3
1.2. Dasar Pertimbangan
Kementerian Pertanian
telah menetapkan
salah satu
kebijakan operasional pembangunan pertanian melalui pendekatan kawasan sebagaimana
dituangkan dalam Permentan 50 2012 tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian. Pendekatan kawasan ini lebih merupakan upaya reorientasi manajemen pembangunan pertanian yang merubah cara pandang pembangunan
pertanian dari sudut pandang kawasan sentra produksi yang segregatif menjadi cara pandang kerja sama jaringan kelembagaan antar wilayah dengan komoditas
unggulan sebagai perekat utamanya. Melalui pendekatan kawasan ini daya saing wilayah dan komoditas akan dapat dirancang secara optimal, karena dirumuskan
sesuai dengan potensi dan prospek daya dukung sumberdaya wilayah hingga mencapai titik optimumnya.
Upaya untuk mewujudkan pengembangan komoditas strategis secara berkelanjutan di Provinsi Bengkulu membutuhkan perencanaan
kinerja pengembangan komoditas yang dapat mengakselerasi potensi daya saing
komoditas dan wilayah melalui optimalisasi sinergitas pengembangan komoditas multiple cropping system dan crop livestock system, keterpaduan lokasi
kegiatan dan keterpaduan sumber pembiayaan. Keterpaduan pengembangan komoditas yang didukung secara horisontal dan vertikal oleh segenap pelaku dan
pemangku kepentingan dalam suatu hamparan yang berskala ekonomis mensyaratkan suatu pendekatan yang berbentuk kawasan.
Berdasarkan kelompok komoditas, kawasan pertanian terdiri dari: 1 kawasan tanaman
pangan; 2 kawasan hortikultura; 3 kawasan perkebunan; dan 4 kawasan peternakan.
Kabupaten Bengkulu Utara sebagai salah satu sentra produksi padi Provinsi Bengkulu ditetapkan sebagai kawasan pengembangan tanaman pangan
padi. Luas lahan sawah di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 14.521 ha, terdiri dari sawah irigasi 9.522 ha, tadah hujan 3.813 ha, pasang surut 50 ha, dan lebak
1.136 ha. Produksi padi sawah sebanyak 102.530 ton dengan produktivitas 4,49 ton ha BPS Provinsi Bengkulu, 2015. Secara keseluruhan produktivitas padi
sawah di Provinsi Bengkulu lebih rendah dari produktivitas nasional yang mencapai 5,05 ton GKG ha. Peningkatan produktivitas masih terbuka untuk
ditingkatkan melalui pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya t erpadu PTT dan peningkatan I ndeks Pertanaman I P.
4
Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan tanaman padi di Kabupaten Bengkulu telah dilaksanakan sejak tahun 2015. Pada tahun 2015,
kegiatan pendampingan dilaksanakan dalam bentuk koordinasi dengan dinas pertanian, lembaga penyuluhan, dan instansi terkait lainnya. Guna mempercepat
penyebarluasan teknologi PTT Padi sawah, meningkatkan pengetahuan petani dan petugas dilakukan pendampingan budidaya PTT padi berupa display varietas
unggul baru dengan rekomendasi pemupukan berdasarkan Kalender Tanam Terpadu KATAM. Selaian itu juga dilakukan bimbingan teknis dalam pertemuan
kelompok dengan materi penanaman padi sistem tanam Jajar Legowo 4: 1 dan rekomendasi pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi.
Pada tahun 2016, kegiatan pendampingan pengembangan kawasan tanaman padi difokuskan pada pendampingan teknologi PTT padi dengan jajar
legowo, teknologi budidaya padi organik, dan teknologi hazton. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mempercepat penyebarluasan inovasi teknologi PTT padi
sawah kepada petani dan petugas di kawasan pertanian nasional tanaman padi di Provinsi Bengkulu dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta sikap
petani dan petugas terhadap penerapan komponen teknologi PTT padi.
1.3. Tujuan