B. Kewenangan Bapepam-LK sebagai Lembaga Penyidik
Selain melakukan pemeriksaan Bapepam-LK juga melakukan penyidikan sebagai pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap kegiatan pasar modal. Berhubungan
dengan berbagai pelanggaran yang terjadi dalam pasar modal sangat beragam dilihat dari segi jenis, modus operandi, atau kerugian yang mungkin ditimbulkannya. Oleh
karena itu, Bapepam-LK diberi kewenangan untuk mempertimbangkan konsekuensi dari pelanggaran yang terjadi dan wewenang untuk meneruskannya ke tahap
penyidikan berdasarkan pertimbangan tersebut. Kewenangan Bapepam-LK untuk melakukan penyidikan di bidang pasar
modal merupakan pengejawantahan dari peran Bapepam-LK sebagai suatu lembaga pengawas. Kewenangan penyidikan ini dapat dapat digunakan oleh Bapepam-LK
apabila menurut pendapatnya telah terjadi pelanggaran terhadap perundang-undangan di bidang pasar modal, misalnya praktek bisnis yang tidak sehat seperti insider
trading yang mengakibatkan kerugian bagi kepentingan pasar modal atau kepentingan masyarakat.
152
Tidak semua pelanggaran terhadap UUPM dan atau peraturan pelaksanaannya harus dilanjutkan ke tahap penyidikan jika karena hal tersebut justru dapat
menghambat kegiatan penawaran dan atau perdagangan efek secara keseluruhan. Apabila kerugian yang ditimbulkan membahayakan sistem pasar modal atau
152
Hasan Zein Mahmud, Transaksi Yang Dilarang, Jakarta: Simposium Beberapa Masalah Aktual Dalam Perkembangan Pasar Modal Indonesia, 1993, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
kepentingan pemodal dan atau masyarakat, atau apabila tidak tercapai penyelesaian atas kerugian yang telah timbul, Bapepam-LK dapat memulai tindakan penyidikan
dalam rangka penentuan tindak pidana. Penyidikan di bidang pasar modal adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang diperlukan sehingga dapat membuat terang tentang tindak kejahatan di bidang pasar modal yang terjadi, menemukan tersangka
serta mengetahui besarnya kerugian yang ditimbulkan. Maka dalam hal ini, sesuai ketentuan dalam KUHAP, oleh UUPM diberikanlah wewenang khusus sebagai
penyidik terhadap pejabat pegawai negeri tertentu di lingkungan Bapepam-LK. Mereka inilah yang dalam praktek sering disebut dengan Polisi Khusus Polsus, yang
memang dimungkinkan oleh KUHAP. Pasal 6 ayat 1 huruf a dan b dari KUHAP berbunyi:
153
”Penyidik adalah: a.
Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia; b.
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Kewenangan ini merupakan penerapan dari
fungsi Bapepam-LK sebagai lembaga pengawas.
Kewenangan Bapepam-LK sebagai lembaga penyidik sebagaimana dimaksud dalam KUHAP Pasal 7 ayat 2 adalah, mempunyai wewenang sesuai dengan
undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan berada dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasan dari Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Pada saat pelaksanaan penyidikan dilakukan oleh pihak
153
I Putu Gede ary Suta, Foundations of Our Capital Market, Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti, 2000, hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
Bapepam-LK dan ditemukan bukti yang kuat, maka dia wajib melaporkannya kepada penyidik Kepolisian, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 107 ayat 2 berbunyi:
”Dalam hal suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana sedang dalam penyidikan oleh penyidik tersebut dalam Pasal 6 ayat 1 huruf
b dan kemudian ditemukan bukti yang kuat untuk diajukan pada penuntut umum, peyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf b melaporkan hal itu
kepada penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf a”.
Kewajiban dari pihak Kepolisian selaku koordinator penyidikan ditentukan dalam Pasal 107 ayat 1, berbunyi:
”Untuk kepentingan penyidikan, peyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf a memberikan petunjuk kepada penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf b
dan memberikan bantuan penyidikan”. Kewenangan Bapepam-LK sebagai suatu lembaga penyidik tidak berada
dibawah koordinasi Kepolisian Republik Indonesia POLRI, melainkan hasil dari penyidikan Bapepam-LK dimaksud langsung dilimpahkan pada pihak kejaksaan
untuk dilakukan penuntutan, dan selanjutnya dilimpahkan perkara tersebut ke pengadilan guna diperiksa dan diputus oleh majelis hakim sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Kepolisian hanya memberikan bantuan dalam menyangkut tindakan polisionil, seperti penangkapan, penggeledahan. Sedangkan pada saat proses
pelaksanaan penyidikannya sendiri, pihak kepolisian memberikan kebebasan kepada penyidik Bapepam-LK untuk melakukan peyidikan, hal ini karena masih kurangnya
pemahaman dari penyidik kepolisian tentang kasus-kasus yang terjadi menyangkut kejahatan di pasar modal.
Apabila dalam penyidikan, pelaku insider trading terbukti melakukan tindak pidana dan dikenakan pidana penjara maka kewenangan dari lembaga
Universitas Sumatera Utara
pemasyarakatan untuk melakukan pembinaan dan pengayoman terhadap terpidana. Mekanisme inilah yang berlaku dalam penegakan hukum pidana di Indonesia sebagai
satu kesatuan sistem yang integral. Muladi
154
berpendapat, sistem peradilan pidana mempunyai dimensi fungsional ganda, di satu pihak berfungsi sebagai sarana
masyarakat untuk menahan dan mengendalikan kejahatan pada tingkatan tertentu crime containment system di lain pihak, sistem peradilan pidana juga berfungsi
untuk pencegahan sekunder secondary prevention, yakni mencoba mengurangi kriminalitas di kalangan mereka yang pernah melakukan tindak pidana dan maksud
mereka melakukan kejahatan melalui proses deteksi, pemidanaan dan pelaksanaan pidana.
Di samping penegakan hukum dengan cara penyidikan berdasarkan UUPM, maka kode etik profesi merupakan alternatif lain penegakan hukum di bidang pasar
modal. Meskipun disadari kode etik profesi tidak memiliki daya paksa seperti halnya UUPM, namun untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka upaya alternatif yang
dapat ditempuh adalah dengan memasukan upaya pemaksa yang keras ke dalam kode etik profesi. Menurut Abdul Kadir Muhammad
155
alternatif tersebut dapat berusaha agar mereka yang pernah melakukan tindak pidana tidak mengulangi lagi
perbuatannya.
154
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1995, hal. 21-23.
155
Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997, hal. 85.
Universitas Sumatera Utara
Kedudukan dan kewenangannya sebagai lembaga penyidik bukanlah ”terusan” dari kedudukannya sebagai lembaga pemeriksa, melainkan merupakan
kewenangan yang mandiri. Karena itu, dapat saja Bapepam-LK langsung menggunakan kewenangan penyidikan jika ada alasan untuk itu tanpa harus
sebelumnya melakukan tindakan yang tergolong ke dalam kewenangan pemeriksaan. Sehingga oleh pembentuk Undang-undang Pasar Modal, kewenangan ini
dipisahkan yaitu, Kewenangan Pemeriksaan dalam Bab XII dalam Pasal 100, sedangkan kewenangan Penyidikan dalam Bab XIII dalam Pasal 101. Karena itu
dapat saja Bapepam-LK langsung menggunakan kewenangan penyidikan tanpa harus sebelumnya melakukan tindakan yang tergolong ke dalam kewenangan pemeriksaan.
Dengan tugas seperti ini Bapepam-LK mempunyai kewenangan yang sama seperti yang dipunyai oleh otoritas pasar modal di negara lain seperti Securities and
Exchange Comission SEC di Amerika Serikat. Selanjutnya disebutkan kewenangan yang lebih rinci diberikan penyidik
yaitu:
156
a. Menerima laporan, pemberitahuan atau pengaduan diri seseorang tentang
adanya tindak pidana di bidang pasar modal; b.
Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang pasar modal;
c. Melakukan penelitian terhadap pihak yang diduga melakukan atau terlibat
dalam tindak pidana di bidang pasar modal;
156
Pasal 101 3 UUPM.
Universitas Sumatera Utara
d. Memanggil, memeriksa dan meminta keterangan dan barang bukti dari setiap
pihak yang disangka melakukan tindak pidana di bidang pasar modal; e.
Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang pasar modal;
f. Melakukan pemeriksaan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap
barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara
tindak pidana di bidang pasar modal; g.
Memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang pasar modal.
h. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang pasar modal; dan i.
Menyatakan saat dimulai dan dihentikannya penyidikan. Kemudian pada Pasal 101 ayat 4, 5 dan 6 selanjutnya disebutkan juga tugas-tugas
penyidik seperti: a.
Mengajukan permohonan izin kepada menteri untuk memperoleh keterangan dari bank tentang keadaan keuangan dari tersangka pada bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. b.
Memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam KUHAP.
Universitas Sumatera Utara
c. Dapat meminta bantuan aparat penegak hukum lainnya, seperti dari Kepolisian
Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Kehakiman, dan Kejaksaan Agung.
Jadi dalam hal penegakan hukum, Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 100 UUPM, Bapepam-LK berwenang untuk melakukan penyidikan terhadap setiap pihak
yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap UUPM dan atau Peraturan Pelaksanaannya.
1. Sesuai dengan ketentuan UUPM, penyidik tersebut mempunyai wewenang
untuk menerima laporan, pemberitahuan, dan pengaduan adanya tindak pidana dibidang pasar modal, meneliti kebenaran laporan, meneliti pihak yang diduga
terlibat, memanggil, memeriksa, meminta keterangan dan barang bukti, memeriksa pembukuan, catatan dan dokumen, memeriksa tempat yang diduga
terdapatnya barang bukti serta melakukan penyitaan, memblokir rekening pihak yang diduga terlibat.
2. Melakukan penggeledahan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, untuk kepentingan penyidikan. Penyidik melakukan penggeledahan rumah atau penggeledahan pakaian atau penggeledahan badan
menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang. Lebih lanjut ditentukan bahwa yang berwenang mengeluarkan surat perintah penggeledahan
di tempat tertentu adalah penyidik dengan tembusan kepada Ketua Bapepam- LK dan Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan. Sebelum melakukan
penggeledahan, penyidik Bapepam-LK mengajukan permintaan izin kepada
Universitas Sumatera Utara
ketua pengadilan negeri setempat untuk melakukan Pemeriksaan di tempat tertentu.
3. Melakukan pemanggilan terhadap pihak yang diduga mengetahui atau terlibat
dalam pelanggaran terhadap UUPM dan atau peraturan pelaksanaannya atau pihak lain apabila dianggap perlu.
4. Memeriksa catatan, pembukuan, atau dokumen-dokumen pendukung lainnya.
5. Meminjam atau membuat salinan atas dokumen-dokumen sebagaimana
disebutkan diatas. 6.
Melakukan penyitaan terhadap benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penuntutan dengan
izin ketua pengadilan negeri setempat dalam keadaan mendesak penyitaan bisa dilakukan tanpa izin dari ketua pengadilan negeri setempat. Benda-benda yang
dapat disita dalam hal ini adalah benda-benda yang telahsedangakan dipergunakan oleh pihak mereka baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk melakukan tindak pidana di bidang pasar modal dan benda lainnya yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan tindak pidana
yang dilakukan oleh tersangka. Ditentukan dalam KUHAP bahwa penyidik berwenang memerintahkan kepada orang yang menguasai benda yang disita,
menyerahkan benda tersebut kepadanya untuk kepentingan pemeriksaan dan kepada yang menyerahkan benda itu harus diberikan surat tanda penerimaan.
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan KUHAP menyatakan bahwa benda sitaan disimpan dalam rumah penyimpanan benda sitaaan negara dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
dan tanggung jawab atasnya ada pada pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan dan benda tersebut dilarang untuk
dipergunakan oleh siapapun. 7.
Penyelesaian Perkara. Setelah diadakan pemeriksaan ternyata diperoleh keyakinan bahwa terdapat pelanggaran atas UUPM beserta peraturan
pelaksanaannya yang dilakukan oleh pelaku, maka Bapepam-LK dapat mengenakan sanksi administratif ataupun pidana.
8. Penuntutan. Kewenangan Bapepam-LK dalam hal ini penuntutan terhadap
kasus tindak kejahatan di bidang pasar modal berada ditangan kejaksaan. Bapepam-LK tidak berwenang untuk itu. Tugas Bapepam-LK adalah
melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang pasar modal, setelah semua hasil pemeriksaan dan penyidikan dibuat, Bapepam-LK
akan menyerahkan berkas tersebut kepada kejaksaan. Selanjutnya pihak kejaksaan akan menindaklanjuti hasil kerja Bapepam-LK tersebut, setelah
dikaji, kejaksaan akan memberikan keputusan, berkas perkara diangap lengkap dan bisa diteruskan untuk melakukan penuntutan atau berkas perkara dianggap
tidak lengkap, tidak jelas, maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut kepada Bapepam-LK untuk disempurnakan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan fungsi Bapepam-LK baik itu dalam hal pemeriksaan dan penyidikan maka dapatlah mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang
teratur dan efisien serta dapat melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam fungsi Bapepam-LK sebagai penegakan hukum, maka Bapepam-LK dapat
bersikap secara proaktif bila terdapat indikasi pelanggaran peraturan perundang- undangan pasar modal. Dengan melakukan pemeriksaan dan atau penyidikan yang
didasarkan pada laporan atau pengaduan-pengaduan dari pelaku pasar modal, data tersebut dianalisis oleh Bapepam-LK dan dari hasil tersebut dijadikan konsumsi
publik dengan melakukan pemberitahuan kepada media massa.
157
C. Peranan Bapepam-LK dalam Mengatasi Praktek Insider Trading