2.2.3. Karakteristik Staphylococcus Aureus
Staphylococcus aureus S. aureus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan
tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37
o
C dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini
biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier . Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit,
luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang. http:id.wikipedia.org
Infeksi S.aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut piogenik. S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengkonversi
H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi dan menggumpan. Koagulasi diasosiasikan dengan patogenitas karena
penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambat.
http:id.wikipedia.org
2.3 Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang
merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri
termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan bakteri. Dalam definisi yang luas, antibakteri adalah suatu zat yang mencegah terjadinya pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Meskipun baik antibiotik
maupun antibakteri sama-sama menyerang bakteri, kedua istilah ini telah mengalami pergeseran makna selama bertahun-tahun sehingga memiliki arti yang berbeda. Saat
ini antibakteri biasanya dijabarkan sebagai suatu zat yang digunakan untuk membersikan permukaan dan menghilangkan bakteri yang berpotensi
membahayakan. Tidak seperti anti biotik, anti bakteri tidak digunakan sebagai obat baik untuk manusia maupun untuk hewan, namun dapat ditemukan dalam berbagai
produk seperti sabun, deterjen, produk-produk untuk kulit dan kesehatan serta pembersih peralatan rumah tangga. . http:id.wikipedia.org
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu : 1.
Merusak dinding sel 2.
Mengganggu permeabilitas sel 3.
Menghambat aktifitas enzim 4.
Menghambat sintesa asam nukleat dan protein
Berdasarkan aktifitasnya zat antibakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatik zat antibakteri yang memiliki aktivitas yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri, namun tidak mematikannya dan bakterisida zat antibakteri yang aktivitasnya dapat membunuh bakteri. Fardiaz,1987
2.3. Pengujian Aktivitas Antibakteri
Pengujian terhadap aktivitas antimikroba dilakukan untuk mengetahui obat- obat yang paling poten untuk kuman penyebab penyakit terutama penyakit kronis.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Difusi Agar Media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Pada metode difusi ini ada beberapa
cara, yaitu: 1 Cara Kirby Bauer
Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam 0,5 mL BHI cair, diinkubasikan 5-8 jam pada 37ºC. Suspensi ditambah akuades steril
hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar Brown dengan konsentrasi bakteri 10
8
CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan- tekan pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan
pada permukaan media agar hingga rata. Kemudian diletakkan kertas samir disk yang mengandung antibakteri di atasnya, diinkubasikan pada 37ºC selama 18-24 jam,
hasilnya dibaca: a. Zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan
adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari satu radikal.
b. Zona iradikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan Anonim, 2008.
2 Cara Sumuran Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam
0,5 mL BHI cair, diinkubasi pada 37ºC selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 10
8
CFU per mL. Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam suspensi bakteri lalu ditekan-tekan
pada dinding tabung hingga kapasnya tidak terlalu basah, kemudian dioleskan pada permukaan media agar hingga rata. Media agar dibuat sumuran dengan garis tengah
tertentu, ke dalam sumuran diteteskan larutan antibakteri, diinkubasi pada 37ºC selama 18-24 jam Hasilnya dibaca seperti Kirby Bauer Anonim, 2008.
Universitas Sumatera Utara
3 Cara Pour Plate Beberapa koloni kuman dari pertumbuhan 24 jam diambil, disuspensikan ke dalam
0,5 mL BHI cair, diinkubasi 37º C selama 5-8 jam. Suspensi ditambah akuades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standar konsentrasi bakteri 10
8
CFU per mL. Suspensi bakteri diambil satu mata ose dan dimasukkan ke dalam 4 mL agar base
1,5 yang mempunyai temperatur 50ºC. Setelah suspensi kuman tersebut homogen dituang ke dalam media agar Mueller Hinton, ditunggu sebentar sampai agar tersebut
membeku, diletakkan disk di atas media dan diinkubasi 15-20 jam dengan temperatur 37º C. Hasil dibaca sesuai dengan standar masing-masing antibakteri Anonim,
2008.
4 Dilusi Cair atau Dilusi Padat Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa konsentrasi. Pada
dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar, lalu
ditanami bakteri Anonim, 2008.
2.5 . Media