18
mungkin. Pengendalian pada penyakit busuk akar harus dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan. Penyakit ini berkembang secara perlahan dan
mematikan tanaman apabila sudah terserang berat. Pengendalian pada demplot jeruk dilakukan dengan cara memberikan kompos trichoderma. Pengendalian
dengan menggunakan jamur Trichoderma harus terus dilakukan dengan cara melakukan penyiraman atau penyemprotan pada pada pangkal batang tanaman
jeruk. Pada tanaman jeruk yang akar sudah terinfeksi berat perlu dibantu dengan pemberian fungisida berbahan aktif benomyl dapat dengan cara ditabur atau
dengan dilabur pada pangkal batang tanaman. Sebaiknya bagian tanaman yang sakit segera dipotong agar pemulihan berjalan lebih cepat yang ditandai dengan
munculnya tunas baru.
4.6. Pemberdayaan kelembagaan petani
Pemberdayaan kelembagaan berupa pertemuan kelompok tani gapoktan untuk meningkatkan kinerja fungsi dan peran sebagai saluran untuk
mempercepat transfer teknologi. Pertemuan dilaksanakan sebanyak 4 kali. Permasalahan kelembagaan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan jeruk
yang utama adalah kelompok tani. Kelompok tani yang ada belum menunjukkan kinerja
yang optimal.Dalam
melakukan usahataninya
masih secara
perorangan.Lembaga penyuluhan sudah ada di tingkat kecamatan BP3K, tetapi tenaga penyuluh yang ahli untuk komoditas jeruk belum ada. Sebagian
kelompoktani belum aktif terjadi karena kesibukan pengurusnya sehingga tidak dapat melaksanakan pertemuan ataupun kunjungan lapangan.Diperlukan
dorongan yang terusmenerus serta motivasi oleh petugas penyuluh setempat kepada kelompoktani yang masih non-aktif tersebut.
c. Kegiatan pengumpulan data dan metode analisis I ndikator Parameter Pengamatan
1. Peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman
2. Peningkatan pendapatan
3. Peningkatan efisiensi usahatani R C dan
marginal B C ratio 4.
Komponen teknologi yang diperbaiki 5.
Respon petani terhadap hasil demarea
19
6. Peningkatan aktivitas kelompok tani gapoktan
frekuensi pertemuan, materi yang dibahas, aktivitas lainnya 7.
Peningkatan jumlah petani adopter yang mengadopsi teknologi yang didemonstrasikan
8. Jumlah stakeholder PPL, petugas Dinas
kabupaten kecamatan yang berkunjung dalam temu lapang promosi demarea
Untuk memperoleh data produktivitas tanaman jeruk digunakan metode observasi pada pertanaman jeruk di lokasi demarea inovasi teknologi
produksi PTKJS di Kecamatan Rimbo Pengadang dan pertanaman jeruk di sekitarnya pada awal dan akhir kegiatan pendampingan. Selain itu akan
dilakukan wawancara dengan petani jeruk. Metode pre-test dan post-test dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan dan keterampilan petani petugas sebelum dan sesaat setelah pelaksanaan diseminasi dilakukan pada seluruh peserta diseminasi. Untuk
mengukur tingkat pengetahuan petani pada akhir kegiatan pendampingan pengetahuan yang sebenarnya dilakukan dengan menggunakan alat bantu
kuesioner. Untuk mengukur peningkatan kinerja kelembagaan digunakan metode
before-after. Kinerja yang diukur meliputi keaktifan poktan gapoktan dalam mendukung pelaksanaan usahatani jeruk, jumlah unit agribisnis input dan output
serta pengolahan buah produk. Untuk mengukur respon petani terhadap teknologi yang dipromosikan serta
mengukur jumlah adopter teknologi dilakukan penyebaran kuesioner pada setiap kegiatan diseminasi yang dilakukan. Pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan tentang tahapan adopsi yang telah dilakukan oleh petani serta perannya dalam
penyampaian teknologi kepada pengguna petani. Data yang diperoleh dianalisis secara diskriptif dan analisis non parametrik. Selain itu juga akan dilakukan uji t
untuk mengetahui signifikansinya.
d. Pelaporan