Objek Penelitian Pengujian sub hipotesis pertama: hubungan orientasi profesional

Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Suharsimi 2002:118 menyatakan bahwa objek penelitian variabel penelitian adalah “apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono 2006:13 obj ek penelitian adalah “sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang sesuatu hal variabel tertentu”. Objek penelitian dari penelitian ini adalah orientasi profesional, orientasi manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan anggaran pada Universitas Pendidikan Indonesia.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono 2011:2 metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, empiris berarti cara-cara tersebut dapat diamati oleh indera manusia, dan sistematis berarti proses yang digunakan menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.1. Desain Penelitian

Nazir 1999:84 mendefinisikan bahwa desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Sehingga desain penelitian diperlukan untuk melakukan penelitian dari tahap awal penelitian sampai tahap akhir penelitian. Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian deskriptif analitis. Menurut Nazir 1999: 6 penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti selanjutnya dianalisis secara statistik untuk diambil suatu kesimpulan. Untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun, maka akan diteliti variabel-variabel yang terkait. Variabel-variabel yang terkait itu adalah orientasi profesional, orientasi manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan anggaran. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka akan dilakukan penelitian di lapangan dengan cara wawancara, kuisioner, dan data-data lain yang diperlukan. 3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1. Definisi Variabel Menurut Sugiyono 2012:3 8 variabel adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian dengan judu l “Pengaruh orientasi profesional dan orientasi manajerial terhadap konflik dalam partisipasi penyusunan anggaran Studi pada Universitas Pendidikan Indonesia” memiliki dua varibel independen yaitu orientasi profesional dan orientasi manajerial, satu variabel dependen yaitu konflik peran dalam partisipasi penyusunan anggaran. Adapun definisi dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Orientasi Profesional Salim Salim 1991 mendefinisikan orientasi sebagai “dasar pemikiran untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar ”. Menurut Goode 1960 dalam Abernethy Stoelwinder 1991 profesional adalah „seseorang yang memiliki keahlian yang diperoleh melalui pendidikan khusus dalam jangka panjang dengan mendasarkan pada seperangkat pengetahuan body of knowledge dan profesional tersebut lebih berorientasi untuk menghasilkan jasa service orientation ‟. Sehingga orientasi profesional adalah dasar pemikiran untuk menetukan sikap dan arah secara tepat dan benar yang harus dimiliki oleh seseorang yang profesional. Orientasi profesional terdiri dari lima indikator dengan skala lima poin. Poin terendah menandakan tingkat orientasi profesional yang dimiliki individu rendah dan sebaliknya poin tinggi menandakan tingkat orientasi profesional yang dimiliki individu tinggi. b. Orientasi Manajerial Salim Salim 1991 mendefinisikan orientasi sebagai “dasar pemikiran untuk menentukan sikap dan arah secara tepat dan benar ”. Sedangkan Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu manajerial adalah “tujuan yang menyinggung berbagai kondisi yang diinginkan dari suatu organisasi ” Abernethy Stoelwinder, 1991. Sehingga orientasi manajerial adalah dasar pemikiran untuk menetukan sikap dan arah secara tepat dan benar menyinggung berbagai kondisi yang diinginkan dari suatu organisasi. Orientasi manajerial terdiri dari empat indikator dengan skala lima poin. Poin terendah menandakan tingkat orientasi manajerial yang dimiliki individu rendah dan sebaliknya poin tinggi menandakan tingkat orientasi manajerial yang dimiliki individu tinggi. c. Konflik Peran Menurut Gregson et al. 1994 konflik peran adalah “ketidaksesuaian pengharapan yang berhubungan dengan peran ”. Konflik peran terdiri dari delapan indikator dengan skala lima poin. Poin terendah menandakan tingkat konflik peran yang dihadapi individu rendah dan sebaliknya poin tinggi menandakan tingkat konflik peran yang dihadapi individu tinggi. d. Partisipasi Penyusunan Anggaran Partisipasi penyusunan anggaran adalah “luasnya manajer terlibat dalam penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer terhadap sasaran anggaran unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya ” Kenis, 1979. Partisipasi penyusunan anggaran terdiri dari enam indikator dengan skala lima poin. Poin terendah menandakan tingkat patisipasi dalam penyusunan anggaran yang dilakukan individu rendah dan sebaliknya poin tinggi Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menandakan tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran yang dilakukan individu tinggi.

3.2.2.2. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep oleh Jogiyanto 2010:62 adalah “menjelaskan karakteristik dari objek property ke dalam elemen-elemen elements yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset ”. Operasionalisasi variabel ini dibutuhkan untuk memahami variabel- variabel yang digunakan. Variabel-variabel yang digunakan dijabarkan ke dalam indikator tertentu dan ditentukan data apa saja yang akan digunakan untuk mempermudah pengukurannya. Sehingga dapat mempermudah dalam pengumpulan data dan dalam menjawab masalah-masalah yang ditemukan karena variabel dalam penelitian ini telah dibatasi secara operasional. Penelitian ini menggunakan empat variabel penelitian, yaitu orientasi profesional dan orientasi manajerial sebagai variabel independen, konflik peran sebagai variabel dependen, dan partisipasi penyusunan anggaran maka keempat variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam penjabaran konsep berikut ini: Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator Skala Item Orientasi Profesional Miller Wager, 1971 Abernethy Stoelwinder, 1995 Comerford Abernehty, 1999 - Mengajukan dan mengeluarkan ide-ide - Mempublikasikan hasil kerja - Melakukan penelitian sebagai kontribusi kedudukan profesi - Lebih peduli pada profesi dan keahlian - Bangga dikenal sebagai ahli Ordinal 1 2 3 4, 5 6, 7 Orientasi Manajerial Abernethy Stoelwinder, 1995 - Bekerja sesuai dengan job deskripsi - Efisiensi biaya - Loyalitas terhadap institusi - Meningkatkan dan mempertahankan image institusi Ordinal 8 9 10 11 Konflik Peran Rizzo et.al 1970 - Melakukan hal secara berbeda - Penugasan tanpa tenaga kerja - Melanggar aturan untuk tugas - Bekerja pada dua tugas yang berbeda - Dua tugas yang bertentangan - Kecocokan tugas - Tugas tanpa sumber daya materi - Tugas yang sebenarnya tidak perlu Ordinal 12 13 14 15 16 17 18 19 Partisipasi Penyusunan Anggaran Milani, 1975 Fertakis, 1967 Abernethy Stoelwinder, 1995 - Keikutsertaan ketika anggaran sedang disusun - Keterlibatan manajer dalam memberikan pendapat pada waktu anggaran dalam proses revisi - Frekuensi menyatakan permintaan, memberikan pendapat dan usulan tentang anggaran dapat diminta - Keterlibatan manajer dalam mempengaruhi anggaran final - Keterlibatan manajer sebagai atasan dalam meminta pendapat danatau usulan ketika anggaran sedang disusun - Keterlibatan manajer dalam memeberikan kontribusi dalam anggaran Ordinal 20 21 22 23, 24 25 26 Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono 2012:215, populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh program studi yang ada pada Universitas Pendidikan Indonesia. Dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah ketua program studi. Alasan peneliti menjadikan ketua program studi sebagai responden adalah karena ketua program studi merupakan orang-orang yang lebih memahami tentang proses penyusunan anggaran karena mereka terlibat secara langsung dalam pembuatan anggaran dan mereka yang merasakan apa pengaruh yang mereka dapat dengan memiliki peran ganda sebagai seorang dosen dan juga sebagai seorang ketua program studi. Tabel 3.2. Daftar Populasi Penelitian No Fakultas Jumlah Program Studi 1. Fakultas Ilmu Pendidikan 9 Program Studi 2. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 11 Program Studi 3. Fakultas Pendidikan Bahasan dan Seni 12 Program Studi 4. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 11 Program Studi 5. Fakultas Pendidikan Terknik dan Kejuruan 15 Program Studi 6. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan 5 Program Studi 7. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 7 Program Studi 8. Sekolah Pasca Sarjana 36 Program Studi Jumlah 106 Program Studi Sumber: www.upi.edu Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.3.2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi 2010:174 sampel adalah “sebagian wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan Sugiyono 2008:80 menyatakan bahwa sampel didefinisikan sebagai “bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Selanjutnya menurut Husein Umar 2008:136 menyatakan bahwa “sampel merupakan bagian dari populasi”. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling. Sugiyono 2012:82 menyatakan bahwa probability sampling adalah “teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel ”. Teknik probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono 2012:82 “simple random sampling dikatakan simple sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu ”. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel ini adalah menggunakan rumus Slovin Sevilla et. al., 1993:182, dengan rumus sebagai berikut: dimana: n : jumlah sampel N : jumlah populasi E : batas toleransi kesalahan error tolerance Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat akurasi 95. Penelitian dengan batas kesalahan 2 memiliki tingkat akurasi 98. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Sesuai dengan penjelasan di atas maka jumlah sampel minimal yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 84 responden. Setelah jumlah seluruh sampel didapatkan, maka ditentukan jumlah sampel untuk setiap fakultas yang dihitung secara proporsional. Dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden, maka menurut Harun Al Rasyid 1993:80 penentuan sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana: ni = ukuran sampel yang harus diambil Ni = ukuran populasi ke-i N = populasi N = sampel Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3. Distribusi Sampel Proporsional No Fakultas Jumlah Program Studi Sampel 1. Fakultas Ilmu Pendidikan 9 7 2. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 11 9 3. Fakultas Pendidikan Bahasan dan Seni 12 10 4. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 11 9 5. Fakultas Pendidikan Terknik dan Kejuruan 15 12 6. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan 5 4 7. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 7 5 8. Sekolah Pasca Sarjana 36 28 Jumlah 106 84 Sumber: Data Penelitian diolah kembali 3.2.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.2.4.1. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono 2012:137 menyatakan bahwa: pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Terdapat tiga teknik pengumpulan data menurut Sugiyono, yaitu pengumpulan data melalui wawancara, angket, dan observasi. Adapun penjelasan mengenai ketiga teknik pengumpulan data ini adalah sebagai berikut: Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Interview Wawancara Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang mendalam dari responden dan jumlah respondennya sedikit. Wawancara terbagi ke dalam dua bagian yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa saja yang akan diperoleh sedangkan wawancara tidak terstruktur digunakan dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian lebih mendalam tentang responden. Model wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. 2. Kuisioner Angket Kuisioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden. Kuisioner merupakan teknik yang efisien apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan apabila responden yang diberikan kuisioner jumlahnya cukup besar dan tersebar di wilayah yang cukup jauh. 3. Observasi Observasi dilakukan dengan cara wawancara dan kuisioner. Observasi tidak hanya terbatas pada orang, akan tetapi dapat dilakukan terhadap objek-objek alam yang lainnya. Observasi terbagi dalam empat bagian yaitu observasi berperan serta, observasi nonpartisipan, observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi berperan serta yaitu Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu peneliti berperan serta dalam kegiatan sehari-hari orang yang menjadi sumber penelitian, observasi nonpartisipan yaitu peneliti hanya sebagai pengamat independen saja, observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, dan observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diteliti. Model observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan teknik pengambilan data yang digunakan melalui kuisioner. Menurut Sugiyono 2012:142 kuisioner merupakan “teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Menurut Uma Sekaran 2010 dalam Sugiyono 2012:142 terdapat tiga prinsip dalam penulisan angket yaitu „prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran, dan prinsip penampilan fisik angket ‟. Adapun penjelasan dari ketiga prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Penulisan Angket Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan. 2. Prinsip Pengukuran Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. Instrumen yang Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula. 3. Prinsip Penampilan Fisik Angket Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat dari kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal.

3.2.4.2. Instrumen Penelitian Sugiyono 2010:146 menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah

“alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sedangkan menurut Suharsimi 2002:136 instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner angket yang disebarkan kepada para responden. Kuisioner yang akan disebarkan kepada para responden ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian awal merupakan data diri responden dan bagian selanjutnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini orientasi profesional, orientasi manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan anggaran. Data yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh responden selanjutnya akan dianalisis skornya. Sehingga akan ditemukan skor akhir dari setiap objek yang diteliti. Skala pengukuran untuk Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu variabel dalam penelitian ini adalah ordianal, dan tipe skala yang digunakan adalah tipe skala Likert. Sugiyono 2012:93 menyatakan bahwa: skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kenudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Dengan menggunakan skala Likert, jawaban dari setiap instrumen terdiri dari sangat positif sampai sangat negatif. Setiap jawaban diberi skor masing- masing dengan skor tertinggi lima poin dan skor terendah satu poin. Instrumen penelitian dapat menggunakan bentuk ckecklist atau pilihan ganda. Adapun kriteria jawaban dan skor yang didapat adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Pemberian Skor Jawaban Kriteria Skor Sangat SetujuSelaluSangat PositifSangat Baik 5 SetujuSeringPositifBaik 4 Ragu-raguKadang-kadang 3 Tidak SetujuHampir Tidak PernahNegatifTidak Baik 2 Sangat Tidak SetujuTidak PernahSangat NegatifSangat Tidak Baik 1 Menurut Sugiyono 2010:133 kriteria interpretasi skor berdasarkan hasil jawaban dari responden adalah “skor maksimal setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antar 20-100, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16 100-205 ”. Berikut ini adalah kriteria yang diperoleh dari interpretasi skor berdasarkan hasil jawaban responden: Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5. Interpretasi Skor Hasil Kategori 20 - 35,99 Tidak BaikTidak Efektif 36 - 51,99 Kurang BaikKurang Efektif 52 - 67,99 Cukup BaikCukup Efektif 68 - 83,99 BaikEfektif 84 - 100 Sangat BaikSangat Efektif Sumber: Sugiyono 2010:133 Interpretasi skor diperoleh dengan membandingkan skor item yang diperoleh dari jawaban yang diberikan oleh responden dengan skor tertinggi hasil jawaban dikalikan 100. Hasil skor item diperoleh dari nilai skala pertanyaan dikalikan dengan jumlah responden yang menjawab. Sedangkan skor tertinggi diperoleh dari hasil perkalian jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dengan jumlah responden secara keseluruhan. Interpretasi skor di atas akan digunakan sebagai pedoman untuk menginterpretasikan hasil penelitian data jawaban kuisioner yang telah diisi oleh para responden. Setelah itu, hasil jawaban akan dianalisis untuk mendeskripsikan hasil jawaban yang berkaitan dengan variabel orientasi profesional, orientasi manajerial, konflik peran, dan partisipasi penyusunan anggaran.

3.2.5. Teknik Analisis Data

Husein Umar 2008: 107 mengemukakan bahwa: setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data agar data yang masih terkesan Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bertebaran dapat disusun sedemikian rupa, sehingga lebih mudah untuk dianalisis dalam rangka menjawab tujuan risetnya. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode statistika akan tergantung pada skala pengukuran variabel, karena tidak semua prosedur analitis cocok untuk skala pengukuran variabel. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Jalur Path Analysis.

3.2.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono 2012:147 analisis statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi ”. Analisa statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden. Gambaran tersebut meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan kedudukan atau jabatan di tempat responden bekerja.

3.2.5.2. Perubahan Data dari Skala Ordinal ke Interval

Penelitian ini menggunakan penelitian kuesioner yang alternatif jawaban dalam skala ordinal, sedangkan analisis data dengan Analisis Jalur Path Analysis mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval. William L.Hays 1969 menemukan metode untuk mengalihkan skala ordinal menjadi skala interval, metode ini bernama Method Succesice Interval MSI. Langkah - langkah dalam menerapkan metode ini sebagai berikut : Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Semua item pertanyaan dapat dihitung frekuensi jawabannya dan berapa responden yang menjawab untuk mendapat masing-masing skor 2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan membagi frekuensi dengan jumlah responden. 3. Tentukan proporsi tiap skor jawaban secar kumulatif. 4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal. 5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas atau menghitung niali fungsi kepadatan dengan menggunakan rumus: √ 6. Tentukan nilai skala untuk setiap Z dengan rumus : NS = 7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: NT = NS + 1 + | NSim | dimana NSim adalah harga mutlak NS yang paling kecik dari skor yang tersedia.

3.2.5.3. Uji Instrumen Penelitian

“Kualitas data dalam suatu pengujian hipotesis akan mempengaruhi hasil ketepatan uji hipotesis ” Wirjono dan Raharjono, 2007. Dalam penelitian ini, uji istrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5.3.1. Uji Validitas Data

Menurut Sugiyono 2010:172 “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Menurut Umar 2008:110 langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. 2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. 4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson, dengan rumus seperti berikut: Adapun rumus Product Moment Pearson yang digunakan adalah: Keterangan: rxy = koefisien korelasi n = banyaknya responden ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden ΣX = Jumlah skor X ΣY = Jumlah skor Y ΣX2 = Kuadrat jumlah skor X ΣY2 = Kuadrat jumlah skor Y Suharsimi, 2006:162 Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah diperoleh r xy kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel dengan taraf signifikansi tkritis0,3. Kriteria pengujian instrumen dapat dikatakan valid adalah dengan ketentuan : Jika rxy 0,3 berarti valid, sebaliknya jika rxy ≤ 0,3 berarti tidak valid Suharsimi, 2006:170

3.2.5.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan “terjemahan dari kata reliability yang berarti keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya ” Imam Ghozali, 2007. “Uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian kuisioner dilakukan untuk menguji apakah hasil pengukuran dapat dipercaya, dalam hal ini jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu ” Nurcahyani, 2010. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama pada alat ukur yang sama. Reliabilitas kuesioner menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Keandalan suatu alat ukur menunjukkan ketepatan, kemantapan suatu alat ukur yang baik, dalam hal ini kuesioner haruslah berisi pertanyaan-pertanyaan yang jelas sehingga hasilnya memang benar-benar sesuai dengan kenyataan. Dalam penelitian ini untuk menguji reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha menurut Suharsimi Arikunto 1998:193: Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu { } { ∑ } Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan 1 2 = varians total 2 = jumlah varians butir tiap pertanyaan Dalam Umar 2008:172 jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir, kemudian jumlahkan seperti berikut ini: ∑ ∑ Keterangan: n = jumlah sampel = jumlah varians X = nilai skor yang dipilih total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan Koefisien Cronbach alpha merupakan statistik yang paling umum digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Insturmen dapat dikatakan handal reliable bila memiliki koefisien Cronbach Alpha yang semakin mendekati 1 0,06, semakin tinggi koefisien internal reliabilitasnya Nunnally, 1967, dalam Imam Ghozali, 2007:42. Dan seperti yang dikemukakan oleh Uma Sekaran 2011:110: Cronbach alpha adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkolerasi atau satu sama lain. Cronbach alpha dihitung dalam rata-rata interkolrasi antar item yang mengukur konsep.Semakin dekat Cronbach alpha dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5.4. Analisis Jalur Path Analysis

Untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur Path Analysis. „Analisis jalur pada awalnya dikembangkan oleh seorang ahli genetika, Sewall Wright, pada tahun 1920-an untuk menguji pengaruh yang dihipotesiskan di model studi phylogenetic’ Lleras dalam Nindjo, 13: 2011. Analisis yang dilakukan oleh Wright membuat suatu sistem persamaan berdasarkan korelasi antara variabel-variabel yang mempengaruhi hasil dan kemudian untuk menyelesaikan parameter-parameter yang tidak diketahui di dalam model. Menurut Wright, metode analisis tersebut dimaksudkan untuk mengukur „… pengaruh langsung setiap jalur tersendiri di sistem tersebut dan penemuan tingkat mana variasi satu pengaruh yang diberikan kepastian oleh tiap penyebab khusus‟ Lleras dalam Nindjo, 13: 2011. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Wright juga membenarkan kenyataan tersebut bahwa hubungan sebab akibat sering tidak pasti dan mengingatkan bahwa metode ini tidak dimaksudkan untuk menyimpulkan hubungan kausal sekedar dari koefisien korelasi. Sebaliknya, metode tersebut memanfaatkan informasi yang disediakan oleh korelasi statistik bersama-sama dengan infomasi yang kualitatif sehubungan denga relasi kausal untuk menemukan akibat dari struktur hipotesis Nindjo, 2011. Untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel digunakan kriteria Guilford Sugiyono, 2012:216 dengan kriteria sebagai berikut: Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6. Kriteria Guilford ≥ 0,00 - 0,20 Hubungan yang sangat rendah dan bisa diabaikan ≥ 0,20 - 0,40 Hubungan yang rendah ≥ 0,40 - 0,70 Hubungan yang sedang ≥ 0,70 - 0,90 Hubungan yang kuat ≥ 0,90 - 1,00 Hubungan yang sangat kuat Langkah-langkah dalam menggunakan analisis jalur Path Analysis adalah sebagai berikut dalam Harun Al Rasyid 2005:7: 1. Menggambar struktur hubungan antar variabel berdasarkan diagram kerangka pemikiran. Gambar 3.1. Struktur Model Penelitian dan Analisis Jalur Orientasi Profesional X 1 Konflik Peran Y Partisipasi Penyusunan Anggaran Z Orientasi Manajerial X 2 rX 1 X 2 Y Y ZX 1 ZX 2 YZ Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Menghitung besaran pengaruh antara variabel penyebab dan variabel akibat yang didasarkan pada substruktur hubungan.

a. Pengujian sub hipotesis pertama: hubungan orientasi profesional

X 1 , orientasi manajerial X 2 , dan konflik peran Y. Untuk menguji sub hipotesis pertama, maka digunakan bentuk sub struktur sebagai berikut: Gambar 3.2. Sub Struktur Hubungan antara Variabel X 1, Variabel X 2, dan Variabel Y Sub struktur di atas memiliki persamaan struktural sebagai berikut: Y = Berdasarkan substruktur di atas maka koefisien dihitung dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Menghitung Matrik Korelasi antar seluruh Variabel R R = X 1 X 2 Y 1,0000 rX 1 X 2 rX 1 Y X 1 rX 1 X 2 1,0000 rX 2 Y X 2 rX 1 Y rX 2Y 1,0000 Y X 1 X 2 Y rX 1 X 2 YX 1 YX 2 Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Yang mana untuk menghitung korelasi tersebut dipergunakan rumus: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ b. Menghitung Matrik Korelasi antar Variabel Independen Eksogen saja R 1 : R 1 = X 1 X 2 1,0000 rX 1 X 2 X 1 rX 1 X 2 1,0000 X 2 c. Menghitung Invers Matrik Korelasi antar Variabel Independen Eksogen tersebut: R 1 -1 = X 1 X 2 CrX 1 X 1 CrX 1 X 2 X 1 CrX 1 X 2 CrX 2 X 2 X 2 d. Menghitung Korfisien Jalur variabel independen, melalui perhitungan sebagai berikut: P YX1 X 1 = CrX 1 X 1 CrX 1 X 2 rX 1 Y P YX2 X 2 CrX 1 X 2 CrX 2 X 2 rX 2 Y e. Perhitungan Koefisien yang menyatakan determinasi total seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. R 2 YiX 1 ,X 2 = [P YX1 X 1 . P YX2 X 2 ] rX 1 Y rX 2 Y Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Perhitungan Pengaruh Variabel Lain di Luar X 1 , X 2 terhadap Variabel Y √ g. Perhitungan Pengaruh Parsial - Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung Y = - Pengaruh langsung X2 terhadap Y Y = - Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 atau pengaruh X1 secara tidak langsung terhadap Y Y = h. Sedangkan untuk mengetahui keberartian dari koefisien jalur, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan bentuk hipotesis statistic sebagai berikut: Ho : PYX 1 = PYX 2 = 0; H 1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah PYX 1 ≠ 0; Hipotesis dalam bentuk kalimat Ho : Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap Konflik Peran. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H 1 : Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Konflik Peran. Dengan rumus Pengujian Hipotesis sebagai berikut: Nirwana SK Sitepu, 1994:38 Apabila F F α;k;n-k-1, maka Ho ditolak, yang berarti dapat diteruskan pada pengujian secara individu dan statistik uji yang digunakan: √ Nirwana SK Sitepu, 1994:39 √ Nirwana SK Sitepu, 1994:39 Keterangan: n = ukuran sampel k = banyaknya variabel eksogen yang sedang diuji t = berdistribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1 PYX 1 = merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh variabel penyebab Xi terhadap variabel akibat Y R 2 YX 1 X 2 = korfisien determinasi total variabel X 1 dan X 2 terhadap variabelY Bila harga-harga t 1 dan t 2 jatuh di daerah Ho ditolak, artinya koefisien jalur signifikan dan diagram jalurnya tidak mengalami perubahan. Ashma Nurul Fajri,2014 Pengaruh Orientasi Profesional dan Orientasi Manajerial Terhadap Konflik Peran Dalam Partisipasi Penyusunan Anggaran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dari hasil pengujian koefisien jalur diperoleh keterangan bahwa koefisien jalur dari X1 ke X2, X1 ke Y, dan dari X2 ke Y, ketiga-tiganya secara statistik dapat diketahui. Sedangkan pengaruh variabel lainnya dapat ditentukan melalui: √

b. Pengujian sub hipotesis kedua: hubungan orientasi profesional X