b. Gangguan pendengaran sensorineural atau sensorineural hearing loss
SNHL, akibat masalah di telinga dalam Vorvick, 2011.
2.2.1. GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL
Gangguan pendengaran sensori atau Sensorineural hearing loss SNHL merupakan suatu penyakit umum, memiliki efek dari tidak terdeteksi sampai
hilangnya kemampuan fungsi sosial Lalwani, 2008. a.
Etiologi • Developmental and hereditary disordersi : Waardenburg’s syndrome,
Alpot’s syndrome, Usher’s syndrome, kelainan telinga dalam, Large vestibular aqueduct syndrome.
• Infeksi : labirinitis, otitis media, infeksi virus Herpes Zoster oticus, Measles, Mumps, CMV, Sipilis, Rocky Mountain Spotted Fever.
• Toksisitas obat : Aminoglycosides, loop diuretik, antimalaria, salisilats, NSAIDs, vankomisin, erithromisin, cisplatinum, antineoplastik,
Vincristin, eflornithine, deferoxamine, lipid-lowering drugs. • Penyakit lain : kelainan ginjal
• Trauma : cedera kepala, akibat kebisingan dan trauma akustik,
barotrauma dan fistudia perilimpatik, irradiation. • Neurologic disorders : Multiple Sklerosis, Benign Intrakranial
Hypertension. • Kelainan vaskular dan hematologi : migraine, oklusi arteri
vertebrobasilar, Rheologic disorders dan blood dyscrasias Waldenstrom’s macroglobulinemia, cryoglobulinemia, anemia bulan sabit, leukemia,
lymphoma, caradiopulmonary bypass, vascular loop. • Penyakit imun : penyakit sistemik autoimun, primary autoimmune inner
ear disease, AIDS, sindrom paraneoplastic. • Kelainan tulang : otosklerosis, paget’s disease, neoplasma, kelainan
endokrin dan metabolisme, pseudohypacusis. • Tidak diketahuni penyebabnya : presbikusis. Arts, 2005.
b. Diagnosis
Anamnesa dilakukan terlebih dahulu mencakup : durasi, onset tiba-tiba atau perlahan, perjalanan penyakit cepat atau lambat, jumlah telinga yang terkena
unilateral atau bilateral. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah melakukan anamnesa, yaitu mencakup :
pemeriksaan telinga evaluasi aurikula, telinga luar, membran timpani, pemeriksaan organ lain hidung, nasofaring, ogan pernapasan atas, dan
pemeriksaan dengan menggunakan garputala Rinne, Weber, Scwabach. Tes Audiologi dilakukan untuk menegakkan diagnosa secara pasti, dapat
menggunakan audiometri nada murni hantaran udara dan hantaran tulang. Lalwani, 2008.
2.2.2. GANGGUAN PENDENGARAN KONDUKTIF