Ragam Bahasa KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

commit to user 11 dengan kedwibahasaan, tetapi istilah diglosia lebih cenderung dipakai untuk menunjukkan keadaan masyarakat tutur, di mana terjadinya alokasi fungsi dari dua bahasa atau ragam. Disisi lain, istilah kedwibahasaan lebih ditekankan pada keadaan pemakai bahasa itu 2010: 27. Dapat disimpulkan bahwa hakikat kedwibahasaan, bilingual dan diglosia adalah pemakaian dua bahasa dalam kelompok masyarakat. Jadi ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon yang menggunakan dua bahasa disebut dengan bilingual atau dwibahasawan.

C. Ragam Bahasa

Sebelum lebih jauh membahas mengenai ragam bahasa, sekilas gambaran mengenai posisi ragam bahasa sebagai salah satu wujud dari variasi bahasa yang khusus diutarakan oleh Soepomo Poedjosoedarmo. Soepomo Poedjosoedarmo berpendapat bahwa variasi bahasa adalah bentuk-bentuk dalam suatu bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya. A da lima wujud variasi bahasa, yaitu, idiolek, dialek, ragam bahasa, register, dan tingkat tutur atau unddha usuk speech levels. 1. Idiolek merupakan variasi bahasa yang sifatnya individual, maksudnya sifat khas tuturan seseorang berbeda dengan tuturan orang lain. 2. Dialek merupakan variasi bahasa yang disebabkan adanya perbedaan daerah asal penutur dan perbedaan kelas sosial penutur. Oleh karena itu, maka dikenal adanya dialek geografis. 3. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang disebabkan adanya perbedaan dari sudut penutur, tempat, pokok tuturan, dan situasi. Sehubungan ragam bahasa ini dikenal adanya ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tidak resmi santai, akrab. 4. Register merupakan variasi bahasa yang disebabkan adanya sifat-sifat khas kebutuhan pemakainya commit to user 12 5. Tingkat tutur merupakan variasi bahasa yang disebabkan adanya perbedaan anggapan penutur tentang relasinya atau hubungannya dengan mitra tuturnya. Relasi tersebut dapat bersifat akrab, sedang, berjarak, menarik, mendatar, dan menurun dalam Maryono Dwiraharjo, 2001: 36-37. Terkait dengan ragam bahasa, Suwito berpendapat bahwa ragam bahasa adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menunjuk salah satu dari sekian variasi yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Variasi itu timbul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dalam konteks sosialnya. Adanya berbagai variasi menunjukkan bahwa pemakaian bahasa tutur itu bersifat aneka ragam heterogen 1983: 148. Soepomo Poedjosoedarmo, dkk, mengutarakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa yang dihasilkan oleh adanya situasi bahasa yang mewadahinya. Oleh karena itu, apabila situasi bahasanya berbeda, maka bentuk-bentuk bahasa yang dihasilkan berbeda pula sekalipun penuturnya sama 1979: 8. Harimurti Kridalaksana mengemukakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara dan orang yang dibicarakan, dan menurut medium pembicaraan 2008: 206. Mengenai ragam bahasa selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa ragam bahasa merupakan aneka macam bahasa yang dihasilkan karena adanya fungsi dan situasi yang mewadahinya. Fungsi dan situasi pemakaian bahasa sangat erat kaitanya. Maksudnya adalah penggunaan fungsi disesuaikan dengan situasinya, misalnya apabila seseorang mengutarakan kata-kata humor yang fungsinya untuk membuat orang tertawa tentu saja tidak tepat apabila dikatakan dipidato pada acara pemakaman. Kata-kata humor seharusnya diutarakan pada situasi yang tidak resmi atau santai. commit to user 13

D. Pembagian Tingkat Tutur Bahasa Jawa Undha-usuk