluarga yang satu, ke keluarga yang lainnya nanti juga satu RT bersih semua. Begitu ya? Jadi menjaga kebersihan itu untuk semuanya. ’ Data 24 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK SKD tanggal 27 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. commit to user 61 Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya alih kode intern yang dilakukan oleh Bu Nuk Harmini pada saat mengajak ibu- ibu PKK selalu menjaga kebersihan, mulai dari keluarga sendiri sampai satu RT. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yaitu ... Ning kuwi yen diumumke ngono walah Gusthi Allah nyuwun pangapura... Kemudian alih kode terjadi ke dalam bahasa Indonesia ditandai Karena kebersihan dari keluarga yang satu, ke keluarga yang lainnya nanti kan satu RT bersih semua, begitu ya? Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah penutur beralih kode karena topik pembicaraan. Mulanya pembicaraan menganai banyaknya yang harus dijabarkan mengenai kebersihan, kemudian begranti menjadi topik mengenai anjuran Bu Nuk Harmini untuk membersihkan lingkungan dari mulai keluarga sampai dengan satu RT. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih persuasif dalam upaya membujuk atau menyuruh ibu-ibu PKK agar menjaga kebersihan dari mulai keluarganya sendiri sampai sehingga dapat meluas pada tingkat RT. 25 Bu Nuk Harmini : Bengi ben ra kanggo sik ngono ya? Lha wong nek arep dijak, bengi kanggo, padahal kuwi aja kanggo dhisik nek arep rana. Lha ngko tak omong-omong ya nekat. Ya itu ya diantaranya informasinya itu terus saya tetap mengingatkan pada ibu-ibu semuanya untuk tetap mengerjakan buku-bukunya. Laporan harian, eh laporan bulanan. ‘Malam agar tidak dipakai dulu begitu ya? lha Kalau akan diajak ke sana, malam dipakai, padahal itu jangan dipakai dahulu kalau mau ke sana. Kalau aku peringatkan tetap nekat... Ya itu ya diantaranya informasinya itu kemudian saya tetap mengingatkan pada ibu-ibu semuanya untuk tetap mengerjakan buku-bukunya. Laporan harian, bukan tetapi laporan bulanan.’ commit to user 62 Mbak Mimi Ismiyati : Belum pada laporan. ‘Belum semua laporan.’ Data 25 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Percakapan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti dan Mbak Mimi Ismiyati sebagai sekertaris PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah percakapan, dalam percakapan diketahui bahwa terjadi alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Indonesia. Alih kode dilakukan oleh Bu Nuk Harmini dari bahasa Jawa ragam ngoko ditandai oleh bengi ben ra kanggo sik ngono ya? Lha wong nek arep dijak bengi kanggo, padahal kuwi aja kanggo dhisik nek arep rana. Kemudian beralih menjadi bahasa Indonesia yang ditandai Ya itu ya diantaranya informasinya itu terus saya tetap mengingatkan pada ibu-ibu semuanya untuk tetap mengerjakan buku-bukunya. Alih kode yang dilakukan oleh Bu Nuk Harmini lanjutkan oleh Mbak Mimi dengan menjawab Belum pada laporan. Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah keinginan penutur O1 untuk merubah topik pembicaraan. Semula topik pembicaraan adalah mengenai syarat sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi wanita atau yang disebut dengan papsmear, kemudian topik berganti mengenai laporan bulanan. Tujuan atau fungsi tuturan adalah lebih persuasif dalam membujuk atau menyuruh ibu-ibu PKK untuk mengerjakan laporan harian. commit to user 63 b. Lebih Argumentatif Meyakinkan Mitra Tutur O2 26 Bu Nuk Harmini : Bisa ta itu anak itu nemu ning dalan, digawa ning kantor polisi terus diparani wong, tak peke we bocah iki. Tak adopsine, boleh. Karena yang namanya akte itu hak anak. Jangan melihat latar belakang orang tuanya, anak yang tidak punya bapak atau ibu itu besok kalau memang anak itu pinter dan pandai, bejaning uwong isa dadi presiden, betul itu Jadi jangan oh iki anak ra nduwe pak, oh ki anakke sapa ra nggenah, jangan seperti itu. Karena akte itu hak anak. Jadi dari kota interupsinya terutama Surakarta,... ‘Anak itu bisa ditemukan di jalan, dibawa kekantor polisi kemudian ada orang yang datang, saya adopsi saja anak ini. Saya adopsi, boleh. Karena yang namanya akte itu hak anak. Jangan melihat latar belakang orang tuanya, anak yang tidak punya bapak atau ibu itu, besok kalau memang anak itu pintar dan pandai, orang itu beruntung bisa menjadi presiden, betul itu Jadi jangan anak ini tidak mempunyai ayah, ini anaknya siapa tidak baik, jadi jangan seperti itu. Karena akte itu hak anak. Jadi dari kota interupsinya terutama di Surakarta, …’ Data 26 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di Dalem Pusaka Wiryamartanan pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Desember 2010. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi 2 kali dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia. Pertama, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Bisa ta itu anak itu nemu ning dalan digawa ning kantor polisi terus diparani wong, tak peke we bocah iki. Tak adopsine, boleh. Kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Karena yang namanya akte itu hak anak. Jangan melihat latar belakang orang tuanya, anak yang tidak punya bapak atau ibu itu. Kedua, alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Bejaning uwong isa dadi presiden, betul itu Jadi jangan oh iki anak ra nduwe pak, oh ki anakke sapa ra nggenah, commit to user 64 kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu Jangan seperti itu. Karena akte itu hak anak. Jadi dari kota interupsinya terutama Surakarta,... Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah keinginan penutur untuk menjelaskan dan memberi informasi mengenai akta kelahiran yang merupakan hak anak. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih argumentatif meyakinkan mitra tutur bahwa memang akte kelahiran itu hak anak, jadi tidak boleh membeda-bedakan anak. 27 Bu Nuk Harmini : Oh kula ngopeni anak cilik, kula duwe ponakan ning king Kaliyoso, tidak bisa Harus penduduk Sala. ‘Oh saya merawat anak kecil, saya mempunyai keponakan tetapi dari Kaliyoso, tidak bisa Harus penduduk Sala. ’ Data 27 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di Dalem Pusaka Wiryamartanan pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Desember 2010. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya Bu Nuk Harmini menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Oh kula ngopeni anak cilik, kula duwe ponakan ning king Kaliyoso, kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu …, tidak bisa Harus penduduk Sala. Faktor yang melatarbelakangi alih kode tersebut adalah topik yang dibicarakan. Awalnya topik pembicaraan mengenai contoh ada orang yang mempunyai anak dan keponakan yang berasal dari Kaliyoso, kemudian berganti menjadi penegasan bahwa tidak bisa memiliki KIA selain penduduk asli Sala. commit to user 65 Tujuan atau fungsi alih kode dalam data 27 adalah lebih argumentatif untuk meyakinkan pada ibu-ibu PKK bahwa anak yang berhak mendapatkan KIA adalah harus benar-benar penduduk yang memiliki akte kelahiran di Kota Sala. 28 Bu Nuk Harmini :Maune emoh, ninggal, sakiki eneng uwong gelem nikah ya ta Bu? Yen menurut hukumnya, aktenya itu ya besok mestinya bapake ya sing nikah kuwi ning kuwi biologis bukan itu lho. ‘Sebelumnya tidak mau kemudian meninggalkan, sekarang ada orang yang mau menikahi ya kan Bu? Kalau menurut hukumnya, aktenya itu ya besok mestinya bapaknya ya yang menikahi itu tetapi secara biologis bukan itu lho. ’ Data 28 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di Dalem Pusaka Wiryamartanan pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Desember 2010. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia. Awalnya Bu Nuk Harmini menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Maune emoh ninggal sakiki eneng uwong gelem nikah ya ta Bu? kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Yen menurut hukumnya, aktenya itu ya besok mestinya bapake ya sing nikah kuwi ning kuwi biologis bukan itu lho. Faktor yang melatarbelakangi alih kode tersebut adalah topik yang dibicarakan. Awalnya tuturan mengenai ayah kandung yang meninggalkan anak dan ada ayah baru yang mau mengakui, kemudian beganti menjadi penjelasan bahwa menurut hukumnya anak yang tidak ditinggalkan ayah kandunganya itu bisa atau boleh diakui oleh ayah baru yang mau mengakui anak itu. commit to user 66 Tujuan atau fungsi alih kode dalam data 28 adalah lebih argumentatif untuk meyakinkan pada ibu-ibu PKK bahwa memang seharusnya yang ditulis di akte kelahiran itu nama ayah yang mengakui anak itu walaupun ayah biologisnya bukan itu. c. Lebih Komunikatif dalam Meminta Tolong 29 Bu Nuk Harmini : Oh mulane. Kandhake mbok ben ra wedi kog aku isa kandha dhewe. Lha iya kuwi Bu Andi saya minta tolong RT tujuh itu ya . Jane sing ngregeti RT nem ki RT pitu kuwi kog, memean kae lho Mbak Nunik sakderet rana sapa sing memeni? ‘Ternyata. Dibilangkan juga tidak apa-apa, tidak takut, aku bisa bilang sendiri. Ya itu Bu Andi saya minta tolong RT tujuh itu ya. sebenarnya yang mengotori RT enam itu RT tujuh. Jemuran itu lho Mbak Nunik satu deret ke sana siapa yang menjemur? ’ Data 29 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat alih kode intern. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko menuju ke dalam bahasa Indonesia. Pada data 29 alih kode intern terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Oh mulane. Kandhake mbok ben ra wedi kog aku isa kandha dhewe. Lha iya kuwi ke dalam bahasa Indonesia yaitu Bu Andi saya minta tolong RT tujuh itu ya. Alih kode tersebut terjadi karena faktor kesantunan dan kesopanan penutur dalam menafsirkan keinginannya meminta tolong kepada Bu Andi. Tujuan atau fungsi alih kode pada data 29 adalah lebih komunikatif dalam meminta tolong kepada Bu Andi agar mengingatkan pada RW tujuh untuk menjaga kebersihan. commit to user 67 d. Lebih Komunikatif untuk Menjelaskan 30 Bu Nuk Harmini : Iki anake sapa ora ana sing ngerti kok, itu nanti udah dimasukkan KK orang itu, terus dicarikan akte. Ninga kula ndekmben mungut, kula boten ngerti niki sapa pake, buke sapa. Yasudah itu nanti akte anak namanya Paidi misalnya ya. ya sudah anak nama Paidi itu thok. Ora eneng pake, ora eneng buke... ‘Ini anaknya siapa tidak ada yang tahu kog, itu nanti sudah dimasukkan KK orang itu, kemudian dicarkan akte. Tetapi saya dulu mengadopsi, saya tidak tahu ini siapa Bapaknya, Ibunya siapa. Yasudah itu nanti akte anak namanya Paidi misalnya ya. Ya sudah anak nama Paidi saja. Tidak ada Bapaknya, tidak ada I bunya…’ Data 30 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di Dalem Pusaka Wiryamartanan pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Desember 2010. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat 2 peristiwa alih kode intern. Pertama, alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Iki anake sapa ora ana sing ngerti kog, menuju ke dalam bahasa Indonesia yaitu itu nanti udah dimasukkan KK orang itu, terus dicarikan akte. Faktor yang melatarbalakangi alih kode adalah topik pembicaraan. Awalnya tuturan mengenai anak yang tidak diketahui siapa orang tuanya kemudian anak itu dicatat dalam KK orang yang mau mengekui sehingga dapat dibuatkan akte. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam memberikan infromasi mengenai akte kelahiran. Kedua, alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Ninga kula ndekmben mungut, kula boten ngerti niki sapa pake, buke sapa. Menuju ke dalam bahasa Indonesia yaitu Yasudah itu nanti akte anak namanya Paidi misalnya ya. ya sudah anak nama Paidi itu thok. commit to user 68 Faktor yang melatarbalakangi alih kode tersebut adalah topik pembicaraan. Awalnya tuturan mengenai orang yang memungut atau mengadopsi anak tetapi tidak mengetahui orang tuanya kemudian berganti menjadi pencatatan akte kalahiran atas nama misalnya Paidi nama anak yang ditemukan itu. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam memberikan informasi mengenai akte kelahiran yang bisa saja dibuat atas nama anak saja tanpa menyebutkan orang tua kandung. 31 Bu Nuk Harmini : Iki lho eneng datane seka ndhuwur kana, nggonanmu ki sing durung duwe, yang belum punya akte siapa coba kamu cari itu siapa,... ‘Ini lho ada datanya dari atas sana, ditempatmu yang belum punya, yang belum punya akte siapa coba kamu cari itu siapa,... ’ Data 31 merupakan peristiwa tutur yang terjadi di Dalem Pusaka Wiryamartanan pada rapat PKK Lansia tanggal 10 Desember 2010. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur adalah monolog, dalam tuturan terdapat peristiwa alih kode intern. Alih kode terjadi dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Iki lho eneng datane seka ndhuwur kana, nggonanmu ki sing durung duwe, menuju ke dalam bahasa Indonesia yaitu yang belum punya akte siapa coba kamu cari itu siapa,... Faktor yang melatarbelangi terjadinya alih kode adalah topik pembicaraan. Mulanya topik pembicaraan mengenai adanya data mengenai anak yang belum punya akte kemudian berganti menjadi menyuruh untuk mencari anak yang belum pnya akte dan membantu membuatkan akte kelahiran. commit to user 69 Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih komunikatif dalam memberikan informasi menganai atasan pemerintah kota Surakarta memberikan instruksi mengenai akte kelahiran dan anggota PKK diberitahu supaya mencari siapa saja anak yang belum memiliki akte kelahiran. e. Lebih Prestis 32 Bu Nanik Panji : …Oh ya wis. Sing kene krungune kelahiran. Yaudah makanya itu maaf complain ... ‘Ya sudah. Tadi saya dengarnya kelahiran. Ya sudah maka dari itu maaf protes. ’ Data 32 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK RW, tanggal 14 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nanik Panji, beliau adalah seorang ketua PKK RW 02 Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peritiwa tutur 32 adalah monolog. Monolog tersebut mengandung alih kode dari bahasa Jawa ragam ngoko dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia. Dimulai dari tuturan dari bahasa Jawa ragam ngoko yaitu …Oh ya wis. Sing kene krungune kelahiran. Kemudian dilanjutkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu Yaudah makanya itu maaf complain … Faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode adalah topik pembicaraan. Awalnya tuturan mengenai pernyataan Bu Nanik Panji mengenai apa yang didengar tentang kelahiran kemudian berganti menjadi permohonan maaf karena beliau salah mendengar dan protes saat itu. Tujuan atau fungsi alih kode pada data 32 adalah lebih prestis atau gengsi karena dari faktor sosio-situasional tidak mengharuskan penutur untuk beralih kode. Pada saat itu Bu Nanik Panji ingin meminta maaf karena salah mendengar dan protes. commit to user 70 Sebenarnya apabila meminta maaf bisa menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko alus atau bahasa Jawa ragam krama untuk meminta maaf, namun pada saat itu karena sedikit gengsi maka menggunakan bahasa Indonesia yaitu Yaudah makanya itu maaf complain. 33 Bu Nuk Harmini : Bu Endang piyayine nyenengke ninga kog itu. Memang rada adoh, rana tapi kalau mau ke sana ya nanti calling saya, … ‘Bu Endang orangnya menyenangkan. Memang sedikit jauh, ke sana tapi kalau mau ke sana ya nanti menghubungi saya,…’ Data 33 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur 33 adalah monolog, dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko yaitu Bu Endang piyayine nyenengke ninga kog itu. Memang rada adoh, rana kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia yaitu tapi kalau mau ke sana ya nanti calling saya,... Faktor yang melatarbelakangi alih kode adalah topik pembicaraan, awalnya topik pembicaraan mengenai Bu Endang yang menyenangkan dan tempat yang sedikit jauh kalau pergi ke sana. Kemudian berganti menjadi penutur yang menawarkan agar ibu-ibu PKK menghubunginya kalau ingin diantar ke tempat Bu Endang bersama-sama. Tujuan atau fungsi alih kode adalah lebih prestise atau gengsi karena dari faktor sosio-situasional tidak mengharuskan penutur untuk beralih kode. Pada saat itu Bu Nuk Harmini menawarkan agar ibu-ibu PKK menghubunginya kalau ingin diantar commit to user 71 sebenarnya dapat menggunakan bahasa Jawa namun penutur menggunakan alih kode dengan menggunakan bahasa Indonesia disisipi bahasa Inggris yaitu kata calling. f. Membangkitkan Rasa Simpatik 34 Bu Nuk Harmini : ... Dadi nganti kaya digip kaya nganggo badhong kae ndisik kuwi. Nek patah sisan malah dipen. Anda bisa membayangkan nek retak pie? Ini cuma informasi ya... ‘... Jadi sampai seperti digip memakai badhong itu dahulu. Anda bisa membayangkan kalau retak itu bagaimana? Ini hanya informasi ya... ’ Data 34 menunjukkan peristiwa tutur yang terjadi di kantor Kelurahan Kepatihan Kulon pada rapat PKK Inti, tanggal 15 Januari 2011. Tuturan dilakukan oleh Bu Nuk Harmini seorang wakil ketua PKK Inti Kelurahan Kepatihan Kulon. Bentuk peristiwa tutur 34 adalah monolog, dalam tuturan tersebut menunjukkan adanya alih kode intern dari bahasa Jawa ragam ngoko kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia. Awalnya tuturan menggunakan bahasa Jawa ragam ngoko ditandai dengan tuturan Dadi nganti kaya digip kaya nganggo badhong kae ndisik kuwi. Nek patah sisan malah dipen. Kemudian beralih kode ke dalam bahasa Indonesia yang ditandai dengan Anda bisa membayangkan nek retak pie? Ini cuma informasi ya... Faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode pada tuturan tersebut adalah topik pembicaraan. Awalnya topik pembicaraan mengenai kondisi seseorang yang seperti di gips karena retak, kemudian berganti menjadi penengasan Bu Nuk Harmini dengan pertanyaan mengenai apa yang dirasakan orang yang patah tulang. Tujuan atau fungsi alih kode 34 adalah membangkitkan rasa simpatik terhadap orang yang sedang mengalami patah tulang. commit to user 72

B. Bentuk, Faktor yang Melatarbelakangi dan Fungsi Campur Kode dalam Rapat