Latar Belakang lapkir pendampingan padi 2016

1 I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005-2025 yang saat ini memasuki tahap ke-3 2015-2019 sebagai kelanjutan dari RPJMN tahap ke-2 2010-2014 yang telah berakhir. RPJMN tahap ke-3 2015-2019 difokuskan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya manusia yang berkualitas dan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi I PTEK sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pentahapan RPJPN 2005-2025. Sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional pada RPJMN tahap-3 2015-2019. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Selama periode 2010-2014, rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10,26 dengan pertumbuhan sekitar 3,90 . NAWA CI TA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar I ndonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Upaya mencapai target sukses pembangunan pertanian pada RPJMN tahap-2 2010- 2014 yang meliputi 1 peningkatan swasembada berkelanjutan padi dan jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging sapi, 2 peningkatan diversifikasi pangan, 3 peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan 4 peningkatan kesejahteraan petani. Sampai dengan saat ini telah banyak capaian yang diperoleh meskipun masih perlu upaya peningkatan. Dalam rangka menjamin pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai, target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah produksi padi sebesar 73,40 juta ton, jagung sebesar 20,33 juta ton, dan kedelai sebesar 1,27 juta ton. Guna mencapai target tersebut, Kementerian Pertanian melakukan upaya khusus UPSUS peningkatan produksi 2 padi, jagung dan kedelai dengan berbagai kegiatan yang meliputi: pembangunan perbaikan jaringan irigasi tersier PJI T, optimasi lahan dan air, bantuan alat dan mesin pertanian pra pasca panen, bantuan benih dan pupuk, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu GP-PTT, pengawalan dan pendampingan terpadu oleh penyuluh, perguruan tinggi dan TNI -AD. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Melalui pengawalan pendampingan program pengembangan kawasan tanaman pangan padi diharapkan dapat menerapkan inovasi teknologi PTT padi yang merupakan inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian Hendayana et al., 2009. Upaya untuk peningkatan produktivitas padi adalah melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu PTT. Model teknologi PTT merupakan sistem penerapan komponen teknologi yang sinergis satu dengan yang lainnya dengan mempertimbangkan karakteristik biofisik lingkungan tanaman, kondisi sosial, ekonomi dan budidaya petani yang diharapkan ada efek sinergisme terhadap pertumbuhan tanaman spesifik lokasi serta dinamis dalam susunan teknologinya karena adanya sistem introduksi inovasi secara terus menerus Makarim dan Las, 2004. Hasil uji coba model PTT pada MK. 2001 di 8 propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing pada lahan seluas 5 ha menunjukan adanya peningkatan produktivitas padi antara 7,1 -38,4 dibanding teknologi petani Fagi et al, 2002. Muatan PTT padi perlu didesiminasikan secara intensif dan menyeluruh sehingga merupakan suatu gerakan penerapan dalam upaya peningkatan produksi padi di Provinsi Bengkulu khususnya Kabupaten Bengkulu Utara sebagai Kawasan Pengembangan Tanaman Pangan di Provinsi Bengkulu. Melalui kegiatan pendampingan pengawalan proses adopsi dan difusi inovasi teknologi PTT dapat berjalan lebih efektif dan efisien. 3

1.2. Dasar Pertimbangan