16
dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Penyuluh Pertanian Desa Taba Padang, dan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa Taba Padang
dilanjutkan dengan kata sambutan dari Kepala BPTP Bengkulu yang diwakili oleh penanggung Jawab Kegiatan Pendampingan Jeruk. Materi yang disampaikan
adalah 1 pengelolaan terpadu tanaman PTT jeruk I r. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr, dan 2 pengendalian hama penyakit tanaman jeruk Kusmea Dinata,
SP. Diskusi dilakukan untuk memperdalam permasalahan dilapangan, antara lain tentang hama penyakit tanaman seperti hama dan penyakit perusak daun ulat
peliang daun, kutu daun serta kanker daun, penyakit busuk akar, dan pemangkasan bentuk, waktu penyemprotan insektisida untuk mencegah hama
perusak daun. Anjurannya dilakukan penyemprotan saat keluar tunas daun pupus. Tanaman dilokasi praktek sudah disemprot dengan insektisida tetapi
agak terlambat karena tunas daun sudah menjadi daun muda, sehingga serangan hama tetap merusak daun. Permasalahan lainnya adalah serangan
penyakit kanker daun yang disebabkan oleh bakteri. Pengendalian penyakit kanker ini bisa dilakukan dengan penyemprotan cairan bubur kalifornia bubur
belerang, atau bisa dengan penyemprotan dengan benlate. Praktek lapang dilakukan dengan memperagakan cara pengamatan serangan hama dan penyakit
tanaman dan cara pengendalian busuk akar, pengendalian hama perusak daun, cara pemupukan, dan cara pemangkasan bentuk.
Pelatihan pertemuan kelompok tani jeruk dilaksanakan di rumah penyuluh pertanian Desa Suro Baru Kec. Ujan Mas, Kecamatan Kepahiang. Jumlah peserta
20 orang yang terdiri dari petani jeruk, kepala desa, Koordinator Penyuluh BP3K Ujan Mas dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Koordinator Penyuluh BP3K,
dilanjutkan dengan kata sambutan dari Kepala Desa. Materi yang disampaikan adalah 1 pengelolaan terpadu tanaman PTT jeruk I r. Sri Suryani M. Rambe,
M.Agr, dan 2 pengendalian hama penyakit tanaman jeruk. Diskusi dilakukan untuk memperdalam permasalahan dilapangan, antara lain tentang hama-
penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Praktek lapang dilakukan dengan memperagakan cara pemangkasan bentuk dan cara pemupukan.
4.5. Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis pengamatan hama penyakit tanaman jeruk dilakukan pada demplot PTT jeruk. Dari hasil pengamatan terdapat serangan hama yang
17
dominan yaitu serangan hama kutu daun dan penyakit kudis dan kanker penyebab burik kusam pada buah jeruk pada lokasi pertanaman jeruk Kalamansi
di Bengkulu Tengah Hama kutu daun menyerang mulai dari pucuk daun muda, bunga, buah
hingga cabang tanaman jeruk. Hama ini menyerang dengan menghisap cairan tanaman sehingga pada daun muda, bentuk daun menjadi abnormal. Untuk
mengendalikan hama kutu dilakukan dengan penyemprotan insektisida pada daun tanaman saat keluar tunas. Penyakit kudis dan kanker yang disebabkan
bakteri juga menyerang buah jeruk pada pertanaman jeruk di Kecamatan Pondok Kubang. Petani di wilayah tersebut belum menerapkan penggunaan
bubur kalifornia. Untuk pengendaliannya digunakan pestisida berbahan aktif benomil thiaphanatemet
untuk penyakit
kudis dan
copper streptomisin kloromisetin untuk penyakit kanker. Anjuran penyemprotan untuk pencegahan
yaitu pada saat tunas muda hingga fruit set. Pada pertanaman jeruk kelompoktani Maju Bersama, serangan hama
penyakit rendah. Pada sebagian tanaman masih ada daun yang menggulung keatas, yang disebabkan oleh hama kutu. Pada kelompok ini, sudah dilakukan
pembuatan bubur belerang bersama-sama dengan anggota kelompoknya yang dibimbing oleh ketua kelompoknya. Penerapan teknologi pengendalian hama dan
penyakit menggunakan bubur belerang dan larutan supernatannya sudah mulai diterapkan anggota kelompoknya. Saran pengendalian hama kutu dengan
melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif imidaklorpit. Pengamatan hama penyakit pada demplot PTT jeruk dilakukan di lahan
pertanaman jeruk kelompoktani kelompok tani Dulang Jaya. Dari hasil pengamatan hama penyakit tanaman jeruk, terdapat serangan hama peliang
daun dan penyakit kudis karena bakteri dan penyakit busuk akar. Pengendalian peliang daun dilakukan dengan pemangkasan daun yang terserang dan
penyemprotan pada tunas yang baru dengan insektisida sistemik berbahan aktif imidakloprid. Pengendalian penyakit kudis dengan bakterisida contohnya
puanmur. Pengendalian penyakit busuk akar dengan pemberian kompos trichoderma.
Serangan penyakit busuk akar pada tanaman jeruk bersifat perlahan dan sulit dideteksi secara dini. Gejala akan nampak apabila keadaan tanaman sudah
agak parah, maka dari itu perlu penanganan dengan cara pencegahan sedini
18
mungkin. Pengendalian pada penyakit busuk akar harus dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan. Penyakit ini berkembang secara perlahan dan
mematikan tanaman apabila sudah terserang berat. Pengendalian pada demplot jeruk dilakukan dengan cara memberikan kompos trichoderma. Pengendalian
dengan menggunakan jamur Trichoderma harus terus dilakukan dengan cara melakukan penyiraman atau penyemprotan pada pada pangkal batang tanaman
jeruk. Pada tanaman jeruk yang akar sudah terinfeksi berat perlu dibantu dengan pemberian fungisida berbahan aktif benomyl dapat dengan cara ditabur atau
dengan dilabur pada pangkal batang tanaman. Sebaiknya bagian tanaman yang sakit segera dipotong agar pemulihan berjalan lebih cepat yang ditandai dengan
munculnya tunas baru.
4.6. Pemberdayaan kelembagaan petani