Penyelenggara Pembangunan Rumah Susun

C. Penyelenggara Pembangunan Rumah Susun

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun, pembangunan rumah susun harus dilakukan oleh penyelenggara yang menjadi lembaga-lembaga terutama lembaga-lembaga yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1.Badan Usaha Milik Negara BUMN atau Badan Usaha Milik Daerah BUMD. 2.Koperasi 3.Badan Usaha Milik Swasta BUMS 4.Swadaya masyarakat 5.Kerjasama antara lembaga-lembaga atau badan-badan hukum 108 Secara tegas telah di atur dalam Undang-undang Nomor. 16 Tahun 1985 bab IV Pasal 1 ayat 1 dan 3, yaitu: “apabila penyelenggara pembangunan rumah susun itu berbentuk BUMNBUMD yakni badan usaha yang modal seluruhnya atau sebagian dimiliki negara atau PEMDA dengan demikian bentuknya dapat berbentuk hal- hal sebagai berikut: a. Perusahaan Daerah b. Perusahaan Umum c. Perusahaan Perseroan Apabila badan usaha milik swasta dipersaratkan berbentuk badan hukum Indonesia, sedangkan menilik segi permodalan untuk pembangunan rumah susun, tidak ada larangan keikutsertaan modal asing. Akan tetapi perlu diingat ketentuan Permendagri Nomor. 5 Tahun 1974 Tentang ketentuan-ketentuan mengenai penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan bahwa: badan penyelenggara pembangunan perumahan harus berbentuk badan hukum yang didirikan di Indonesia, berkedudukan di Indonesia. Jika badan tersebut bermodal asing, harus berbentuk suatu perusahaan campuran atau patungan Joint Penture dengan modal asing, sesuai kebijaksanaan penanaman modal. 109 Perkembangan ilmu dan teknologi membuat orang dapat membangun bangunan mulai dari bentuk dan konstruksi yang sederhana sampai bangunan dengan 108 Imam Koeswahyono, Op. Cit., hal 22 109 Ibid, 23 Universitas Sumatera Utara bentuk dan konstruksi yang mutakhir. Kelangkaan tanah, khususnya dikota besar, telah membuat manusia mengembangkan tehnologi pembangunan yang membuat bangunan tidak lagi berkembang dengan arah horizontal tetapi arah vertikal, ditandai dengan banyaknya bangunan tinggi berlantai banyak high rise building yang menjulang tinggi kelangit. Selain itu manusia juga mengembangkan tehnologi pembangunan sehingga bangunan tidak hanya dibangun diatas permukaan tanah tetapi juga dibawah permukaan tanah seperti juga bangunan rumah susun strata title. Ini semua dilakukan untuk mengoptimalkan bangunan sebagai benda yang menjadi alat pemenuhan kebutuhan aktifitas manusia. Pembangunan rumah susun dan rumah susun sistem strata title, harus memenuhi persyaratan teknis dan persyaratan administratif, yang ditetapkan oleh Pasal 6 Undang-undang No. 16 Tahun 1985. Persyaratan teknis dan persyaratan adaministratif ini lebih lanjut diatur dengan peraturan pemerintah PP. Peraturan pemerintah yang dimaksudkan disini adalah Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1988. Menurut Arie S Hutagalung bahwa pembangunan rumah susun memerlukan persyaratan teknis dan administratif yang lebih berat, karena rumah susun memiliki bentuk dan keadaan khusus berbeda dengan rumah biasa. Rumah susun merupakan gedung bertingkat yang akan dihuni oleh banyak orang, sehingga perlu dijamin keamanan, keselamatan, dan kenikmatan dalam penghuninnya. 110 110 Urip santoso, SH, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Prenada Media Group, Surabaya, 2010, hal 84 Universitas Sumatera Utara Persyaratan teknis menurut Penjelasan Pasal 6 Ayat 1 Undang-undang No. 16 Tahun 1985 adalah antara lain persyaratan mengenai struktur bangunan, keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan lain-lain yang berhubungan dengan Rancang bangun, termasuk kelengkapan prasarana dan fasilitas lingkungan. R. Surapto menyatakan bahwa persyaratan tekhnis mengenai konstruksi dan struktur bangunan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi demi untuk menjamin kekuatan bangunan, perhitungan kekuatan atau daya tahan bangunan untuk jangka waktu tertentu misalnya 35 tahun, fungsi bangunan atau fungsi bagian-bagian bangunan sesuai dengan tujuan pembangunan rumah susun dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Perizinan usaha penyelenggara pembangunan rumah susun. Perizinan usaha dari perusahaan pembangunan yang menyelenggarakan pembangunan rumah susun, adalah berupa akta pendirian perusahaan yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman atau pejabat yang berwenang dari badan hukum lainnya. Apabila penyelenggara pembangunan adalah swasta yang berbentuk perseroan terbatas, maka perizinan usahanya adalah akta yang dibuat oleh notaris yang disahkan oleh Menteri Kehakiman. 111 b. Adanya Izin Lokasi. Setiap kegiatan perolehan tanah yang dilakukan perusahaan diwajibkan memiliki izin lokasi . Ketentuan yang mengatur mengenai izin lokasi semula diatur dalam Permen AgrariaKepala BPN No. 2 Tahun 1993. Permen AgrariaKepala BPN ini 111 Ibid, hal 84 Universitas Sumatera Utara dinyatakan tidak berlaku dengan ditetapkan dengan Permen AgrariaKepala BPN No. 2 Tahun 1999. Pengertian izin lokasi menurut Pasal 1 angka 1 Permen Agraria Kepala BPN No. 2 tahun 1999, adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk mengunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya. Izin lokasi ini berfungsi sebagai sarana pengendalian dalam pengunaan tanah, tanah yang akan digunakan oleh penyelenggara pembangunan rumah susun harus sesuai dan berdasar kepada rencana tata ruang wilayah RTRW yang telah ditetapkan oleh pemerintah kabupatenkota. Prosedur perolehan izin lokasi yang diatur dalam Permen AgrariaKepala BPN No. 2 Tahun 1999 melalui 7 tahapan, yaitu: 1. Penyelenggara pembangunan rumah susun pemohon mengajukan permohonan izin lokasi kepada bupatiwalikota kepala kantor Pertanahan Kabupatenkota setempat. 2. Kepala kantor pertanahan kabupatenkota meneliti berkas permohonan izin lokasi dan dicatat dalam buku agenda khusus. 3. seksi penatagunaan Kantor Pertanahan Kabupatenkota melakukan penelitian lapangan atas tanah yang dimohonkan. Universitas Sumatera Utara 4. Kepala Kantor pertanahan KabupatenKota melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah KabupatenKota untuk menetapkan dikabulkan tindakan permohonan izin lokasi. 5. Kepala Kantor Pertanahan Kabupatenkota menyiapkan naskah surat keputusan izin lokasi dan disampaikan kepada bupati wali kota. 6. Bupatiwalikota menandatangani surat keputusan pemberian izin lokasi. 7. Kepala kantor pertanahan kabupatenkota menyampaikan surat keputusan pemberian izin lokasi kepada penyelenggara pembangunan rumah susun pemohon. Izin lokasi yang diberikan kepada penyelenggara pembangunan rumah susun mempunyai jangka waktu tertentu antara 1 sampai 3 tahun berdasarkan luas tanah yang dimohon. 112 Perolehan tanah oleh pemegang izin lokasi penyelenggra pembangunan rumah susun harus diselesaikan dalam jangka waktu yang dimuat dalam izin lokasi. c. Perolehan Hak Atas Tanah. Pengertian perolehan tanah menurut Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri AgrariaKepala Badan pertanahan Nasional No. 21 Tahun 1994 Tentang Tata Cara Perolehan Tanah bagi perusahaan dalam rangka penanaman modal, adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah melalui pemindahan hak, atau dengan cara penyerahan atau pelepasan hak atas tanah dengan pemberian ganti kerugian 112 Ibid hal 85 Universitas Sumatera Utara kepada yang berhak. Cara pemindahan hak atas tanah yang dimaksudkan disini adalah jual beli, atau tukar menukar. Dalam rangka memperoleh hak atas tanah, penyelengaraan pembangunan rumah susun dapat memperoleh dari tanah-tanah hak dengan meminta persetujuan terlebih dahulu dari pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Secara teoritis, ada 3 alternatif sebagai cara perolehan hak atas tanah oleh penyelenggara pembangunan rumah susun, yaitu jual beli, tukar menukar, atau penyerahan pelepasan hak atas tanah. Bentuk penyelenggaraan pembangunan rumah susun dan asal hak atas tanah yang diperlukan menentukan cara perolehan hak atas tanahnya. Apabila penyelengara pembangunan rumah susun berbentuk BUMN Perum Perumnas atau BUMD yang merupakan sabjek hak Hak Pengelolaan, maka cara perolehan hak atas tanahnya melalui penyelengara pelepasan hak atas tanah oleh pemegang haknya. Penyelengara pembangunan rumah susun berbentuk BUMS Perseroan Terbatas, cara perolehan hak atas tanahnya dapat ditempuh melalui jual beli atau tukar menukar apabila tanah yang siperlukan berstatus hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara. Apabila perolehan hak atas tanahnya ditempuh melalui jual beli atau tukar menukar, maka berdasarkan ketentuan Pasal 37 Ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 harus dibuktikan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Secara lengkap dikutipkan isi Pasal 31 Ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, yaitu Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan Universitas Sumatera Utara rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat akta Tanah yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prosedur jual beli atau tukar menukar hak atas tanah melalui 4 tahapan, yaitu: 1. Adanya kesepakatan mengenai harga dan tanah yang menjadi objek jual beli antara penjual pemegang hak atas tanah dengan pembeli penyelenggara pembangunan rumah susun atau danya kesepakatan mengenai tanah dengan tanah yang menjadi objek tukar menukar oleh kedua belah pihak. 2. Pembuatan akta jual beli atau tukar menukar oleh pejabat pembuat akta tanah PPAT. 3. Pendaftaran pemindahan hak karena jual beli atau tukar menukar kepada kepala kantor pertanahan kabupatenkota setempat. 4. Kepala kantor pertanahan kabupatenkota melakukan perubahan nama pemegang hak atas tanah dalam sertifikat dari atas nama pemegang hak atas tanah menjadi atas nama penyelenggara pembangunan rumah susun. Apabila perolehan hak atas tanahnya ditempuh melalui penyerahan atau pelepasan hak atas tanah, maka prosedurnya adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan musyawarah antara pemegang hak atas tanah dengan pihak yang memerlukan tanah penyelenggara pembengunan rumah susun. Universitas Sumatera Utara 2. Adanya kesepakatan dalam musyawarah untuk menetapkan bentuk dan besarnya ganti kerugian. 3. Pelaksanaan penyerahan atau pelepasan hak atas tanah dengan akta notaris atau surat pernyataan penyerahan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah, sekaligus diserahkan uang ganti kerugian secara langsung oleh penyelenggara pembangunan rumah susun kepada pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. 4. Permohonan pemberian hak atas tanah yang dilepaskan oleh penyelengara pembangunan rumah susun kepada badan pertanahan nasional BPN melalui kepala kantor pertanahan kabupatenkota setempat, yang diatur dalam peraraturan menteri agrariakepala badan pertanahan nasional No. 9 Tahun 1999. 5. Penerbitan surat keputusan pemberian hak atas tanah SK-PH oleh pejabat yang berwenang dari BPN, yang diatur dalam peraturan menteri agraria kepala BPN No. 3 Tahun 1999. 6. Pendaftaran surat keputusan pemberian hak atas tanah oleh penyelenggara pembangunan rumah susun kepada kepala kantor pertanahan kabupatenkota setempat untuk diterbitkan sertifikat hak atas tanah atas nama penyelenggara pembangunan rumah susun. Dari tiga cara perolehan hak atas tanah yang disebutkan di atas, dalam praktek umumnya cara yang ditempuh adalah penyerahan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah dikarenakan tanah yang diperlukan oleh Universitas Sumatera Utara penyelenggara pembangunan rumah susun berstatus hak milik. Cara jual beli atau tukar menukar tidak dapat dilakukan dikarenakan penyelenggra pembangunan rumah susun tidak dapat membeli tanah yang berstatus hak milik. d. Penerbitan sertifikat hak atas tanah Penerbitan sertifikat hak atas tanah atas nama penyelenggara pembangunan rumah susun diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan kabupatenkota setempat. Yang dimaksud sertifikat menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c Undang-undang pokok agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Kalau penyelenggaraan pembangunan rumah susun berbentuk BUMN Perum Perumnas atau BUMN, maka sertifikat yang diterbitkan adalah sertifikat yang diterbitkan adalah Sertifikat Hak Pengelolaan. Kalau penyelenggara pembangunan rumah susun berbentuk BUMS Perseroan terbatas, maka sertifikat yang diterbitkan adalah sertifikat hak guna bangunan atau sertifikat hak pakai atas tanah negara. e. Adanya izin mendirikan bangunan IMB. IMB diperlukan sebagai salah satu persyaratan administratif dalam pembangunan rumah susun sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 6 Ayat 1 Undang-undang No. 16 Tahun 1985. Penentuan penggunaan rumah susun sudah Universitas Sumatera Utara harus dinyatakan pada saat mengajukan IMB, misalnya rumah susun tersebut digunakan untuk hunian atau bukan hunian. Permohonan IMB diajukan oleh penyelenggara pembangunan rumah susun kepada pemerintah kabupatenkota setempat. Dengan telah diperolehnya IMB tersebut, maka penyelenggara pembangunan rumah susun sudah dapat memulai kegiatan pembangunan rumah susun. f. Adanya Izin layak huni. Sistem rumah susun memerlukan persyaratan khusus dalam masalah keselamatan para penghuninya, sehingga dipersyaratkkan pula bahwa setelah selesainya pembangunan rumah susun harus ada izin layak huni lebih dahulu sebelum diterbitkan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun atau sebelum satuan rumah susun diperjual belikan. Pasal 35 Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1988 menentukan bahwa penyelenggara pembangunan rumah susun wajib mengajukan permohonan izin layak hunin setelah menyelesaikan pembangunannya sesuai dengan perizinan yang telah diberikan oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah akan mengeluarkan izin layak huni bila mana pelaksanaan pembangunan rumah susun dari segi arsitektur, konstruksi. Universitas Sumatera Utara BAB IV TANGGUNG JAWAB PARA PEMILIK SATUAN RUMAH SUSUN DENGAN SISTEM STRATA TITLE DALAM PEMELIHARAAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA FASILITAS RUMAH SUSUN

A. Hak dan Kewajiban Pemilik Rumah Susun atas Bangunan dan Fasilitas Rumah Susun