1
I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengembangan kawasan hortikultura merupakan program hortikultura di tingkat nasional yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu
hasil komoditas hortikultura. Pendekatan pengembangan hortikultura dilakukan secara terpadu dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang
dikenal dengan 6 enam pilar pengembangan hortikultura, yaitu : 1 pengembangan kawasan agribisnis hortikultura, 2 penataan manajemen rantai
pasokan, 3 penerapan budidaya pertanian yang baik good agricultural practices GAP dan standard operating procedure SOP, 4 fasilitasi terpadu
investasi hortikultura, 5 pengembangan kelembagaan usaha, dan 6 peningkatan konsumsi dan akselerasi ekspor. Semua program di atas dapat
dilakukan melalui peningkatan daya saing dan dukungan inovasi di semua lini dari hulu ke hilir melalui sistem agribisnis.
Salah satu komoditas hortikultura buah-buahan unggulan nasional adalah komoditas jeruk. Kebutuhan buah-buahan termasuk jeruk belum dapat dipenuhi
dari pasokan dalam negeri. Produksi jeruk siam, jeruk keprok dan jeruk besar di I ndonesia sebesar 1.615.191 ton.
Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Bengkulu. Produksi jeruk di Provinsi Bengkulu selama tiga tahun cenderung menurun yaitu
10.319 ton ha, 9.439,6 ton ha dan 7.263,6 ton ha. Permasalahan yang dihadapi yaitu produktivitas tanaman dan kualitas buah jeruk relatif masih rendah. Hal ini
disebabkan antara lain karena pengetahuan petani dan petugas masih terbatas sehingga penerapan inovasi teknologi belum optimal. I novasi teknologi untuk
komoditas jeruk sudah tersedia. Mengacu pada inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian yaitu pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat
PTKJS telah dihasilkan inovasi teknologi untuk komoditas jeruk yang spesifik Bengkulu pengelolaan terpadu tanaman jeruk PTT jeruk spesifik Bengkulu yang
meliputi 4 komponen teknologi yaitu: 1 penggunaan benih yang sehat; 2 pemeliharaan tanaman yang optimal; 3 Pengendalian hama penyakit utama dan
4 koordinasi antar petani dalam suatu kawasan jeruk.
2
Produksi jeruk di Provinsi Bengkulu dapat ditingkatkan melalui program pengembangan kawasan jeruk yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Bengkulu. Pengembangan kawasan jeruk dilaksanakan pada 4 kabupaten di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Lebong,
Kepahiang, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah. Salah satu kunci keberhasilan dari program pengembangan kawasan jeruk
adalah tingkat inovasi teknologi yang diterapkan oleh pelaku usaha dari hulu sampai ke hilir. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai hasil
penelitian dalam bentuk paket teknologi yang dapat meningkatkan mutu dan produktivitas komoditas jeruk.
Untuk mendukung program tersebut diperlukan kegiatan diseminasi untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi jeruk. Pendampingan merupakan
salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik,
bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.
Melalui pengawalan pendampingan kegiatan pengembangan kawasan agribisnis hortikultura diharapkan minimal dapat menggunakan 25 inovasi teknologi
Badan Litbang Pertanian Hendayana et al., 2009. Dalam rangka mendukung program pengembangan kawasan jeruk,
diperlukan kegiatan pendampingan untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi jeruk. Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan jeruk mulai
dilaksanakan tahun 2015 pada 4 kabupaten yang mempunyai program pengembangan kawasan jeruk. Pada tahun pertama kegiatan pendampingan
difokuskan pada 1 kabupaten yaitu kabupaten Lebong. Untuk meningkatkan penerapan inovasi teknologi dalam rangka mendukung pengembangan kawasan
jeruk di wilayah Bengkulu, maka pada tahun 2016 masih perlu dilakukan kegiatan pendampingan yang lebih intensif terutama pada lokasi pengembangan
kawasan pada ketiga kabupaten lainnya.
1.2. Tujuan