Pertumbuhan Ekonomi EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET

______________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 10 tersebut bukan hanya cerminan arus barang dan jasa untuk wilayah Kota Surabaya, melainkan juga kebutuhan barang dan jasa untuk Indonesia bagian Timur. Gambar 2.5 Kawasan Negara Tujuan Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2015 Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016 Berdasarkan kawasannya asal dan tujuan ekspor impor Kota Surabaya, selama tahun 2015 ekspor Kota Surabaya sebagian besar ke negara kawasan Asia yaitu sebesar US10.074.668.781 atau 61,23 persen terhadap total ekspor Kota Surabaya tahun 2015. Share terbesar ekspor Kota Surabaya di Kawasan Asia dikontribusi oleh tujuan ekspor ke negara utamanya yaitu China US1.912.906.215, Jepang US2.830.843.902, dan Malaysia US1.037.752.534. Tujuan selanjutnya adalah negara-negara di kawasan Amerika dengan nilai ekspor sebesar US2.745.930.189 yang tidak jauh berbeda dengan nilai ekspor Kota Surabaya ke kawasan Eropa yaitu sebesar US2.255.593.735. Pola yang sama juga terjadi pada sisi impor, di mana asal negara yang menjadi pengimpor kebutuhan Kota Surabaya dan wilayah Indonesia Bagian Timur mayoritas dipenuhi oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia China, Amerika dan Jepang yaitu sebesar US13.593.192.974 yang selanjutnya diikuti oleh kawasan di negara Eropa dan Amerika dengan masing-masing nilai yaitu US2.606.540.544 dan US1.374.638.133.

c. Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya berdasarkan tahun dasar 2010 sebesar 6,10 persen mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada tahun 2014 yang sebesar 6,73 persen. Namun lebih tinggi ______________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 11 dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing sebesar 5,4 persen dan 4,7 persen. Perlambatan ekonomi saat ini salah satunya didorong oleh melambatnya tingkat konsumsi swasta konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit yang merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dari sisi permintaan. Melambatnya konsumsi swasta tersebut seiring dengan penurunan keyakinan masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat itu. Ditambah lagi berlanjutnya depresiasi rupiah terhadap dollar yang mencapai pada titik tertinggi hingga mencapai level hampir Rp15.000 juga diperkirakan menjadi faktor penurunan keyakinan masyarakat sehingga kondisi tersebut direspon oleh masyarakat dengan menahan tingkat konsumsinya. Gambar 2.6 Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2015 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : data sementara Dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per sektoral. Meskipun pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mengalami sedikit perlambatan namun secara umum masih cukup menggembirakan dengan pertumbuhan yang positif pada hampir seluruh sektor pembentuk PDRB Kota Surabaya. Mengingat kondisi secara keseluruhan baik perkonomian domestik maupun perekonomian global dalam kondisi yang semakin tidak kondusif dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi persektoral Kota Surabaya pada tahun 2015 lebih lengkapnya terangkum dalam Gambar 2.7 berikut : ______________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 12 Gambar 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Surabaya Tahun 2015 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : data sementara Selama tahun 2015 kinerja sektor ekonomi pembentuk PDRB Kota Surabaya tumbuh bervariasi. Kontribusi sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor sektor pengadaan akomodasi dan makanan minuman. Dari 17 sektor pembentuk PDRB 10 sektor ekonomi menggalami pertumbuhan diatas angka 5 persen. Bahkan terdapat 3 sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan diatas 7 persen yaitu sektor pengadaan akomodasi dan makanan minuman; jasa kesehatan dan kegiatan lainnya serta industri pengolahan. Sedangkan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan paling rendah yaitu sebesar 0,69 persen. Meskipun demikian, terdapat sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pengadaan listrik dan gas. Tabel 2.8 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Surabaya Tahun 2015 Juta Rupiah Keterangan Surabaya Jawa Timur Nasional Pertumbuhan Ekonomi 6,02 5,44 4,79 PDRB Atas Harga Berlaku Juta Rp 407,703,251,80 1.689.882.400 11.540.800.000 PDRB Atas Harga Konstan Juta Rp 323,682,584,94 1.331.418.210 8.976.900.000 PDRB Perkapita Juta Rp 142,05 39,90 45,18 S umber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : data sementara Ditengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada tahun 2015 yang diukur berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Konstan masih menunjukkan kinerja yang baik meskipun mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Kendati demikian, perekonomian Kota Surabaya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional. Nilai total PDRB Kota Surabaya yang dihitung berdasarkan Dasar Harga Berlaku mencapai ______________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 13 Rp407.703.251,80 juta, atau setara dengan Rp323.682.584,94 juta bila dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan ADHK, sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.8.

d. Inflasi Kota Surabaya