BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Alat – alat
Alat – alat yang digunakan adalah : 1.
Gelas ukur Pyrex
2. Beaker gelas
Pyrex 3.
Gelas erlenmeyer Pyrex
4. Neraca
Ohaus 5.
Autoklaf Yamato SN 210
6. Oven
Gallenkamp 7.
Tabung reaksi Pyrex
8. Inkubator
Fisher Scientific 9.
Hot plate Cimarex
10. Labu takar
Pyrex 11.
Cawan petri 12.
Jangka sorong 13.
Bunsen 14.
Botol aquades 15.
Pipet volum Pyrex
16. Jarum ose
17. Pipet tetes
18. Batang pengaduk
19. Spatula
20. Rotary evaporator
Heidolph WB 2000 21.
Porteks Edmurd Buhler KL2
22. Corong
Universitas Sumatera Utara
23. Bola karet
24. Magnetic Stirrer
25. Cotton bud
26. Jarum suntik
3.2. Bahan Penelitian
Bahan – bahan yang digunakan adalah : 1.
Daun sirsak 2.
Biakan Escherichia coli 3.
Biakan Staphylococcus aureus 4.
Media Muller Hinton Agar MHA Oxoid
5. Media Nutrient Agar NA
Merck 6.
Metanol p.a Merck
7. Aquades
8. Larutan NaCl 0,9 steril
p.a Merck
3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pembuatan Media dan Larutan Pereaksi
3.3.1.1 Media Muller Hinton Agar MHA
Sebanyak 9,3 g MHA dilarutkan dengan 200ml aquades, dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk, ditutup dengan kapas dan disterilisasikan di dalam autoklaf
pada suhu 121ºC dan 15 psi selama 15 menit.
3.3.1.2 Suspensi Standar Mc. Farland
Sebanyak 0,5 ml BaCl
2
11,175 dicampurkan dengan 99,5 ml H
2
SO
4
1 didalam tabung reaksi. Setelah itu diporteks untuk menghomogenkan larutan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sterlisasi Alat
Dicuci alat yang akan digunakan sampai bersih, kemudian dikeringkan dan ditutup rapat dengan kapas kemudian dengan kertas. Setelah itu dimasukkan ke dalam
autoklaf dan ditutup rapat. Disterilkan sampai suhu 121ºC, tekanan 15 psi selama 15 menit.
3.3.3. Penyediaan Sampel
Sampel yang diteliti adalah daun sirsak yang segar yang diperoleh dari pohon disekitar pekarangan rumah. Daun sirsak yang sudah kering dianginkan selama 5-6
hari setelah itu dihaluskan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol selama 3x24 jam kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Dan demikian pula daun sirsak
juga dimaserasi dengan cara yang sama menggunakan pelarut air.
3.3.4. Pembuatan Media Nutrient Agar NA dalam Tabung Miring
Sebanyak 2 g NA dilarutkan dalam 100 ml aquades. Dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk menggunakan batang pengaduk atau magnetic stirrer kemudian
didinginkan. Dibagi dalam beberapa tabung reaksi sebanyak 5 ml. ditutup rapat dengan kapas. Disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121ºC tekanan 15 psi selama 15
menit. Dibiarkan sampai memadat dalam keadaan miring.
3.3.5.Penyediaan Biakan Stok Bakteri E.coli dan S. aureus
Satu ose biakan E. coli dan S. Aureus masing – masing digoreskan dalam media pertumbuhan NA secara aseptis. Diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 35ºC
selama 1-2 hari.
Universitas Sumatera Utara
3.3.6.Pengenceran bakteri E. Coli dan S. Aureus
Disediakan 10 ml NaCl 0,9 steril masing – masing didalam tabung reaksi. Disuspensikan masing – masing bakteri dengan menggunakan jarum ose dari biakan
bakteri ke dalam NaCl 0,9 steril sampai kekeruhannya sama dengan suspensi Mc. Farland maka konsentrasi bakteri adalah 10
8
koloniml.
3.3.7.Pengujian aktivitas antibakteri
Uji aktivitas dilakukan secara aseptik dengan metode Difusi Agar. Biakan bakteri, masing – masing Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang telah diencerkan
diinokulasi diatas media MHA. Kemudian dimasukkan blank dish yang telah direndam masing – masing dengan ekstrak metanol daun sirsak dengan konsentrasi
10, 20, 30, 40, dan 50. Sebagai kontrol pada cawan petri diletakkan blank dish yang telah di basahi dengan metanol. Kultur bakteri diinkubasi dalam inkubator
dengan cara terbalik pada suhu 35ºC selama 24 jam. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pada masing – masing bakteri. Diukur besarnya aktivitas antibateri berdasarkan
diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish. Hal yang sama dilakukan pula untuk ekstrak daun sirsak menggunakan palarut air.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Skema Penelitian 3.4.1 Pembuatan media
Nutrient Agar NA dalam tabung miring
2 g Nutrient Agar
Media Nurient
A
Hasil
Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer Dilarutkan dengan 100 ml aquades
Dipanaskan diatas hot plate sampai mendidih sambil diaduk Didinginkan
Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam beberapa tabung reaksi Ditutup dengan kapas
Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 ˚C tekanan
15 psi selama 15 menit Dibiarkan hingga memadat dalam keadaan miring
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Penyediaan biakan stok bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus.
3.4.3 Pengenceran bakteri E. Coli dan Staphylococcus aureus.
Media NA
Hasil
Digoreskan satu ose bakteri Eschercia coli atau Staphylococcus aureus
Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35°C selama 2x 24 jam
10 ml NaCl 0,9
Suspensi bakteri 10
8
koloniml
Dimasukkan bakteri dari stok bakteri secara aseptis dengan menggunakan jarum ose
Disamakan kekeruhannya dengan suspensi standar
Mc. Farland
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri
3.4.4.1. Pengujian Aktifitas Antibakteri dengan Ekstrak Pelarut Metanol
Blan dish
Blank dish basah
Dibasahi dengan ekstrak pelarut metanol daun sirsak
10, 20, 30, 40, dan 50
Suspensi bakteri E.Coli 10
8
Media MHA + suspensii bakteri E.
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Diletakkan blank dish yang telah di basahi ekstrak pelarut metanol daun sirsak
Diinkubasi secara terbalik pada suhu 30°C selama 24 jam
Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri S.
aureus
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.4.2. Pengujian Aktifitas Antibakteri dengan Ekstrak Pelarut Air
Blank
Blank dish basah
Dibasahi dengan ekstrak pelarut air daun sirsak 10,
20, 30, 40, dan 50
Suspensi bakteri E.Coli 10
8
Media MHA + suspensii bakteri E. Coli
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Diletakkan blank dish yang telah di basahi ekstrak pelarut air daun sirsak
Diinkubasi secara terbalik pada suhu 30°C selama 24 jam
Diukur diameter zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri S.
aureus
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.5 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri dengan metanol
3.4.6 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri dengan Pelarut Air
Suspensi Bakteri E.Coli 10
8
koloniml
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Diletakkan blank dish dengan metanol
Media MHA + Suspensi bakteri E.Coli
Diinkubasi secara terbalik pada suhui 30°C selama 24 jam
Diukur zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Dilakukan hal yang sama untuk S. Aureus
Hasil
Suspensi Bakteri E.Coli 10
8
koloniml
Diinokulasi diatas media MHA di dalam cawan petri
Diletakkan blank dish dengan air
Media MHA + Suspensi bakteri E.Coli
Diinkubasi secara terbalik pada suhui 30°C selama 24 jam
Diukur zona bening yang terbentuk disekitar blank dish
Dilakukan hal yang sama untuk S. Aureus
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil
uji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirsak Annona muricata Linn terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan adanya
aktivitas penghambat pertumbuhan, hal ini dapat kita lihat dari hasil pengukuran diameter zona bening yang terbentuk yaitu berupa wilayah jernih disekeliling
kertas cakram yang mengandung ekstrak daun sirsak yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 dibawah ini
Gambar 4.1 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 10 A, 20B, 30C, 40D dan 50E.
Gambar 4.2 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10 A, 20B, 30 C,
40 D dan 50 E.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Konsentrasi Ekstrak vv
Diameter zona bening mm Escherichia coli
Staphylococcus aureus
10 3,55
3,01 20
4,41 4,66
30 5,37
5,73 40
6,53 6,63
50 7,83
8,45
Gambar 4.3 Hasil uji aktifitas anti bakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 10 A, 20B, 30C, 40D dan 50E.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4 Hasil uji aktifitas anti bakteri metanol daun sirsak terhadap bakteri
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10 A, 20B, 30C, 40D dan 50E.
Hasil pengukuran diameter zona bening aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun sirsak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2 Rataan diameter zona bening ekstrak air daun sirsak terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Konsentrasi Ekstrak vv
Diameter zona bening mm Escherichia coli
Staphylococcus aureus
10 4,86
4,26 20
6,11 5,39
30 8,12
6,51 40
9,20 7,29
50 10,00
8,52
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan