21
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani secara individu terhadap inovasi PTT dilakukan pembobotan dengan menggunakan interval
kelas. Tingkat pengetahuan petani berkisar antara 2,77-4,27 dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Secara keseluruhan tingkat pengetahuan responden
berada dalam kategori rendah-sedang. Nilai pembobotan menggunakan tiga kelas interval seperti ditunjukkan Tabel 5.
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap I novasi Budidaya Padi
Sawah Berdasarkan I nterval Kelas No.
Kategori Kelas interval
Frekuensi Persentase
1. Rendah
2,7 3,2
5 38,46
2. Sedang
3,3 3,8
7 53,85
3. Tinggi
3,9 4,4
1 7,69
Sumber: Data primer diolah 2016
Berdasarkan data Tabel 4 dan 5, diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden masih rendah sampai sedang. Hal ini karena usahatani padi bukan
merupakan usahatani utamanya. Usahatani utama petani di lokasi adalah kelapa sawit dan usahatani padi hanya sebagai usahatani tambahan, sehingga
pengetahuan terhadap inovasi padi relatif lemah.
Display I novasi Tekologi Padi Saw ah
Display merupakan salah satu upaya yang efektif untuk memperkenalkan inovasi kepengguna. Display inovasi budidaya padi sawah dilaksanakan pada
lahan Kelompok Tani Karya Utama Desa Karya Jaya Kecamatan Marga Sakti Sebelat dan Desa Tanjung Agung Palik Kecamatan Tanjung Agung Palik
Kabupaten Bengkulu Utara.
a. Display I novasi Tekologi Padi Saw ah Desa Karya Jaya
Pada lokasi Desa Karya Jaya, teknologi yang diterapkan adalah PTT padi sawah dan teknologi budidaya padi organik. Display teknologi dilaksanakan oleh
11 orang kooperator dengan luas lahan 6.34 ha. I novasi budiddaya PTT menggunakan varietas unggul baru I npari 16, 22,
32, I PB 3S, dan I PB 4S, benih bermutu, pengolahan tanah sempurna, penggunaan bahan organic 0,5 t ha, sistem tanam legowo 2: 1 25 x 50x 12,5
22
cm, bibit umur muda, 1-3 batang per rumpun, rekomendasi pemupukan berdasarkan kalender tanam terpadu KATAM dengan dosis pupuk urea 150
kg ha dan NPK-Phonska 200 kg ha, serta pengendalian OPT berdasarkan PHT. Penanaman padi dilaksanakan mulai tanggal 5 sampai dengan 23 April 2016,
lamanya waktu penanaman ini disebabkan keterbatasan alat mesin pertanian untuk pengolahan lahan dan tenaga tanam. Penerapan sistem tanam jajar
legowo 2: 1 disajikan pada Gambar 1.
Gambar 2. Kondisi tanaman padi varietas I npari 23 umur 15 hari setelah tanam
Pengamatan pertanaman display dilakukan pada penerapan teknologi yang dianjurkan. Secara keseluruhan petani telah melaksanakan sesuai anjuran.
Penerapan komponen teknologi sudah mulai dipahami petani dan akan dilakukan kembali pada musim berikutnya. Kondisi pertanaman selanjutnya dilakukan pada
umur 6 HST Gambar 3, 4, dan 5.
23
Gambar 3. Kondisi tanaman padi varietas I npari 16, 22 umur 74 hari setelah tanam
Gambar 4. Kondisi serangan hama tikus tanaman padi
varietas I npari 16 umur 63 hari setelah tanam
24
Gambar 5. Kondisi serangan hama tikus pada pertanaman padi teknologi petani.
Pada fase primordia tanaman diserang hama tikus dengan intesitas beragam, sekitar 5-25 seperti ditunjukkan Gambar 3 dan 4 serta hama burung.
Pengendalian telah dilakukan dengan teknik pengumpanan dan sanitasi lahan. Serangan hama tikus lebih parah pada pertanaman tegel dengan kerusakan
hampir 100 Gambar 5. Serangan hama tikus ini juga dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar yang merupakan perkebunan kelapa sawit. Selain hama tikus,
pertanaman juga terserang hama walang sangit dan kresek. Penanaman padi dilaksanakan mulai tanggal 06 April sampai 30 April
2016. Hasil yang diperoleh bervariasi dengan 50 rendah antara 1 -3 t ha dan 50 sedang antara 4 – 6 t ha. Kondisi ini disebabkan banyaknya serangan tikus
dan kepinding tanah. Pada lahan sekitar display, pada musim tanam yang sama, banyak yang tidak panen.
b. Display I novasi Tekologi Padi Saw ah Desa Tanjung Agung Palik