Rendahnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Konservasi Lahan Diversifikasi Usaha Tani Yang Rendah Kurang Optimalnya Pemanfaatan Lahan.

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 83 3. Keterbatasan ketersediaan sumberdaya dan akses modal; 4. Perbaikan infrastruktur lahan dan air, perbenihanperbibitan. Sejalan munculnya beberapa tantangan tersebut, pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura kedepan juga memiliki sejumlah peluang : 1. Pasar Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura terbuka luas; 2. Peluang investasi dibidang agroindustri dan agribisnis cukup besar; 3. Tersedianya fasilitas permodalan dari BankLembaga Keuangan non-Bank; 4. Berkembangnya pola kemitraan dalam usaha agribisnis antara petanikelompok tani dengan pengusaha produsen 5. Terdapat kesenjangan antara produksi potensial dan aktual

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS

PERTANIAN TANAMAN PANGAN 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Fokus pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pengembangan ekonomi rakyat, yang bersumber bukan hanya dari kegiatan usaha tani on - farm saja, tetapi justru sebagian besar dari kegiatan di luar usaha tani off – farm. Beberapa permasalahan dalam pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura antara lain adalah :

a. Rendahnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Konservasi Lahan

Dari tahun ke tahun terlihat bahwa tingkat kesuburan lahan sawah di Indonesia dan di Sumatera Barat khususnya semakin menurun. Berdasarkan hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, dari luas lahan sawah beririgasi di Indonesia sekitar 5 juta hektar, sekitar 65 diantarannya mempunyai kandungan bahan Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 84 organik rendah sampai sedang kurang dari 2, sedangkan dalam kondisi normal lahan sawah subur mengandung bahan organik minimal 3. Degradasi lahan sawah terutama makin menurunnya kandungan bahan organik disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan lahan dan pencemaran lingkungan. Faktor penyebab degradasi lahan antara lain adalah pencemaran oleh bahan kimia secara berlebihan terutama pupuk dan pestisida kimia sintetis, kebiasaan petani mengangkut ke luar lahan atau membakar jerami, rendahnya penggunaan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Dari berbagai fakor penyebab degradasi lahan tersebut akar permasalahannya adalah rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat khususnya petani terhadap konservasi lahan pertanian.

b. Diversifikasi Usaha Tani Yang Rendah

Jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat pada Maret tahun 2015 berjumlah 376,609 jiwa BPS 2015 sebagiannya adalah rumah tangga petani RTP yang menggantungkan kehidupannya disektor tanaman pangan, khususnya tanaman padi dan palawija. Salah satu penyebab utama dari keadaan diatas adalah rendahnya jam kerja efektif RTP yang pada giliran menyebabkan rendahnya pendapatan petani setiap priode usaha. Rendahnya jam kerja efektif RTP sangat berkaitan erat dengan tingkat diversifikasi usaha tani, dimana saat ini indeks pekerjaan petani baru mencapai 1,8 yang artinya tiap RTP masih belum mempunyai jenis 2 jenis usaha tani.

c. Kurang Optimalnya Pemanfaatan Lahan.

Optimalisasi pemanfaatan lahan belum membudaya dikalangan petani. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya lahan kosong, indek pertanaman yang rendah, belum dimanfaatkannya lahan pekarangan dan sistim budidaya polikultur yang belum banyak diterapkan petani. Kondisi ini selain tidak dapat meningkatkan nilai guna lahan juga dapat menggganggu upaya konservasi lahan.

d. Belum Tercapainya Efisiensi yang Lebih dari Kegiatan Usaha Tani