Inflasi Kota Surabaya EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET

______________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 13 Rp407.703.251,80 juta, atau setara dengan Rp323.682.584,94 juta bila dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan ADHK, sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.8.

d. Inflasi Kota Surabaya

Indikator ekonomi lainnya yang dapat digunakan sebagai berometer dalam mengukur kinerja perekonomian suatu wilayah adalah inflasi. Capaian inflasi digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kondisi kestabilan harga barang dan jasa. Berdasarkan perkembangan harga selama tahun 2015, kondisi inflasi di Kota Surabaya cukup terkendali. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh capaian inflasi Kota Surabaya yang dirilis Badan Pusat Statitik sebesar 3,04 persen yang mengalami penurunan signifikan dibanding tahun 2014 yang sebesar 7,90 persen. Terkendalinya inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015 merupakan bentuk keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya menjaga stabilitas harga barang dan jasa di Kota Surabaya. Mengingat karakteristik Kota Surabaya yang memiliki tingkat konsumsi disertai daya beli yang tinggi maka sangat dimungkinkan terjadinya perubahan harga yang sangat berfluktuatif yang dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Berdasarkan komoditasnya, mayoritas penyumbang utama inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015 masih berasal dari kelompok barang bergejolak volatile food. Kelompok barang bergejolak yang sering berkontribusi terhadap inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015, antara lain beras, daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, telur ayam ras. Selain disebabkan karena tingginya permintaan, adanya fenomena iklim El Nino atau kemarau panjang sejak Mei hingga Oktober 2015 dan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Raung menyebabkan tanaman padi, palawija dan holtikultura mengalami gagal panen di beberapa daerah di Jawa Timur. Mengingat tingginya ketergantungan kebutuhan pangan Kota Surabaya terhadap daerah lain di Jawa Timur, maka adanya gangguan distribusi maupun pasokan di pasaran secara otomatis akan berpengaruh terhadap kenaikan inflasi di Kota Surabaya. Sementara inflasi yang disebabkan oleh harga yang diatur pemerintah pusat administered price selama tahun 2015 cenderung menjadi penyumbang deflasi karena terjadi penurunan harga bahan bakar minyak khususnya harga bensin serta penurunan beberapa golongan tarif listrik yang mengalami adjusment sebagai imbas menurunnya harga minyak dunia. Selengkapnya terkait kondisi inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional terangkum dalam Gambar 1.5 ______________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 14 Gambar 2.9 Perkembangan Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2009 - Tahun 2015 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016

2.2. Kebijakan Keuangan a. Pendapatan Daerah