7
Pakpak di Desa Sukaramai. Ada dua aspek utama yang akan penulis diskusikan di dalam tulisan ini. Pertama adalah bagaimana deskripsitatakNantampuk Mas
tersebut. Akan dideskripsikan ragam gerakan yang ada, demikian juga halnya dengan pola-pola lantai yang digunakan, serta dalam pola-pola gerakan, hal
spesifik apa yang menyangkut nilai adat, nilai agama, atau nilai yang terkait budaya lokal yang dilambangkan atau diekspresikan. Kedua, bagaimana struktur
musik pengiring pada tatak Nantampuk Mas tersebut. Hal- hal tersebut di atas membuat penulis memilih judul untuk penelitian
ini, sebagai berikut: “Deskripsi Struktur Tatak Nantampuk Mas dan Musik Iringan Yang di Pertunjukan Oleh Sanggar Nina Nola di Desa Sukaramai, Kecamatan
Kerajaan, Pakpak Bharat”
1.2 Pokok Permasalahan
Agar pembahasan lebih terarah maka ditentukan pokok permasalahan. Dalam skripsi ini permasalahan yang akan dibahas meliputi dua hal sebagai berikut.
1 Bagaimana struktur tatak Nantampuk Mas yang dipertunjukkan oleh
Sanggar Nina Nola di Desa Sukaramai? Pokok permasalahan ini akan dijawab dengan uraian mengenai ragam gerak, pola lantai, motif gerak,
frase gerak, bentuk tari, hitungan tari, busana tari, properti tari, dan hal-hal sejenis yang berkait dengan keberadaan tari sebagai salah satu kesenian
yang terdapat pada budaya Pakpak. 2
Bagaimana struktur musik iringantatak Nantampuk Mas yang dipertunjukkan Sanggar Nina Nola di Desa Sukaramai? Pokok
permasalahan ini akan dijawab dengan uraian mengenai struktur melodi
Universitas Sumatera Utara
8
dan ritem yang dihasilkan alat pembawa melodi dan ritem dalam konteks mengiringi tatak Nantampuk Mas ini. Melodi dibawa oleh alat musik
kalondang, kucapi, dan lobat. Sementara ritem dibawa secara interloking oleh gung sada rabaan, yang diiringi pola-pola ritem gendang sitelu-telu.
Untuk melodi akan dikaji mengenai aspek: tangga nada, wilayah nada, nada dasar, interval, formula, jumlah nada yang digunakan, kadensa, dan
kontur. Untuk ritem akan dikaji: meter, tempo, aksentuasi, interloking, motif ritem, pola ritem, durasi, dan hal-hal sejenis.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur tatak Nantampuk Mas yang disajikan dalam pertunjukan di Desa Sukaramai.
2 Untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur musik iringan tatak
Nantampuk Mas yang disajikan dalam pertunjukan di Desa Sukaramai.
1.3.2 Manfaat
Manfaat yang diambil dari penelitian yang diwujudkan dalam skripsi ini adalah 1
Sebagai dokumentasi dan bahan literatur dalam disiplin Etnomusikologi
berkaitan tentang kesenian Pakpak khususnya tatak Nantampuk Mas.
Universitas Sumatera Utara
9
2 Menambah pengetahuan bagi penulis dan peneliti-peneliti lain, baik
mencakup teori maupun uraian tentang bentuk penyajian tatak Nantampuk
Mas.
3 Mengembangkan kajian-kajian ilmiah di bidang musik dan tari, yang
dampaknya turut mengembangkan aspek keilmuan dalam disiplin-disiplin
ilmu seni.
1.4 Konsep dan Teori
1.4.1 Konsep
Konsep merupakan gejala yang paling penting dalam penulisan yang akan digunakan sebagai alat menggambarkan fenomena dengan adanya penjabaran
masalah dari kerangka teoritisnya. Kata deskriptif adalah bersifat menggambarkan apa adanya KBBI
2005:258. Kata deskriptif yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah bagaimana gambaran sebenarnya tatak Nantampuk Mas pada saat dipertunjukan
tanpa ada unsur yang ditambahi maupun dikurangi. Tatak berarti tari, tari adalah segala gerak yang berirama atau sebagai segala
gerak yang dimaksudkan untuk menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya Tengku Luckman Sinar, 1996:5. Tatak yang penulis maksudkan dalam tulisan
ini adalah salah satu tarian tradisional masyarakat kebudayaan Pakpak. Tarian ini memakai tiga orang atau lebih penari harus ganjil, yang gerakannya berasal dari
tarian putri raja pada cerita rakyat masyarakat Pakpak. Musik iringannya adalah repertoar kuku endek-endek yang terdiri atas alat musik kalondang,gendang sitelu-
Universitas Sumatera Utara
10
telu, gung sada rabaan poi, puldep, panggora, dan pong-pong, kucapi, dan lobat.
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat yang bersifat kontinu, dan yang terkait oleh suatu rasa
identitas bersama. Masyarakat yang penulis maksud adalah masyarakat Pakpak yang berada di desa Sukaramai, kecamatan Kerajaan, Pakpak Bharat. Daerah ini
merupakan daerah yang menjadi tempat penulis meneliti tatak Nantampuk Mas.
1.4.2 Teori
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpegang pada beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dan dianggap relevan, yaitu
bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh
pengertian tentang suatu teori-teori yang bersangkutan. Dengan demikian teori adalah pendapat yang dijadikan acuan dalam membahas tulisan ini.
Menurut Murgiyanto 1996:156
5
kata seni pertunjukan secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti drama, tari, musik yang disajikan
secara khusus di depan penonton. Dalam mendeskripsikan tatak Nantampuk Mas penulis juga menggunakan teori Milton Siger MSPI, 1996:164-165
6
5
Skripsi Sarjana Hubungan Struktur Tari, Musik Iringan, dan Fungsi tari Galombang yang Dipertunjukan Sanggar Tigo Sapilin pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Minangkabau
di Kota Medan, oleh Reny Yuliati2013:20.
6
Skripsi Sarjana Analisis Pertunjukan Tari Piring Pada Upacara Perkawinan Adat Masyarakat Minangkabau Di Kota Medan, oleh Flora Hutagalung 2009:11.
yang menjelaskan bahwa pertunjukan selalu memiliki: 1 Waktu pertunjukan yang
Universitas Sumatera Utara
11
terbatas, 2 Awal dan akhir, 3 Acara kegiatan yang terorganisir, 4 Sekelompok pemain, 5 Sekelompok penonton, 6 Tempat pertunjukan dan, 7
Kesempatan untuk mempertunjukkannya. Bentuk adalah wujud dan susunan yang ditampilkan dan pengertian
penyajian yang kata dasarnya saji yaitu mempersembahkan, sedangkan penyajian mengandung arti yaitu proses, cara dan perbuatan menyajikan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia 2005:135,979. Dari pengertian diatas yang dimaksud dengan bentuk penyajian dalam penelitian ini adalah susunan cara menyajikan tatak
Nantampuk Mas. Bentuk penyajian tersebut dapat mengarah kepada elemen- elemen tari yaitu:
1. Tema
2. Gerak
3. Iringan Musik
4. Tata Rias
5. Tata Busana
6. Tempat Pentas
Dalam meneliti gerak tatak Nantampuk Mas, penulis akan mendeskripsikan bagaimana uraian mengenai ragam gerak, pola lantai, motif gerak, frase gerak,
bentuk tari, hitungan tari, dan busana tari yang digunakan penarinya. Dan penulis juga akan menggunakan lambang-lambang umum dan sederhana yang penulis
buat sendiri untuk dapat mewakili pola gerak tatak Nantampuk Mas.
Universitas Sumatera Utara
12
Sementara itu, untuk mengkaji aspek musik iringan tatak Nantampuk Mas, penulis akan menggunakan teori Bruno Netll 1964 : 131 mengatakan bahwa
untuk mendapatkan seluruh benda musikal dilakukan analisis: perbendaharaan nada, modus, ritem, nada dasar, bentuk, dan tempo.
Musik dan tarian merupakan fenomena yang berbeda, tetapi dapat bergabung apabila terdapat aspek yang sama mengkoordinasikannya. Menurut
Pringgobroto, musik adalah rangkaian ritmis nada, sedangkan tarian adalah rangkaian ritmis dan pola gerak tubuh Wimbrayardi, 1998:13-14. Musik
merupakan audio bunyi yang tidak terlihat, dan tari merupakan fenomena audio bunyi yang tidak terdengar. Baik musik dan tari bergerak di dalam ruang dan
waktu Sachs, 1993:1-4 dan Blacking 1974:64-74 serta dapat dirasakan melalui getaran yang dihasilkannya. Aspek dasar yang menghubungkan keduanya adalah
waktu, yaitu gerak ritmis musik dan tari dan tempo.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Untuk meneliti tatak Nantampuk Mas di
desa Sukaramai, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kirk Miller dalam Moleong 1990:3 yang
mengatakan: “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan peristilahannya”.
Universitas Sumatera Utara
13
Penelitian kualitatif dapat dibagi dalam empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan penulisan laporan. Pada tahap pra
lapangan penulis mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan sebelum turun ke dalam penelitian itu sendiri. Dalam bagian ini disusun
rancangan penelitian ini, menjajaki atau menilai keadaan lapangan, memilih informan, perlengkapan penelitian, dan etika penelitian.
Selanjutnya pada tahap pekerjaan di lapangan peneliti mengumpulkan data semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penulis menggunakan alat bantu yaitu,
kamera digital merk Samsung, dan catatan lapangan. Pengamatan langsung menyaksikan pertunjukan tatak Nantampuk Mas pada sebuah acara
pemerintahan di desa Sukaramai. Sedangkan wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang dalam
pelaksanaan tanya jawabnya berlangsung seperti percakapan sehari-hari. Informan biasanya terdiri dari mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas.
Biasanya mereka telah mengetahui informasi yang dibutuhkan, dan wawancara biasanya berlangsung lama.
Dalam tahap menganalisis data penulis mengorganisasikan data yang telah terkumpul dari catatan lapangan, foto, studi kepustakaan, rekaman, dan
sebagainya ke dalam suatu pola atau kategori dengan hasil akhir membuat laporan untuk penulisan skripsi.
Universitas Sumatera Utara
14
1.5.1 Studi Kepustakaan
Dalam mencari tulisan-tulisan pedukung, penulis melakukan adanya studi kepustakaan dan kegiatan ini dilakukan untuk menemukan literatur atau sumber
bacaan guna melengkapi data-data yang diperlukan dalam tulisan ini. Sumber bacaan yang digunakan dapat berasal dari penelitian yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya. Dimana sumber bacaan diperoleh dari buku, majalah, buletin, jurnal, artikel, dan situs internet. Studi kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh
pengetahuan dasar tentang apa yang akan diteliti. Tujuan dari studi kepustakaan ini adalah untuk mendapatkan konsep-konsep, teori, serta informasi yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pembahasan atau penelitian, dan menambah wawasan penulis tentang kebudayaan masyarakat Pakpak yang diteliti yang
berhubungan dengan kepentingan pembahasan atau penelitian.
1.5.2 Penelitian Lapangan
Sebagai acuan dalam mengumpulkan data di lapangan, penulis berpedoman kepada tulisan Harsja W. Bachtiar dan Koentjaraningrat dalam buku
Metode-metodepenelitian masyarakat. Dalam buku ini tersebut dikatakan, bahwa pengumpulan data dilakukan melalui kerja lapangan field work dengan
menggunakan:
1 Observasi pengamatan, dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung, hal ini sesuai dengan pendapat Harja W. Bachtiar
1990:114-115, bahwa seorang peneliti harus melihat langsung akan kegiatan- kegiatan dari sasaran penelitiannya dalam mendapatkan data-data di lapangan,
Universitas Sumatera Utara
15
maka pengamat menghadapi persoalan bagaimana cara ia dapat mengumpulkan keterangan yang diperlukan tanpa harus bersembunyi, tetapi juga tidak
mengakibatkan perubahan oleh kehadirannya pada kegiatan-kegiatan yang diamatinya.
Mengacu pada teori di atas penulis mengumpulkan keterangan yang diperlukan dengan cara mengamati sasaran penelitian, misalnya tentang penyajian
tatak Nantampuk Mas, sarana yang dipergunakan, pelaku, dan masalah-masalah lain yang relevan dengan pokok permasalahan, dan dalam pengamatan, penulis
juga melakukan pencatatan data-data di lapangan sebagai laporan hasil pengamatan penulis.
2 Wawancara, dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-
pendirian yang mereka miliki, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.
Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi secara lisandari para informan. Untuk ini penulis mengacu pada pendapat
Koentjaraningrat 1990:129-155 yang membagi tiga kegiatan wawancara yaitu : persiapan wawancara, teknik wawancara, dan pencatatan data wawancara.
Sedangkan wawancara terdiri dari wawancara terfokus, wawancara bebas, dan wawancara sambil lalu.
Dalam wawancara terfokus, pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu tetapi selalu terpusat kepada pokok permasalahan lain. Wawancara sambil lalu,
sifatnya hanya untuk menambah data yang lain. Dalam mengumpulkan data,
Universitas Sumatera Utara
16
penulis menggunakan ketiga wawancara ini serta terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan dan mencatat secara langsung data-data yang diperlukan.
3 Perekaman, dalam hal ini penulis melakukan perekaman dengan 2 cara, yaitu a perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dengan
menggunakan handycam merk Sony mini DVD. Perekaman ini sebagai bahan analisis tekstual dan musikal. b Untuk mendapatkan dokumentasi dalam bentuk
gambar digunakan kamera digital merk Samsung. Pengambilan gambar dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat ijin dari pihak pelaksana dan pihak yang
bersangkutan.
1.5.3 Kerja Laboratorium
Kerja laboratorium merupakan proses penganalisisan data-data yang telah didapat dari lapangan. Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan
maupunbahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan danpenyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan
pentranskripsian danselanjutnya dianalisa. Pada akhirnya hasil dari pengolahan data dan penganalisaandisusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka
penulisan. Untuk menyajikan aspek kebudayaan, penulis mengacu dari antropologi,
aspekstruktur musik dari musikologi, dan juga unsur sosial lainnya sesuai dengan keperluan pembahasan ini, sebagaimana ciri Etnomusikologi yang inter-
disiplinerdan keseluruhannya dikerjakan di dalam laboratorium Etnomusikologi, sehinggapermasalahannya yang merupakan hasil laporan penelitian yang disusun
Universitas Sumatera Utara
17
dalambentuk skripsi. Jika data yang dirasa masih kurang lengkap, maka penulismelengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain dan
hal inidilakukan berulang-ulang.
1.6 Lokasi Penelitian
Sebagai lokasi penelitian, penulis memilih sanggar Nina Nola, yang dipimpinoleh Bapak Pandapotan Solin. Sanggar yang beliau pimpin iniberada di
rumah kediaman beliau di Jalan Sisingamangaraja No. 66 , Desa Sukaramai, Kecamatan Kerajaan, Pakpak Bharat. Lokasi penelitian ini ditetapkan dengan
beberapa alasan sebagai berikut. 1 Sanggar Nina Nola ini merupakan sanggar yang sudah lama didirikan, sejak tahun 90an, dandikelola oleh keturunan turun-
temurun yang bergerak dibidang kesenian Pakpak. 2 Dari beberapa sanggar yang terdapat di Desa Sukaramai maupun di kabupaten Pakpak Bharat, sanggar inilah
yang paling sering diminta untuk mempertunjukkan tatak Nantampuk Mas maupun kesenian-kesenian lainnya. 3 Sekarang sanggar ini memang sudah
mengikuti perkembangan zaman, namun orang-orang lama di dalamnya masih mengetahui dan melestarikan pengetahuan gerakan tradisionalnya.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT PAKPAK DAN SANGGAR NINA
NOLA DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN KERAJAAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT
2.1 Letak Geografis Kabupaten Pakpak Bharat