Konsumsi Bahan Kering HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to user 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsumsi Bahan Kering

Rerata konsumsi bahan kering pada domba lokal jantan dalam penelitian ini tercantum pada tabel 4. Tabel 4.Rerata konsumsi bahan kering domba lokal jantan gekorhari Perlakuan Ulangan Rerata 1 2 3 4 P0 1049,670 517,740 676,535 989,400 808,336 P1 939,225 802,017 688,952 398,001 707,049 P2 777,287 728,251 1004,540 681,170 797,812 P3 693,410 991,048 624,873 576,681 721,503 Rerata konsumsi bahan kering BK pada masing-masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 pada penelitian ini secara berturur-turut adalah 808,336; 707,049; 797,812; dan 721,503 gekorhari. Perbedaan yang tidak nyata pada konsumsi bahan kering menunjukkan bahwa coating minyak sawit pada urea sampai level 3 tidak berpengaruh pada konsumsi pakan. Penambahan urea pada ransum meski telah di coating minyak sawit masih memiliki bau menyengat tetapi konsumsi pakan cenderung sama. Menurut Kartadisatra 1997, menyatakan bahwa keadaan fisik dan kimiawi pakan ditunjukkan oleh kenampakan bau, rasa dan tekstur yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Faktor yang lain yang menyebabkan konsumsi bahan kering masing- masing perlakuan hampir sama adalah kandungan nutrien dari masing-masing ransum perlakuan hampir sama terutama kandungan energinya. Dijelaskan oleh Tillman et al., 1991 bahwa ransum yang mempunyai kandungan protein, bahan kering dan energi yang sama akan mempunyai konsumsi bahan kering yang sama pula. Pada penelitian ini terlihat bahwa kandungan energi antara pakan kontrol dan pakan perlakuan relatif sama sehingga menyebabkan konsumsi bahan keringnya relatif sama. Kisaran energi TDN dalam penelitian ini antara 62,46 sampai 64,48 ini menyebabkan konsumsi commit to user 19 bahan kering hampir sama. Ditambahkan oleh Parakkasi 1999, bahwa yang membatasi tingkat konsumsi adalah kebutuhan energinya. Ternak akan berhenti makan ketika kapasitas lambung telah tercapai atau kebutuhan energinya telah tercukupi. Pada penelitian ini sebenarnya kandungan protein ransum masing-masing perlakuan makin meningkat yaitu berkisar 12,35 sampai 20,42 namun belum dapat mempengaruhi konsumsi bahan kering ini disebabkan karena penambahan urea yang memiliki kandungan protein tinggi tapi karena mempunyai bau yang menyengat dan tidak disukai ternak meski telah di coating sehingga menyebabkan tingkat konsumsi bahan kering relatif hampir sama, ini disebabkan oleh tingkat palatabilitas dari pakan tersebut.

B. Konsumsi Bahan Organik

Dokumen yang terkait

Pendugaan Kadar Neutral Detergent Fiber dan Acid Detergent Fiber pada Pakan Berdasarkan Hasil Analisa Proksimat

0 6 81

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN AMPAS TEBU (BAGASSE) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 6 52

PENGARUH SUPLEMENTASI PROBIOTIK CAIR EM4 TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 29

PENGARUH PENGGANTIAN KONSENTRAT DENGAN TEPUNG SAMPAH ORGANIK DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 59

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA LOKAL JANTAN

0 4 48

Pengaruh Penggunaan Bungkil Biji Kapuk (Ceiba Pentandra) Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Pada Domba Lokal Jantan

0 7 46

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU DAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, ACID DETERGENT FIBER (ADF) DAN NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) RANSUM DOMBA LOKAL JANTAN

0 5 51

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PENGARUH PENAMBAHAN MIKROBA LOKAL (MOL) TERHADAP KADAR NEUTRAL DETERGENT FIBER DAN ACID DETERGENT FIBER PADA RANSUM LENGKAP TERFERMENTASI.

0 0 2

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

0 0 5