MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
270
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
Kriteria
2.3.2. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang membutuhkan persetujuan tindakan medik.
Pokok Pikiran:
• Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan
informed consentinformed choice. Untuk menyetujuimemilih tindakan, pasien harus diberi penjelasankonseling tentang hal
yang berhubungan dengan pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan. Proses persetujuan
diatur dengan jelas dan mengacu kepada undang-undang dan peraturan yang berlaku.
• Pasien dan keluarga dijelaskan tentang testindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan persetujuan dan bagaimana
mereka dapat memberikan persetujuan misalnya, diberikan secara lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan, atau dengan cara
lain. Pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat memberikan persetujuan selain pasien. Dokter wajib memberikan penjelasan
kepada pasien dan mendokumentasikan persetujuan tersebut.
Elemen Penilaian:
1. Pasienkeluarga pasien memperoleh informasi mengenai tindakan medispengobatan tertentu yang berisiko yang akan dilakukan
2. Tersedia formuilir pemberian informasi tentang tindakan medis pengobatan tertentu yang berisiko yang akan dilakukan
3. Tersedia formulir persetujuan tindakan medispengobatan tertentu yang berisiko
4. Tersedia prosedur untuk memperoleh persetujuan tersebut 5. Pelaksanaan informed consent didokumentasikan.
6. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan informed consent.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
271
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
Rencana Rujukan Standar
2.4. Rencana rujukan. Rujukan sesuai kebutuhan pasien ke sarana pelayanan lain
diatur dengan prosedur yang jelas.
Kriteria
2.4.1. Terdapat prosedur rujukan yang jelas
Pokok Pikiran:
• Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Praktik Mandiri, maka pasien harus dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien. Proses rujukan harus diatur dengan jelas sehingga pasien dijamin
memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di tempat rujukan pada saat yang tepat.
Elemen Penilaian:
1. Tersedia prosedur rujukan yang jelas serta jejaring fasilitas rujukan 2. Proses rujukan dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien untuk
menjamin kelangsungan layanan 3. Tersedia prosedur mempersiapkan pasienkeluarga pasien untuk
dirujuk 4.
Dilakukan komunikasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menjadi tujuan rujukan untuk memastikan kesiapan fasilitas
tersebut untuk menerima rujukan
Kriteria
2.4.2. Rencana rujukan dan kewajiban masing-masing dipahami oleh dokter dan pasienkeluarga pasien
Pokok Pikiran:
• Pasienkeluarga pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana rujukan. Informasi tentang rencana rujukan harus
disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pasienkeluarga pasien. Informasi tentang rencana rujukan diberikan kepada pasien
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
272
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
keluarga pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan. Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien meliputi: alasan rujukan,
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dituju, termasuk pilihan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, jika ada, sehingga pasienkeluarga dapat
memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih, serta kapan rujukan harus dilakukan.
Elemen Penilaian:
1. Informasi tentang rujukan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pasienkeluarga pasien
2. Informasi tersebut mencakup alasan rujukan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan tujuan rujukan, dan kapan rujukan harus dilakukan
3. Dilakukan kerjasama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lain untuk menjamin kelangsungan asuhan.
Kriteria
2.4.3. Fasilitas rujukan penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan oleh Dokter Praktik
Mandiri pada saat mengirim pasien.
Pokok Pikiran:
• Untuk memastikan kontinuitas pelayanan, informasi mengenai
kondisi pasien dikirim bersama pasien. Salinan resume pasien tersebut diberikan kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan penerima
rujukan bersama dengan pasien. Resume tersebut memuat kondisi klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan
kebutuhan pasien lebih lanjut.
Elemen penilaian
1. Resume klinis pasien dikirim ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan penerima rujukan bersama pasien.
2. Resume klinis memuat kondisi pasien. 3. Resume klinis memuat prosedur dan tindakan-tindakan lain yang
telah dilakukan 4. Resume klinis memuat kebutuhan pasien akan pelayanan lebih
lanjut
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
273
Permenkes Nomor : 46 Tahun 2015
Kriteria
2.4.4. Selama proses rujukan pasien secara langsung, jika pasien dalam kondisi kritis dokter terus memonitor kondisi pasien.
Pokok Pikiran:
• Merujuk pasien dalam kondisi kritis misalnya pasien dalam kondisi koma, membutuhkan pengawasan klinis yang terus menerus. Pada
kasus tersebut pasien perlu dimonitor oleh dokter selama proses transfer ke tempat rujukan.
Elemen penilaian
1. Selama proses rujukan secara langsung semua pasien dalam kondisi kritis selalu dimonitor oleh dokter.
2. Kondisi pasien dicatat selama proses rujukan
Pelaksanaan Layanan Standar
2.5. Pelaksanaan Layanan Pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Kriteria
2.5.1. Pedoman pelayanan dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan layanan klinis
Pokok Pikiran:
• Sebelum layanan dilaksanakan, pasienkeluarga perlu memperoleh informasi yang jelas tentang rencana layanan, dan memberikan
persetujuan tentang rencana layanan yang akan diberikan, dan jika diperlukan dituangkan dalam dokumen informed consent.
• Pelaksanaan layanan harus dipandu dengan pedoman pelayanan medis yang berlaku di Praktik Mandiri, sesuai dengan kemampuan
Praktik Mandiri dengan referensi yang jelas, dan bila memungkinkan berbasis evidens terkini untuk memperoleh outcome klinis yang
optimal.