E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan informasi, pemeriksaan dan penelusuran yang telah dilakukan terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, di
perpustakaan pasca sarjana Universitas Sumatera Utara, maka belumlah ada penelitian yang benar-benar sama dengan apa yang menjadi bidang dan ruang lingkup
penelitian yang dibuat ini. Adapun judul penelitian ini adalah mengenai “Fungsi Pengawasan Bapepam-LK dalam praktek insider trading terhadap perusahaan publik
dalam pasar modal”. Namun demikian ada beberapa judul yang membahas tentang Bapepam-LK ataupun masalah insider trading dalam pasar modal di antaranya adalah
sebagai berikut: 1.Kriminalisasi insider trading sebagai kejahatan pasar modal. Yasdan
Rivai077005044. 2.Analisis terhadap larangan praktek insider trading dalam meningkatkan
kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Tandi Pada Palayukan087005136.
3.Penentuan standar penipuan dalam pasar modal Indonesia: analisis juridis terhadap putusan Bapepam dan pengadilan. Abdurahman027005001.
Olehkarena itu, penulis berkeyakinan bahwa penelitian ini adalah jauh dari unsur plagiat. Jadi penelitian yang dibuat ini adalah telah sesuai dengan asas-asas
keilmuan yang jujur, rasional, objektif, dan terbuka. Sehingga penelitian yang penulis buat ini dapatlah dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Teori dan Konsepsional
1. Kerangka Teori. Di dalam penelitian diperlukan adanya kerangka teoritis sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ronny H. Soemitro bahwa untuk memberikan landasan yang mantap pada umumnya setiap penelitian haruslah selalu disertai dengan pemikiran-
pemikiran teoritis.
28
Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, si penulis mengenai suatu kasus ataupun permasalahan problem, yang
bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pasangan teoritis, yang mungkin ia setujui ataupun tidak disetujuinya dan ini merupakan masukan eksternal bagi
pembaca.
29
Menurut Kaelan M.S. Landasan teori pada suatu penelitian adalah merupakan dasar-dasar operasional penelitian. Landasan teori dalam suatu penelitian adalah
bersifat strategis artinya memberikan realisasi pelaksanaan penelitian.
30
Oleh sebab itu, kerangka teoritis bagi suatu penelitian mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Teori tersebut berguna untuk mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang
hendak diselidiki atau diuji kebenarannya;
28
Ronny H. Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Ghalia, 1982, hal. 37.
29
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal. 80.
30
Kaelan M.S, Metode Penelitian Kualitatif bidang Filsafat Paradigma bagi Pengembangan Penelitian Interdisipliner Bidang Filsafat, Budaya, Sosial, Semiotika, Sastra, Hukum dan Seni,
Yogyakarta: Paradigma, 2005, hal. 239.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina
struktur konsep-konsep serta memperkembangkan defenisi-defenisi; 3.
Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari pada hal-hal yang diteliti; 4.
Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor-faktor
tersebut akan timbul lagi pada masa-masa mendatang.
31
Pasar modal sangatlah penting sebagai sarana di dalam memperoleh modal pembangunan jangka panjang. Dimana pasar modal ini memberikan konstribusi yang
sangat produktif. Bapepam-LK dengan fungsinya yang sangat strategis sebagai pembina, pengatur dan pengawas pasar modal, memiliki pengaruh yang sangat besar
untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Bagaimana sebetulnya model
pengawasan dari pasar modal itu sendiri? Sebagaimana yang telah diamanatkan di dalam Undang-Undang, bahwa model pengawasan yang perlu dikembangkan adalah
pengawasan untuk mewujudkan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien. Dimana lembaga pengawasan itu diciptakan sebagai suatu lembaga yang mandiri.
Salah satu pentingnya peraturan-peraturan yang akan dikeluarkan oleh Bapepam-LK tentang pasar modal dalam hal melakukan fungsi pengawasannya
adalah memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada investor yang mengalami kerugian akibat tindakan emiten atau pemegang saham publik pada saat
penawaran saham umum perdana IPO sehingga terjadi praktek insider trading.
31
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hal. 121.
Universitas Sumatera Utara
Adanya peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK kiranya dapatlah melindungi para investor dari berbagai masalah di pasar modal di antaranya adalah
insider trading. Perdagangan saham haruslah dilakukan secara fair, agar tidak merugikan investor lainnya. Jadi tidak boleh ada investor yang terafiliasi dengan
perusahaan publik. Investor dari perusahaan yang terafiliasi itu sebagai agen penjual saham kepada pemodal dan masyarakat, malah melakukan pembelian sendiri atas
barang yang dijualnya. Adanya peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK tersebut diharapkan
investor dan perusahaan yang publik dapat mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka masing-masing sehingga terwujudlah keadilan di antara mereka.
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam-LK agar terwujud suatu proses trading yang fair. Jadi tidak mungkin terjadi perdagangan saham yang tidak fair.
Insider trading terjadi ketika, orang dalam dari suatu perusahaan mempunyai suatu fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham. Seperti insider adalah
komisaris, direktur atau pegawai perusahaan, pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau
karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tesebut memperoleh informasi orang dalam inside information. Jadi insiders
tersebut mempunyai berbagai informasi berupa fakta material yang mempengaruhi harga saham yang sifatnya non publik. Akhirnya munculah perdagangan saham yang
tidak fair atau tidak adil serta tidak mencerminkan prinsip keterbukaan disclosure.
Universitas Sumatera Utara
Teori keadilan sangatlah penting dibahas dalam penulisan tesis ini, dengan adanya prinsip keadilan maka dapatlah menimbulkan suatu integritas dan komitmen
dari seluruh para pelaku pasar modal untuk menciptakan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien. Karena sering kali investor dirugikan karena tindakan
emiten atau perusahaan publik yang melakukan pelanggaran dalam pasar modal. Teori keadilan berkenaan dengan penulisan ini, melihat segala permasalahan
dalam kegiatan pasar modal sering kali merugikan masyarakat atau investor dari perbuatan perusahaan efek atau broker yang melakukan penipuan atau penggelapan.
Keadilan menurut Aristoteles ialah perlakuan yang sama bagi mereka yang sederajat di depan hukum, tetap menjadi urusan tatanan politik untuk menentukan siapa yang
harus diperlakukan sama ataupun sebaliknya.
32
Pendapat senada juga dikatakan Satjipto Rahardjo, dalam pembuatan hukum fungsinya sebagai pengatur kehidupan bersama manusia, oleh karena itu hukum harus
melibatkan aktivitas dengan kualitas yang berbeda-beda. Pembuatan hukum merupakan awal dari bergulirnya proses pengaturan tersebut, ia merupakan
momentum yang memiliki keadaan tanpa hukum dengan keadaan yang diatur oleh hukum. Dia juga mengatakan hukum sebagai perwujudan nilai-nilai yang
mengandung arti, bahwa kehadirannya adalah untuk melindungi dan memajukan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
33
32
Lawrence. M. Friedman, American Law an Introduction, Terjemahan Wishnu Bhakti, Jakarta: PT. Tata Nusa, 2001, hal. 4.
33
Satjipto Raharjo, Sosiologi Hukum: Perkembangan, Metode dan Pilihan Hukum, Surakarta: Universitas Muhammadyah, 2004, hal. 60.
Universitas Sumatera Utara
Suatu Undang-Undang atau peraturan menurut W. Friedman haruslah memberikan keadilan yang sama kepada semua walaupun terdapat perbedaan-
perbedaan di antara pribadi-pribadi itu, kalau tidak ada kedudukan sosial, kemajuan dalam hidup dicapai bukan hanya atas dasar reputasi melainkan karena kapasitas,
kelas-kelas dalam masyarakat bukan faktor yang menentukan sosial saja.
34
Teori hukum yang berasal dari Jeremy Bentham yang menerapkan salah satu prinsip dari aliran utilitarianisme ke dalam lingkungan hukum, yaitu: manusia akan
bertindak untuk mendapatkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan mengurangi penderitaan. Bentham selanjutnya berpendapat bahwa pembentuk undang-undang
hendaknya dapat melahirkan undang-undang yang dapat mencerminkan keadilan bagi semua individu. Dengan berpegang pada prinsip tersebut di atas, perundangan itu
hendaknya dapat memberikan kebahagiaan yang terbesar bagi sebagian besar masyarakat the greates happiness for the greatest number.
35
Jadi yang diutamakan dalam teori Jeremy Bentham adalah mewujudkan kebahagian yang sebesar-besarnya.
John Stuart Mill memiliki pendapat yang sejalan dengan Jeremy bentham. Kesamaan pendapat itu terletak bahwa suatu perbuatan itu hendaknya bertujuan untuk
mencapai sebanyak mungkin kebahagiaan.
34
W. Friedman, Teori dan Filsafat Hukum dalam Buku Telaah Kritis atas Teori-Teori Hukum diterjemahkan dari buku aslinya legal Teori Oleh Muhammad Arifin, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1993, hal. 7.
35
Lili Rasjidi, Ira Tania Rasjidi, Pengantar Filsafat Hukum, Bandung: Mandar Maju, 2002, hal. 61.
Universitas Sumatera Utara
Menurut John Stuart Mill, sumber dari kesadaran keadilan itu bukan terletak pada kegunaan, melainkan pada rangsangan untuk mempertahankan diri dan
perasaan simpati:
36
”Menurut Mill, keadilan bersumber pada naluri manusia untuk menolak dan membalas kerusakan yang diderita, baik oleh diri sendiri maupun oleh siapa saja
yang mendapatkan simpati dari kita. Perasaan keadilan akan memberontak terhadap kerusakan, penderitaan, tidak hanya atas dasar kepentingan individual ,
melainkan lebih luas dari itu, sampai kepada orang lain yang kita samakan dengan diri kita sendiri. Hakikat dari keadilan, dengan demikian mencakup
semua persyaratan moral yang sangat hakiki bagi kesejahteraan umat
manusia”. Selain teori keadilan, teori pengawasan juga diperlukan dalam penulisan tesis
ini. Fungsi pengawasan dan penegakkan hukum yang dilakukan oleh Bapepam-LK di bidang pasar modal harus diperkuat baik dari sisi regulasi, aparatur, struktur dan
infrastruktur-nya. Hal ini penting mengingat ada puluhan triliun bahkan lebih jumlah uang yang beredar di pasar modal. Pelanggaran dan Kejahatan yang terjadi di pasar
modal dapat bersifat sistemik dan menghancurkan sendi-sendi ekonomi negara dan masyarakat yang dapat mengakibatkan kondisi ekonomi yang carut marut.
Fungsi pengawasan yang dilakukan Bapepam-LK selama ini sangat lemah dan terkadang dianggap lebih berpihak kepada kepentingan perusahaan efek dan
broker. Jika terjadi penipuan dan penggelapan uang nasabah, maka jangan diharap uang nasabah tersebut dapat kembali, sangat kecil sekali kemungkinannya. Kalaupun
ada pelaku yang dihukum, jenis dan lamanya hukuman tidak signifikan untuk memberikan keadilan kepada ”korban” dan masyarakat yang mungkin sangat besar
36
Ibid., hal. 61.
Universitas Sumatera Utara
menerima imbas dari kejahatan tersebut.
37
Kemudian misalnya dalam kasus bank Century, yang menerbitkan produk investasi fiktif atau bodong melalui PT. Antaboga
Delta Sekuritas sampai sekarang belum terselesaikan. Dana nasabah pun belum dikembalikan. Bahkan bank ini sekarang tetap ada dan telah berganti nama menjadi
bank Mutiara. Berdasarkan uraian tersebut teori tentang pengawasan juga berkenaan dalam
penulisan tesis ini. Menurut Winardi pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung
arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
38
Dengan demikian pengawasan pada hakekatnya merupakan tindakan membandingkan antara hasil dalam kenyataan das sein dengan hasil yang
diinginkan das sollen. Hal ini disebabkan karena antara kedua hal tersebut sering terjadi penyimpangan-penyimpangan, maka tugas pengawasan adalah melakukan
koreksi atas penyimpangan-penyimpangan tersebut.
39
Winardi mengungkapkan bahwa pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut
rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang
manajemen”.
40
37
Husendro, “Merevolusi Bapepam-LK: menjaga ketahanan ekonomi nasional Indonesia”, http:husendro.blogspot.com200901me-revolusi-bapepam-lk-menjaga.html, terakhir diakses tanggal
17 Februari 2011, hal. 1.
38
Winardi, Manajer dan Manajemen, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hal. 224.
39
Ibid., hal. 226.
40
Ibid., hal. 172.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Syafie, menyebutkan mengenai betapa pentingnya pengawasan bagi pelaksanaan manajemen dan pekerjaan, dengan mengungkapkan bahwa
pengawasan adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam
perencanaan. Dengan demikian melalui pengawasan dapat diawasi sejauh mana penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran, kekurangan, pemborosan, kemubaziran,
penyelewengan dan lain-lain kendala di masa yang akan datang. Jadi keseluruhan pengawasan adalah aktivitas membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan
dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Karena diperlukan. kriteria, norma, standar dan ukuran.
41
Sesuai dengan keberadaan Bapepam-LK yang ada di Indonesia, sebagai regulator dalam pasar modal, Bapepam-LK seharusnya dapat membentuk peraturan-
peraturan yang dapat mencerminkan keadilan bagi semua pelaku pasar modal. Dengan demikian dapat terealisasi kepastian hukum dan kenyamanan bagi para
pelaku pasar modal untuk berinvestasi dalam pasar modal. Fungsi pengawasan yang melekat pada Bapepam-LK ini adalah suatu tugas
yang harus dilaksanakan dengan fokus. Bapepam-LK haruslah melakukan pengawasan terhadap segala praktik yang akan merugikan salah satu pihak, seperti
misalnya kasus gagal serah, gagal bayar dan masalah perdagangan orang dalam insider trading. Kegiatan pasar modal perlu mendapat pengawasan agar pasar
41
Sofyan Syafri Harahap, Sistem Pengawasan Manajemen. Jakarta: Pustaka Quantum, 2000, hal. 82-83.
Universitas Sumatera Utara
modal dapat dapat berjalan secara teratur, wajar, efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat UUPM Pasal 4. Pengawasan penting menghindari
pelanggaran yang terjadi. Bapepam-LK sebagai salah satu lembaga pengawas memiliki kewenangan
yang sangat luas meliputi: 1.
pemeriksaan 2.
penyidikan 3.
penyelesaian perselisihan 4.
pemeriksaan keberatan 5.
pengenaan sanksi administratif 6.
menghentikan bursa transaksi. Kewenangan tersebut dilakukan untuk menciptakan mekanisme perdagangan
di dalam pasar modal yang bersih, dan menjaga integritas di dalam pasar modal dalam mewujudkan pasar modal yang wajar, teratur dan efisien. Bapepam-LK tidak
hanya diberikan fungsi pengawasan saja, akan tetapi juga diberikan fungsi pengaturan dan pembinaan. Realisasi fungsi di dalam pembinaan, secara rutin Bapepam-LK
melakukan berbagai forum baik yang bersifat sosialisasi peraturan perundangan, maupun kegiatan lain yang sifatnya memberikan informasi yang ada kaitannya
dengan pasar modal. Kenyataannya dalam kegiatan pasar modal terdapat berbagai macam masalah,
karena itu diperlukan adanya suatu badan pengawas di dalam industri pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal, serta memiliki peranan strategis untuk
menunjang pembangunan nasional. Untuk itu Bapepam-LK memiliki kewenangan yang sangat luar biasa dalam
membina, mengatur, dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal. Pengawasan itu dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang
bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, bimbingan, dan arahan maupun secara refresif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.
2. Kerangka Konsepsional. Dalam penelitian hukum kerangka konsepsional diperoleh dari peraturan
perundang-undangan atau melalui usaha untuk membentuk pengertian-pengertian hukum. Apabila kerangka konsepsional tersebut diambil dari peraturan perundang-
undangan tertentu maka biasanya kerangka konsepsional tersebut sekaligus merumuskan defenisi-defenisi tertentu, yang dapat dijadikan pedoman operasional di
dalam proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan konstruksi data.
42
Kerangka konsepsional dalam merumuskan dan membentuk pengertian- pengertian hukum, kegunaannya tidak hanya terbatas pada penyusunan kerangka
konsepsional saja, akan tetapi bahkan pada usaha merumuskan defenisi-defenisi
42
M. Solly Lubis, Op. Cit., hal. 80.
Universitas Sumatera Utara
operasional di luar peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian.
43
1. Pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap organisasikegiatan dengan tujuan
organisasikegiatan tersebut melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.
44
Sebagai kewajiban dari setiap pimpinan unit organisasiinstansi pemerintah, pengawasan hendaknya dapat mencegah
sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan
tugas-tugas organisasi.
45
2. Bapepam adalah badan pengawas pasar modal yang bertujuan mewujudkan
terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
46
Lembaga ini adalah lembaga pemerintah di bawah Departemen Keuangan. Lembaga inilah yang bertugas membuat
peraturan-peraturan sebagai pedoman bagi seluruh pelaku pasar modal, mengawasi pelaksanaan peraturan yang telah dibuatnya tersebut dan apabila
terjadi pelanggaran, maka akan memberikan sanksi. Lembaga ini hanya ada satu, yaitu yang berkantor pusat di Gedung Departemen Keuangan.
47
43
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997, hal. 24.
44
HS. Hadibroto dan Oemar Witarsa, Sistem Pengawasan Intern, Jakarta: BPFE, 1984, hal. 2.
45
Howard F Stetler, Auditing Principles, 4
th
Edition New Jersey: Prentice Hall, 1997, hal. 3.
46
Adrian Sutedi, Op. Cit., hal. 23.
47
Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia, Pengantar dan Studi Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hal. 33.
Universitas Sumatera Utara
3. Lembaga Keuangan financial institution adalah badan usaha yang mempunyai
kekayaan dalam bentuk asset keuangan financial asset. Kekayaan berupa asset keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha di bidang jasa keuangan, baik
penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan pembiayaan.
48
Lembaga Keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya hanya
menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
49
Pasal 1 Keputusan Menteri bahwa Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang
keuangan, secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana, terutama dengan jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya kepada
masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan-perusahaan.
50
4. Insider trading adalah terjadi apabila orang dalam melakukan perdagangan
dengan menggunakan informasi yang belum didisclose yang mengandung fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham.
51
5. Insiders adalah adalah komisaris, direksi, pemegang saham utama, pegawai
perusahaan, seseorang yang karena kedudukannya atau profesinya atau karena
48
Abdulkadir Muhammad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2004, hal. 8.
49
Mugi Rahardjo, Pemasaran Lembaga Keuangan Perbankan, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan LPP UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS UNS PRESS,
2009, hal. 2.
50
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-792MKIV121970 tentang Lembaga Keuangan Sebagaimana Telah Diubah dan Ditambah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor KEP-38MKIV1972 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 280MK.011989 tentang Persyaratan dan Perizinan Lembaga Keuangan.
51
Sunarmi, Op. Cit., hal. 111.
Universitas Sumatera Utara
hubungan usaha dengan emitenperusahaan publik yang memungkinkan seseorang tersebut memperoleh inside information, seperti konsultan hukum,
akuntan, notaris, penasehat keuangan dan investasi, serta pemasok atau kontraktor emitenperusahaan publik tersebut. Mereka yang dikategorikan cooperate insiders
ini. Masih tetap disebut insiders selama 6 enam bulan sejak mereka tidak lagi menduduki jabatan atau hubungan dengan emitenperusahaan publik yang
bersangkutan.
52
6. Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai
peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang
berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. 7.
Pasar modal adalah suatu pasar dan dana-dana jangka panjang, baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang
merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang biasanya berbentuk saham.
53
Sedangkan Marzuki Usman dkk mengatakan bahwa secara teoritis pasar modal capital market didefenisikan sebagai perdagangan
instrumen keuangan sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri stocks maupun hutang bonds, baik yang diterbitkan oleh pemerintah public
authorites maupun oleh perusahaan swasta private sectors. Dengan demikian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dasar pasar keuangan financial
52
Penjelasan Pasal 95 UUPM.
53
Munir fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1996, hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
market.
54
Intrumen pasar modal dapat dibedakan ke dalam dua macam segmen yaitu, non-securities segment dan securities segment.
55
Sementara itu Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, memberikan rumusan
pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut, Undang-Undang pasar modal tidak memberikan
suatu defenisi tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal.
56
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian