salah satu kendala dalam penggunaan obat tradisional sehingga penggunaannya menjadi kurang optimal. Anonim, 2008
Dengan banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui kandungan-kandungan yang dimiliki oleh tanaman sirsak, maka tanaman ini bergeser
dari tanaman buah menjadi tanaman obat. Dari penelitian – penelitian tersebut, ditemukan bahwa hampir semua bagian dari tanaman ini, termasuk buah, bunga,
daun, biji, akar hingga kulit batangnya bisa digunakan sebagai ramuan obat yang terbukti manjur. Salah satunya yang paling terkenal adalah pemanfaat ekstrak daun
sirsak sebagai obat antikanker. Sirsak Annona muricata Linn masih merupakan
saudara dekat dengan srikaya Anona squamosa Linn. Tanaman sirsak berasal dari daerah tropis Amerika, yaitu sekitar Peru, meksiko, dan Argentina. Tanaman buah ini
sudah diperkenalkan ke dunia jauh sebelum Colombus menemukan Benua Amerika. Sedangkan penyebarannya didaerah Asia Tenggara dimulai oleh orang- orang Spayol
yang membawanya ke Filipina. Hamid Bahari,2011 Sebuah penelitian menemukan bahwa ternyata sirsak memiliki efek anti-tumor
dan anti-kanker yang sangat kuat. Kandungan bahan aktif sirsak memiliki daya kerja kuat dalam memperlambat pertumubuhan sel kanker. Hal tersebut telah dibuktikan
dengan membandingkan dengan obat-obat kanker yang sudah ada sebelumnya. Kandungan bahan aktifnya bekerja secara selektif. Ia hanya membasmi dan
membunuh sel-sel kanker dan tidak mengganggu fungsi sel sehat. Selain itu, keampuhan buah sirsak adalah melindungi sistem kekebalan tubuh dan mencegah
infeksi yang mematikan. Dampaknya bagi penderita kanker adalah energi anda semakin meningkat dan penampilan fisik pun semakin membaik.Enik Rahima,2011
1.2. Permasalahan
Dari beberapa uraian diatas penulis ingin mengetahui apakah ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini
permasalahan di batasi pada : 1.
Daun sirsak yang digunakan adalah daun yang masih segar yang di ambil dari pohonnya di sekitar pekarangan rumah.
2. Pelarut yang digunakan adalah metanol dan aquades yang di beli dari Bratachem.
3. Bakteri yang digunakan
Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus diperoleh dari laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU.
4.
Variasi konsentrasi ekstrak sirsak pelarut metanol dan pelarut air yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40 dan 50.
5.
Metode uji aktifitas anti bakteri yang digunakan adalah metode Difusi Cakram dan luas zona bening yang diukur menggunakan jangka sorong.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah : 1.
Untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus.
2.
Untuk mengetahui apakah metanol dan air juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli dan Sthapylococcus aureus.
3.
Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak daun sirsak mulai menghambat pertumbuhan bakteri Escherchia coli, dan Staphylococcus
aureus dan berapa besar zona bening yang terbentuk.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah terhadap masyarakat pada umumnya dan peneliti khususnya serta para pakar farmakologi
bahwa daun sirsak dapat di gunakan sebagai anti bakteri yang memberikan kontribusi dalam pengembangan penggunaan obat tradisional.
Universitas Sumatera Utara
1.6. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU dan penyediaan ekstrak daun sirsak dilaksanakan di laboratorium Polimer FMIPA USU.
1.7. Metodologi Penelitian
Penelitan ini adalah ekperimental laboratorium dengan menggunakan sampel daun sirsak yang masih segar yang di peroleh dari pohonnya disekitar pekarangan rumah. Dengan
langkah – langkah analisis sebagai berikut : 1.
Daun sirsak yang masih segar dikering anginkan selama 5 – 6 hari setelah itu di keringkan dan dimaserasi menggunakan pelarut metanol dan air selama 3 x 24 jam
kemudian di pekatkan dengan rotari evaporator 2.
Escherchia coli, dan Staphylococcus aureus dibiakkan lalu diencerkan dengan NaCl 0,9 steril hingga sama dengan suspensi Mc. Farland dengan
kekeruhan 10
8
koloniml kemudian dibiakkan pada MHA dalam cawan petri.
3.
Ekstrak pekat daun sirsak diencerkan dengan metanol dan air dengan variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40, dan 50.
Blank dish direndam dalam variasi berbagai konsentrasi ekstrak daun sirsak dan diletakkan diatas permukaan MHA yang telah bercampur bakteri.
4. Blank dish direndam dengan metanol dan air dan diletakkan diatas permukaan MHA
yang telah dicampur bakteri sebagai pembanding terhadap ekstrak daun sirsak. 5.
Penentuan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode Difusi Cakram dengan cara mengukur besarnya diameter zona bening yang terbentuk
disekitar blank dish.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA