Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
86
Idealnya subsidi pupuk organik adalah untuk petani, karena pupuk organik dapat dibuat oleh petani dan untuk keperluan petani.
k. Masih Lemahnya Permodalan Petani
Salah satu persoalan dalam meningkatkan pendapatan petani adalah lemahnya permodalan dan akses petani ke lembaga permodalan. Masalah ini
cukup serius yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi persolan tersebut perlu dilakukan penguatan permodalan dan meningkatkan akses petani
ke lembaga keuangan, baik di Propinsi maupun di kabupatenkota.
l. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur serta prasarana lahan dan
air Salah satu prasarana pertanian yang saat ini keberadaanya sangat
memprihatinkan adalah ketersediaan irigasi. Banyaknya jaringan irigasi yang rusak mengakibatkan daya dukung irigasi bagi pertanian tidak mencukupi.
Kerusakan ini terutama diakibatkan banjir, kerusakan sumberdaya alam di daerah aliran sungai, bencana alam serta kurangnya pemeliharaan jaringan irigasi
hingga ke tingkat usaha tani.
Prasarana usahatani lain yang sangat dibutuhkan masyarakat dan pedagang komoditas pertanian namun keberadaannya masih terbatas adalah
jalan usahatani, jalan produksi, balai-balai penyuluhan serta pasar-pasar yang spesifik bagi komoditas.
m. Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga Terkait dan Birokrasi
Kinerja pembangunan pertanian Tanaman Pangan Hortikultura sangat ditentukan oleh keterpaduan diantara subsistem pendukungnya, yaitu mulai dari
subsistem hulu, subsistem budidaya usaha tani on-farm subsistem hilir pengolahan dan pemasaran dan subsistem pendukung keuangan pendidikan
dan transportasi. Keterkaitan antar subsistem sangat erat namun penanganannya terkait dengan kebijakan berbagai sektor. Sementara Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura hanya memiliki kewenangan dalam aspek budidayausahatani. Lemahnya koordinasi terjadi juga antara pemerintah
propinsi daerah propinsi dengan kabupatenkota serta antara pemerintah kabKota.
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat secara rinci di tinjau dari pelayanan
dinas, Renstra Kabupaten kiota , Renstra Kementerian dan Lembaga serta Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
87
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Aspek
Kajian CapaianKondisi
Saat Ini Standar yang
Digunakan Faktor yang Mempengaruhi
Permasalahan Internal Kewenangan
SKPD Eksternal Diluar
Kewenangan SKPD
1 2
3 4
4 6
Gambaran pelayanan
Dinas Rata-rata peningkatan
produksi dan produktivitas 2011-2015
- Padi 3
- Jagung 4
- Manggis 2
- Lain
– lain : •
Tan. Pangan 1
• Hortikultura 1
• RKPJMD • Renstra Dinas
Pertanian Provinsi Sumatera
Barat
• SOP Budidaya • SOP Pasca Panen
1 2
3 Perumusan
kebijakan teknis pertanian
Penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan pelayanan pertanian
Pembinaan
teknis tentang
penerapan teknologi
budidaya yang baik dan benar
serta ramah lingkungan •
• Inovasi teknologi,
sarana prasarana pengairan, pupuk
• Persaingan Pasar
Global ·
Masih tingginya tingkat kehilangan
hasil Pertanian •
Masih rendahnya daya saing produk-
produk pertanian terhadap produk
impor;
• Lemahnya
kemampuan aksespetani
terhadap teknologi, informasi, pasar dan
permodalan serta perlindungan
usahatani
Kajian Renstra
Kementerian Pertanian
Terdapat peningkatan produksi yang ditetapkan
oleh Kementerian Pertanian Republik
Indonesia untuk Sumbar :
- Padi 2,5 per tahun
- Jagung 5 per
tahun Renstra Kementerian
Pertanian Republik Indonesia
SIPP 2013-2045 • Fasilitasi saprodi dan
pembinaan di tingkat lapangan
• Masih relatif rendahnya
keterlibatan sektor lain dalam menetapkan
angka produksi
• Ketersediaan benih dan pupuk oleh stake
holder ·
Belum optimalnya pelayanan pada
sektor perbenihan dan pengawasan
tanaman.
• Terbatasnya penerapan Alsintan
· Terbatasnya
ketersediaan infrastruktur serta
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
88
prasarana lahan dan air
Kajian Renstra
Kabupaten Kota
Terjadinya inflasi pada beberapa
komoditas pertanian • UU. Nomor 13
tahun 2010 tentang
Hortikultura; • Permentan
nomor : 47PermentanOt.1
4042013 tentang Rekomendasi
Impor Produk
Hortikultura • Pengembangan
Kawasan Komoditas
• Pembinaan teknis tentang
pengaturan pola tanam pada komoditas pemicu
inflasi • Berfluktuasinya
harga produk pertanian dan
masih tingginya suku bunga usahatani
• Adanya dampak perubahan iklim
Lemahnya kelembagaan petani
Kajian RTRW
1 2
Lahan yang tersedia belum termanfaatkan
secara optimal Tingginya tingkat
konversi lahan pertanian ke non
pertanian 1
2 3
Peraturan Pemerintah Nomor
26 tahun 2008 tentang Rencana
Tata ruang wilayah nasional
RTRWN
UU. Nomor 41 Tahun
2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Perda Sumatera
Barat No 13 tahun • Pengembangan
Kawasan Komoditas
• Pengembangan Jaringan irigasi
• optimasi lahan Komitmen
Kabupatenkota terhadap LP2B
• Tingginya alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian
• Rendahnya pendapatan
usahatani • Belum optimalnya
infrastruktur pertanian
• Belum optimalnya pemanfaatan lahan
• Rendahnya pemanfaatan
teknologi alsintan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
89
2012 tentang RTRW Sumatera
Barat tahun 2012- 2032
Keputusan Gubernur
Sumatera Barat No. Tahun 2013
tentang Penetapan Kawasan TPH
Kajian KLHS
Pengelolaan lahan pertanian menggunakan
sarana produksi yang ramah lingkungan
data ???
• UU Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Permendagri No 67 Tahun 2012
Tingkat sosialisasi penggunaan sarana
produksi yang ramah lingkungan
Dukungan Komisi Pengawasan Pupuk
Pestisida Belum optimalnya
pemanfaatan lahan dan potensi
keanekaragaaman hayati
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
90
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah