Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
36
NO. NAMAJENIS BARANG
HARGA Rp. PERSIL JUMLAH
1 2
4 ASET TETAP
I TANAH
21 1290.5
53.086.129.200
II PERALATAN DAN MESIN
1 Alat-alat Berat
49 296.763.000
2 Alat-alat Angkutan
405 5.170.053.305
3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur
660 1.420.677.750
4 Alat-alat Pertanian
177 2.248.644.912
5 Alat Kantor dan Rumah Tangga
4179 7.306.971.083
6 Alat Studio dan Alat Komunikasi
121 406.304.499
7 Alat-alat Kedokteran
64 121.839.700
8 Alat Laboratorium
1543 1.454.957.743
9 Alat-alat PersenjataanKeamanan
60 13.342.500
III Gedung dan Bangunan
1 Bangunan Gedung
249 53.300 58.468.981.527
2 Monumen
1 0 29.387.000
IV Golongan Jalan, Irigasi Dan Jarin
1 Jalan dan Jembatan
831.735.300 IV
Aset Tetap Lainnya
1 Buku dan Kepustakaan
1 49.898.500
2 Barang Bercorak Kebudayaan
10 95.735.000
3 HewanTernak dan Tanaman
1 1.300.000
JUMLAH 131.002.721.019
Tabel 3 . DAFTAR ASET DINAS PERTANIAN DAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Per 31 Desember 2015
JUMLAH ASSET 3
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
Pembangunan pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan nasional dan regional bukan saja terhadap ketahanan pangan, tetapi juga
terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB, kesempatan kerja, sumber pendapatan dan perekonomian daerah. Sektor pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
37
utama Sumatera Barat yang dapat menggerakkan perekonomian daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju pertumbuhan
yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Capaian kinerja pelayanan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat terlihat pada tabel 4.
:
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
21
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
22
2011 2012
2013 2014
2015 2011
2012 2013
2014 2015
2011 2012
2013 2014
2015 1
Jumlah rumah tangga petani yang di fasilitasi
poktan 2480
7440 12400
2480 7440
12400 100
100 100
Petani yang mampu memenuhi kebutuhan
saprodi 64,29
8,42 64,29
8,42 100
100 2
Peningkatan jumlah sumber daya manusia
pertanian yang kompeten org
orang 200
200 200
218 218
200 200
200 219
234 100
100 100
100,5 107,3
3 Tersedianya produksi
tanaman pangan dan hortikultura ton
- Padi ton
2.290.006 2.460.850
2.512.172 2.290.006
2.460.850 2.512.172
2.290.006 2.460.850
2.512.172 - Jagung
ton 455.960
524.138 603.488
455.960 524.138
603.488 455.960
524.138 603.488
- Manggis ton
10.191 10.392
10.191 10.395
10.191 10.395
4 Peningkatan produksi
tanaman pangan dan hortikultura
- Padi 3
4 3,65
3,41 121,67
85,25 - Jagung
6,71 5,91
10,58 2,23
157,68 37,7
- Manggis 2
2,6 9,52
12,37 476
476 5
Peningkatan jumlah kawasan sentra produksi
kawasan 43
47 52
60 60
43 47
52 60
60 100
100 100
100 100
6 Menurunnya luas
serangan hama dan penyakit tanaman
1 1
1 1
1 1
1 1
0,69 0,5
100 100
100 69
50 7
Persentase penambahan unit pengolahan produksi
olahan pertanian macamth
5 5
5 5
5 5
5 5
10 10,34
100 100
100 200
206,8 8
Bertambahnya luasan pertanian organik hath
hath 100
100 100
250 250
250 250
100 239
55 250
250 100
95,6 22
9 Jumlah poktan gapoktan
yang melakukan kemitraan unitth
unitth 2
5 5
5 12
2 5
5 5
12 100
100 100
100 100
10 Berkembangnya LKMA klpth
klp 146
146 228
80 65
146 146
228 80
65 100
100 100
100 100
11 Total lahan sawah hath
hath 500
250 294
230 58,8
92 12 Peningkatan jumlah
kelompok tani yang menggunakan pupuk
organik kelompok klp
1215 1215
1215 1215
100 100
13 Perluasan areal hortikultura buah-
buahan pohonth pohonth
262.500 416.500
316.300 300.000
300.000 262.500
416.500 316.300 281.000
150.000 100
100 100
93,67 50
TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA
CAPAIAN KINERJA SATUAN
INDIKATOR KINERJA No
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2011 - 2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
23
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
41
Berdasarkan tabel diatas terlihat gambaran dari pencapaian indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Sumatera Barat. Pada indikator persentase petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi terlihat bahwa realisasi dari target
yang telah ditetapkan telah tercapai dengan baik. Adapun program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini
adalah Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani untuk meningkatkan jumlah rumah tangga petani yang sejahtera tahun
2011-2015 dengan capaian target kinerja 100
Gambar 3. Jumlah Rumah Tangga Petani Yang di fasilitasi KK
Berdasarkan grafik di atas terlihat perkembangan jumlah petani yang telah difasilitasi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun
2015. Setiap tahun terdapat peningkatan jumlah petani yang difasilitasi. Pada tahun 2011 jumlah petani yang difasilitasi adalah
sebanyak 2480 KK, dan pada tahun 2012 jumlah tersebut meningkat menjadi 7440 KK dan sampai tahun 2013 telah mencapai 12.400 KK
yang difasilitasi. Sesuai target RPJMD sampai akhir tahun 2015 terdapat sebanyak 34.720 petani yang difasilitasi. Namun Pada tahun
2014 terdapat revisi renstra yang didalamnya memuat revisi penyempurnaan tujuan, sasaran strategis, indikator dan target
kinerja.
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000 30.000
35.000
2011 2012
2013 2014
2015 Realisasi
2.480 7.440
12.400 22.320
34.720
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
42
Pada tahun 2011-2013 satuan target kinerja adalah kepala keluarga tani KK dan mulai tahun 2014 target ini dirubah menjadi
persentase petani yang mampu memenuhi kebutuhan saprodi. Penentuan persentase target adalah berdasarkan jumlah target
tahun 2014 dibandingkan dengan total target yang hendak dicapai tahun 2015.
Untuk tahun 2015 terdapat lagi penyempurnaan yang mana target ditentukan berdasarkan jumlah petani yang mampu
memenuhi kebutuhan saprodi dibandingkan dengan jumlah petani Sumatera Barat secara keseluruhan. Yang mana jumlah petani adalah
34.720 KK dibandingkan dengan 287.240 KK tani sehingga didapat persentase target adalah 8,42 .
Pada tahun 2015 realisasi dari target telah tercapai 8,42 sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka meningkatkan rumah
tangga petani yang sejahtera. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan jam kerja akan meningkat minimal mempunyai 3
usaha tani dengan jumlah jam kerja perharinya minimal menjadi 8 jam kerja efektif per hari.
Dalam pelaksanaannya direalisasikan melalui kegiatan 1 Sekolah Lapang Pengembangan Jagung, 2 Pengembangan Tanaman
Buah-Buahan Untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani, Sasaran kegiatan adalah :
· Meningkatnya kemampuan usaha dari rumah tangga petani
melalui jam kerja efektif petani
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
43
· Meningkatnya usaha tani jagung di kelompok tani dan
tertanamnya bibit buah-buahan di pekarangan.
Pada program Gerakan terpadu pensejahteraan petani ini terdapat anggaran sebesar Rp. 1.087.975.100,- dengan realisasi
keuangan Rp.956.040.903,- 87,87, dan realisasi fisik 100,00 Sangat Baik.
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM Pertanian baik petani, petugas maupun penyuluh terdapat indikator Peningkatan
jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten. Penentuan target dibuat berdasarkan jumlah penyuluh dan petani yang ada di
Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran yang akan diperoleh pada tahun 2015.
Gambar 4. Perkembangan Peningkatan Jumlah Sumber Daya Manusia Pertanian
yang Kompeten Tahun 2011-2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
44
Adapun Program yang mendukung sasaran tersebut adalah : 1.
Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu : 1 Penyebarluasan informasibahan publik jumpa
pers, temu kehumasan, dialog interaktif dan advokasi di media cetak, 2 Pembinaan dan peningkatan SDM Tenaga Pendamping
POPT dan PMT Pada program ini dialokasikan anggaran sebesar Rp. 332.202.200,- dengan terealisasi Rp. 314.395.100,- 94,64,
dan realisasi fisik 100,00 Sangat Baik 2.
Program Peningkatan SDM Pertanian, yang terdiri dari 2 kegiatan yang dilaksanakan yaitu : 1 Peningkatan SDM Petani, Petugas
dan Diklat Pertanian, 2 Pengembangan dan peningkatan SDM SMK PP N Padang
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pertanian
yang terdiri dari 2 kegiatan yaitu : 1 Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan Pelatihan pertanian di balai diklat pertanian
dan 2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan SMK PP N Padang.
Pada program ini anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 1.024.000.000,- dengan realisasi Rp.
1.012.557.000,- 98,88 , dan realisasi fisik 100,00 Sangat Baik.
Peningkatan jumlah sumber daya manusia pertanian yang kompeten penting dalam rangka pendampingan terhadap petani
180 190
200 210
220 230
240
2011 2012
2013 2014
2015 Orang
200 200
200 219
234
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
45
dalam pengembangan pertanian di Sumatera Barat, khususnya mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha pertanian.
Penyuluhan mendukung peningkatan usaha tani, berbisnis usahatani yang lebih baik, organisasi yang lebih efektif serta sarana dialog yang
produktif untuk pemberdayaan petani. Dengan meningkatnya jumlah sumber daya manusia
pertanian yang kompeten akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan petugas dan petani ditingkat lapangan sehingga
teknologi-teknologi baru bisa di aplikasikan ditingkat lapangan.
Pada tahun 2015 sesuai dengan Program Nawacita Presiden RI dalam rangka Peningkatan UPSUS Swasembada Pangan, salah
satu teknik budidaya baru yang dikembangkan adalah budidaya padi dengan sistem jajar legowo. Dari hasil dilapangan ternyata sistem
jajar legowo memberikan manfaat dan keuntungan bagi petani. Realisasi produksi padi dan jagung terlihat belum mencapai target
yang ditetapkan. Hal ini karena data realisasi masih merupakan angka ramalan yang merupakan hasil rapat koordinasi bersama di
tingkat nasional antara Kementerian Pertanian RI dan Badan Pusat Statistik. Untuk Sumatera Barat data ini merupakan
angka kesepakatan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan data di
atas diketahui bahwa capaian target indikator kinerja pada sasaran ini rata-rata sangat baik 194,52. Berdasarkan angka perkembangan
produksi per tahun terlihat bahwa produksi padi, jagung dan manggis terus mengalami peningkatan. Dan untuk komoditi manggis terdapat
peningkatan produksi yang melebihi target yang ditetapkan setiap tahunnya, terlihat pada gambar berikut ini.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
46
Gambar 5. Perkembangan Produksi Komoditi Padi, Jagung, Manggis ton
Tahun 2011 -2015
500.000 1.000.000
1.500.000 2.000.000
2.500.000 3.000.000
2011 2012
2013 2014
2015 Padi ton
2.279.602 2.368.390
2.430.384 2.519.043
2.604.785 Jagung ton
471.849 495.497
547.417 605.347
618.833 Manggis ton
10.603 11.873
11.952 13.090
15,031
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
47
Dari gambar di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan produksi pertanian dari tahun ke tahun hingga tahun 2015.
Perkembangan produksi padi mulai tahun 2011 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang mana terdapat
peningkatan sebesar 3,75 88.788 ton pada tahun 2012, peningkatan 2,55 61.994 ton pada tahun 2013, peningkatan 3,52
88.659 ton pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 3,29 atau sebanyak 85.742 ton.
Grafik Padi
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
48
Untuk perkembangan komoditi jagung dapat diketahui bahwa perkembangan produksi mulai tahun 2011 sampai tahun
2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana terdapat peningkatan sebesar 4,77 23.648 ton pada tahun 2012,
peningkatan 9,48 51.920 ton pada tahun 2013 peningkatan 9,57 57.930 ton pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 terdapat
peningkatan sebesar 2,18 atau sebanyak 13.486 ton.
Grafik Jagung
Pada komoditi manggis terlihat perkembangan produksi yang juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012
terdapat peningkatan produksi sebesar 10,69 1.270 ton, tahun 2013 meningkat sebesar 0,66 atau sebesar 79 ton, tahun 2014
meningkat sebesar 8,69 1.138 ton dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan sebesar 12,91 1.941 ton. Hal tersebut melebihi
target yang telah ditetapkan setiap tahunnya.
Grafik Manggis
100.000 200.000
300.000 400.000
500.000 600.000
700.000
2011 2012
2013 2014
2015 Jagung ton
471.849 495.497
547.417 605.347
618.833
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
49
Penghitungan jumlah produksi ini didapat berdasarkan data survey pertanian SP yang dikumpul setiap bulan melalui
petugas pengumpul data kecamatan yang kemudian direkap oleh petugas data statistik kabupatenkota, dan selanjutnya dikirim ke
Dinas Provinsi dan BPS. Selanjutnya data tersebut direkapitulasi menjadi angka produksi Provinsi Sumatera Barat yang disepakati oleh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan BPS Provinsi Sumatera Barat. Peningkatan produksi padi didukung dengan kegiatan
Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang melalui pendekatan peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas dengan
kegiatan: ·
Peningkatan SDM petani melalui Sekolah Lapang Padi Tanam Sabatang SL-PTS dengan jumlah 75 unit 1.875 orang petani
· Melalui Program Usaha Peningkatan Khusus UPSUS Pajale padi,
jagung dan kedelai yang dicanangkan Kementerian Pertanian RI untuk mewujudkan Swasembada Pangan Nasional dengan
kegiatan 1. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu GPPTT Padi sebanyak 400 unit 10.000 ha, 2. Perbaikan
2.000 4.000
6.000 8.000
10.000 12.000
14.000 16.000
2011 2012
2013 2014
2015 Manggis ton
10.603 11.873
11.952 13.090
15.031
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
50
Jaringan Irigasi, Pengembangan Optimasi Lahan, Pengembangan SRI, dan Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian.
· Penggunaan benih unggul bermutu 5.205 ton
· Faktor pendukung lain dalam meningkatkan produksi padi adalah
semakin lancarnya penyaluran pupuk bersubsidi dengan semakin baiknya system pengawasan pupuk bersubsidi.
Dalam rangka Peningkatan produksi jagung didukung oleh kegiatan Pengembangan kawasan jagung melalui peningkatan luas
panen dan peningkatan produktivitas terutama melalui bantuan benih unggul dan GPPTT Jagung.
Kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja untuk Produksi Hortikultura antara lain adalah Pengembangan Sayuran dan
Buah, Pembinaan dan Pengangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Identifikasi dan registrasi Kebun Hortikultura
Hal ini didukung adanya kegiatan perbanyakan benih oleh BBI sehingga ketersediaan benih bermutu untuk kebutuhan petani dapat
dipenuhi. Untuk mencapai target pada indikator kinerja dari sasaran ini
terdapat 2 program yaitu 1 Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan, dan 2 Pengembangan kawasan
sentra produksi. Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian
secara berkelanjutan dengan anggaran sebesar Rp. 2.747.679.830,- maka terealisasi Rp. 2.603.253.143,- 94,74 , dan realisasi fisik
100,00 Sangat Baik, sedangkan untuk Program Pengembangan kawasan sentra produksi dari anggaran Rp. 1.857.338.400,-
terealisasi Rp. 1.581.928.600,- 85,17, dan realisasi fisik 97,75 Sangat Baik.
Pada program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian secara berkelanjutan, dalam pelaksanaannya terdapat 9 kegiatan
yang mendukung yaitu : Pemasyarakatan Padi Tanam Sabatang,
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
51
Pemantauan Pupuk dan Pestisida, Pemurnian varietas dan Adaptasi Pelepasan Varietas Varietas Lokal, Pengawasan Mutu dan
Sertifikasi Benih, Fasilitasi Sarana Brigade dan Pengendalian Serangan OPT, Peningkatan Perlindungan Tanaman, Pengawasan
Mutu dan Standar Pestisida, Pendampingan dan Penyusunan RDKK, Pengembangan Tanaman Perkarangan melalui Saka Taruna Bumi.
Disamping itu pada Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi terdapat 7 kegiatan yang mendukung yaitu : Pembinaan
dan Pengembangan kawasan jagung, Pembinaan dan pengembangan tanaman hias, Pengembangan tanaman buah-
buahan di kawasan pesisir, Identifikasi dan registrasi lahankebun hortikultura, Pembinaan dan pengembangan kawasan tanaman
pangan dan hortikultura, dan Sekolah lapang pertanian .
Dengan meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura ini diharapkan perekonomian petani indonesia lebih
baik dan program swasembada pangan pun ikut tercapai. Mulai tahun 2012 kawasan sentra telah mencapai 60
kawasan dan pada tahun 2013 diperkuat dengan SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 5213052013 tanggal 26 Maret 2013
tentang Penetapan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat, diantaranya dapat dilihat
sebagai berikut :
1. Kawasan padi
: 13 Kawasan Kawasan
KabupatenKota
Kawasan Panti Rao Kabupaten Pasaman
Kawasan Talamau Kabupaten Pasaman Barat
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
52
Kawasan Situjuah Kabupaten Lima Puluh Kota
Kawasan IV Angkat Canduang Kabupaten Agam
Kawasan Lubuak Basung Kabupaten Agam
Kawasan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar
Kawasan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Kawasan Gunung Talang Kabupaten Solok
Kawasan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan
Kawasan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung
Kawasan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya
Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
Kawasan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan
2. Kawasan Jagung : 11 Kawasan
Kawasan Jagung KabupatenKota
Kawasan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman
Kawasan Rao Kabupaten Pasaman
Kawasan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
Kawasan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat
Kawasan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
53
Kawasan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
Kawasan Ampek Angkek Kabupaten Agam
Kawasan Rambatan Kabupaten Tanah Datar
Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan
Kawasan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan
Kawasan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
54
3. Kawasan Manggis : 12 Kawasan
Kawasan KabupatenKota
Kawasan Bukit Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota
Kawasan Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman
Kawasan Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjung
Kawasan Bawan Kabupaten Agam
Kawasan Palembayan Kabupaten Agam
Kawasan Kamang Kabupaten Agam
Kawasan Sangir Kabupaten Solok Selatan
Kawasan Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan
Kawawsan Linggo
Sari Baganti
Kabupaten Pesisir Selatan
Kawasan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
Kawasan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan
Kawasan Pauh Kota Padang
Indikator yang juga berpengaruh terhadap perkembangan pertanaman di lapangan adalah adalah menurunnya luas serangan
hama dan penyakit tanaman dengan target 1 . Target tersebut dibuat berdasarkan perkiraan luas serangan OPT di lapangan dengan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
55
luas areal pertanaman dikalikan seratus persen. Target 1 sudah merupakan standar secara nasional.
Berdasarkan realisasi yang terdapat di lapangan ternyata serangan hama hanya sekitar 0,5 dari luas tanam padi secara
keseluruhan pada tahun 2015, yang mana luas serangan hama seluas 2.429 ha dari luas tanaman seluas 411.247 ha. Berarti tingkat capaian
keberhasilannya mencapai 150 .
Berdasarkan data diatas diperoleh gambaran bahwa rendahnya serangan hama atau berhasilnya upaya yang dilakukan
dalam rangka peningkatan perlindungan tanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman OPT. Hal ini akan menguntungkan
kepada petani dimana dengan rendahnya serangan hama akan berdampak baik bagi hasil produksi pertanian.
Program yang mendukung pencapaian sasaran strategis ini adalah program Peningkatann roduksi dan Mutu Pertanian secara
berkelanjutan yang
dalam pelaksanaannya
kegiatan yang
mendukung yaitu : Peningkatan perlindungan tanaman, Fasilitasi sarana brigade dan pengendalian serangan OPT dan Pengawasan
mutu dan standar pestisida.
Dalam rangka meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura terdapat indikator kinerja
Meningkatnya produksi olahan pertanian . Berdasarkan tabel
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
56
hasil pengukuran yang ada terlihat bahwa realisasi dari target yang telah ditetapkan adalah 100 sangat baik.
Penentuan capaian target kinerja ini disusun berdasarkan target yang telah ada pada renstra yaitu sebanyak 15 unit dan
dibandingkan dengan jumlah unit pengolahan yang telah ada sampai tahun 2014, sebanyak 145 unit dan dikalikan 100 sehingga
didapatkan target penambahan sebanyak 10,34 untuk tahun 2015. Adapun peningkatan produksi olahan pertanian tersebut adalah
sebagai berikut :
Pisang Karamel
Pisang Jala
Denpusing
Chrispy Banana
Teh Daun Asam Kasambi
Pisang Coklat
Dendeng jantung Pisang
Manisan Pepaya
Kripik Sala
Kue Bawang Jagung
Tojin Jagung
Kripik Pisang jaring
Jahe merah Instan
Stick Wortel
Cabe Goreng
Aneka Mie Sayur
Kripik Pisang Balado
Cake Pisang
Kripik Kentang Cabe Hijau
Kue bawang kentang
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
57
Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produksi Pertanian,
yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu : 1.
Pengembangan dan Peningkatan SDM kelompok. Pengolahan Hasil serta Nilai Tambah Produk
2. Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP
3. Pembinaan dan Peningkatan Mutu Produk Olahan secara terpadu
Upaya yang dilakukan dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing produk TPH melalui agroindustri pedesaan adalah berupa
pengolahan hasil pertanian yakni dengan mengembangkan
“Unit Pelayanan Pengembangan dan Pengolahan Hasil Pertanian
UP3HP “ yang berorientasi mutu dan pembinaan manajemen dalam proses berproduksi.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
58
Grafik Peningkatan Jumlah UP3HP klpk
50 100
150 200
Series 1 Series 2
83 100
110 125
145 160
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Sampai tahun 2015 terdapat 160 unit kelompok UP3HP tersebar di KabupatenKota di Sumatera Barat dan yang difasilitasi
dengan peralatan pengolahan sebanyak 20 unit UP3HP yaitu : 1.
Kelompok UP3HP Usaha Mandiri Kab. Lima Puluh Kota
2. Kelompok UP3HP Flamboyan Kab. Lima Puluh Kota
3. Kelompok UP3HP Aua Sarumpun Kab. Agam
4. Kelompok UP3HP Gapoktan Tanu Tumbuh Kab.
Agam 5.
Kelompok UP3HP KWT Bundo Kab. Tanah Datar 6.
Kelompok UP3HP Kami Saiyo Kab. Tanah Datar 7.
Kelompok UP3HP Bawang Merah Kab. Tanah Datar 8.
Kelompok UP3HP Koto Baru Saiyo Kab. Tanah Datar
9. Kelompok UP3HP Melati Suci Kab Padang Pariaman
10. Kelompok UP3HP Laris Manis Kab. Solok
11. Kelompok UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok
12. Kelompok UP3HP Wanita Mandiri Kab. Solok
13. Kelompok UP3HP Melati Putih Kab. Solok Selatan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
59
14. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kab. Solok
Selatan 15.
Kelompok UP3HP Lansek Mani Kab. Sijunjung 16.
Kelompok UP3HP KWT Ismi Kab. Pesisir Selatan 17.
Kelompok UP3HP Sumber Rezeki Kab. Pesisir Selatan
18. Kelompok UP3HP Bunda Kreatif Kota Bukittinggi
19. Kelompok UP3HP Karya Nyata Kota Bukittinggi
20. Kelompok UP3HP Karya Bersama Kota Padang
Diharapkan kelompok-kelompok tersebut berkembang dengan baik, dapat menjadi motivatorpendorong bagi kelompok
pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk, yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
pelaku usaha. Untuk memperbaiki mutu produk pertanian agar dapat
bersaing di pasar domestik maupun internasional telah dilaksanakan cara-cara penanganan pascapanen dan pengolahan yang baik yang
saat ini dikenal dengan istilah Good Handling Practices GHP dan Good Manufakturing Practices GMP dan Hazard Analysis Critical
Control Points HACCP , Cara-cara tersebut merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan mutu produk pertanian.
Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan untuk peningkatan nilai tambah komoditi pertanian tanaman pangan dan
hortikultura maka berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa telah semakin berkembangnya unit usaha pengolahan produk hasil
pertanian dengan bertambahnya jenis produk olahan yang terdapat di pasaran.
Untuk meningkatkan daya saing komoditi melalui pengembangan agroindustri Indikator sasarannya adalah penerapan
GHP dan GMP Produk olahan dengan target peningkatan pada tahun
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
60
2015 adalah 20 . Hal ini di buat berdasarkan target yan telah disusun pada Renstra 2010-2015 sebanyak 10 unit dibandingkan
dengan jumlah unit penerapan GHP dan GMP yang telah dicapai pada tahun 2014 yaitu sebanyak 50 unit kemudian dikalikan seratus
persen. Peningkatan tahun 2015 unit dibandingkan dengan jumlah
penerapan GHP dan GMP yang ada pada tahun 2014 dikali seratus persen. Pada tahun 2015 terealisasi 10 unit produk olahan yang
menerapkan GHP dan GMP. Dan peningkatan ini jika dibandingkan dengan produk olahan yang menerapkan GHP dan GMP sampai
tahun 2014 50 unit dikalikan seratus persen maka diperoleh hasil 20 tercapai sesuai target atau terealisasi 100 .
Grafik Penerapan GHP dan GMP Produk Olahan unit
Berdasarkan data di atas terlihat perkembangan penerapan GHP dan GMP produk olahan dari tahun 2010 sampai tahun 2015.
Yang mana sampai pada tahun 201 telah mencapai 60 unit penerapan GHP dan GMP produk olahan
Adapun unit produk olahan yang telah menerapkan GHP dan GMP tersebut adalah sebagai berikut :
Keripik Wijen Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito
Stick Wortel UP3HP Bambu Kuning
Kerupuk Ubi UP3HP Rahmat
10 20
30 40
50 60
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Series 1 Series 2
5 10
20 30
50 60
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
61
Kerupuk Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo
Kacang Tojin UP3HP Rona
Kripik Kentang UP3HP Tunas Madani
Kerupuk Labu UP3HP Bundo Kanduang
Pisang Sale UP3HP Nan Sakato
Rubik Ganepo Balado UP3HP Senior Ganepo
Kripik Ubi Ungu Wijen UP3HP Pelangi
Sanjai Lidi UP3HP Solok Mato Aia
Dakak
– Dakak UP3HP Panca Surya
Kue Sapik Pulut Hitam UP3HP Kembang Sari Prima
Stick Tepung Beras UP3HP Harapan Tani
Snack 88 UP3HP Suka Maju
Kerupuk Kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri
Keripik Pisang UP3HP Nan Sakato
Stick Ubi Ungu UP3HP Patamuan Kito
Doksistu Komoditi Manggis Asosiasi Petani Manggis
Doksistu Beras Merah Organik PPO Santiago
Doksistu Beras Hitam Organik PPO Santiago Untuk Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk
diperlukan komitmen pelaku usaha untuk mempertahankan mutu produk secara konsisten dimana penerapan SOP harus dilaksanakan.
Sampai dengan tahun 2015 ini telah disusun SOP produk Olahan dari Kelompok UP3HP di Sumatera Barat sebanyak 60 SOP dengan target
setiap tahun minimal 5 SOP, untuk tahun 2015 SOP yang disusun adalah :
Kerupuk Cancang UP3HP Bunda Kreatif
Kerupuk Cancang UP3HP Karya Reyat
Keripik kentang Balado UP3HP Lembang Jao Mandiri
Tojin Jagung Super UP3HP Ismi
Serundeng Ubi UP3HP Kami Saiyo
Keripik Manis Pedas UP3HP Bawang Merah
Ubi Tiga Warna UP3HP Bundo
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
62
Kerupuk Kamang UP3HP Indah Sari
Serundeng Ubi Kayu UP3HP Laris Manis
Serundeng Kentang UP3HP Lembang Jao Mandiri
Program yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil
Pertanian, yang terdiri dari kegiatan : 1.
Peningkatan pengolahan hasil dan nilai tambah tanaman pangan. 2.
Peningkatan mutu produk olahan kelompok UP3HP 3.
Penguatan SDM kelompok Usaha Pertanian secara terpadu
Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian dapat dilihat dari
anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.282.149.230,- terealisasi Rp. 1.236.197.250,- 96,42 , dan fisik terealisasi 100,00 Sangat
Baik. Dengan tercapainya target dari indikator tersebut
diperoleh hasil bahwa usaha pengolahan hasil pertanian telah semakin berkembang dan mengarah pada cara pengolahan yang baik
sesuai dengan penerapan GHP dan GMP.
Pada Indikator kinerja sasaran. Penentuan target indikator ini adalah berdasarkan pada Renstra dengan melihat luas daerah
pertanian organik yang ada di Sumatera Barat dan pertimbangan anggaran.
Realisasi pada tahun 2015 adalah 55 ha 55. Target ini tidak sepenuhnya tercapai karena dipengaruhi oleh kondisi lapangan
dan keterbatasan anggaran. Namun jika dilihat dari tahun-tahun
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
63
sebelumnya ada terdapat peningkatan luasan pertanian organik. Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran bahwa
pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah cukup baik 53- 84 .
Perkembangan pencapaian indikator kinerja pada sasaran 7 dapat dilihat pada tabel berikut :
Grafik Perkembangan Capaian Perkembangan Pertanian Organik
Indikator kinerja ini didukung oleh Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Produk Hasil Pertanian, dengan kegiatan
Sertifikasi Pangan dan Pemasyarakatan Pertanian Organik Kegiatan pemasyarakatan pertanian organik merupakan
upaya mengubah pola tani yang biasanya menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan menjadi pertanian organik yang ramah
lingkungan. Untuk mencapai target kinerja diatas, dilaksanakan : 1.
Sekolah Lapang Pertanian Organik sebanyak 5 unit, dengan kelompok tani sbb,:
Kelompok Tani Sahabat Tani di Kecamatan Nan Sabaris di Kab.
Padang Pariaman.
Kelompok Tani Merapi Subur di Kab. Tanah Datar
Kelompok Tani Rimbun di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam
Kelompok Tani Parambahan di Kec. Baso Kab. Agam
100 200
300 400
500
2011 2012
2013 2014
2015 Ha
250 500
100 239
55
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
64
Kelompok Tani Tunas Muda di Kec. Lareh Sago Halaban Kab.
50 Kota
2. Demplot Sayur sebanyak 5 unit dengan kelompok tani sbb,
Kelompok Tani Ikhlas di Kec. Ampek Angkek Kab. Agam
Kelompok Tani Bareco Jaya di Kec. Sungai Puar
Kelompok Tani Serumpun Makmur di Kota Padang Panjang
3. Pusat Studi Pertanian Organik sebanyak 1 Unit yaitu Institut
Pertanian Organik yang berlokasi di Aie Angek 4.
Pelatihan Lapangan Sertifikasi Organik sebanyak 7 Unit dengan kelompok tani sbb,
Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman
Kelompok Tani Indah Sakato di Kab. Padang Pariaman
Kelompok Tani Matahari Terbit di Kab. Padang Pariaman
Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam
Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota
Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kab. 50 Kota
Kelompok Tani Kandis Maju di Kab. Solok
5. Pelatihan Internal Control System sebanyak 5 unit dengan
kelompok tani sbb, ·
Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman ·
Kelompok Tani Mitra baru di Kab. Padang Pariaman ·
Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. 50 Kota ·
Kelompok Tani Sungai Kolam di Kab. 50 Kota ·
Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka
Belum tercapainya target sasaran pada tahun 2015 ini disebabkan Alokasi Dana untuk Kegiatan Sertifikasi Pangan dan
Pemasyarakatan Pertanian Organik ini jauh berkurang dari tahun sebelumnya. Biasanya kegiatan pengembangan pertanian organik ini
juga didukung oleh anggaran kabupaten kota. Namun pada tahun 2015 kabupaten kota tidak menganggarkan lagi kegiatan untuk
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
65
mendukung pertanian organik tersebut. Selain itu, insentif harga untuk setiap kg produksi komoditi pertanian organik yang dihasilkan
petani sebesar Rp. 250,-kg ditiadakan, dikarenakan adanya evaluasi dari Inspektorat. Padahal dana insentif tersebut sebagai rangsangan
untuk meningkatkan minat petani bertanam secara organik. Lembaga Sertifikasi Organik LSO bertugas memverifikasi,
menginspeksi dan menerbitkan sertifikat organik bagi lahan pertanian yang telah menerapkan pola tani selaras alam tersebut. Ditahun
2015 ini telah terealisasi 7 buah sertifikat dengan kelompok tani sebagai berikut :
1. Kelompok Tani Budi Saiyo di Kab. Padang Pariaman
2. Kelompok Tani Pelita Gunung di Kab. Padang Pariaman
3. Kelompok Tani Tuah Sakato di Kab. Padang Pariaman
4. Kelompok Tani Tunas Muda di Kab. 50 Kota
5. Kelompok Tani Ikhlas di Kab. Agam
6. Kelompok Tani Kampuang 2 Sakato di Kec. Mungka
7. Kelompok Tani Hidayah di Kab. Padang Pariaman
Meskipun luasan pertanian organik bertambah tidak sesuai dengan target namun dari segi pembinaan di lapangan telah
dilaksanakan dengan baik dalam rangka meningkatkan motivasi petani dalam pengembangan pertanian organik menuju system
pertanian yang ramah lingkungan dan konsumsi produk pertanian yang sehat.
Pada Indikator Kinerja sasaran peningkatan jumlah poktan gapoktan yang melakukan Kemitraan, penentuan indikator
ini adalah dalam rangka pencapaian sasaran meningkatnya posisi tawar petani karena dengan adanya poktangapoktan yang
melakukan kemitraan maka usaha petani akan lebih berkembang dan
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
66
semakin banyak pasar yang didapatkan. Penentuan target ini berdasarkan target yang ditetapkan dalam Renstra 2010-2015.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
67
Grafik Perkembangan jumlah PoktanGapoktan yang melakukan kemitraan unitth
Adapun PoktanGapoktan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Asosiasi petani manggis Sumatera Barat dengan Pimpinan PT.
Super Maju Jakarta 2.
Petani Manggis Sumatera Barat dengan Pasar Induk Jakarta 3.
UP3HP Minang Lestari dengan Afra Yani dengan CV. Rindang Raya Batam
4. Assosiasi STA Sumatera Barat dengan Irham Hadi CV Alamanda
Sejati Utama Dumai 5.
ASTA Sumatera Barat dengan PT. Carefour Kota Pekan Baru 6.
UP3HP Indah Sari Kab. Agam dengan Keripik Balado “Mahkota” Padang
7. UP3HP Harapan Tani Kab. Padang Pariaman dengan Keripik
Balado “Mahkota” Padang 8.
UP3HP Sumatera Barat’ Minang Lestari” dengan Keripik Balado “Mahkota” Padang
9. UP3HP Lembang Jao Mandiri Kab. Solok dengan Keripik Balado
“Mahkota” Padang
10 20
30
201 1
201 2
201 3
201 4
201 5
Series 1 Series 2 5
7 12 17 29
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
68
10.Gapoktan Irliko Sukra Kab. Solok dengan Toko Beras “H. Vely” Padang
11.Gapoktan Mawar Kab. Solok dengan Toko Beras “H. Vely” Padang
12.Gapoktan Batang Timbulun Kota Padang dengan Toko Beras “ H. Vely “ Padang
Hal yang telah dilakukan oleh poktangapoktan dengan pengusaha adalah membuat perjanjian kerjasama dalam pemasaran
hasil pertanian. Indikator kinerja ini didukung oleh program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dengan kegiatan
Pembinaan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura dan Promosi pemasaran hasil
pertanian dan penyebaran informasi pasar Indikator kinerja Berkembangnya LKMA dengan target
sebanyak 65 kelompok pada tahun 2015. Indikator dan target kinerja ini disusun dengan mengingat pentingnya keberadaan lembaga
keuangan di pedesaan dalam rangka menunjang kegiatan perekonomian di tingkat petani. Penentuan target dibuat berdasarkan
Renstra, perkembangan dari tahun sebelumnya dan pertimbangan anggaran 2015.
Realisasi pada tahun 2015 adalah sebanyak 65 kelompok LKMA 100. Dari evaluasi yang dilaksanakan maka diperoleh gambaran
bahwa indikator kinerja sasaran tersebut telah tercapai sangat baik.
Grafik Perkembangan Lembaga Keuangan di Pedesaan klp
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
69
Dari grafik di atas diketahui bahwa pada tahun 2011 telah terdapat 346 kelompok LKMA yang berkembang. Hal ini berlanjut
pada tahun 2012 dan 2013 sehingga di akhir tahun 2014 LKMA yang berkembang telah mencapai 800 kelompok dan di tahun 2015
terdapat penambahan sebanyak 65 kelompok sehingga menjadi 865 kelompok LKMA.
Indikator kinerja ini didukung oleh program Peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dengan kegiatan yaitu
Pemberdayaan kelembagaan tani. Adapun realisasi keuangan dan fisik Program Peningkatan
kapasitas kelembagaan dan SDM Petani dapat dilihat dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.770.318.920,- terealisasi Rp.
1.639.932.305,- 92,63, dan fisik terealisasi 97,54 Sangat Baik.
Untuk meningkatkan ketahanan petani dibidang keuangan di Sumatera Barat sampai saat ini telah dikembangkan
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis yang bertujuan membantu petani dalam mengakses keuangan dan permodalan. Untuk lebih
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengelola LKMA yang ada di Sumatera Barat, telah dilaksanakan pelatihan bagi manajer
LKMA, yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas LKMA untuk pengelolaan bidang Administrasi, Simpan pinjam dan Manegerial
LKMA.
200 400
600 800
1000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Series 1 Series 2
200 346
492 720
800 865
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
70
Dengan semakin meningkat dan berkembangnya LKMA maka petani akan lebih mudah dalam memperoleh permodalan
untuk usaha tani mereka.
Sarana dan Prasarana Lahan, Air dan Alsintan merupakan faktor penting bagi peningkatan produksi tanaman. Dari tabel ada
empat indicator sasaran yang merupakan unsur-unsur yang penting dalam hal berkembangnya sarana dan prasarana lahan, air dan
alsintan.
Grafik Penambahan Luas lahan sawah hath
Pada tahun 2011-2014 indikator sasaran ini adalah penambahan luas lahan sawah. Setelah mengalami revisi dan
penyempurnaan pada tahun 2015 indikator tersebut berubah mejadi total luas lahan sawah. Berdasarkan data yang ada jika dibandingkan
dengan tahun 2014 luas lahan sawah meningkat 563 ha atau 100,25. Penambahan luas sawah ini dengan pemanfaatan lahan
sawah yang baru dicetak pada tahun 2014, namun tidak segera diolah. Tapi dengan pembinaan petani secara intensif dan difasilitasi
dengan bantuan sarana produksi pertanian di tahun 2015 ini, sehingga petani dengan segera mengusahakan lahan sawah tersebut
secara berkelanjutan.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
2011 2012
2013 2014
hath 1050
3200 4200
4494
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
71
Indikator kinerja peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik merupakan hasil revisi dari sasaran
strategis tahun 2014. Dan pada tahun sebelumnya tidak dilakukan pendataan. Perkembangan data mulai dari tahun 2014 sd 2015
adalah sebagai berikut:
Grafik Peningkatan jumlah kelompok tani yang menggunakan pupuk organik klp
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa terdapat penurunan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik. Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya anggaran untuk memfasilitasi petani dalam penyediaan pupuk organik.
Grafik Perluasan areal hortikulturabuah-buahan pohonth
500 1000
1500
2014 2015
klp 1215
1215
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
72
Pencapaian target indikator kinerja untuk perluasan areal hortikultura buah-buahan belum mencapai target yang diharapkan,
hal ini dikarenakan terbatasnya anggaran untuk pengadaan bibit buah-buahan. Sehingga penambahan luas areal juga sedikit
100000 200000
300000 400000
500000
2011 2012
2013 2014
2015 Pohonth
262500 416500
316300 281000
150000
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
73
Grafik persentase Kelompok tani yang menggunakan alsintan
2.3.1. Dukungan Anggaran
Penganggaran berbasis kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian
keluaran daripada menitikberatkan alokasi biaya atau input
semata. Output keluaran menunjukkan barang atau jasa
yang dihasilkan dari program atau kegiatan sesuai dengan
input yang digunakan. Input masukan adalah besarnya
sumber dana, sumber daya manusia, material, waktu dan teknologi yang digunakan untuk melaksanakan suatu
program atau kegiatan. Dalam anggaran berbasis kinerja, setiap penggunaan sumber daya yang direncanakan harus
dapat dikaitkan dengan produk berupa barang atau jasa yang akan dihasilkan.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendanaan SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun
2006-2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.6 Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2011 - 2015
20 40
60 80
100
2011 2012
2013 2014
2015 50
65 70
75,77 92,69
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
74
No. Tahun
Pagu Anggaran Rp.
Fisik Keuangan
1 2011
53.663.423.481 49.973.932.653
99,82 93,12
2 2012
68.784.244.925 63.588.891.525
99,32 92,45
3 2013
87.955.718.644 85.032.306.670
99,92 96,68
4 2014
86.313.416.562 83.398.350.176
99,66 96,62
5 2015
69.473.966.283 66.540.679.939
99,67 95,78
Realisasi Realisasi
2.3.2. Produk Domestik Bruto PDRB
Pertumbuhan ekonomi
merupakan suatu
gambaran mengenai dampak pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan tersebut merupakan laju
pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional
Bruto PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk
melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun. Struktur ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun
2014 didukung oleh tiga lapangan usaha utama yaitu salah satunya Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan. Sebagai sumber pendapatan tunai masyarakat, pada tahun 2014 kontribusi sektor pertanian, secara
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
75
ekonomi terhadap pembentukan PDRB Sumatera Barat, adalah sebesar 20,26 . Sektor pertanian ini terdiri dari
sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sumatera
Barat secara
persentase menunjukkan
konstribusi yang menurun, hal ini disebabkan karena terjadinya pergeseran perekonomian ke sektor jasa,
industri dan perdagangan. Tetapi jika dilihat secara nominal, PDRB sub sektor tanaman pangan dan
hortikultura selalu terjadi peningkatan sejalan dengan terjadinya peningkatan produksi komoditi tanaman pangan
dan hortikultura setiap tahun serta nilai jual. Seperti kita ketahui bahwa yang menjadi PDRB subsektor tanaman
pangan dan hortikultura adalah sigma produksi masing- masing komoditi dikali dengan harga nilai jual dikurangi
dengan biaya antara. Perkembangan PDRB memperlihatkan bahwa
peranan sektor pertanian masih tetap dominan dan diperkirakan akan tetap menjadi pengarah perekonomian
Sumatera Barat di masa depan dimana sebagian besar penduduk Sumatera Barat menggantungkan kehidupannya
pada sektor ini. Perkembangan PDRB sub sektor tanaman pangan
dan hortikultura, PDRB sektor pertanian dan PDRB Provinsi Sumatera Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga
berlaku dapat dilihat pada grafik dibawah ini
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
76
Grafik 3.1. Kontribusi Masing-Masing Sektor Terhadap PDRB
Sumatera Barat tahun 2014
2.3.5 NILAI TUKAR PETANI NTP
Sektor pertanian merupakan sumber penghidupan masyarakat dan sekaligus sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dalam rangka
pengentasan kemiskinan. Untuk
melihat keberhasilan
pembangunan pertanian selain data tentang pertumbuhan ekonomi, juga
diperlukan data pengukur tingkat kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani NTP yang merupakan ratio indeks
harga yang diterima petani lt dengan indeks harga yang dibayarkan petani lb dalam persentase, merupakan
salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. NTP merupakan indikator untuk melihat tingkat
kemampuandaya beli petani di pedesaan yang juga
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
77
menunjukkan daya tukar term of trade dari produk
pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Indeks harga yang diterima petani It adalah indeks harga yang menunjukkan
perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani, sedangkan
indeks harga yang dibayarkan petani lb adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan
harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses
produksi pertanian. Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Barat, Nilai Tukar Petani Sumatera Barat 2002- 2011, Tahun 2012
Seiring dengan terjadinya banyak perubahan baik dalam pergeseran nilai produksi komoditas pertanian
maupun pola konsumsi maka untuk perhitungan NTP mulai tahun 2008 menggunakan tahun dasar terbaru yaitu tahun
2007 2007 = 100 meliputi 5 lima sub sektor yaitu sub sektor padi dan palawija, sub sektor hortikultura, sub
sektor tanaman
perkebunan rakyat,
sub sektor
peternakan, dan sub sektor perikanan, setelah sebelumnya menggunakan tahun dasar tahun 1993 1993=100.
Nilai Tukar Petani Sumatera Barat 2002-2011, Tahun 2012
Pada tahun 2014, Nilai Tukar Petani berkisar antar 105,48- 104,21 yang berarti bahwa penerimaan petani lebih besar
dari pengeluaran. Rata-rata NTP tahun 2014 sebesar 100,60 dan jika dibandingkan dengan NPT tahun 2013
sebesar 104,21 berarti NTP tahun 2014 mengalami penurunan.
Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani lt, Indeks Harga yang Dibayarkan Petani lb dan Nilai Tukar
Petani NTP Sumatera Barat tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 3.2 serta grafik 3.2 berikut ini.
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
78
Tabel 3.2 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani lt,
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani lb Dan Nilai
Tukar Petani NTP Sumatera Barat Tahun 2010-2014
URAIAN TAHUN
2010 2011
2012 2013
201 Indeks yang Diterima Petani
132,98 141,05
144,54 150,29
112. Indeks yang Dibayar Petani
126,07 132,75
137,75 144,23
111, NTP
105,48 106,25
105,02 104,21
100,
Grafik 3.2 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani lt,
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani lb Dan Nilai Tukar
Petani NTP Sumatera Barat Tahun 2010- 2014
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
79
Perkembangan indeks harga yang diterima petani lt, indeks harga yang dibayarkan petani lb dan Nilai Tukar Petani NTP
Sumatera Barat setiap bulan pada tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
80
Tabel 3.3 Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani lt,
Indeks Harga yang Dibayarkan Petani lb Dan Nilai Tukar
Petani NTP Sumatera Barat Tahun 2014
No. KabupatenKota
Tahun 2014 Indeks Diterima
Indeks Dibayar NTP
Petani Petani
1 Januari
110,77 109,51
101,15 2
Pebruari 110,19
109,45 100,68
3 Maret
110,63 109,55
100,99 4
April 111,10
109,62 101,35
5 Mei
111,50 109,99
101,37 6
Juni 111,23
110,29 100,85
7 Juli
112,03 111,45
100,53 8
Agustus 112,90
112,34 100,50
9 September
113,39 113,19
100,17 10
Oktober 114,46
113,67 100,70
11 November
115,44 115,52
99,93 12
Desember 116,87
117,87 99,15
Jumlah 112,54
111,87 100,60
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka 2015
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021
81
Upaya peningkatan pendapatan petani tidak selalu secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani. Unsur
penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan petani dan nilai pengeluaran yang harus
dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non-finansial seperti faktor sosial budaya.
Nilai pendapatan petani dapat bersumber dari usaha pertanian dan usaha non pertanian. Nilai pendapatan yang bersumber dari
usaha pertanian akan diperoleh dari selisih nilai penjualan komoditas usaha tani yang dihasilkan dengan biaya usaha tani yang dikeluarkan.
Nilai penjualan hasil usaha tani akan ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan serta harga jual. Pada tingkat harga yang sama
konstan, maka semakin besar volume produksi yang dihasilkan makin besar pula nilai penjualan usaha tani.
2.4 TANTANGAN