C. Perkembangan Rumah Susun di Indonesia
Sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin cepat dan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka perangkat hukum sebagai sarana pengaturan dan fungsi kontrol harus ada dan dikembangkan. Demikian halnya dengan masalah hukum pertanahan dan
termasuk segala sesuatu yang ada di atas maupun di bawah permukaan tanah, seharusnya diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan manusianya.
Pada awalnya, manusia mendiami atau tinggal di atas permukaan tanah untuk cocok tanam dan mendirikan bangunan sebagai tempat tinggalnya bagi dirinya
sendiri maupun keluarganya. Akan tetapi, sejalan dengan membaiknya tingkat kesehatan pertumbuhan ekonomi negara yang semakin mantap, maka peningkatan
laju pertumbuhan penduduk semakin pesat. Dilain pihak tanah atau lahan yang tersedia relatif terbatas tetap. Tidak jarang perebutan lahan tempat bercocok tanam
maupun bermukim menimbulkan sengketa yang meresahkan masyarakat, terutama sekali dikota-kota besar. Kemudian orang malah memikirkan adanya bangunan
bertingkat dengan sistem satuan baik untuk hunian atau non hunian. Dengan demikian latar belakang adanya bangunan bertingkat dengan sistem rumah susun, ada
dua faktor: 1.
Faktor kepadatan penduduk yang makin meningkat. Terutama dikota-kota besar yang akan mempengaruhi peningkatan tempat pemukiman dan tempat berusaha,
sedangkan tanah yang tersedia relatif tetap.
Universitas Sumatera Utara
2. dengan sistem sewa menyewa dirasakan adanya kelemahan. Karena devoloper
tidak dapat cepat mengembalikan modal yang dipinjam bagi pembangunan rumah hunian tersebut. Demikian halnya dengan penyewa, seberapapun lama ia
menyewa secara yuridis kedudukannya tetap sebagai penyewa rumah. Perumahan merupakan masalah nasional yang dampaknya sangat dirasakan
diseluruh wilayah tanah air, terutama didaerah perkotaan yang berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dengan sulitnya memperoleh rumah yang layak di perkotaan. ini
disebabkan karena luas tanah yang tersedia sangat terbatas, dengan pembangunan yang membutuhkan tanah sebagai pusat operasionalnya melejit begitu cepat.
Akhirnya timbul daya saing penguasaan tanah dan inflasi harga tanah tak terhindarkan. Biaya pembangunan rumah dan harga tanah yang tinggi makin
mempersulit penyediaan perumahan. Perkembangan pembangunan rumah susun bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, dengan meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah-daerah yang berpenduduk padat dan hanya tersedia luas
tanah yang terbatas. Dalam pembangunannya diperhatikan antara lain kepastian hukum dalam pemanfaatannya, kelestarian sumber daya alam yang serta penciptaan
lingkungan pemukiman yang nyaman, lengkap, serasi dan seimbang. Pembangunan rumah susun diselenggarakan oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, koperasi, badan usaha milik swasta yang bergerak dibidang pembangunan perumahan dan swadaya masyarakat. Badan usaha milik swasta merupakan badan
Universitas Sumatera Utara
hukum Indonesia, yang bermodal murni nasional atau usaha patungan dengan modal asing, sesuai ketentuan penanaman modal asing.
80
Penyelenggara pembangunan rumah susun PPRS harus memenuhi syarat sebagai subjek hak atas tanah, di atas mana rumah susun itu yang bersangkutan
dibangun. Karena akan saling menjadi pemilik bangunan yang dibangunnya, ia sejak sebelum rumah susun tersebut dibangun harus sudah menjadi pemegang hak, hak atas
tanah yang bersangkutan. Lokasi tanah tempat pembangunan rumah susun ditunjuk oleh kepala kantor pertanahan kotamadya atau kabupaten, berdasarkan rencana
umumdetail tata ruang daerah tingkat II yang bersangkutan.
81
D. Sistem Strata Title