Hubungan Umur dengan Gangguang Pendengaran pada Penderita DM Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita DM

penebalan kapiler stria vaskuler, atropi ganglion spiral, dan demyelinisasi pada saraf kranial kedelapan.

5.2.5. Hubungan Umur dengan Gangguang Pendengaran pada Penderita DM

Berdasarkan tabel 5.10. setelah dimodifikasi dari tabel 5.9. dan setelah diuji dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov, didapatkan bahwa tidak ada hubungan umur dengan gangguan pendengaran yang terjadi pada penderita DM dengan nilai p=0,158 p 0,05. Hasil yang sama juga didapat oleh Mozaffari et. Al 2010 di Tehran University of Medical Sciences, Iran. Umur yang paling banyak terjadi gangguan pendengaran adalah pada kelompok umur 51-60 tahun yaitu sebanyak 30 sampel 37,5. Tetapi dalam rentan umur tersebut gangguan pendengaran juga dapat dipengaruhi oleh Presbikusis. Presbikusis terjadi akibat adanya perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada usia lanjut. Jenis gangguan pendengaran yang umumnya terjadi adalah gangguan pendengaran sensorineural, namun dapat juga berupa gangguan pendengaran konduktif atau campuran. Biasa terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N. VII. Pada koklea perubaan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi sel sel rambut penunjang pada organ Corti. Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskular juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf Suwento, 2007.

5.2.6. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita DM

Pada tabel 5.11. didapati bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan pendengaran pada penderita DM. Data tersebut dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov didapat nilai p = 0,069 p 0,05. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Bener et.al 2008 di Hamad General Hospital, Qatar. Dan pada penelitian Mohammad T. 2011 di Iran yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan pendengaran. Dari data National Health Survey 1962 menyatakan, perempuan mempunyai pendengaran yang lebih baik dari lelaki. Menurut penelitian yang dilakukan Barbara di Karolinska Institute, Stockholm, Sweden 2008, gangguan pendengaran kurang terjadi pada perempuan karena adanya hormon estradiol yang bekerja melalui reseptor estrogen beta yang dapat memelihara sistem auditori dari trauma.

5.2.7. Hubungan Lama Sakit dengan Gangguan Pendengaran pada Penderita DM