membran timpani ke oval window sherwood, 2001. Ada dua cara telinga tengah menguatkan getaran suara. Pertama dengan menggunakan permukaan luas
membran timpani, dan digabungkan dengan area kecil dari stamis. Kedua tuas antara malleus dan inkus juga meningkatkan getaran amplitudo suara Oghalai,
2008. Gerakan tersebut menyebabkan perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke
nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran area 39-40 di lobus temporalis Soetirto, 2007.
2.1.3. Tes Audiologi
Audiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk fungsi pendengaran yang erat hubungannya dengan habilitasi dan rehabilitasinya
Soetirto, 2007. Tes audiologi dapat diklasifikasikan berdasarkan pengukuran threshold
atau ambang batas pendengaran, suprathreshold dari bicara, pengukuran fungsi telinga tengah, pengukuran fungsi koklear, penentuan hubungan fungsi neural dan
vestibular. Beberapa tes tersebut antara lain : audiometry nada murni, speech recognition, immittance battery, otoacoustic emissions, electrophysiology, dan
electronystagmography Sweetow, 2008. Audiologi medik dibagi atas audiologi dasar dan audiologi khusus.
a. Audiologi Dasar
Pengetahuan mengenai nada murni, bising, gangguan pendengaran, serta cara pemeriksaannya. Pemeriksaan pendengaran dilakukan dengan:
• Tes penala : Tes Rinne, Tes Weber, Tes Schawabach, Tes Bing Tes Oklusi, Tes Stenger. Merupakan tes kualitatif.
• Tes berbisik bersifat semi-kuantitatif. • Tes Audiometri nada murni akan menghasilkan audiogram sehingga
diperlukan alat audiometri. b.
Audiologi Khusus Diperlukan untuk membedakan gangguan pendengaran sensorineural koklea
dengan retrokoklea, audiometri obyektif, tes untuk gangguan pendengaran anorganik, audiologi anak, audiologi industi Soetirto, 2007.
2.1.4. Tes Penala
Tes penala merupakan tes kualitatif. Terdapat berbagai macam tes penala, seperti : a.
Tes Rinne Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang dan hantaran
udara telinga pasien. Tangkai penala digetarkan lalu ditempelkan pada prosesus mastoid hantaran tulang hingga bunyi tidak lagi terderngar. Penala
kemudian dipindahkan ke depan telinga kira-kira 2,5 cm. Bila masih terdengar disebut Rinne positif +, bila tidak terdengar disebut Rinne negatif
-.
b. Tes Weber
Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan. Penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di
garis tengah kepala di verteks, dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau dagu. Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah satu
telinga disebut Weber lateralisasi ke telinga tersebut. Bila tidak dapat dibedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar lebih keras disebut Weber
tidak ada lateralisasi.
c. Tes Schwabach
Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal. Penala digetarkan,
tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar
bunyi. Kemudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa
masih dapat mendengar disebut Schwabach memendek, bila pemeriksa tidak dapat mendengar, pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala
diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan
pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan Schwabach sama dengan pemeriksa.
Tabel 2.1. Hasil Pemeriksaan Tes Penala dan Diagnosis
Tes Rinne Tes Weber
Tes Schwabach Diagnosis
Positif Tidak ada
lateralisasi Sama dengan
pemeriksa Normal
Negatif Lateralisasi ke
telinga yang sakit Memanjang
Tuli Konduktif
Positif Lateralisasi ke
telinga yang sehat Memendek
Tuli Sensori- neural
Catatan : pada tuli konduktif 30 dB, Rinne bisa masih positif
2.2. GANGGUAN PENDENGARANGANGGUAN PENDENGARAN