d. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan instansi pemerintah.
3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
a. Memberi masukan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai atas
pelaksanaan penagihan pajak dengan penyitaan dalam meningkatkaan kepatuhan wajib pajak.
b. Promosi hubungan baik dan peningkatan kerjasama yang lebih baik dengan
Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
c. Membantu pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai dalam penyuluhan dan
sosialisasi perpajakan kepada masyarakat sebagai wajib pajak melalui mahasiswa peserta Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang nantinya diharapkan
akan mengabdikan ilmu perpajakan yang dimllikinya kepada masyarakat.
C. URAIAN TEORITIS PKLM
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. Hukum Pajak 2005:4, Pajak merupakan: peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk “Public saving” yang merupakan sumber utama untuk membiayai “public investment”.
Sedangkan Menurut Erly Suandi 2008:173, Penagihan pajak adalah: serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang barang yang telah disita.
Maka sebagai dasar dari penagihan pajak dilakukan adalah diakibatkan karena adanya utang pajak dari wajib pajak.
Menurut Erly Suandy 2008:175, Utang pajak adalah: pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga,denda,atau kenaikan yang
tercantum di dalam surat ketetapan pajak,atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, utang pajak adalah pajak yang masih harus
dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Adapun dasar hukum penagihan pajak adalah :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 pasal 18 menyatakan bahwa Surat
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan
dasar penagihan pajak. b.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Penyitaan merupakan: Tindakan penagihan lebih lanjut setelah surat paksa yang hanya dapat dilakukan setelah lewat batas waktu 2 x 24 jam setelah surat paksa
diberitahukan, yang artinya bahwa penyitaan ini dapat dilakukan apabila surat paksa telah diterbitkan atau dengan kata lain bahwa penyitaan ini merupakan kelanjutan dari
pernerbitan surat paksa dalam proses penagihan pajak aktif.
Penyitaan dilaksanakan oleh Juru Sita pajak dengan disaksikan sekurang- kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Juru
Sita pajak, dan dapat dipercaya. Setiap penyitaan Juru Sita membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita, ditandatangani oleh Juru Sita pajak, dan saksi.
D. RUANG LINGKUP PKLM