MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
273
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
Kriteria
2.4.4. Selama proses rujukan pasien secara langsung, jika pasien dalam kondisi kritis dokter terus memonitor kondisi pasien.
Pokok Pikiran:
• Merujuk pasien dalam kondisi kritis misalnya pasien dalam kondisi koma, membutuhkan pengawasan klinis yang terus menerus. Pada
kasus tersebut pasien perlu dimonitor oleh dokter selama proses transfer ke tempat rujukan.
Elemen penilaian
1. Selama proses rujukan secara langsung semua pasien dalam kondisi kritis selalu dimonitor oleh dokter.
2. Kondisi pasien dicatat selama proses rujukan
Pelaksanaan Layanan Standar
2.5. Pelaksanaan Layanan Pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Kriteria
2.5.1. Pedoman pelayanan dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan layanan klinis
Pokok Pikiran:
• Sebelum layanan dilaksanakan, pasienkeluarga perlu memperoleh informasi yang jelas tentang rencana layanan, dan memberikan
persetujuan tentang rencana layanan yang akan diberikan, dan jika diperlukan dituangkan dalam dokumen informed consent.
• Pelaksanaan layanan harus dipandu dengan pedoman pelayanan medis yang berlaku di Praktik Mandiri, sesuai dengan kemampuan
Praktik Mandiri dengan referensi yang jelas, dan bila memungkinkan berbasis evidens terkini untuk memperoleh outcome klinis yang
optimal.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
274
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pelaksanaannya harus
dicatat dalam rekam medis pasien. • Pelaksanaan pelayanan klinis dilakukan sesuai rencana asuhan
dengan menggunakan pedoman, standar, protokol kinis, standar prosedur operasional atau algoritme yang berlaku, algoritme, :
tatalaksana balita sakit dengan pendekatan MTBS.
Elemen Penilaian:
1. Tersedia pedoman dan prosedur pelayanan klinis 2. Penyusunan dan penerapan rencana layanan mengacu pada pedoman
danatau prosedur yang berlaku 3. Layanan dilaksanakan sesuai dengan pedoman danatau prosedur
yang berlaku 4. Layanan diberikan sesuai dengan rencana layanan
5. Layanan yang diberikan kepada pasien didokumentasikan 6. Perubahan rencana layanan dilakukan berdasarkan perkembangan
pasien. 7. Perubahan tersebut dicatat dalam rekam medis
8. Jika diperlukan tindakan medis, pasienkeluarga pasien memperoleh informasi sebelum memberikan persetujuan mengenai tindakan yang
akan dilakukan yang dituangkan dalam informed consent.
Kriteria
2.5.2. Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat danatau berisiko tinggi dipandu oleh prosedur yang berlaku
Pokok Pikiran:
• Kasus-kasus yang termasuk gawat darurat danatau berisiko tinggi perlu diidentifi kasi.
• Untuk penanganan kasus gawat darurat danatau berisiko tinggi perlu dipandu dengan prosedur yang jelas
• Penanganan kasus-kasus berisiko tinggi yang memungkinkan
terjadinya penularan baik bagi petugas maupun pasien yang lain perlu diperhatikan sesuai dengan panduan dari Kementerian Kesehatan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
275
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
Elemen Penilaian:
1. Kasus-kasus gawat darurat danatau berisiko tinggi yang biasa terjadi diidentifi kasi
2. Tersedia prosedur penanganan pasien gawat darurat 3. Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan pasien berisiko tinggi
4. Terdapat kerjasama dengan sarana kesehatan yang lain untuk penanganan kasus emergensi danatau berisiko tinggi.
5. Tersedia prosedur pencegahan kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi yang mungkin diperoleh akibat pelayanan yang
diberikan baik bagi petugas maupun pasien dalam penanganan pasien berisiko tinggi.
Kriteria
2.5.3. Pasien dan keluarga pasien memperoleh penjelasan tentang hak dan tanggung jawab mereka berhubungan dengan penolakan atau tidak
melanjutkan pengobatan, termasuk penolakan untuk dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih memadai
Pokok Pikiran:
• Pasien atau pihak keluarga pasien yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan
atau pengobatan yang direncanakan atau meneruskan pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk
dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih memadai.
• Dokter wajib memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan
tersebut dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. Pasien dan pihak keluarga diberitahu tentang alternatif
pelayanan dan pengobatan.
Elemen Penilaian:
1. Dokter pemberi pelayanan memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan. 2. Dokter pemberi pelayanan memberitahukan pasien dan keluarganya
tentang konsekuensi dari keputusan mereka.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
276
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
3. Dokter pemberi pelayanan memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Dokter pemberi pelayanan memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
Pelayanan Anestesi Lokal, Sedasi, dan Pembedahan Standar
2.6. Tersedia pelayanan anestesi sederhana dan pembedahan minor untuk memenuhi kebutuhan pasien
Kriteria
2.6.1. Pelayanan anestesi lokal dan sedasi di Praktik Mandiri dilaksanakan memenuhi prosedur, standar dan peraturan perundangan sesuai
dengan kebutuhan pasien
Pokok Pikiran:
• Dalam pelayanan rawat jalan di Praktik Mandiri kadang-kadang diperlukan tindakan bedah minor yang membutuhkan lokal anestesi
dan sedasi. Pelaksanaan lokal anestesi dan sedasi tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, dan prosedur yang
berlaku di Praktik Mandiri. Dokter harus mempunyai kompetensi dalam melakukan tindakan anestesi dan sedasi, yang meliputi:
-
Tehnik melakukan lokal anestesi dan sedasi -
Monitoring yang tepat -
Respons terhadap komplikasi -
Penggunaan zat-zat reversal -
Bantuan hidup dasar
Elemen Penilaian:
1. Tersedia pelayanan anestesi lokal dan sedasi sesuai kebutuhan 2. Pelayanan anestesi lokal dan sedasi dilakukan oleh dokter yang
kompeten 3. Pelaksanaan anestesi lokal dan sedasi dipandu dengan prosedur
yang jelas 4. Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi dokter melakukan
monitoring status fi siologi pasien
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
277
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
5. Anestesi lokal dan sedasi, tehnik anestesi lokal dan sedasi ditulis dalam rekam medis pasien
Kriteria
2.6.2. Pelayanan bedah di Praktik Mandiri direncanakan dan dilaksanakan memenuhi prosedur, standar, dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pokok Pikiran:
• Dalam pelayanan medis di Praktik Mandiri kadang-kadang
memerlukan tindakan bedah minor yang membutuhkan anestesi. Pelaksanaan bedah minor tersebut harus memenuhi standar dan
peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku.
Elemen Penilaian:
1. Dokter atau dokter gigi yang akan melakukan pembedahan minor melakukan kajian sebelum melaksanakan pembedahan
2. Dokter atau dokter gigi yang akan melakukan pembedahan minor merencanakan asuhan pembedahan berdasar hasil kajian.
3. Dokter atau dokter gigi yang akan melakukan pembedahan minor menjelaskan risiko, manfaat, komplikasi potensial, dan alternatif
kepada pasienkeluarga pasien 4. Sebelum melakukan tindakan harus mendapatkan persetujuan dari
pasienkeluarga pasien 5. Pembedahan dilakukan berdasarkan prosedur yang ditetapkan
6. Laporancatatan operasi dituliskan dalam rekam medis 7. Status fi siologi pasien dimonitor terus menerus selama dan segera
setelah pembedahan dan dituliskan dalam rekam medis.
Pelayanan obat Standar
2.7. Obat dikelola secara efi sien untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kriteria
2.7.1. Berbagai jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan tersedia dalam jumlah yang memadai