1. Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, uang pension, atau imbalan dalam bentuk lainnya ;
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan ;
3. Laba Usaha ;
4. Keuntungan karena penjualan atau penghasilan harta ;
5. Sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ;
6. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya ; 7.
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian hutang ;
8. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi ;
9. Royalty ;
Dan lain-lain yang termasuk dalam kategori objek pajak menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
B. GAMBARAN PENAGIHAN PAJAK I. Dasar-dasar Penagihan Pajak
1. Pengertian Penagihan Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmant Soemitro, S.H. Devano,2006:174, penagihan pajak adalah perbuatan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak, karena wajib
pajak tidak mematuhi ketentuan undang-undang, khususnya, mengenai pembayaran pajak.
Sedangkan menurut Moeljohadi, S.H. Devano,2006:174, bahwa penagihan adalah serangkaian tindakan dari aparatur jenderal, berhubungan wajib pajak tidak
melunasi baik sebagianseluruhnya kewajiban perpajakan yang menurut Undang- Undang Perpajakan yang berlaku.
Dari defenisi penagihan yang dikemukakan oleh Moeljohadi, S.H. tersebut, terdapat unsur pengertian penagihan yaitu :
a. Serangkaian tindakan
Yaitu bahwa penagihan dilakukan tahap demi tahap dari diterbitkannya surat teguran, surat peruntah melaksanakan, dan permohonan jadwal waktu, tempat,
tanggal, bulan pelelangan pada kantor lelang negara. b.
Aparatur Direktur Jenderal Pajak. Yaitu Jurusita pajak negara yang telah memenuhi syarat-syarat khusus
diangkat dan telah disumpahi lebih dahulu sebelum tugas. c.
Wajib pajak tidak melunasi sebagianseluruhnya. Yaitu utang pajak yang terdapat dalam Surat Tagihan Pajak STP, Surat
Ketetapan Pajak yang meliputi : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT.
d. Menurut Undang-Undang Perpajakan.
Yaitu merujuk pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaksn serta Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
2. Utang Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak denga surat Paksa, Suandy,2008:175 utang pajak adalah pajak yang mesti harus
dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan.
3. Penanggung Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, Suandy,2008:174 penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggungjawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
4. Biaya Penagihan Pajak