Tabel 5.10. Modifikasi 2 Hubungan Lama Sakit dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita DM
Lama Pemeriksaan THT DM
Total Sakit
Normal Sensorineural
Konduktif 1-5 dan
6-10 Count
5 23
28 11-15
dan 15 Count
1 10
1 12
Total Count
6 33
1 40
Setelah dimodifikasi, tabel ini dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p = 1,000 p 0,05,
sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama sakit
dengan gangguan pendengaran pada penderita DM. 5.2. Pembahasan
5.2.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.1. menyatakan bahwa jenis kelamin sampel pada penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 40 sampel 50 dan perempuan
sebanyak 40 sampel 50. Jumlah tersebut telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
5.2.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 5.2. menyatakan bahwa umur sampel pada penelitian ini paling banyak pada kelompok umur 51 – 60 tahun yaitu sebanyak 60 sampel
75, kemudian disusul pada kelompok umur 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 14 sampel 17,5, dan kelompok umur 31 – 40 tahun sebanyak 6 sampel 7,5.
Sedangkan pada kelompok umur 12 – 20 tahun dan 21 – 30 tahun tidak ada. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian Mohammad T.H dan Azad M.R.
2011 di Georgan Hospital Northern Iran. Semakin tinggi umur semakin banyak sampel yang menderita gangguan pendengaran sensorineural. Hal ini disebabkan
semakin bertambah umur maka fungsi saraf vestibulokoklear semakin menurun
diakibatkan proses degeneratif sehingga menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.
5.2.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Gangguan Pendengaran
Pada tabel 5.5. dapat dilihat bahwa gangguan pendengaran yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran sensorineural sebanyak 49 sampel
61,3, sedangkan yang normal sebanyak 29 sampel 36,3 dan gangguan pendengaran konduktif sebanyak 2 sampel 2,5. Hal ini dapat ditemukan juga
dalam penelitian Kakarlapudi et. al 2003 di USA. Dalam penelitian Rajendran et.al 2011 di India juga mengatakan bahwa gangguan pendengaran yang paling
sering terjadi pada DM adalah gangguan pendengaran sensorineural.
5.2.4. Hubungan Gangguan Pendengaran dengan DM
Tabel 5.8. menunjukkan adanya hubungan antara DM dengan gangguan pendengaran. Data tersebut dilakukan uji hipotesa dengan menggunakan
Kolmogorov Smirnov dengan nilai p 0,001 p=0,05. Hal tersebut juga didapatkan oleh Kakarlapudi et.al 2003 di University of Maryland School of
Medicine, Baltimore, Maryland, U.S.A. Gangguan pendengaran yang sering terjadi pada penderita DM adalah gangguan pendengaran sensorineural.
Gangguan pendengaran tersebut tersebut terjadi akibat dari mikroangiopati pada saluran darah pada telinga dalam dan atropi stria vaskular serta kehilangan
sel rambut. Perubahan patologi yang berlaku akibat diabetes dengan merusak vaskular atau sistem neural pada telinga dalam sehingga menyebabkan gangguan
pendengaran. Pengontrolan DM dengan baik dapat memperlambat proses gangguan pendengaran tersebut Hain, 2011. Namun sampai saat ini patofisiologi
pasti tentang kejadian gangguan pendengaran pada pasien DM masih diperdebatkan Fauci, 2008 dalam Jafar, 2010.
Studi oleh Makishima K dan Jorgensen MB menunjukkan adanya perubahan patologi tersebut terjadi karena sklerosis di arteri auditorik internal,
penebalan kapiler stria vaskuler, atropi ganglion spiral, dan demyelinisasi pada saraf kranial kedelapan.
5.2.5. Hubungan Umur dengan Gangguang Pendengaran pada Penderita DM