Bagan Arus Prosedur Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP

C. Bagan Arus Prosedur Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan SPMP

Bagan dimulai dari : menginventarisasi Penunggak Pajak yang harus dikirim SPMP, meneliti dengan melihat data tunggakan beserta pelunasan SSPSTTSSSBbukti Pbk atau pengurangan keputusan pembetulankeputusan keberatan putusan bandingkeputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajakkeputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi selanjutnya membuat konsep SPMP dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Penagihan Bagan berakhir : menerima Laporan Pelaksanaan SPMP dan menatausahakan Laporan Pelaksanaan SPMP, salinan SPMP dan Berita Acara Pelaksanaan SPMP ke dalam berkas penagihan Wajib Pajak N O URAIAN KEGIATAN KEPALA KPP KASI PENAGIHAN PELAKSANA JURU SITA KET 1. Menginventarisasi Penunggak Pajak yang harus dikirim SPMP, meneliti dengan melihat data tunggakan beserta pelunasan SSPSTTSSSBbukti Pbk atau pengurangan keputusan pembetulan keputusan keberatan putusan bandingkeputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajakkeputusan pengurangan atau penghapusan sanksi 1 administrasi, membuat konsep SPMP, danmenyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan. 2. Meneliti, menyetujui, memaraf konsep SPMP, dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Penagihan. 3. Meneliti, menyetujui, menandatangani SPMP, dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan 4. Menerima SPMP, menugaskan Pelaksana untuk menatausahakan, dan meneruskan kepada Juru Sita Pajak 5. Menatausahakan dan meneruskan SPMP kepada Juru Sita Pajak 1 2 3 4 5 6 7 6. Juru Sita Pajak menyampaikan SPMP kepada Penunggak PajakPenanggung Pajak atau pihak yang mewakilinya, melaksanakan penyitaan aset dan membuat Berita Acara Pelaksanaan SPMP menyampaikan SPMP kepada Penunggak PajakPenang-gung Pajak atau pihak 2 3 4 6 5 yang ditandatangani Penanggung Pajak atau pihak yang mewakilinya beserta dua orang saksi sebagai bukti bahwa Penyitaan telah dilaksanakan serta membuat konsep Laporan Pelaksanaan SPMP, dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan melalui Pelaksana. yang mewakilinya, melaksanakan penyitaan aset dan membuat Berita Acara Pelaksanaan SPMP yang ditandatangani Penanggung Pajak atau pihak yang mewakilinya beserta dua orang saksi 7. Meneliti, menyetujui dan menandatangani konsep Laporan Pelaksanaan SPMP serta meneruskan kepada Pelaksana untuk ditatausahakan 8. Pelaksana menerima Laporan Pelaksanaan SPMP, menatausahakan Laporan Pelaksanaan SPMP, salinan SPMP dan Berita Acara Pelaksanaan SPMP ke dalam berkas penagihan Wajib Pajak 7 8 Kegiatan Penagihan Aktif di KPP Pratama Binjai Produktivitas penagihan aktif yang berupa penyampaian Surat Paksa, penyampaian SPMP, Pelaksanaan Lelang, Pemblokiran Rekening Bank serta pencegahan seperti rincian data berikut : Tindakan Penagihan Aktif 2009 2010 Jumlah Jurusita Pajak JSP 2 2 Jumalah Surat Teguran terbit 1178 3197 Jumlah Surat Paksa SP terbit 166 240 Jumlah target SP sesuai standar prestasi 120 120 Persentase pencapaian target Surat Paksa 138,33 200 Jumlah SPMP terbit 3 Jumlah target SPMP sesuai stsndar prestasi 72 72 Persentase pencapaian target SPMP 4,16 Pelaksanaan Lelang Target Lelang sesuai standar prestasi 4 4 Persentase pencapaian target Lelang Pemblokiran Rekening 3 Target pemblokiran Rekening sesuai standar prestasi 36 36 Persentase pemblokiran Rekening 8,33 Penyitaan PencegahanPencekalan Target CegahCekal sesuai standar prestasi 12 12 Persentase PencegahanCekal Usaul sandera Badan Sumber Data : KPP Pratama Binjai Dari data diatas mengenai penagihan aktif yang dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah surat teguran yang terbit untuk tahun 2010 adalah 3197 lembar yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya Untuk surat paksa yang terbit selama tahun 2010 adalah 240 lembar, hal ini menunjukkan bahwa jumlah surat paksa yanfg terbit ini sudah melebihi jumlah surat paksa sesuai standar prestasi yaitu 120 lembar, sehingga di dapatkan persentase pencapaian target surat paksa untuk tahun 2010 yakni sebesar 200 yaitu dengan membandingkan jumlah surat paksa yang terbit dengan target surat paksa sesuai dengan standar prestasi. Sementara untuk Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP untuk tahun 2010 tidak ada diterbitkan dibandingkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP pada tahun 2009 adalah 3 tiga lembar. Dimana pada tahun 2010 jumlah Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP yang terbit dibawah target, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP sesuai standar prestasi yaitu 72 lembar, sehingga diperoleh angka untuk persentas pencapaian Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP untuk tahun 2010 sebesar 0 yakni dengan membandingkan jumlah Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP yang terbit untuk tahun 2010 dengan jumlah target Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP sesuai standar prestasi. Untuk pelaksanaan penyitaan pada 2 dua tahun terakhir mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang berarti tingkat kepatuhan wajib pajak boleh dikatakan mulai membaik karena wajib pajak yang dikenai penyitaan makin berkurang jumlahnya dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya upaya ataupun kesadaran wajib pajak untuk membayar utang pajaknya ketika telah diterbitkan surat teguran maupun surat paksa oleh Jurusita pajak sehingga pelaksanaan penyitaan dalam rangka penagihan pajak dapat dihindari dan berkurang jumlahnya dalam tahun terakhir seperti jumlah penyitaan yang terlihat pada data yang memperlihatkan penurunan angka penyitaan dalam 2 tahun terakhir. Sementara untuk pelaksanaan lelang di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai pada tahun 2010 tidak melaksanakan pelelangan, bahkan di tahun sebelumnya juga. Sehingga diperoleh persentse persentase pencapaian target lelang sebesar 0. Untuk pemblokiran rekening, pencekalan penyanderaan, serta usulan sandera badan pada tahun 2009-2010 tidak ada dilaksankan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. Dari data diatas dapat juga kita lihat bahwa Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai sampa pada saat ini hanya memiliki 2 dua orang Jurusita Pajak, yaitu Amrizal Hasibuan dan Laksono T. Sasongko, namun hal tersebut bukanlah merupakan kendala bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai untuk melaksanakan kegiatan penagihan pajak. F. Kendala-kendala yang dihadapi Oleh Jurusita Pajak dalam Melaksanakan Penagihan Pajak dengan Penyitaan Dalam melaksanakan penagihan pajak dengan penyitaan ini, tentunya juga tidak luput dari berbagai kendala yang sering dihadapi Jurusita Pajak pada saat berhadapan dengan para wajib pajakpenanggung pajak di lapangan. Kendala tersbut dapat berupa : 1. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah wajib pajakpenanggung pajak. Pada waktu pelaksanaan penyitaan, ada kemungkinan ataupun bahkan seringkali Jurusita Pajak tersebut tidak dapat masuk atau tidak diperrbolehkan masuk ke dalam rumah wajib pajak yang barang-barangnya akan disita. Sering dijumpai di lapangan bahwa pada saat akan melakukan penyitaan, Jurusita Pajak hanya diperbolehkan menunggu di dekat pagar rumah, tanpa dipersilahkan untuk masuk ke rumah sekalipun cuaca kurang mendukung. 2. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan menyita barang wajib pajakpenanggung pajak. Dalama hal ini Jurusita pajak tidak diperkenankan menyita barang-barang milik wajib pajakpenanggung pajak. Dalam kondisi seperti ini Jurusita Pajak berupaya memberikan penjelasanpengertian mengenai maksud penyitaan tersebut dan penyitaan tidak akan selalu berakhir dengan penjualan barang- barang lelang, dengan catatan apabila wajib pajakpenanggung pajak bersedia melunasi utang pajaknya. Namun bilamana jurusita Pajak sudah berupaya semaksimal mungkin memberikan pengertian dan penjelasan mengenai maksud penyitaan tersebut namun tetap juga mendapat perlawananan atau bahkan mendapat ancaman dari wajib pajakpenanggung pajak, maka Jurusita Pajak berwewenang melaporkannya kepada kepolisian dan meminta bantuan aparat kepolisian untuk mengambil tindakan tegas terhadap wajib pajakpenangggung pajak. 3. Wajib pajakpenanggung pajak atau wakilnya tidak mau menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS. Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS dibuat dan ditandatangani oleh Jurusita Pajak, para saksi dan wajib pajakpenanggung pajak atau wakilnya yang bertindak sebagai penyimpan barang. Apabila wajib pajakpenanggung pajak atau wakilnya menolak untuk ikut menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS tersebut maka Jurusita Pajak dapat mengambil tindakn sebagai berikut : a. Memberitahukan kepada kepolisian dan meminta bantuan agar dapat membantu menjaga supaya tidak ada barang-barang sitaan yang hilang. b. Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS secara hukum dianggap sah aerta tetap mempunyai kekuatan yang mengikat pasal 12 ayat 6 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000. 4. Kesulitan mengidentifikasi barang-barang wajib pajakpenanggung pajak yang akan dijadikan sebagia objek sita. Pada waktu melakukan penyitaan, selalu terbentur pada masalah objek sita, harta kekayaan wajib pajakpenanggung pajak sudah tidak ditemukan lagi atau sudah dipindah tangankan sehingga ketika akan dilakukan penyitaan terhadap barang-barang tersebut wajib pajakpenanggung pajak menolak dengan alasan barang-barang tersebut sudah bukan miliknya lagi. Dalam hal ini wajib pajak penanggung pajak atau wakilnya harus dapat menunjukkan bukti-bukti yang menegaskan bahwa barang-barang tersebut memang benar sudah bukan miliknya lagi. 5. Tingkat kesadaran wajib pajak masih rendah. Walaupun sistem perpajakan kita telah menganut system self assesment namun tingkat kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar serta membayar utang pajak pada tepat waktu masih rendah dikarenakan masih kurangnya pengetahuan wajib pajak tentang perpajakan.

G. Cara Penyelesaian Masalah Dalam Pelaksanaan Penagihan Melalui Penyitaan

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 70 56

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Penyitaan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 11 85

Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Penyitaan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 9

Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Penyitaan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 17

Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Penyitaan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 1 16

Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Penyitaan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 0 1