commit to user 21
atau penyelimutan dapat menurunkan kontak langsung enzim-enzim pencernaan atau mikroba rumen terhadap partikel pakan sehingga konsumsi
pada penelitian ini cenderung menurun meski tidak berbeda nyata. Lebih lanjut dijelaskan Widiyanto et al. 2007 bahwa hambatan degradasi serat
disebabkan oleh penyelubungan yang menghambat kontak langsung mikroba atau enzim selulolitik dengan partikel pakan.
Van Soest 1994 mengatakan bahwa ada dua aspek yang mempengaruhi respon ternak dalam mengkonsumsi pakan yaitu jumlah dari
bagian yag tidak dicerna yang mendorong pakan keluar dari saluran pencernaan dan jumlah penyerapan dari nutrien yang tercerna dan
termetabolis yang akan masuk dalam sistem metabolisme ternak. Selanjutnya dikatakan bahwa NDF sangat berpengaruh terhadap kemampuan ternak
ruminansia untuk mengkonsumsi pakan. Ditambahkan Kamal 1994 yang dimaksud NDF adalah penyusun dinding sel berserat yang terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, lignin, silika, dan N dinding sel. NDF merupakan fraksi serat kasar yang sulit dicerna sehingga konsumsi bahan kering yang
berbeda tidak nyata menyebabkan konsumsi NDF juga berbeda tidak nyata sesuai dengan yang dijelaskan Tillman et al., 1991 bahwa fraksi serat kasar
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap daya cerna.
D. Konsumsi Acid Detergent Fiber
Rerata konsumsi acid detergent fiber ADF pada domba lokal jantan dalam penelitian ini tercantum pada tabel 7.
Tabel 7. Rerata konsumsi ADF domba lokal jantan gekorhari Perlakuan
Ulangan Rerata
1 2
3 4
P0 371,407
192,941 263,616
390,104 304,517
P1 368,852
304,671 276,133
154,724 276,095
P2 302,923
271,782 367,660
258,787 300,288
P3 275,963
373,695 235,252
225,209 277,530
commit to user 22
Rerata konsumsi ADF pada masing-masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 pada penelitian ini secara berturur-turut adalah 304,517; 276,095;
300,288; dan 277,530 gekorhari. Perbedaan yang tidak nyata pada konsumsi ADF sejalan dengan konsumsi NDF yang juga berbeda tidak nyata
yaitu disebabkan karena pengaruh coating minyak sawit pada urea yang menutupi atau menyelimuti partikel pakan sehingga menurunkan kontak
langsung dengan enzim-enzim pencernaan atau mikroba rumen dan akhirnya menyebabkan konsumsi cenderung hampir sama, selain itu perbedaan yang
tidak nyata pada konsumsi ADF juga disebabkan karena kandungan nutrien pakan yang hampir sama terutama kandungan ADF. Pada penelitian ini
kandungan ADF P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 43,33; 43,01; 42,70 dan 42,39.
Perbedaan yang tidak nyata pada konsumsi ADF juga disebabkan karena konsumsi NDF yang juga berbeda tidak nyata sebab ADF merupakan
bagian dari NDF yang terdiri dari lignin dan selulosa. Menurut Prawirokusumo 1994 mengatakan bahwa ADF terdiri dari fraksi lignin dan
selulosa yang sebagian besar tidak tercerna.
E. Kecernaan Bahan Kering
Rerata kecernaan bahan kering pada domba lokal jantan dalam penelitian ini tercantum pada tabel 8.
Tabel 8. Rerata kecernaan bahan kering domba lokal jantan Perlakuan
Ulangan Rerata
1 2
3 4
P0 61,97
54,13 60,40
68,56 61,27
P1 54,66
60,84 44,86
41,49 50,46
P2 57,26
49,25 60,86
54,81 55,55
P3 55,04
55,64 56,00
49,01 53,92
Rerata kecernaan bahan kering BK pada masing-masing perlakuan P0, P1, P2, dan P3 pada penelitian ini secara berturur-turut adalah 61,27;
50,46; 55,55; dan 53,92 . Perbedaan yang tidak nyata pada kecernan
commit to user 23
bahan kering diduga disebabkan karena belum berhasilnya proses coating minyak sawit pada urea dalam penelitian ini sehingga belum mampu
memperlambat degradasi
protein dalam
rumen, menurut
Huber dan Kung, 1981 cit Khoerunnissa, 2006 degradasi protein dalam rumen dipengaruhi sumber protein, bentuk fisik dan kimia pakan, gerak laju
pakan dalam rumen, jumlah konsumsi ransum, konsumsi energi, pertumbuhan mikroba dan ukuran partikel pakan. Selain itu kecernaan bahan
kering juga dipengaruhi oleh konsumsi bahan kering dan kandungan nutrien yang hampir sama pada tiap ransum perlakuan sehingga kualitas fisik maupun
kimiawi pakan yang masuk kedalam rumen tidak jauh berbeda. Menurut Tillman et al., 1991 tingginya kecernaan bahan kering dipengaruhi oleh
jumlah pakan yang dikonsumsi. Ditambahkan oleh Parakkasi 1999 bahwa daya cerna dipengaruhi oleh sifat fisik dan komposisi kimiawi. Menurut
Anggorodi 1990 faktor yang mempengaruhi kecernaan bahan kering antara lain bentuk fisik bahan pakan, komposisi ransum, suhu, laju perjalanan
melalui alat pencernaan dan pengaruh perbandingan dari zat pakan selain itu ditambahkan oleh Tillman et al., 1991 faktor lain yang mempengaruhi
adalah spesies hewan dan jumlah makanan. Kecernaan bahan kering yang berbeda tidak nyata juga disebabkan
oleh kandungan serat kasar yang hampir sama antar perlakuan. Menurut Tillman et al., 1991 menyatakan bahwa daya cerna sangat berkaitan erat
dengan komposisi kimianya dan serat kasar mempunyai pengaruh paling besar terhadap daya cerna. Pada penelitian ini kandungan serat kasar P0, P1,
P2, dan P3 berturut-turut adalah 16,84; 16,70; 16,55 dan 16,41. Kandungan serat kasar yang hampir sama pada tiap perlakuan menyebabkan
kecernaan bahan kering berbeda tidak nyata.
commit to user 24
F. Kecernaan Bahan Organik