BAB III PRAKTEK TERJADINYA INSIDER TRADING TERHADAP PERUSAHAAN
PUBLIK DALAM PASAR MODAL
A. Insider Trading Sebagai Salah Satu Kejahatan Dalam Pasar Modal
Bagi perusahaan publik dalam melakukan berbagai macam kegiatan di pasar modal bisa terjadi kasus insider trading. Insider trading adalah praktek dimana
insider melakukan perdagangan saham atas fakta material
89
dari orang dalam inside information yang sifatnya nonpublik. Yang termasuk insider adalah komisaris,
direktur atau pegawai perusahaan, pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, orang perseorangan yang karena kedudukan
90
atau profesinya
91
atau karena hubungan usahanya
92
dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tesebut memperoleh informasi orang dalam inside information,
93
atau pihak yang dalam waktu 6 bulan terakhir tidak lagi menjadi para pihak sebagaimana yang
89
Pasal 1 angka 7 UUPM. Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada Bursa Efek dan
atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
90
Najib A. Gisymar, Op. Cit., hal. 34. Kedudukan adalah jabatan pada lembaga, institusi, atau badan Pemerintah.
91
Ibid. Profesi adalah Konsultan Hukum, Pengacara, Notaris, Akuntan Publik, Penasehat Keuangan atau Investasi dan lain-lainnya.
92
Ibid. Hubungan usaha adalah hubungan kerja, atau kemitraan dalam kegiatan usaha, antara lain hubungan nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan dan kreditur.
93
Munir Fuady, Op. Cit., hal. 175. Inside information sebagai segala sesuatu yang merupakan kejadian dalam perusahaan corporate affairs yang belum terbuka untuk umum, dimana
pihak “officers” dari perusahaan yang bersangkutan telah terlebih dahulu mengetahui informasi tersebut, misalnya jika perusahaan akan melakukan akuisisi, atau earnings report yang terakhir
berbeda jauh dengan informasi yang telah terlebih dahulu direlease, informasi tersebut tidak dibenarkan untuk menjadi dasar pertimbangan dalam hal melakukan perdagangan.
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dalam keterangan tersebut. Dalam UUPM pihak ini disebut sebagai ”orang dalam”.
Ada juga yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “orang dalam” adalah para pemegang saham dari suatu perusahaan terbuka yang juga menjabat suatu
posisi eksekutif. Juga terhadap para pedagang menurut jabatannya, seperti yang dibedakan dari seorang anggota masyarakat yang menanam modalnya, yang dikenal
sebagai seorang “insider” atau “lamb”.
94
Insider trading merupakan istilah teknis yang hanya dikenal di pasar modal. Istilah tersebut mengacu kepada praktek dimana orang dalam cooperate insiders
95
sekuritas melakukan transaksi dengan menggunakan informasi eksklusif yang mereka miliki yang belum tersedia bagi masyarakat atau investor.
Batasan pengertian insider trading pada mulanya hanya mengenai transaksi yang dilakukan oleh orang dalam. Batasan insider banyak sekali, antara lain:
Batasan insider trading menurut Black’s law Dictionary adalah:
96
”Buying and selling of corporate shares by officers, directors and stockholders who own more than 10 of the stock of a corporation listed on
a national exchange. Such transactions must be reported monthly to Securities and Exchange Commission.”
”Pembelian dan Penjualan saham perusahaan yang dilakukan oleh karyawan, direktur dan pemegang saham yang memiliki lebih dari 10 dari saham yang
terdaftar dalam bursa nasional. Transaksi-transaksi tersebut harus dilaporkan tiap bulan kepada Komisi Pengawas Bursa”.
94
A. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1991, hal. 540.
95
Sofyan A. Djalil, Manipulation and Insider Trading, makalah pada Pendidikan dan Pelatihan bagi Profesi Penunjang untuk Konsultan Hukum Pasar Modal, angkatan VII LMKA-BPLK,
Jakarta, 21 Oktober-8 November 1996, hal. 4.
96
Black’s Law Dictionary, Op. Cit., hal. 715-716.
Universitas Sumatera Utara
F.H Buckley, Mark Q. Connely, memberikan batasan bahwa insider trading adalah menunjuk kepada transaksi sekuritas yang dilakukan minimum oleh pegawai
dan direktur perusahaan. Batasan tersebut hanya menyebutkan pelakunya, tetapi tidak menjelaskan mengapa para karyawan, direktur atau pemegang saham lebih dari 10
tersebut melakukan transaksi jual atau beli saham. Roger E. Meiners
97
memberikan batasan insider trading yaitu, ”Buying or selling of stock by persons who have access to information
affecting the value of the stock that has not yet been revealed to the public.” Pembelian atau penjualan saham yang dilakukan oleh orang yang memiliki
akses ke informasi yang mempengaruhi nilai saham yang informasi tersebut belum diungkapkan kepada publik.
David L. Ratner dan Thomas Lee Hazen
98
memberikan batasan insider trading, yang pada intinya sama dengan Roger E. Meiners yaitu,
”Purchases or sales by persons who have access to information which is not available to those with whom they deal or to traders generally.”
Pembelian atau penjualan oleh orang yang memiliki akses ke informasi orang dalam yang belum tersedia untuk orang-orang dengan siapa mereka
berhubungan atau pedagang pada umumnya.
Henry R. Cheeseman
99
memberikan batasan insider trading: ”When insider makes a profit by personally purchasing shares of the
corporation prior to public release of favorable information or by selling
97
Roger E. Meiner, et al., The Legal Environment of Business, St. Paul: West Publishing, 1990, hal. 594, lihat Najib A. Gisymar, Insider Trading dalam Transaksi Efek, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1999, hal. 32.
98
David L. Ratner, et al., Securities Regulation: Cases and Material, St. Paul: West Publishing, 1991, hal. 550, Ibid.
99
Cheeseman, Henry R., Business Law: The Legal, Ethic and International Environment, New Jersey: Prentice Hall, 1995, hal. 704, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
shares of the corporation prior to the public disclosure of unfavorable information.”
Ketika orang-orang dalam mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara membeli saham perusahaan sebelum diumumkan ke publik dari informasi
yang material atau dengan menjual saham perusahaan sebelum keterbukaan informasi yang merugikan.”
F. William McCarty dan John W. Bagby
100
memberikan batasan insider trading yaitu:
”The trading of a firm’s securities by persons whose access to confidential and nonpublic information gives them an advantages in trading those
securities.”
Perdagangan efek dari suatu perusahaan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengakses informasi yang bersifat rahasia dan bukan untuk publik dan
memberi mereka keuntungan dalam efek yang diperdagangkan.
Donald C. Langervoort
101
memberikan batasan insider trading yaitu, ”A term of art that refers to unlawful trading in securities by person who
posses material nonpublic information about company whose shares are traded or the market for it shares.”
Sebuah istilah seni yang mengacu pada perdagangan ilegal efek yang dilakukan oleh orang yang memiliki informasi material yang belum
diumumkan kepada publik tentang perusahaan publik atau pasar saham untuk itu.
Undang-undang Pasar Modal Indonesia tidak memberikan batasan insider trading secara tegas. UUPM hanya memberikan batasan terhadap transaksi yang
dilarang antara lain orang dalam dari emiten yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten atau
100
F. William McCarty, The Legal Environment of Business, Boston: Homewood, 1990, hal. 464, Ibid.
101
Donald C. Langervoort, Insider trading, Tennessee: Clark Boardman Co. Ltd, 1989, hal. 4. Ibid.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.
Berdasarkan batasan tersebut di atas, maka dapat ditentukan bahwa perdagangan efek dapat tergolong sebagai praktek insider trading apabila memenuhi
tiga unsur minimal yaitu: 1.
Adanya orang dalam; 2.
Informasi material yang belum tersedia bagi masyarakat atau belum disclosure; 3.
Melakukan transaksi karena informasi material; Orang dalam yang dimaksud oleh Penjelasan Pasal 95 UUPM tersebut adalah:
a. Komisaris, direktur, atau pegawai emiten;
b. Pemegang saham utama emiten;
c. Orang perorangan yang karena kedudukan atau karena profesinya atau
karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan seseorang tersebut memperoleh informasi atau;
d. Pihak yang dalam waktu 6 enam bulan terakhir tidak lagi menjadi pihak
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, atau huruf c diatas.
Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada
bursa efek atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Informasi atau fakta yang bersifat
material harus diumumkan kepada masyarakat atau publik, agar investor mempunyai keputusan yang dipegangnya untuk melakukan pembelian ataupun penjualan saham.
Sehingga terwujudlah implementasi perdagangan saham yang fair dan menghindari praktek insider trading.
Universitas Sumatera Utara
Contoh informasi atau fakta material antara lain:
102
a. Penggabungan usaha merger,
103
pengambilalihan acquisition,
104
peleburan usaha consolidation
105
atau pembentukan usaha; b.
Pemecahan saham share split atau pembagian dividen saham stock dividen; c.
Pendapatan dan dividen yang luar biasa; d.
Perolehan atau kehilangan kontrak penting; e.
Produk atau penemuan baru yang berarti; f.
Perubahan tahun buku perusahaan; dan g.
Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen. Pengaturan insider trading dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Larangan insider trading di antaranya melarang orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam untuk melakukan
pembelian atau penjualan atas Efek Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud maupun melakukan pembelian atau penjualan atas Efek perusahaan lain yang
melakukan transaksi dengan Emiten atau perusahaan Publik yang bersangkutan.
106
Selain itu, melarang orang dalam yang memiliki informasi orang dalam untuk mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek yang
dimaksud dan melarang orang dalam yang memiliki informasi orang dalam untuk memberi informasi orang dalam kepada Pihak manapun yang diduga dapat
102
Penjelasan Pasal 1 Angka 7 UUPM.
103
Pasal 1 butir 9 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan
selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
104
Pasal 1 butir 11 UUPT. Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih saham Perseroan yang mengakibatkan
beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut.
105
Pasal 1 butir 10 UUPT. Konsoliasi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan baru yang karena
hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
106
Pasal 95 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek.
107
Selain itu mengenai insider trading, didalam UU No. 8 Tahun 1995 mengatur mengenai larangan bagi setiap Pihak untuk memperoleh informasi orang dalam
secara melawan hukum. Apabila pihak tersebut pada akhirnya memperoleh informasi orang dalam tersebut, maka terhadap pihak tersebut dikenakan larangan yang sama
dengan larangan yang berlaku bagi orang dalam seperti yang dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96 UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
108
Dengan demikian, inti dari kegiatan insider trading yaitu adanya perdagangan Efek yang dimotivasi oleh informasi orang dalam yang dilakukan oleh orang dalam
yang memiliki informasi orang dalam maupun Pihak lain yang memiliki informasi orang dalam. Sedangkan pengertian informasi orang dalam sendiri yaitu informasi
material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia untuk umum. Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi orang
dalam antara lain dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam.
Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan efek sebelum diumumkannya informasi material kepada publik dan
107
Pasal 96 UUPM.
108
Pasal 97 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
terjadinya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar. Perdagangan orang dalam mengandung beberapa unsur yaitu:
109
1. Adanya perdagangan efek.
2. Dilakukan oleh orang-orang dalam perusahaan.
3. Adanya inside information.
4. Informasi itu belum diungkap dan terbuka untuk umum.
5. Perdagangan tersebut dimotivasi oleh informasi itu.
6. Tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Selain ke enam hal diatas. Untuk dapat dikategorikan ke dalam perbuatan insider trading maka harus terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
110
1. Pelaku harus menyadari adanya suatu informasi tertentu.
2. Informasi tersebut tidak tersedia untuk publik.
3. Investor yang rasional mengharapkan jika informasi dirilis ke publik, akan
membawa dampak material terhadap harga atau nilai efek suatu perusahaan tersebut.
4. Pelaku harus mengetahui, atau patut diduga mengetahui, bahwa informasi
tersebut bersifat material dan tidak tersedia untuk publik informasi non-publik. Orang-orang dalam insider sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 95
UUPM dijelaskan oleh Prof Bismar Nasution dalam majalah hukum USU adalah diantaranya sebagai berikut:
Secara tradisional komisaris, direktur, pemegang saham utama dan pegawai perusahaan termasuk sebagai insiders tradisional insiders. Komisaris dan direktur
dikategorikan sebagai insider adalah didasarkan atas pertimbangan, bahwa mereka termasuk orang yang wajib pemegang fiduciary obligations dalam hal loyalitasnya
kepada perusahaan. Dipihak lain mereka termasuk orang-orang yang dapat mengendalikan serta mengetahui kegiatan atau operasi perusahaan setiap hari, mereka
109
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. Cit., hal. 269.
110
Asril Sitompul, dkk, Op. Cit., hal. 9.
Universitas Sumatera Utara
juga mengetahui segala aktivitas ataupun segala rahasia di perusahaan sehingga mereka memiliki informasi perusahaan yang paling sensitive sensitive corporate
information.
111
Sedangkan kategori insider bagi pemegang saham utama controlling shareholders didasarkan atas ketentuan hukum perusahaan corporate law yang
menetapkan suatu fiduciary obergations dari suatu fairness dan loyalitas terhadap siapa-siapa yang memiliki pengawas atau pengenali aktivitas perusahaan berdasarkan
saham di perusahaan yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menduduki direktur atau officers.
112
Namun mereka bukan berarti tidak memiliki fiduciary.
113
Kategori karyawan emitenperusahaan publik Employee of the Issuer sebagai insider memiliki tugas dan kewajiban menjaga loyalitas duty of loyality,
termasuk tanggung jawab mereka untuk tidak memanfaatkan keuntungan dari informasi rahasia confidential information yang diperoleh sehubungan dengan
pekerjaan diperusahaan. Misalnya dapat dilihat dari kasus SEC v. Txas Gulf Sulphur TGS, informasi
material mengenai pengeboran TGS di Timmins, Ontario, dan informasi ini belum di- disclose untuk umum. Pegawai TGS Darke dan Coates geologist telah membuka
informasi yang bersifat rahasia dan merekomendasikan kepada beberapa manajemen
111
Donald C. Langevoort, Insider Trading Regulation, Nashille Tennessee: Clark Boardman Company, Ltd, 1989, hal. 15, lihat Bismar Nasution, “Peraturan Prinsip Keterbukaan dan Larangan
Insider Trading dalam Pasar Modal”, Majalah Hukum USU, volume 5 No. 1 Februari 2000, hal. 50.
112
Speed v. Transamerica Corp, 71 F. Supp. 457 D.Del 1947, lihat Bismar Nasution, Ibid., hal. 50.
113
Feldman V. Simkins Indus, 679, F.2d, 1299, 1304 9
th
. Cir. 1982, lihat Bismar Nasution, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
atau pegawai TGS. Pengadilan memutuskan perbuatan mereka ini sebagai insider trading dan khusus bagi Darke dan Coates dikategorikan sebagai insiders.
114
Kategori-kategori insider yang terdiri dari komisaris, direktur, pemegang saham utama dan pegawai perusahaan ini merupakan contoh klasik dari seseorang yang
mempunyai fiduary duty
115
atau yang disebut dengan traditional insiders.
116
Ketentuan penjelasan tentang Pasal 95 UUPM yang telah menetapkan insider masih menganut kategori traditional insiders ini. Ketentuan ini juga menetapkan
kategori insider sementara “temporary insider” – “Quasi insider”.
117
Selanjutnya dengan bertolak dari kasus SEC v Texas Gulft Sulphur, kriteria fakta material dapat
dirinci dengan pengujian, pertama, esensinya yang apabila disclose, maka dapat mengakibatkan fluktuasi harga saham, kedua, informasi yang dapat diprediksi oleh
outsiders melalui keahliannya dalam memahami informasi yang dapat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi. Terakhir, fakta material tidak hanya terbatas pada suatu
informasi yang mengandung fakta-fakta material yang dapat memberi dampak bagi
114
SEC v. Texas Gulf Sulphur, 401 F. 2d. 823 2d. Cir. 1968, lihat v. Copytele. Inc, 608 F. Supp.2 S.D.N.Y.1985 SEC v Fox, 654 F. 781 N.D. Tex 1986, lihat Bismar Nasution, Ibid, hal. 51.
115
Munir Fuady, Op.Cit., hal. 179. Fiduciary duty adalah suatu sikap bahwa pimpinan perusahaan haruslah berbuat sebaik-baiknya kepada perusahaan yang dipimpinnya dengan ukuran etis
dan ekonomis yang tinggi. Dia tidak boleh mengambil manfaat bahkan harus mengorbankan kepentingan pribadi untuk kepentingan perusahaan.
116
Sean P. Leuba, “The Fourth Circuit Breaks Rank in united States v Bryan A Repudiation of the Misappropriation Theory”, Washington Lee Law, No. 53, 1143, 1996, hal. 1145, lihat
Bismar Nasution, Ibid.
117
Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal Edisi Revisi, Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Pascasarjana, 2006, hal. 254, bahwa UUPM telah mengatur
kategori insider diluar kategori traditional insider, seperti ketentuan kategori insider sementara temporary insider-quasi insider yaitu orang-orang luar perusahaan yang mempunyai hubungan trust
dan confidence dengan perusahaan atau mereka itu mempunyai hubungan kerja jangka pendek dengan perusahaan yang mengakibatkan fiduciary obligation mereka kepada perusahaan misalnya konsultan
hukum, notaris, akuntan, penasehat investasi dan underwriter.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan di masa datang dan dapat memberi akibat yang mempengaruhi keinginan investor untuk memberi atau menjual saham.
Dalam kasus SEC v. Texas Gulf Shulpur 1968, pengadilan berpendapat bahwa test “kemungkinanukuran” probabilitymagnitude atas materialitas
informasi adalah yang bisa mempengaruhi perusahaan di masa mendatang.
118
Dalam kasus ini pengadilan membuat hipotesa, bahwa dalam suatu pasar saham dan
perkembangan harga saham suatu perusahaan ditentukan oleh tersedianya informasi yang mengandung fakta material mengenai perusahaan tersebut dan kepercayaan
terhadap informasi yang mengandung fakta material tersebut menjadi ukuran bagi sesuatu informasi dikatakan sebagai fakta material.
Jika standar fakta material telah dipahami, maka selanjutnya dapat pula dipahami hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran prinsip keterbukaan. Salah satu
bentuk pelanggaran prinsip keterbukaan adalah pernyataan menyesatkan karena adanya pernyataan fakta material yang salah, atau penghilangan informasi material.
Dengan perkataan lain, pelanggaran prinsip keterbukaan juga dapat terjadi disebabkan pernyataan yang salah atau pernyataan dengan membuat penghilangan
fakta material, baik dalam transaksi saham maupun dalam dokumen-dokumen penawaran umum lainnya.
Para tergugat, yaitu para pegawai Texas Gulf Sulphur TGS, yang melakukan eksplorasi di Kanada, menemukan cadangan bahan tambang yang luar biasa. Untuk
118
SEC v. Texas Gulf Shulfur, 258 F. Supp. 262, lihat Bismar Nasution, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
mendanai pembelian tanah yang mengandung bahan tambang di sekitar galian itu, tergugat Stephen, direktur TGS, memerintahkan tim eksplorasi itu untuk tidak
mengungkapkan hasil penggalian tersebut. TGS mengeluarkan press release untuk menjelaskan rumor yang beredar tentang adanya penemuan bahan tambang yang
besar dan menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan sampai saat itu tidak cukup untuk mencapai keputusan yang pasti tentang jumlah dan tingkat mutu bahan
tambang yang ditemukan. Empat hari kemudian, TGS mengumumkan adanya suatu temuan yang besar. Dalam jangka waktu empat hari ini pegawai dan pejabat TGS
yang mengetahui tentang temuan membeli sejumlah besar saham dan opsi saham TGS. Pengadilan district court menyimpulkan bahwa hasil dari penggalian pertama
sangat jauh untuk dapat dikatakan material. Hakim Waterman, C.J. Barang siapa yang mempunyai informasi orang dalam
yang material haruslah melakukan disclosure kepada investor dan jika akan diperintahkan untuk tidak mendisclose untuk melindungi rahasia perusahaan, ia
haruslah menjauh dari perdagangan efek perusahaan selama informasi tersebut belum didisclose.
119
Disini pengetahuan tentang kemungkinan adanya bahan galian yang kaya tentunya akan merupakan informasi material bagi investor untuk memutuskan
apakah akan membeli, menjual efek perusahaan tersebut. Pemeriksaan yang ditemukan oleh pengadilan district court secara konklusif bahwa pengetahuan
tentang adanya temuan galian itu adalah informasi material.
119
Bismar Nasution, dkk, Insider Trading Kejahatan di Pasar Modal, Bandung: Books Terrace Library, 2007, hal. 73.
Universitas Sumatera Utara
Unsur lainnya yang harus dipenuhi apakah perdagangan saham termasuk dalam insider trading adalah pembuktian insider melakukan perdagangan saham
berdasarkan material nonpublic sebagaimana diuraikan di muka. Untuk kepentingan ini perlu pengujian bagi insider ini terhadap perdagangan saham yang menggunakan
informasi yang eksklusif mereka material nonpublic information. Akan tetapi perlu di ingat dan diperhatikan bahwa, tidak semua informasi
orang dalam yang ditradingkan dapat dikenakan tindakan insider trading. Ini merupakan prinsip lain dari hukum pasar modal yang dianut di banyak negara.
Sebaliknya ada juga peristiwa dimana informasi memang tidak perlu bahkan tidak boleh didisclose, tetapi tidak boleh menjadi dasar suatu trading.
Misalnya seseorang yang secara ”kebetulan” mendapatkan informasi dari pihak lain. Misalnya salah seorang trader duduk-duduk di restoran, kemudian datang
dua orang yang tidak dikenal membicarakan masalah yang kebetulan tergolong sebagai inside information. Kebetulan si trader ini tidak sengaja ”nguping”. Maka
apabila si trader tersebut melakukan trading, hal tersebut umumnya dianggap bukanlah merupakan perbuatan insider trading.
Contoh lain lagi, jika para ahli independent, yang dengan keahlian dan ketajaman analisisnya dia dapat mengetahui atau memperkirakan dengan persis apa
yang sedang terjadi dalam suatu perusahaan, termasuk persoalan yang masih termasuk ke dalam golongan inside information. Maka apabila pihak analist tersebut
misalnya melakukan trading, atau menyuruh orang lain melakukan trading, tidaklah pantas ia dipersalahkan dan dihukum karena melakukan insider trading.
Universitas Sumatera Utara
Sementara contoh dari informasi yang tidak perlu bahkan tidak boleh didisclose adalah sebagai berikut:
120
1. Informasi yang belum matang untuk didisclose. Misalnya sebuah perusahaan
pertambangan menemukan sumur baru yang belum begitu pasti. 2.
Informasi, yang apabila didisclose akan dimanfaatkan oleh pesaing-pesaingnya sehingga merugikan perusahaan tersebut.
3. Informasi yang memangnya bersifat rahasia. Ini yang disebut rahasia
perusahaan. Misalnya jika ada kontrak dengan pihak ketiga, tetapi dalam kontak tersebut ada klausula yang menyatakan bahwa apa-apa yang ada dalam kontak
tersebut adalah bersifat rahasia di antara para pihak tersebut.
B. Pentingnya Prinsip Keterbukaan Dalam Mencegah Insider Trading