PKK sebagai Organisasi Kemasyarakatan Kerangka Pikir

commit to user 27

J. PKK sebagai Organisasi Kemasyarakatan

PKK merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam bidang pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga. Organisasi ini berupaya untuk melanjutkan program-program pemerintah agar sampai menyentuh kepada masyarakat umum terutama pada keluarga-keluarga inti. Sebenarnya organisasi PKK tidak hanya untuk kaum ibu tetapi juga untuk ayah bahkan remaja putri dan putra. Pada kenyataannya kaum ayah lebih banyak memiliki kesibukan mencari nafkah untuk keluarganya sehingga memilih menyerahkan urusan organisasi PKK kepada kaum ibu. Remaja putri dan putra juga bisa mengikuti program PKK dengan mendirikan Karangtaruna sebagai bagian dari PKK diperuntukkan bagi remaja. PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan Tim Rakernas VI PKK, 2005: 36. Tim penggerak PKK dibentuk di pusat, provinsi, kabupatenkota, kecamatan, desakelurahan. Hubungan kerja antara Tim Penggerak PKK Pusat dengan Tim Penggerak PKK Provinsi, kabupatenkota, kecamatan dan desakelurahan adalah bersifat konsultatif, koordinatif dan hirarkis untuk mendekatkan jangkauan pembinaan kepada keluarga-keluarga dibentuk kelompok-kelompok PKK dusunlingkungan, RW, RT dan kelompok Dasawisma. Sebenarnya PKK dapat diikuti oleh seorang ayah atau anak, namun pada kenyataannya di Kelurahan Kepatihan Kulon, ibu-lah yang memiliki banyak waktu dan keinginan untuk bergorganisasi PKK. Secara umum PKK Inti beranggotakan ibu- ibu, dan penelitian ini khusus membahas gerakan PKK yang beranggotakan ibu. commit to user 28

K. Kerangka Pikir

Struktur penelitian ini dapat disusun dengan kerangka pikir yang menjelaskan mengenai masalah dan hasil analisis alih kode dan campur kode yang terjadi pada penggunaan bahasa Jawa oleh ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon Surakarta. Masalah pertama yang muncul adalah adanya kegiatan rapat PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon, kemudian terdapat komunikasi antaribu-ibu PKK. Pada saat berkomunikasi ibu-ibu menggunakan kode bahasa. Kode bahasa menimbulkan adanya faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode dan campur kode bahasa Jawa. Menggunakan satu kode pada rapat ibu-ibu PKK terkadang sulit dilakukan sehingga ibu-ibu PKK cenderung untuk melakukan alih kode dan campur kode. 1 Menurut faktor yang melatarbelakangi alih kode maka ditemukan bentuk alih kode yang dianalisis menurut bahasa dan ragam bahasa pembentuknya yaitu dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Jawa ragam ngoko atau sebaliknya, dari bahasa Jawa ragam krama ke dalam bahasa Indonesia, dari bahasa Jawa ragam ngoko ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, dari bentuk kebahasaan alih kode dapat diketahui fungsi penggunaannya yaitu lebih komunikatif, lebih prestis, lebih argumentatif, lebih persuasif dan membangkitkan rasa simpatik. 2 Menurut faktor yang melatarbelakangi campur kode maka bentuk campur kode menurut unsur-unsur kebahasaannya yaitu kata dasar, kata jadian, perulangan kata, dan frasa. Setelah diketahui bentuk maka akan terdapat fungsi campur kode yaitu lebih komunikatif, lebih prestis, lebih argumentatif, lebih persuasif dan lebih singkat dan mudah dipahami. Skema kerangka pikir disusun sebagai berikut. commit to user 29 Bentuk alih kode menurut bahasa dan ragam bahasa pembentuknya. a. BJRK  BI b. BJRN  BI c. BJRK  BJRN d. BJRN  BJRK Bentuk campur kode menurut unsur-unsur kebahasaan. a. Kata dasar b. Kata jadian c. Perulangan kata d. Frasa Faktor yang melatarbelakangi penggunaan alih kode dan campur kode bahasa Jawa Komunikasi antaribu-ibu PKK Kegiatan rapat PKK di kelurahan Kepatihan Kulon Kode bahasa Fungsi alih kode a. Lebih komunikatif b. Lebih prestise c. Lebih persuasif d. Labih argumentatif e. Membangkitkan rasa simpatik Fungsi campur kode a. Lebih komunikatif b. Lebih prestise c. Lebih persuasif d. Lebih argumentatif e. Lebih singkat dan mudah dipahami commit to user 30

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian mencakup kesatuan dan keserangkaian proses yang dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang sesuai dengan gambaran penggunaan alih kode dan campur kode bahasa Jawa pada rapat ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon. Berikut ini metode penelitian yang dimulai dari rancangan pengkhususan jenis penelitian, lokasi penelitian, penentuan data dan sumber data, pemilihan populasi dan sampel data, alat penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Ditegaskan oleh D. Edi Subroto bahwa penelitian kualitatif terutama yang dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu sosial atau humaniora 1992: 7. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk kata-kata bukan berupa angka. Penelitian ini menjelaskan fenomena kebahasaan berupa alih kode dan campur kode yang muncul dalam rapat ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon, Surakarta.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil adalah Kelurahan Kepatihan Kulon, Surakarta. Dipilih lokasi tersebut dikarenakan ibu-ibu PKK lebih memahami dan masih menggunakan tuturan bahasa Jawa. Selain itu, ibu-ibu PKK di Kelurahan Kepatihan Kulon banyak yang aktif dalam organisasinya, dan di dalam penggunaan bahasa dalam rapat masih terdapat alih kode dan campur kode bahasa Jawa walaupun