Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan di Lubuk Sakat, Pekanbaru

(1)

ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THEATS

(SWOT) PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK

LAGAN DI LUBUK SAKAT, PEKANBARU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyeleaikan Program Studi Strata Satu (S1) Program Studi Administrasi Niaga/ Bisnis

Disusun oleh :

Naomi Christy Siallagan

100907106

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : NAOMI CHRISTY SIALLAGAN

NIM : 100907106

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru

Medan,1 Juli 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Ihsan Effendi, SE, M.Si

NIP : 196910026200501001 NIP: 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

NIP: 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah karena berkat pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) Pada Peternakan ayam Broiler Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pada peternakan ayam broiler Pak Lagan dengan fokus SWOT sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana (S1) pada program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini terkhusus saya persembahkan kepada kedua orang tua saya. Saya ucapkan banyak terimakasih atas doa, motivasi, cinta,dan pengertian yang telah diberikan kepada saya karena berkat semuanya itulah saya dapat mengerjakan skripsi dan kuliah ini dengan baik. Dan selama proses pengerjaan sampai penyelesaian skripsi ini saya banyak dibantu, dibimbing dan diarahkan oleh beberapa pihak. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi saya mengucapkan terimakasih, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.


(4)

3. Bapak Muhammad Arifin Nasution S.Sos, M.Sp, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

4. Bapak Ihsan Effendi, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mnengarahkan saya dari awal pengerjaan skripsi ini sampai selesai. Terima kasih atas bimbingan, waktu, nasihat, perhatian, dan arahannya kepada saya selama penulisan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

FISIP USU. Terima kasih atas pengajaran, ilmu, serta nasihat yang telah diberikan kepada saya selama saya menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/ Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Pegawai administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, kak Siswati dan bang Farid yang selama ini telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal saya memulai studi sampai selesai

7. Terimakasih lagi buat orangtua tercinta dan terbaik Bapak Robert Siallagan dan mama Tobing yang setia mendukung, serta ketiga adik lelaki saya yang terganteng dan terhebat Samuel Siallagan, Andre Siallagan dan Timothy Siallagan yang selama ini mendukung dengan antusias sekaligus mengusili kakaknya ini.


(5)

8. Terimakasih juga kepada oppung Tobing, Tante evan, Uda Hombing, evan yang usil, yessika teman masak dan tiara yang baik banget karena sering ngasi pussy ku makan.

9. Terimakasih kepada semua pekerja dan pegawai yang telah bersedia diwawancara.

10. Terimakasih juga kepada seluruh pasukan seperjuangan dari awal kuliah sampai saat ini anak B’010.

11. Dan kepada sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka duka selama kuliah, I Love you so mucchhh. Kalian adalah orang-orang terbaik, tercantik-terganteng, terlucu dan ternyebelin yang paling ngangenin kalo gada. sahabat-sahabat TER- itu adalah mak bote, achacot, eyend, mongky teddy, wak tian girang, wak diki, agus, ito darto, nathania chang, dan mak sum Vixky.

12. Terimakasih kepada empat pussy kesayanganku yang sangat imut dan manis nono, persi, Do dan Inyok, luar biasa penghiburan manjanya kalian pas lagi suntuk-suntuknya dipengerjaan skripsi.

13. Terimakasih kepada ayam-ayam selaku objek penelitian (turut berduka karena uda jadi makanan).

14. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan memberikan dukungan serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini memiliki banyak kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis


(6)

mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan membantu penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2014


(7)

ABSTRAK

ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK LAGAN DI JALAN

LUBUK SAKAT, PEKANBARU

Nama : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Peternakan ayam broiler merupakan usaha agribisnis dalam bidang peternakan unggas yang terdapat dibeberapa wilayah dinusantara. Peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah usaha peternakan ayam komersial yang berada di jalan Lubuk Sakat, Pekanbaru. Peternakan ayam broiler Pak Lagan ini sudah berjalan dua tahun namun belum mengetahui secara jelas apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mereka miliki. Dengan kondisi tersebut, peternakan ayam broiler Pak Lagan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi berkembangnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ekternal dan internal peternakan ayam broiler Pak Lagan untuk melihat strategi berkembang yang tepat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan ayam broiler ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan sudah memiliki strategi pengembangannya sendiri. Strategi pengembangan pada Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan adalah : a). Memanfaatkan perputaran modal yang cepat untuk pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. b). Menggunakan pemasaran yang sudah pasti dalam menjual produk utama yang telah dipelihara dengan baik. c). Memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau dalam proses pemeliharaan. d). Memiliki lokasi yang jauh dari pemukiman warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. e). Menggunakan perputaran modal yang cepat dalam mengantisipasi peningkatan harga bahan baku.

Kata kunci : Analisis SWOT, Peternakan Ayam Broiler.


(8)

ABSTRACT

ANALYSIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS AT BROILER FARM CHICKEN IN LUBUK SAKAT, PEKANBARU Name : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Study of Program : Business Administration Faculty : Social and Political Science Leader : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Broiler chicken farm is an agribusiness business in fowl field farm that can be found in some region in Indonesia. Pak Lagan's broiler chicken farm is a commercial chicken farm business that located in Lubuk Sakat, Pekanbaru. This Pak Lagan's broiler chicken farm has been running for two years, but it's not yet know clearly about what are its strength, weakness, opportunity, and threat. with this condition, Pak Lagan's broiler chicken farm will analysis their strength, weakness, opportunity, and threat to know the development strategy for their business.

The purpose of this research is to knowPak Lagan's broiler chicken farm internal factor and external factor to identify the right development strategy for this business.

The research method that used in this research is descriptive method with qualitative data. The informan in this research were all parties that involved in this business. The two obtain data method that used in this research are interview, observation, and documentation. Analysis data thechnique that used is analysis SWOT.

The research result showed that Pak Lagan's broiler chicken farm already has their own development strategy. The development strategy of Pak Lagan's broiler chicken farm are: a). Utilizing a rapid turnover of capital for long-term and short-term development. b) Using marketing that definitely in selling the main products that have been properly maintained. C) Has a strategic location that is easily to access in the maintenance process. d) Has a location that far away from residential areas to anticipate the spread of the disease. e) Using the rapid turnover of capital for anticipation of the increase in raw material prices.

Keywords: SWOT Analysis, Broiler Chicken Farm.

.


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pembatasan Masalah ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi ... 10

2.1.1 Pengertian Strategi ... 10

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi ... 11

2.2 Analisis Strenght Weakness Opportunity Theats (SWOT) ... 12

2.2.1 Pengertian Analisis Strenght Weakness Opportunity Theats (SWOT) ... 12

2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 15

2.2.3 Analisis Lingkungan Internal ... 20

2.2.4 Pendekatan Dalam Analisis Strenght Weakness Opportunity Threats (SWOT) ... 25

2.3 Agribisnis Peternakan ... 23

2.3.1 Pengertian Agribisnis Peternakan ... 23

2.3.2 Jenis- Jenis Agribisnis Peternakan ... 28

2.3.3 Sejarah Perkembangan Ayam Broiler ... 30

2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler ... 35

2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 39

3.2 Lokasi Penelitian ... 39


(10)

3.3 Jenis dan Sumber Data... 39

3.4 Defenisi Konsep ... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

3.6.1 Matriks SWOT ... 42

3.7 Penelitian Terdahulu ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 47

4.1.1 Sejarah Singkat Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 47

4.1.2 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 50

4.2 Penyajian Data ... 55

4.2.1 Identitas Informan ... 55

4.2.2 Hasil Observasi ... 58

4.2.2.1 Lokasi, Sarana dan Prasarana Penelitian ... 58

4.2.2.2 Manajemen Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 61

4.2.2.3 Pemasaran ... 67

4.2.3 Hasil Wawancara dengan Informan ... 68

4.2.3.1 Bisnis ... 68

4.2.2.2 Lokasi Peternakan ... 72

4.2.2.3 Bibit Ayam Broiler ... 75

4.2.2.4 Pembesaran Ayam Broiler Peternakan Pak Lagan ... 77

4.2.2.5 Distribusi ... 87

4.2.2.5 Pemasaran ... 89

4.2.2.6 Wawancara dengan Informan Ahli ... 92

4.3 Analisis Data ... 95

4.3.1 Analisis Strategi Internal ... 95

4.3.2 Analisis Strategi Eksternal ... 104

4.3.3 Analisis Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats ... 107

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 119

4.4.1 Analisis Analisis Strenght, Weakness, Opportunity dan Threats Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 119

4.4.2 Strategi Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan Dalam Menjalankan Usahanya ... 121

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 124

5.2 Saran ... 125 Daftar Pustaka


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.6 Tabel hasil Penelitian Terdahulu ... 45 Tabel 4.2.1 Identitas Informan Penelitian ... 55 Tabel 4.3.3 Matriks SWOT ... 110


(12)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.2.1 Analisis SWOT ... 13 Diagram 2.2.4 Matriks SWOT ... 26 Diagram 3.6.1 Matriks SWOT ... 43


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.2 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan ... 50


(14)

ABSTRAK

ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER PAK LAGAN DI JALAN

LUBUK SAKAT, PEKANBARU

Nama : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Peternakan ayam broiler merupakan usaha agribisnis dalam bidang peternakan unggas yang terdapat dibeberapa wilayah dinusantara. Peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah usaha peternakan ayam komersial yang berada di jalan Lubuk Sakat, Pekanbaru. Peternakan ayam broiler Pak Lagan ini sudah berjalan dua tahun namun belum mengetahui secara jelas apa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mereka miliki. Dengan kondisi tersebut, peternakan ayam broiler Pak Lagan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mengetahui strategi berkembangnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ekternal dan internal peternakan ayam broiler Pak Lagan untuk melihat strategi berkembang yang tepat.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deksriptif dengan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan ayam broiler ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan sudah memiliki strategi pengembangannya sendiri. Strategi pengembangan pada Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan adalah : a). Memanfaatkan perputaran modal yang cepat untuk pembangunan jangka panjang dan jangka pendek. b). Menggunakan pemasaran yang sudah pasti dalam menjual produk utama yang telah dipelihara dengan baik. c). Memiliki lokasi yang strategis yang mudah dijangkau dalam proses pemeliharaan. d). Memiliki lokasi yang jauh dari pemukiman warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. e). Menggunakan perputaran modal yang cepat dalam mengantisipasi peningkatan harga bahan baku.

Kata kunci : Analisis SWOT, Peternakan Ayam Broiler.


(15)

ABSTRACT

ANALYSIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS AT BROILER FARM CHICKEN IN LUBUK SAKAT, PEKANBARU Name : Naomi Christy Siallagan

NIM : 100907106

Study of Program : Business Administration Faculty : Social and Political Science Leader : Ihsan Effendi, SE, M.Si

Broiler chicken farm is an agribusiness business in fowl field farm that can be found in some region in Indonesia. Pak Lagan's broiler chicken farm is a commercial chicken farm business that located in Lubuk Sakat, Pekanbaru. This Pak Lagan's broiler chicken farm has been running for two years, but it's not yet know clearly about what are its strength, weakness, opportunity, and threat. with this condition, Pak Lagan's broiler chicken farm will analysis their strength, weakness, opportunity, and threat to know the development strategy for their business.

The purpose of this research is to knowPak Lagan's broiler chicken farm internal factor and external factor to identify the right development strategy for this business.

The research method that used in this research is descriptive method with qualitative data. The informan in this research were all parties that involved in this business. The two obtain data method that used in this research are interview, observation, and documentation. Analysis data thechnique that used is analysis SWOT.

The research result showed that Pak Lagan's broiler chicken farm already has their own development strategy. The development strategy of Pak Lagan's broiler chicken farm are: a). Utilizing a rapid turnover of capital for long-term and short-term development. b) Using marketing that definitely in selling the main products that have been properly maintained. C) Has a strategic location that is easily to access in the maintenance process. d) Has a location that far away from residential areas to anticipate the spread of the disease. e) Using the rapid turnover of capital for anticipation of the increase in raw material prices.

Keywords: SWOT Analysis, Broiler Chicken Farm.

.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau tingkah laku bisnis pada usaha pengelolaan sarana produksi peternakan, pengelolaan budidaya peternakan, prosesing atau penanganan selama masa pemeliharaan dalam peternakan, penanganan pasca panen, dan pemasaran (Suharno, 2002:9). Peternakan terdiri dari berbagai macam, ada peternakan sapi, peternakan bebek, peternakan ikan, peternakan ayam dan sebagainya. Peternakan ayam sendiri terbagi lagi atas beberapa jenis, yaitu peternakan ayam petelur, peternakan ayam kampung, peternakan ayam cemani, peternakan ayam ras pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging atau broiler adalah ayam yang pertumbuhannya sangat cepat (4-6 minggu) sehingga dapat menghasilkan daging untuk dikonsumsi dalam waktu yang relatif singkat. Ayam broiler ini adalah sejenis ayam yang dibudidayakan khusus untuk komersial. Di Indonesia ayam broiler ini termasuk komoditas ternak yang relatif baru jika dibandingkan dengan usaha ternak sapi, ternak kambing atau ternak itik. Namun, seiring waktu usaha ternak ayam broiler ini sangat berkembang menjadi salah satu usaha peternakan yang sangat diminati. Usaha peternakan ayam broiler ini dapat melibatkan masyarakat multinasional maupun masyarakat peternak kecil, karena usaha ini


(17)

modal dan segala aspek lain yang diperlukan tergantung pada peternak itu sendiri. Usaha peternakan ini juga dapat mengambil sistem mandiri atau usaha kemitraan.

Menjadi sebuah peternakan ayam broiler yang menguntungkan itu tidak cukup. Peternakan harus juga tumbuh. Pada kenyataannya, jika usaha itu tidak bertumbuh, maka tidak dapat mempertahankan keuntungan dalam jangka panjang. Para pemilik menginginkan terjadinya pertumbuhan penghasilan, para pegawai menginginkan untuk memiliki kesempatan untuk lebih berkembang, dan distributor ingin melayani usaha peternakan yang bertumbuh. Dan untuk itulah peneliti ingin melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada peternakan ayam, dan mengambil usaha peternakan Pak Lagan untuk menjadi fokus penelitian. Melalui strategi pengembangan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat ) ini peneliti ingin melihat startegi yang tepat untuk dijadikan cara mengembangkan peternakan ini. Peneliti melihat peternakan ayam broiler ini memiliki prospek pasar yang bagus, karena usaha ayam broiler atau ras pedaging ini tergolong mudah dan cepat menghasilkan keuntungan. Namun, tidak sedikit dari para pelaku usaha tersebut justru mengalami kerugian. Padahal, mereka merasa sudah menjalankan usahanya dengan cukup baik.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui strategi yang tepat untuk peternakan ayam broiler milik Pak Lagan melalui analisis SWOT yang berasal dari Albert Humphrey dimana analisis ini memaksimalkan kekuatan

(Strenghts) dan peluang (Opportunities) , namun secara bersamaan dapat


(18)

2009:19). Setelah kita merumuskan analisis SWOT pada usaha peternakan ini maka kita dapat melihat posisi kita dalam pasar dan dapat menfokuskan diri kepada jenis pengembangan apa yang akan dicapai. Setelah itu memperbaiki kelemahan-kelemahan dari peternakan ini dan membuat perencanaan yang matang dan bagaimana menyikapinya apabila datang ancaman serta memaksimalkan kekuatan.

Agribisnis ayam broiler mulai berkembang pada masa prapelita tahun 1950-an d1950-an era pemb1950-angun1950-an j1950-angka p1950-anj1950-ang I sampai masa Pelita (Pemb1950-angun1950-an Lima tahun), pada saat itu peternakan ayam ras ini semakin berkembang karena mendapat perhatian lebih dari pemerintah yang menciptakan program BIMAS (Bimbingan Masyarakat) ayam, yaitu program pengembangan ayam ras pedaging dan petelur secara besar-besaran yang dikembangkan diberbagai daerah ditanah air. Melalui program ini, kalangan peternak kecil memanfaatkan dana BIMAS untuk mengembangkan usaha dalam skala kecil menjadi usaha taninya. Dengan program BIMAS banyak masyarakat dari semua lapisan akhirnya membuat peternakan ayam sebagai aktivitas kegiatan bisnis baru yang menggiurkan. Ayam

broiler akhirnya menjadi suatu komoditas baru yang sangat berkembang

diberbagai daerah karena proses pemeliharaan yang relatif singkat. Akan tetapi, disisi lain, karena peningkatan yang luar biasa cepat ayam broiler mulai mengalami masalah dipemasaran, hasil produksi ayam broiler yang begitu banyak tidak dapat diserap semua oleh pasar karena pola konsumsi masyarakat tidak meningkat mengimbangi meningkatnya produksi hasil peternakan ayam broiler.


(19)

Bukan hanya pasar yang membebani peternak ayam broiler pada masa itu, pada krisis moneter pada tahun 1997 terjadi penurunan industri agribisnis peternakan unggas secara drastis. Para peternak ayam mengalami kesulitan karena harga pakan yang merupakan kebutuhan utama ayam melonjak naik, sedangkan harga ayam dan telur yang berada dalam pasar mengalami penurunan secara terus-menerus. Pada akhir periode 1998 merupakan titik balik peternakan ayam ras pedaging atau broiler yang melonjak tajam sehingga peternak mendapatkan keuntungan lebih dibanding untung yang didapat sebelum krisis moneter.

Perkembangan ayam broiler saat ini semakin meningkat dari tahun ketahun, ditandai dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan ekonomi daerah. Semakin tinggi populasi penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat maka hal ini akan berbanding lurus dengan semakin tingginya permintaan akan ayam broiler. Populasi ayam broiler tertinggi saat ini ada dipulau jawa. Ayam broiler saat ini menjadi andalan menu keluarga-keluarga di Indonesia, restoran-restoran juga menjadikan ayam menjadi menu andalan atau menu utama. Ayam menjadi salah satu makanan kesukaan masyarakat Indonesia karena selain rasanya yang enak, ayam juga merupakan sumber protein hewani yang murah dan mudah didapat dibandingkan dengan hasil ternak jenis lain.

Peternakan ayam broiler milik Pak Lagan adalah salah satu peternakan ayam yang belum genap berdiri selama dua tahun. Peternakan ayam Pak lagan ini bukan satu-satunya peternakan yang berdiri diwilayah ini. Banyak peternak lain yang mengambil lokasi disekitar daerah ini karena dianggap cocok untuk


(20)

membudidayakan ayam broiler untuk komersial dan petelur, daerah ini jauh dari keramaian kota dan penduduk sehingga ayam broiler dapat bertumbuh dengan baik karena jauh dari kebisingan yang dapat menyebabkan ayam tersebut stress dan akhirnya tidak bertumbuh.

Secara umum pengelolaan ayam broiler haruslah bersifat intensif, karena ayam broiler memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap suara, bau-bauan dan mudah terserang penyakit. Dalam pemeliharaan ayam broiler juga harus benar-benar sangat diperhatikan, suhu udara, pakan, air minum, obat-obatan dan kepadatan ayam juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam tersebut, apabila salah satu saja yang terlewatkan atau ditangani tidak tepat maka ayam bisa saja tidak bertumbuh sehingga hal ini akan merugikan peternak. Hal inilah yang harus dikuasai oleh pemilik atau orang yang khusus dipekerjakan untuk terjun langsung menangani kandang ayam tersebut.

Indikasi yang dapat ditulis dalam penelitian ini bersifat empiris berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan. Peneliti melihat bahwa terdapat beberapa masalah pada peternakan milik Pak Lagan. Bibit ayam atau lebih sering disebut DOC (Day Old Chicken) sering sekali bermasalah pada periode tertentu sehingga membuat keuntungan dari pemilik berkurang, DOC seringkali bermasalah pada distributor karena perjalanan yang jauh menyebabkan bibit ayam ini stress dan terkena hujan pada saat perjalanan dari medan/ padang kekandang sehingga menyebabkan ayam mengalami pertumbuhan yang lambat. Dari segi pakan, agen distributor seringkali memasok pakan yang sudah lama berada digudang penyimpanan sehingga


(21)

seringkali pakan yang akan diberikan ke ayam sudah berkutu, pada saat pemulangan terkadang distributor sangat lambat , selain itu seringkali distributor salah memberikan pakan sesuai dengan umur ayam yang ada dipermintaan. Faktor lingkungan juga banyak mempengaruhi kualitas ayam dan pertumbuhan ayam, misalnya saja pada saat terjadi kebakaran hutan di Riau maka udara saat itu tercemar dan berkabut, ayam-ayam hampir diseluruh peternakan yang ada didaerah tersebut terjangkit penyakit ngorok yaitu ayam bersin-bersin, ingus keluar lewat hidung dan terdengar suara ngorok pada saat bernafas.

Strategi menurut hamel dan phalad dalam rangkuti (2013 : 4) suatu tindakan terus menerus yang dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan. Dan, Rangkuti mengelompokkan strategi menjadi 3 (tiga) bagian , yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis. Strategi bisnis ini bersifat fungsional karena beriorentasi pada fungsi-fungsi manajemen. Rangkuti (2004) juga merumuskan srategi dalam hubungannya terhadap faktor internal dan eksternal. Dimana analisis internal dan eksternal adalah keseluruhan analisis yang tergabung dalam analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluangdan ancaman). Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan (kotler 2009 : 51). Peneliti ingin menganalisis SWOT pada peternakan ini karena peneliti ingin lebih mengembangkan usaha peternakan ayam Pak Lagan ini, dan memaksimalkan keuntungan dari segala produk peternakan ayam broiler tersebut. Peneliti melihat beberapa produk sampingan dari usaha peternakan ayam broiler ini, yaitu berupa


(22)

kotoran ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman atau untuk bahan gas bio. Dan ayam-ayam yang mati selama pemeliharaan dapat digunakan untuk pakan ikan lele. Peneliti ingin melihat semua nilai komersial yang dapat memberikan keuntungan maksimal. Sehingga peternak tidak hanya terfokus pada satu jenis produk yaitu ayam hidup yang akan dipasarkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti strategi pengembangan melalui “Analisis SWOT Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan Di Lubuk Sakat, Pekanbaru Riau “

1.2 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah suatu langkah yang diambil peneliti agar penelitian tidak melebar dan terlalu luas, sehingga peneliti kehilangan fokus dan menyulitkan proses penelitian. Maka peneliti membuat batasan masalah sebagai pengontrol penelitian. Adapun batasan masalah peneliti adalah sebagi berikut :

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis SWOT pada peternakan ayam Pak Lagan

2. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pemilik peternakan ayam broiler Pak Lagan.


(23)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strenght weakness opportunity threat (SWOT) peternakan ayam broiler Pak Lagan ?

2. Apa strategi Pak Lagan dalam mengembangkan usaha peternakannya?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal pada peternakan ayam broiler Pak Lagan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal pada peternakan ayam broiler Pak Lagan.

3. Untuk melihat strategi yang tepat pada peternakan ayam broiler Pak Lagan

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara


(24)

2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Bisnis

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta kontribusi sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dalam bidang usaha khususnya mengenai peternakan ayam broiler.


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah perekat yang bertujuan untuk membangun dan memberikan preposisi nilai yang konsisten dan membangun citra yang berbeda kepada pasar sasaran ( Kotler 2004 : 191). Dalam strategi inilah suatu penentu bagi perusahaan untuk melihat dan merumuskan cara mereka bersaing, bertahan dan berkembang.

Untuk dapat berkembang perusahaan harus memiliki strategi yang baik, dimana strategi ini melihat kondisi eksternal dan internal perusahaan agar dapat mengembangkan usahanya dengan tepat. Strategi yang ditetapkan perusahaan berbeda-beda, sekalipun perusahaan tersebut menghasilkan produk yang sama, akan tetapi strategi mereka bersaing dan berkembang pastilah memiliki perbedaan. Dalam menetapkan strategi perusahaan tidak boleh sembarangan karena strategi mencakup kegiatan untuk mempertahankan perusahaan dan memajukan perusahaan tersebut, apabila strategi pada suatu perusahaan tidak terfokus dan jelas maka arah tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan juga tidak jelas, indikator perusahaan tersebut berhasil juga tidak dapat dipastikan.


(26)

2.1.2 Tipe - tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2013:) strategi dibagi kedalam tiga kelompok yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan manajemen bisnis.

Strategi manjemen ini adalah strategi yang dilakukan langsung oleh divisi manajemen dengan berorientasi terhadap pengembangan strategi secara lebih luas atau makro. Misalnya adalah , strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya.

Strategi investasi adalah strategi yang fokus pada masalah investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi investasi, dan sebagainya.

Strategi terakhir menurut Rangkuti ialah strategi bisnis yang sering juga disebut secara fungsional karena strategi ini beriorentasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.


(27)

2.2 Strenght , Weakness, Opportunity, Theats

2.2.1 Pengertian Strenght, Weakness, Opportunity, Theats

Menurut Rangkuti (2013 : 19) analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis SWOT adalah hasil dari suatu kajian akan kegiatan observasi yang menganalisis persaingan dan reaksinya terhadap pasar. Dalam hal inilah perusahaan akan merumuskan dan menganalisis segala aktivitas dan kegiatan internal perusahaan dan kegiatan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Dari hasil analisis internal dan eksternal, perusahaan menggabungkan hasil observasi tersebut dan membuat suatu kesimpulan tentang kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan tersebut pada saat ini dan orientasinya pada masa depan. Melalui analisis SWOT perusahaan dapat melihat apakah kekuatan pada perusahaan dapat meraih peluang yang lebih maksimal pada perusahaan dan meminimalkan kelemahan serta ancaman yang mungkin akan datang.

Analisis SWOT banyak digunakan oleh perusahaan yang sedang berkembang untuk menentukan kearah mana bisnis perusahaan akan beroperasi, tujuan utama perusahaan dan bagaimana cara menuju kearah tujuan dan indikator apa yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan misi dan visinya. Hasil dari analisis SWOT ini akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran organisasi selama 3-5


(28)

tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder (Situmorang 2008 : 253).

Apabila ekternal dan internal telah dirangkum maka akan dipetakanlah hasil analisis matriks posisi perusahaan dengan cara berikut :

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b. Posisi perusahaan ditentukn dengan analisis sebagai berikut

c. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y< 0.

d. Kalau kekuatan lebih besar dari kelemahan maka nilai x > 0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar dari kekuatan maka nilai x < 0.

Diagram 2.2.1 Analisis SWOT

Eksternal Faktor

Internal Faktor Kuadran III

Strategi Turn - Around

Kuadran I Strategi Agresif

Kuadran IV Strategi Defensif

Kuadran II


(29)

Kuadran I

a) Merupakan posisi sangat menguntungkan

b) Perusahaan mempunyai kekuatan dan peluang sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal

Kuadran II

a) Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya

b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

c) Dilakukan melalui penggunaan strategi diverifikasi produk atau pasar Kuadran III

a) Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah. Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV

a) Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

b) perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.


(30)

2.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah analisis yang mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar perusahaan, dimana lingkungan luar ini yang akan membrikan peluang pada perusahaan dan ancaman juga. Pada lingkungan eksternal, perusahaan akan lebih melihat perkembangan yang terjadi diluar, misalkan ekonomi, politik, hukum dan banyak lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung akan langsung berdampak pada perusahaan tersebut. Peluang adalah faktor eksternal yang akan didapat seiring berjalannya waktu dan kondisi dipasar, peluang adalah lingkungan yang harus dimanfaatkan oleh organisasi dengan baik agar menunjang kemajuan perusahaan. selain peluang, waktu pada perusahaan juga akan mendatangkan ancaman yang akan dihindari atau dihadapi. Ancaman adalah suatu kondisi yang mungkin akan membahayakan kelancaran aktivitass organisasi, atau bahkan menghancurkan organisasi tersebut. Maka, perusahaan yang baik haruslah memetakan peluang dan ancaman pada poisi yang seharusnya agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

2.2.3 Analisis Lingkungan Internal

Pada semua jenis usaha pasti memiliki suatu keunggulan (kekuatan) dan kelemahan, karena tidak satupun kuat atau lemah pada semua bidang. Strenght (kekuatan) adalah suatu keunggulan pada perusahaan tersebut yang mampu membawa perusahaan tersebut dikenal dan maju, kekuatan adalah hal yang harus dipertahankan oleh perusahaan untuk mempertahankan pelanggan, kekuatan pada


(31)

setiap usaha berbeda-beda, misalnya saja pada usaha yang bergerak dibidang jasa, pada usaha ini kualitas pelayanan adalah suatu prioritas yang harus dicapai oleh usaha tersebut untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, sedangkan dalam bidang barang dagangan, suatu perusahaan harus memiliki kualitas, harga yang relatif dan penampilan yang menarik. Kekuatan pada usaha bisnis itu dapat berupa keahlian, sumberdaya, teknologi yang superior, dan lain-lain.

Kelemahan (weakness) merupakan kekurangan perusahaan atau suatu kondisi yang menghambat perusahaan untuk lebih baik. Dimana kekurangan inilah yang harus terus diperbaiki oleh perusahaan untuk dapat berkembang. Kelemahan pada usaha bisnis, misalnya, saja pada sistem manajemen yang kurang baik sehingga tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada hasil yang diinginkan oleh perusahaan, kurangnya riset yang dilakukan oleh perusahaan pada pasar sehingga produk dan cara pemasaran yang dilakukan tidak mendapatkan hati masyarakat jaringan distribusi yang kurang, reputasi perusahaan kurang baik, arah strategi usaha kurang jelas, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan kurang atau sudah usang.

Kelemahan pada perusahaan inilah yang berusaha diperbaiki dan ditutupi oleh perusahaan dengan meningkatkan keunggulan dan memanfaatkan faktor ekternal yaitu peluang yang ada dipasar sehingga perusahaan dapat lebih berkembang. Oleh sebab itu strategi dibuat untuk memperbaiki ketidakmampuan perusahaan dan menghindari kelemahan perusahaan berdasarkan kekuatan perusahaan.


(32)

2.2.4 Pendekatan Dalam Analisis Strenght, Weakness, Opportunity, Threats

Analisis SWOT adalah kondisi internal dan eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Dalam merancang strategi dan program kerja, SWOT terbagi atas dua macam pendekatan dalam menganalisis.

Pendekatan pertama, pendekatan kualitati matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah faktor eksternal (peluang dan ancaman), sedangkan kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal .

EKSTERNAL

INTERNAL OPPORTUNITY THREATS

STRENGHT WEAKNESS

Matriks SWOT 2.2.4

Yang kedua adalah pendekatan kuantitatif analisis SWOT, data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Pada pendekatan kuantitatif analisis SWOT maka akan dilakukan peratingan dan pembobotan pada S-W-O-T.


(33)

2.3 Agribisnis Peternakan

2.3.1 Pengertian Agribisnis Peternakan

Saragih, adalah pakar ekonomi pertanian pada tahun 2000-an yang mempopulerkan istilah agribisnis pada bidang pertanian. Umumnya agribisnis diartikan sebagi kegiatan secara keseluruhan yang terkait dengan suatu usaha dari hulu sampai hilir. Menurut suharno (2012) agribisnis peternakan diartikan sebagai tingkah laku bisnis dalam subsektor peternakan yang mencakup penyediaan sarana produksi peternakan, busidaya peternakan, penanganan pasca panen, dan pemasaran.

Keuntungan usaha peternakan yang besar berada diluar usaha budidaya peternakan, misalnya saja peternakan domba, pendapatan peternakan domba tergantung kemampuan pabrik menampung bulu domba tersebut. Apabila pabrik sedikit yang berminat pada bulu domba maka budidaya domba akan mengalami kesia-sian karena tidak cukup menghasilkan. Oleh karena itu, peternak harus melihat kondisi pasar untuk melihat peluang dalam memasarkan produknya. Informasi dari pasar inilah yang akan membuat peternak tahu apakah harus meningkatkan produksinya untuk mendapatkan keuntungan lebih atau mengurangi produksi karena permintaan dari pasar yang kurang.

Pada praktek dilapangannya peternak harus mengatur strategi yang tepat untuk mengembangkan usahanya, misalnya saja peternak harus tahu apa yang akan dipelihara, dan apa hasil dari pemliharaan tersebut dan kemana hasil tersebut dipasarkan. Selain itu peternak juga harus melihat alternatif produk sampingan


(34)

yang dapat dimanfaatkan. Misalnya saja ayam yang sudah mati tersebut dapat dijual kepada peternakan ikan lele, dan kotoran ayam dapat digunakan untuk kompos tanaman dijual kepada petani tanaman, dan begitu seterusnya sampai semua hasil peternakan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan bisnis.

2.3.2 Jenis-jenis Agribisnis Peternakan

Di Indonesia terdapat berbagai macam peternakan yang menghasilkan protein hewani bagi masyarakaat Indonesia, baik yang diolah oleh rumah tangga maupun hasil olahan pabrik.

Peternakan sapi perah, merupakan penghasil susu segar yang mulai diperkenalkan oleh penjajah belanda. Selain dijual dalam bentuk susu segar , hasil susu sapi perah juga diolah oleh pabrik-pabrik susu yang berada di indonesia kedalam beberapa jenis susu bubuk dan cair dengan variasi rasa tambahan. Ada juga yang mengolah susu segar tersebut menjadi youghurt dan permen susu.

Peternakan sapi potong adalah jenis peternakan yang menghasilkan daging untuk dikonsumsi. Daging sapi ini biasanya dijual dalam bentuk yang masih segar dipasaran tradisional maupun dalam bentuk yang sudah dibekukan dalam pasar modern. Sapi potong juga banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk dibuat menjadi abon daging sapi, dan olahan rumah tangga seperti bakso, rawon, rendang dan lain-lain.


(35)

Peternakan kerbau merupakan jenis peternakan yang menghasilkan daging yang biasanya menjadi pelegkap upacara adat atau hari-hari besar. Selain itu banyak kerbau di Indonesia dimanfaatkan tenaganya untuk membantu petani dalam membajak sawah.

Peternakan kambing dan domba umumnya juga menghasilkan daging untuk dikonsumsi. Namun kedua binatang ini mempunyai keistimewaan tersendiri bagi pengrajin karena kulitnya dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku industri kerajinan dan bulu domba untuk tekstil.

Peternakan babi merupakan peternakan penghasil daging yang dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja karena merupakan jenis binatang yang bagi agama muslim merupakan binatang yang tidak halal. Selain konsumennya yang dari kalangan tertentu saja, lokasi peternakan ini juga hanya ada dibeberapa daerah tertentu saja.

Peternakan ayam kampung juga merupakan agribisnis yang bergerak pada kegiatan penghasil daging yang paling populer dimasyarakat. Selain dagingnya yang enak ayam kampung juga bulunya dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri pengrajin.

Itik merupakan ternak yang dwiguna karena selain menghasilkan daging untuk dikonsumsi itik juga menghasilkan telur yang dapat dikonsumsi dan bulu yang dapat digunakan untuk industri pengrajin.

Ayam ras petelur adalah ayam yang dulunya berasal dari Eropa dan Amerika ini adalah penghasil telur nomor satu di Indonesia. Telur ayam ini


(36)

banyak dipilih karena selain telurnya yang enak , telur ayam ras petelur ini juga lebih murah ketimbang telur bebek.

Ayam Ras Pedaging adalah jenis ayam yang dipelihara dalam kurun waktu 30-40 hari untuk dikonsumsi, sehingga ayam ini sangat menguntungkan apabila dibudidayakan sebagai penghasil daging. Jenis ayam pedaging yang biasanya dibudidayakan di Indonesia antara lain CP 707, Starbro, Hybro.

2.3.3 Sejarah Perkembangan Ayam Broiler

Ayam broiler atau lebih dikenal dengan ayam ras pedaging merupakan ayam jenis unggulan yang merupakan hasil persilangan dari ayam-ayam yang memiliki kemampuan cepat bertumbuh dengan ayam produktivitas yang tinggi. Ayam broiler sendiri mulai populer di Indonesia pada tahun 1980-an pada saat pemerintah mencanangkan program BIMAS ayam, yaitu program pengembangan ayam ras secara besar-besaran. Ada tiga masa perkembangan ayam broiler sebelum akhirnya mendapatkan hati konsumen seperti sekarang ini.

Perkembangan ayam ras dimulai pada masa prapelita (1950) dimana pemerintah mencanangkan sebuah program Rencana Kesejahtraan Istimewa (RKI) atau lebih sering disebut dengan plan kasimo. Yaitu suatu program yang dibiayai oleh pemerintah pusat untuk pembangunan ternak-ternak diberbagai provinsi. Pada saat penggalangan pembangunan ternak-teknak tersebut , ayam ras merupakan salah satu ternak yang dibudidayakan. Menurut suharno, semenjak program tersebut mulai berjalan masyarakat secara perlahan mengenal ayam


(37)

impor, antara lain leghorn, white rock, rhode island red (RIR), new hamshire, noord holland blauw, austrolop, minorca, dan vantress. Dan seiring berjalannya waktu hanya ada tiga jenis ayam yang bertahan sampai tahun 1960, yaitu ayam leghorn putih, RIR, dan autrolop. Namun , berangsur-angsur ayam tersebut ikut juga menghilang dari pasaran.

Perkembangan ayam ras tersebut mulai mengalami kendala pada masa selanjutnya sehingga pemerintah pusat mengalihkan pembangunan peternakan ini kepada pemerintah daerah, namun pemerintah daerah kewalahan dan tidak sanggup karena usaha peternakan membutuhkan dana yang cukup besar sehingga pada tahun 1961 usaha peternakan mulai jatuh pada perusahaan swasta yang memiliki modal besar. Para pengusaha swasta ini pun mulai mengimbor ayam ras jenis baru seperti hyline, hanson, H & N, dan babrock.

Pada saat pemerintah mulai mencanangkan program Pembangunan Lima Tahun (Pelita), ayam broiler merupakan salah satu usaha yang ikut menjadi program yang diperhatikan oleh pemerintah. ayam broiler merupakan ayam yang memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan ayam jenis lain sehingga pemerintah lebih memperhatikannya. Perhatian pemerintah terhadap ayam ras dibuktikan dengan adanya program bimbingan massal (Bimas) pada tahun 1976 yang dimulai di Bogor dan DIY. Untuk 2 tahun anggaran (tahun 1972-1974) program ini menyediakan 444 paket kredit yang nilainya 58,940 juta rupiah.

Dengan berhasilnya program bimas pada kota DIY dan Bogor, program kredit dilanjutkan kepada daerah lain baik diwilayah jawa maupun luar jawa.


(38)

Program ini menguntungkan petani sehingga dilanjutkan dengan bimas broiler mulai tahun 1980. Para peternak kecil pun dianggap layak mendapatkan paket program ini dengan memberikan 500 ekor ayam /periode atau 2.500 ekor ayam/ tahun (tiap periode terdiri dari 7-8 minggu). Paket-paket tersebut juga termasuk biaya kandang, pengadaan bibit, pengadaan pakan, vaksin dan lain-lain dengan total nilai kredit sebesar Rp. 1.000.000.00/paket. Kredit tersebut dulunya disalurkan oleh bank BRI dan dan jalan lain untuk memperlancar program ini juga didirikan KPPU ( Koperasi Produksi Peternakan Unggas) yang ikut berperan dalam kelancaran produksi ternak.

Meskipun keuntungan yang diperoleh peternak cukup bagus, program bimas ini menemui sejumlah maslah dilapangan terutama sejak memasuki pelita III banyak peternak mandiri yang lahir dari unsur wiraswasta murni tanpa bantuan kredit yang menyebabkan kekurangan bahan baku pakan, dan pada saat pakan naik sedangkan jual daging dan telur mengalami penurunan dipasaran. Para peternak mulai mengeluh kepada pemerintah terhadap kendala-kendala yang mulai mereka hadapi pada Februari 1981. Sebagai jawaban atas keluhan peternak maka pemerintah menerbitkkan Keppres No. 50/1981 pada tangga 2 November 1981 tentang pembinaan usaha peternakan ayam ras. Inti dari materi keppres tersebut adalah sebagai beriku :

a) Perorangan / badan hukum yang menjalankan usaha peternakan ayam petelur hanya diperkenankan mempunyai jumlah ayam petelur dewasa


(39)

sebanyak-banyaknya 5.000 ekor, sedangkan ayam pedaging maksimal 750 ekor/ minggu.

b) Perorangan / badan hukum yang memiliki ayam petelur / ras pedaging melebihi jumlah yang ditentukan diatas harus menguranginya secara bertahap.

c) Untuk menjamin tersedianya produksi telur dan daging ayam dilakukakn usaha-usaha sebagai berikut

1. Meningkatkan usaha ayam ras yang sudah ada untuk mencapai skala usaha peternakan kecil yang maksimal

2. Mendorong terbentuknya peternakan-peternakan ayam ras baru dengan melalui bimas dan non bimas.

Sekalipun telah ada keppres ini, ternyata keadaan tidak semulus yang diharapkan dengan terjadinya pelanggaran sehingga Menteri Pertanian RI menerbitkan SK Mentan No. TN. 406/Kpts/5/1984 tanggal 28 mei 1984. Mentan mengatur pola kerjasama antara perusahaan peternak sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Kerjasama ini kemudian populer dengan sebutan Perusahaan inti Rakyat (PIR).

Ternyata PIR juga tidak dapat meredam apa yang terjadi dilapangan sehingga keppres No.50/1981 dicabut dan diganti denga keppres No. 22/1990. Keppres baru tersebut memaparkan tentang kebijakan pembinaan usaha ayam

broiler. Sejak Keppres No.22/1990 diterbitkan muncul peternakan-peternakan


(40)

pembudidayaan maupun dalam hal pemasaran. Perkembangan tersebut dapat dilihat dengan peningkatan populasi ayam broiler pertahunnya 10%. Perkembangan ayam ras ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap daging dan telur yang merupakan sumber protein hewani yang sangat murah.

Pada bulan Juli 1997, kondisi ekonomi Indonesia mengalami krisis yang membawa perubahan besar di Indonesia. Krisis ekonomi tersebut bedampak pada usaha perunggasan yang ada di Indonesia. Pada saat krisis tersebut harga pakan meningkat sementara harga daging dan telur turun secara terus-menerus karena berkurangnya minat beli masyarakat. Dan keadaan semakin tidak terkendali saat terjadi kerusuhan dan perubahan peta plitik dan pergantian pemerintahan pada tahun 1998.

Banyak peternakan yang gulung tikar dan cuti dari aktivitas agribisnis peternakan, sehingga mengakibatkan harga pakan dan DOC pun turun dan populasi ayam broiler pada saat itu hanya tersisa 500.000 ekor perhari. Para produsen bibit ayam (DOC) pun ikut terkena imbasnya. Kemerosotan srbrsar 70% tersebut cuku sulit karena terjadi hanya dalam hitungan bulan, yakni akhir tahun 1997 sampai awal 1998.

Dalam upaya penyelamatan bisnis ayam broiler dari guncangan krisis menjadi bahan diskusi oleh beberapa kalangan diantaranya Fakultas Peternakan IPB dan Forum Masyarakat Peternakan Indonesia (Masterindo) , sementara itu pemerintah melakukan upaya penyelamatan dengan crash program impor bungkil


(41)

kedelai dan tepung ikan dengan subsidi nilai tukar. Tujuan subsidi tersebut untuk membantu pabrik pakan mendapatkan bahan baku yang murah sehingga akan dapat dijangkau oleh peternak. Namun usaha pemerintah ini dinilai tidak megenai sasaran.

Titik balik industri perunggasan dimulai pada akhir tahun 1998. Setelah mengalami kemerosotan pada saat krisis, harga produk ungga merosot tajam naik keatas sehingga memberikan keuntungan yang sangat besar bagi peternak. Hal tersebut membangkitkan kembali gairah bisnis ayam broiler. Inovasi produk peternakan juga mendapat hati konsumen seperti chicken nugget karya Sierad produce ditahun 1998. Dengan terjadinya titik balik bisnis ayam broiler ternyata mengubah pola bisnis yang sebelum krisis dengan pola kemitraan dan pola mandiri menjadi pola kemitraan yang bervariasi tanpa campur tangan pemerintah seperti sebelum terjadinya krisis. Pola kemitraan ini dikembangkan antara lain oleh PT Charoen Pokphand Group, Japfa Group, Sierad Group,dan Wonokoyo Group.

Umur Keppres No.22/1990 ternyata sama dengan Keppres No. 50/1981. Tahun 2000, presiden BJ Habibie menandatangani Keppres No. 85/2000 yang menyatakan tidak berlakunya lagi Keppres No.22/1990. Dengan pencabutan Keppres, masyarakat kembali mengikuti UU No. 6/1967 dan PP No. 16/1977. Dan stelah lama berusaha untuk diperbaiki, pada tahun 2009 disempurnakanlah DPR. UU No. 18 tahun 2009 mengganti UU No. 6/1967.


(42)

2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler

Dalam memulai budidaya ayam broiler peternak harus memilih bibit atau DOC yang bagus agar mengalami peertumbuhan yang baik. Ayam broiler adalah jenis ayam yang pertumbuhannya sangat cepat dalam waktu 30 hari sudah mencapi berat 1,5kg. Ayam broiler biasanya berbuluh putih dengan daging dada yang padat dan kaki yang gemuk kokoh. Pemeliharaan ayam broiler dilakukan pada kandang yang berlantai panggung. Hal ini dilakukan agar ayam bersih dan mengurangi bau amoniak pada ayam broiler. Dan dinding kandang dibuat terbuka dengan menggunakan bahan bambu agar sirkulasi angin dapat berputar dengan baik.

Setelah pasca panen maka kandang ayam akan divacumkan selama 2 minggu untuk dibersihkan, dilakukan pencucian kandang, pengapuran dinding dan lantai, pembilasan kandang dengan menggunakan desinfektan pada seluruh bagian kandang, membuat pemanas seminggu sebelum DOC datang, memasang peralatan pakan untuk anak ayam dan terakhir memasang tirai untuk menjaga kehangatan pada saat DOC sudah datang.

Sebelum DOC datang umumnya pemanas sudah disiapkan sejam sebelumnya, dan makanan serta air gula merah juga sudah disediakan dan suhu dalam kandang harus diatur 32°C selama minggu awal. Seiring bertambahnya umur ayam maka ayam harus divaksinasi dan mulai ditimbang untuk melihat peningkatan Kg-nya. Perubahan pakan dari halus sampai menjadi besar juga disesuaikan dengan umur ayam, pemberian vitamin ayam juga dilakukan setiap


(43)

sore diselang-seling dengan pemberian obat apabila ayam mengalami gejala penyakit. Apabila ayam sudah mencapai berat 0,8-1kg biasanya sudah dilakukan pengurang untuk mengurangi kepadatan kandang sampai akhirnya seluruh ayam dipanen saat beratnya mencapai 2kg .

2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler

Sistem agribisnis ayam broiler memiliki empat subsistem agribisnis sebagai berikut: Pertama, upstream off farm agribusiness (subsistem agribisnis hulu) ayam broiler yaitu kegiatan yang menghasilkan breeding farm (industry pembibitan) dengan seluruh pendalaman srukturnya, industri pakan, industri obat-obatan/ vaksin dan industri alat serta peralatan peternakan. Pada usaha ini peternakan tidak menghasilkan daging namun menghasilkan ternak unruk dipelihara. Ada empat usaha pembibitan (suharno 2012 : 11) yaitu :

1. Pembibitan untuk menghasilkan PL (Pure Line) atau ayam galur murni 2. Pembibitan untuk menghasilkan GGPS (Great Grang Parent Stock) atau

ayam bibit “buyut”

3. Pembibitan untuk menghasilkan GPS ( Grand Parent Stock) atau ayam bibit nenek

4. Pembibitan untuk menghasilkan PS (Parent Stock) atauayam induk. Keturunan parent stock ini disebut Final Stock. Jenis bibit terakhir inilah yang disebut sebagai ayam niaga dan DOC –nya dipelihara peternak untuk dibudidayakan.


(44)

Kedua, budidaya agribisnis ayam broiler, yaitu kegiatan yang menghasilkan ayam ras potongan atau telur konsumsi. Subsistem inilah yang di masa lalu kita lihat sebagai peternakan ayam broiler. Namun ada perbedaan sistem ayam broiler yang dipelihara di Indonesia dengan yang dipelihara diluar negeri, perbedaannya pada lama pemeliharaan. Umumnya di Indonesia lama pemeliharaan 4-6 minggu, sedangkan diluar negeri 7-8 bulan . perbedaan ini terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai ayam berukuran kecil.

Ketiga, downstream off-farm (subsistem agribisnis hilir) ayam broiler, yaitu kegiatan pengolahan pascapanen ayam ras potong dan telur konsumsi beserta kegiatan perdagangannya. Termasuk kedalam subsistem ini adalah agroindustri hilir ayam ras seperti RPA/TPA, industri pengalengan daging ayam ras, dan industri-industri yang menggunakan telur ayam ras sebagai bahan bakunya.

Keempat, (supporting institutions) subsistem jasa penunjang agribisnis ayam ras, yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan agribisnis ayam ras. Termasuk didalamnya distribusi. Di Indonesia ada dua jalur distribusi ayam, yang pertama, yaitu jalur distribusi tradisional, yaitu dari kandang langsung menuju pasar atau tempat pemotongan tradisional yang dijual dalam bentuk ayam segar. Kedua, jalur distribusi modern , yaitu dari kandang lalu ketempat pemotongan lalu kepenyimpanan ayam beku, dan penjualan ayam beku. Ayam pada jalur distribusi ini dijual dalam bentuk beku.

Apabila melihat fakta dilapangan, pemasaran ayam broiler di Indonesia masih dikuasai oleh pasar dalam negeri. Untuk peternak skala kecil biasanya


(45)

langsung memasarkan produknya sendiri kepasaran, namun peternakan besar pemasarannya melalui cara tata niaga, yaitu produsen – pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan metode analisis Kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian dengan metode deskriptif adalah dengan melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang ini berkenaan dengan kondisi yang ada dan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang akan datang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam broiler Pak Lagan yang terletak di Lubuk Sakat, Pekanbaru, Riau.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan/ observasi langsung dilapangan, wawancara langsung dengan pihak peternakan dan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen peternakan, penelitian terdahulu dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

Responden yang dipilih untuk pemberian data pada matriks internal dan ekternal adalah pemilik peternakan karyawan, distributor, pesaing, pemasok dan


(47)

pengecer Pemilihan ini dilakukan atas dasar bahwa mereka dianggap mempunyai pengetahuan yang cukup banyak terhadap kondisi internal dan eksternal perusahaan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi-informasi, keterangan atau fakta- fakta yang dibutuhkan, peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung yang bertujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Dalam hal ini yang akan peneliti wawancara adalah pemilik usaha, pekerja yang berjumlah dua orang, pemasok DOC dan pemasok pupuk, pengecer, dan pesaing. Pada pemilik peneliti akan bertanya mengenai situasi, lama usaha, persepsi pemilik pada internal dan eksternal usaha, dan lain-lain. Pada pekerja peneliti akan menanyakan pengalaman bekerja, kondisi peternakan, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di peternakan. Pada pemasok peneliti akan menanyakan asal bibit/pupuk, lama bekerja, sedikit memngulas mengenai pakan dan pupuk yang baik untuk ayam. Pada pesaing peneliti akan mewawancarai lama usaha, kondisi ayam dan membandingkan usaha dengan usaha peternakan milik Pak Lagan. Pada pengecer peneliti akan menanyakan kemana saja ayam dipasarkan dan bagaimana cara pemasarannya.


(48)

2. Metode Observasi yaitu untuk memungkinkan pengamat melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek yang diteliti, menangkap makna, fenomena dan budaya dari pemahaman subjek. Peneliti akan mengamati tempat penelitian, orang yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi sepanjang itu berpengaruh terhadap gejala-gejala yang diamati. Selain itu peneliti juga akan mengamati pelaku-pelaku yang berinteraksi dalam peternakan dan melihat kegiatan-kegiatan serta alat-alat yang dipergunakan dalam periode waktu obseravasi.

3. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian. dalam dokumentasi ini peneliti akan menyertakan dokumentai foto kegiatan wawancara, foto kegiatan-kegiatan pada peternakan dan dokumen-dokumen transaksi pembelian DOC.

3.5 Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dari analisis akan diperoleh temuan, baik temuan substanttif maupun formal. Analisis data (Gunawan 2013:209) adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan untuk mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.


(49)

3.5.1 Matriks SWOT

Matriks SWOT menurut rangkuti adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor startegis perusahaan. Matriks ini dengan jelas menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.

Diagram 3.5.1 Matriks SWOT IFAS

EFAS

Strenght (S)

faktor kekuatan internal

Weakness (W)

faktor kelemahan internal

Opportunities (O) faktor peluang

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluan

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk pemanfaatan peluang Theats (T) faktor ancaman Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman


(50)

a. Strategi SO

Dibuat berdasarkan jalan pikiran usaha peternakan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b. Strategi ST

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki usaha untuk mengatasi ancaman

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan

d. Strategi WT

Strategi ini di dasarkan pada kegiatanyang bersifat defenif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(51)

3.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 3.6

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Tahun Hasil penelitian

Ratna Wahyuning

Analisis SWOT pada Usaha Waralaba

2008 Hasil penelitian menunjukka perusahaan dalam masa pertumbuhan dan menurut analisis SWOT faktor kekuatan dan peluang sangat mempengaruhi perusahaan Yenni

Andriani

Analisis SWOT Strategi Pengembangan Usaha Ternak Itik di Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang

2011 Penelitian ini memberikan hasil, yaitu Prioritas strategi

yang dapat diimplementasikan untuk

pengembangan usaha peternakan itik di Kecamatan

Baranti Kabupaten Sidenreng

Rappang adalah 1)peningkatan populasi

ternak itik dengan mengembangkan usaha

pembibitan ternak itik

unggul, 2)optimalisasi potensi wilayah yang tersedia dengan pemberdayaan sumber daya manusia yang didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan usaha ternak itik, dan 3)peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk memudahkan dalam pengembangan budidaya dan usaha ternak


(52)

itik.

Sidik Ikhsan Analisis SWOT Untuk Merumuskan Strategi Pengembangan

Komoditas Karet di Kabupaten Pulau Pisau Kalimantan Tengah

2011 Hasil menunjukkan bahwa komoditas karet memiliki

posisi strategis untuk

berkembang

Rizky Maisyarah

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Analisis SWOT Pada Lumpia Leker Medan

2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumpia leker medan telah menerapkan SWOT dengan baik


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan

Sekitar lima tahun lalu di daerah lubuk sakat ini hanya terdapat dua peternakan kandang ayam broiler yang dimiliki oleh perusahaan Satwa Utama Jaya (SUJ) dimana perusahaan ini memiliki peternakan yang memiliki kapasitas 35.000 dan kapasitas 20.000 pada awal yang dimakan dengan Farm I dan Farm II. Dan setelah perusahaan SUJ mulai membangun farm yang keempat mulailah pengusaha peternakan mandiri saat itu dimulai oleh Bapak Tarno dengan membeli bibit ayam, memelihara sampai pemasaran dilakukan oleh Pak Tarno sendiri, namun pada saat itu pak Tarno hanya dapat bertahan selama dua periode saja, pada periode ketiga pak Tarno gagal dan merugi akibat harga pasaran ayam yang merosot turun dan membuat Pak Tarno kewalahan dan merugi. Belajar dari pengalaman Pak Tarno maka Pak Sihombing membangun peternakannya dengan menggunakan sistem kerjasama mitra usaha dengan perusahaan SUJ, dimana perusahaan akan menyediakan bibit, pakan, obat-obatan dan setelah layak jual maka akan dipasarkan oleh pihak SUJ, sehingga tugas Pak Sihombing adalah menyediakan tempat dan modal membeli bibit, setelah itu Pak sihombing akan memlihara ayam tersebut ssampai besar dan menjualnya kembali pada SUJ sesuai harga kontrak kerjasama.


(54)

Peternakan adalah tempat berbisnis yang menjanjikan terlepas bagaimana orang menjadikannya dan melihatnya. Ada sebagian orang yang menjadikan peternakan sebagai tempat penelitian, tempat berbisnis atau sekedar tempat suatu hobi yang ingin dilakukan. Dan dari semua hal tersebut Pak Lagan menjadikan peternakan adalah suatu bisnis yang umumnya dilakukan juga oleh orang lain. Peternakan Pak Lagan ini memasuki usia dua tahun lebih, proses pengerjaannya mulai dilakukan pada bulan april 2011, setelah kandang yang berkapasitas 5000 ekor tersebut berdiri dan mulai berjalan barulah pada bulan oktober pengerjaan kandang kedua dengan kapasitas sama mulai dibangun. Pada bulan november, kandang tersebut mulai menerima DOC dengan kapasitas 10.000 ekor ayam

broiler. Dengan kapasitas kandang dan ayam yang semakin bertambah maka Pak

lagan juga menambah pekerjanya satu orang. Sehingga, total dua pekerja untuk mengurusi ayam-ayam broiler tersebut pada kandangnya masing-masing.

Lokasi peternakan ayam broiler ini berada di pinggiran kota pekanbaru. Di daerah Lubuk sakat yang berjarak dua jam dari kota pekanbaru ini adalah pemukiman penduduk yang didominasi oleh orang kampung itu sendiri. Daerah yang memiliki banyak perkebunan sawit namun masih memiliki banyak hutan dibanding tempat lain. Di daerah yang masih minim penduduk dan aktivitas suara ini Pak Lagan membangun peternakannya, karena ayam broiler adalah ayam yang pemeliharaannya super intensif dan jauh dari hal-hal yang dapat membuatnya stress. Dengan panjang 75m2 dan luas 8m2 pada masing-masing kandang Pak lagan membangun kandang ini jauh menjorok kedalam sejauh 100m2 diantara


(55)

banyak pohon yang dapat meredam suara dari luar. Tempat ini cukup baik bagi perkembangan ayam broiler kedepannya.

Pak Lagan adalah seorang perantau dari daerah sumatera tepatnya samosir 30 tahun lalu. Memulai kegiatannya diperantauan menjadi karyawan pembibitan sawit pada saat itu, Pak Lagan sudah menjalani pekerjaan itu selama 25 tahun. Dengan rutinitas pekerjaan selam 25 tahun tersebut Pak lagan akhirnya menarik diri dari rutinitas tersebut dan mulai fokus pada usaha ternak ayam. Pak Lagan sendiri mulai terjun langsung pada peternakan ini setahun yang lalu, Pak Lagan tidak ingin hanya membuka bisnis, namun ia juga ingin menjadi orang yang paham dengan bisnis yang ia buka sendiri. Peternakan ayam adalah pekerjaan yang ia gemari saat ini karena banyak hal baru yang dapat ia temukan saat menekuninya terlepas dari sawit-sawit yang selalu ia lihat selama 25 tahun.

Jenis peternakan ayam milik Pak Lagan adalah peternakan ayam broiler komersial, bukan peternakan sebagai pencetak ayam baru atau peternakan petelur. Peternakan ini adalah peternakan yang sistemnya adalah membeli bibit ayam atau DOC lalu membesarkannya selama kurang lebih 35 hari atau sampai beratnya kira-kira 2kg lebih lalu dijual tanpa ada yang ditinggalkan sebagai induk untuk populasi selanjutnya. Ayam-ayam yang cukup umur inilah nanti yang akan dijual oleh Pak Lagan. Peternakan ayam Pak Lagan dapat dikatakan adalah peternakan yang membesarkan ayam broiler tersebut lalu dipotong atau dikonsumsi. pada proses pembesaran ayam itu, panen dapat dilakukan berkali-kali sesuai


(56)

permintaan konsumen terhadap perusahaan dimana peternakan ayam Pak Lagan ini bekerjasama sebagai mitranya.

4.1.2 Visi dan Misi Peternakan Pak Lagan

Visi dan misi dari suatu bisnis, dapat membantu usaha tersebut berjalan dengan arah yang jelas. Visi dan misi tersebut dirumuskan untuk dijadikan sebagi pedoman didalam mencapai tujuan dari dibangunnya suatu usaha. Visi dan Misi peternakan ayam broiler Pak Lagan adalah :

Visi :

Peternakan Pak Lagan memiliki visi sebagai mitra/partner strategis yang sanggup memberikan kepuasan dan memberikan produksi yang berkualitas.

Misi :

1. Membuat produksi yang berkualitas 2. Menciptakan lapangan kerja

3. Mengembangkan peternakan yang berkualitas kedepannya.

4.1.3 Struktur Kerjasama Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan

Pada peternakan ayam broiler milik Pak Lagan ini adalah peternakan dengan pola usaha kemitraan Kinak PIR (perusahaan inti rakyat) yang sudah diperkenalkan pemerintah sejak 1984. Pada kinak PIR ini perusahaan inti


(57)

(perusahaan SUJ) menyediakan bibit, pakan dan obat-obatan, sedangkan peternak menyediakan lahan berikut kandang sesuai dengan aturan yang ditetapkan perusahaan inti. Gambar skema kerjasama dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 4.1.3

Sumber : Penelitian 2014

Deskripsi bidang Masing-masing :

1. Perusahaan Satwa Utama Jaya

a. Mitra dari peternakan Pak Lagan

b. Pemasok DOC, pakan dan vitamin yang dibutuhkan oleh peternakan setiap periode pada masa berlaku kontrak kerjasama. c. Mengontrol peternakan Pak Lagan beberapa kali dalam satu

periode dan seterusnya

d. Mengatur hubungan peternakan dan pengecer, sehingga apabila ada panen maka pihak perusahaan akan mengeluarkan surat keterangan panen yang berjumlah empat lembar, yaitu kuning,

Perusahaan Satwa Utama Jaya

Distributor Pakan/ DOC/ Vitamin


(58)

putih, hijau dan biru. Dimana hijau bukti pada pengecer, kuning bukti panen pada peternakan, sedangkan putih dan biru untuk perusahaan SUJ.

e. Bertanggung jawab pada pemasaran hasil ternak ayam Pak Lagan 2. Distributor Pakan, Doc, ddan Vitamin

a. Pada periode awal akan mengantarkan DOC dan beberapa vitamin untuk ayam kecil, dan pakan untuk ayam starter.

b. Secara berkelanjutan akan mengantarkan pakan dan vitamin yang dipesan oleh peternak ke SUJ

c. Bekerjasama dengan SUJ, dan hanya sebagai pengantar apa yang dipesan SUJ kepada peternakan ayam Pak Lagan

3. Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan

a. Bekerjasama pada perusahaan SUJ sebagai mitra b. Memelihara ayam broiler hingga memasuki usia panen

c. Memanen ayam broiler pada usia yang diminta dan sesuai kesepakatan dengan perusahaan SUJ

d. Berinteraksi langsung pada pengecer mengenai jumlah panen dan berat yang diminta

e. Menjaga kualitas dan kuantitas ayam broiler agar baik dan tidak merugi.


(59)

a. Membeli ayam pada SUJ dan mengambil ayam pada peternakan yang ditentukan oleh perusahaan SUJ

b. Membawa bukti kertas DO untuk memanen

c. Memasarkannya langsung pada pasar-pasar tradisional atau restoran-restoran.

4.2 Penyajian Data 4.2.1 Identitas Informan

Pada sub bab ini peneliti akan menyajikan semua hasil pengumpulan data yang diperoleh selama penelitian. Peneliti mulai meneliti pada bulan Januari – April 2014 pada peternakan ayam broiler Pak Lagan. Berikut ini adalah karakteristik informan penelitian yang peneliti klasifikasikan kedalam beberapa tabel karakteristik.

Tabel 4.2.1 Identitas Informan Penelitian

No Nama Usia

(Tahun) Jenis Kelamin

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Robert Siallagan

54 Laki-laki SPMA Wirausaha Pemilik

peternakan ayam broiler Pak Lagan

2 Fajri 27 Laki-laki SMA Pegawai

Swasta

Pekerja pada peternakan Pak Lagan

3 Taufan 33 Laki-laki SMK Pegawai

swasta

Pekerja pada peternakan Pak Lagan

4 Indra 36 Laki-laki D3 Pegawai

Swasta

Distributor DOC


(60)

5 Syamsul 40 Laki-laki SMP Pegawai Swasta

Distributor Pakan

6 Ferman 25 Laki-laki D3 Pegawai

swasta

Distributor Pakan

7 Indra 34 Laki-laki D3 Pegawai

swasta

Distributor Obat-obatan 8 Arif

Munandar

36 Laki-laki S1 Wirausaha Pengecer

9 Afrizon 54 Laki-laki SMA Pegawai

swasta

Pengecer

10 Sihombing 47 Laki-laki SPMA Wirausaha Pesaing,

Pemilik peternakan ayam Broiler Sumber : Hasil wawancara peneliti dari bulan Februari-mei 2014

Penjelasan Mengenai tabel :

1. Peneliti menetapkan informan didalam proses wawancara sebanyak 10 orang dimana semua berjenis kelamin laki-laki. Sumber dari peternakan ayam broiler milik Pak Lagan sendiri berjumlah 3 orang, dari pengecer berjumlah 2 orang, dari distributor berjumlah 3 orang dari masing-masing kebutuhan seperti pakan, DOC, dan obat-obatan, dan dari pesaing peneliti mewawancai 1 orang. Pada informan wawancara tidak ada perempuan karena pada peternakan Pak Lagan ini kebetulan yang terlibat dilapangan secara langsung adalah kaum laki-laki. Peneliti menganalisis hal-hal penting yang terkait dalam peternakan ayam broiler Pak Lagan ini.

2. Jumlah informan yang berusia 20-an ada 2 orang, 30-an sebanyak 5 orang, 40-an sebanyak 2 orang dan yang 50-an hanya pemilik saja.


(61)

3. Tingkat pendidikan informan dimulai dari Sekolah Menengah Pertama sampai Strata satu. Pada peternakan ini yang memiliki ijazah lulusan perguruan tinggi biasanya bekerja pada kantor perusahaan SUJ nya sendiri, sehingga yang terlibat dilapangan secara langsung adalah orang-orang baru atau lulusan sekolah umum.

4. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai pemilik usaha guna mendapatkan informasi mengenai sejarah usaha, mendapatkan data analisis usaha, dan bagaimana kegiatan peternakan usaha milik Pak Lagan ini berlangsung sejak 2 tahun lalu. Pada pekerjanya sendiri yang berjumlah dua orang, peneliti mewawancarai mengenai pengalaman bekerja, dan kegiatan rutin dipeternakan. Pada distributor DOC, pakan, dan obat-obatan peneliti ingin mengetahui lamanya mereka bekerja pada usaha ini, dari mana asal pakan, DOC, dan obat-obatan dan bagaimana sistem pendistribusiannya, kepada pengecer peneliti merasa penting untuk mengetahui pengalaman kerja, bagaimana membeli ayam ke perusahaan dan kemana saja ayam-ayam tersebut di pasarkan. Terakhir kepada pesaing, peneliti bertanya mengenai pengalaman usaha, lamanya usaha berdiri dan apa saja kegiatan peternakannya serta membandingkannya dengan usaha peternakan milik Pak Lagan.


(62)

4.2.2 Hasil Observasi

Observasi dilakukan pada bulan februari sampai dengan mei yaitu mengambil dua periode ayam broiler milik Pak Lagan yang terletak dijalan lubuk sakat, pekanbaru. Peternakan ayam Pak Lagan tidak berada dipinggir jalan melainkan berada 100m2 masuk kedalam diantara pohon karet pada sebelah kanan, dibelakang kandang ayam ada pohon sawit dan disebelah kiri peternakan ada usaha peternakan lele dan ikan patin. Kandang ayam yang berdiri membelakangi matahari terbit dan tenggelam (membujur dari timur ke barat), sehingga apabila cuaca cerah dan matahari sangat panas tidak langsung mengenai ayam. Kandang ayam milik Pak Lagan yang peneliti observasi adalah jenis kandang ayam tipe panggung. Atap kandang ayam terbuat dari daun rumpia, dan dindingnya dari kayu-kayu yang sangat kokoh sedangkan lantai terbuat dari bambu yang dibuat berjarak kecil-kecil agar kotoran ayam bisa langsung jatuh ketanah. Posisi kandang yang berada diantara pepohonan ini juga secara tidak langsung memberikan kesejukan tersendiri pada ayam-ayam tersebut. Kandang juga berada dekat dengan sumber air yang merupakan kebutuhan utama, karena yang peneliti lihat bahwa peternak membuat galon air berkapasitas 1000 liter, dimana galon ini dibuatkan tempatnya dengan ketinggian 10m2 dan mengambila air sumur sebagai sumber mata air menggunakan sanyo. Lokasi kandang juga dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat agar memperlancar proses panen dan pengiriman DOC, obat-obatan, pakan,


(63)

serta segala hal yang dibutuhkan dan berhubungan dengan peternakan. Lokasi juga berada lumayan jauh dari jalan, maka dipastikan tingkat kebisingan suara juga berkurang. Kandang yang lebih tinggi juga tidak akan berpengaruh ke ayam apabila terjadi banjir dan terjamin mendapatkan sirkulasi udara segar. Dan masing-masing kandang memiliki kipas angin untuk mengeluarkan amonia (bau kotoran) yang ada dikandang dan membuang co2serta menjaga kelembapan kandang.

Kandang pertama terpisah dua karena dibagian tengah sengaja diberi ruang kosong agar mobil pengecer bisa langsung kekandang belakang tanpa berputar arah lagi. Diantara kedua kandang inilah dibangun tempat seperti bangunan kecil seperti gudang untuk pakan dan obat-obatan agar terhindar dari hujan dan terpaan sinar matahari langsung. Didalam kandang pada jarak 1m2 akan diletakkan lampu diatasnya dan dilantai akan disusun secara lurus dan beberapa disebelah pinggir makanan dan minuman agar mudah dijangkau oleh ayam-ayam yang malas bergerak. Lantai kandang ke tanah berjarak 1,5m2 agar apabila angin berhembus maka bau kotoran tidak lagi tercium oleh ayam, atau apabila hari panas maka bau kotoran yang menguap tidak menganggu ayam. Didalam kandang juga disediakan tempat dimana diletakkan pakan yang diangkat keatas agar tidak merepotkan mengambil sedikit-dikit saat mau memberikan ayam makan.


(64)

Dalam kandang tersedia pemanasan manual yang dibuat diatas batu bata yang disusun bertingkat agar tidak langsung terkena ayam apabila mendekat ke sumber panas untuk menghangatkan diri, dan pemanas ini juga dikelilingi oleh tempat pakan dan air minum. Diatas pemanas buatan ini dibuat seng agar panasnya tidak langsung menguap dan hilang tetapi menyebar dan sedikit dipertahankan. Pada masing-massing kandang terdapat 8 buah pemanas buatan sehingga total keseluruhan pemanas ada 16 buah/ kandang. Tempat pakan ayam dan minumnya pada peternakan Pak Lagan ada dua warna yaitu kuning dan merah, kuning untuk pakan dan merah untuk air minum. Pada tempat pakan dan air minum dibuat pada tiga tingkatan yaitu tempat pakan kecil, sedang dan besar, begitu juga pada air minum ayam broiler. Untuk air minum pada ayam kecil digunakan tempat minum yang diisi secara manual, sedangkan untuk ayam yang sudah berumur 10 hari keatas diberikan tempat minum otomatis berwarna merah dan berukuran lebih besar. Bahan yang digunakan untuk tempat pakan dan minum terbuat dari bahan plastik yang tidak membahayakan ayam. Ukuran-ukurannya pun dibuat sesuai dengan fisik ayam sehingga ayam mudah untuk minum dan makan. Tempat pakan dan minum ayam ini juga tidak diletakkan begitu saja dilantai melainkan digantung. Peneliti melihat tempat minum ayam yang manual merupakan tipe galon. Dalam menyediakan air minum, peneliti melihat selalu


(65)

diberikan air yang dingin, bersih dan diawasi secara berkala agar tidak sampai habis.

Gudang penyimpanan pakan berfungsi untuk melindungi pakan dari pengaruh lingkungan, seperti fluktuasi suhu dan kelembapan, paparan sinar matahari langsung, air hujan serta pengerat dan burung. Yang peneliti observasi bahwa tempat gudang penyimpanan pakan berbeda atau terpisah dari kandang dan jauh dari bahan-bahan kimia yang dapat mengkontaminasi pakan. Pada gudang juga dilapisi beberapa kayu (disebut pallet) dimana pallet ini menahan pakan bersinggungan langsung dengan lantai. Pada dinding kandang pun pakan juga diberi jarak agar tidak langsung menempel.

Sebelum memasuki periode dari ayam yang sudah dipanen biasanya kandang akan diistirahatkan selama 2 minggu, saat itu kandang dan semua peralatan ayam akan dibersihkan dengan cairan anti bakteri / desifektan agar mengurangi resiko terkontaminai serta memotong siklus kehidupan bakteri dan virus. Kegiatan yang dilakukan saat di istirahatkan tersebut antara lain membuang sisa pakan, mengeruk kotoran yang ada dibawah kandang, memcuci peralatan serta melakukan desifektan kandang secara teratur. Dari hasil observasi peneliti melihat tahapan dalam pembersihan kandang sebagai berikut :

a. Mencuci seluruh kandang dengan deterjen b. Menutup dinding luar kandang dengan tirai


(66)

c. mencuci tempat pakan dan air minum ayam keseluruhan d. Menyemprot kandang dengan formalin (10%)

e. Memberikan kapur keseluruh lantai

f. menyemprotkan kembali formalin secara merata kebawah kandang ayam

g. Pengecekan peralatan dan perbaikan kandang yang rapuh, tirai yang mulai rusak dan memeriksa atap yang kurang rapat

h. Memasang sekat pelindung atau pembatas untuk anak ayam agar terlindung dari suhu dingin .

i. Menaburkan sekam secara merata kelantai yang sudah dilapisi terpal / jaring-jaring tipis

j. Pada hari terakhir anak ayam akan diantar, maka dipasang peralatan minum, pemanas buatan dan tempat pakan untuk ayam kecil.

k. Dan terakhir menyemprotkan kembali desinfektan sebelum DOC dimasukkan.

Sebelum ayam datang maka pemanas buatan untuk ayam kecil sudah harus dipanaskan sejam sebelum ayam dimasukkan kekandang dan dibuatkan air minum yang dicampur dengan gula merah untuk menambah daya tahan tubuh ayam, dan pakan yang sudah disediakan ditempatnya masing-masing dengan posisi yang terjangkau anak ayam dan diletakkan dengan rapat agar semua anak ayam dipastikan minum dan makan sesudah


(67)

diletakkan didalam kandang, hal ini untuk mecegah kematian dini akibat stress dijalan. Pada ayam starter atau awal juga akan dibuat pemanas buatan selama 12 hari dan dinding kiri-kanan ditutup terpal agar ayam kecil hangat dan cepat besar. Pada ayam kecil ini juga akan dialasi oleh terpal / jaring-jaring, karena kaki-kakinya yang masih kecil belum bisa berdiri di lantai bambu yang memiliki jarak-jarak. Pada ayam kecil ini diberikan serbuk kayu dilantai agar ayam tetap hangat, setiap tiga hari sekali maka serbuk akan dikorek dan diganti dengan serbuk baru, karena serbuk yang sudah berumur tiga hari tersebut akan lembab karena kotoran ayam kecil. Peneliti melihat serbuk-serbuk ini sudah didominasi oleh kotoran ayam kecil, nantinya serbuk-serbuk ini akan dimasukkan kedalam goni untuk dijual berupa pupuk untuk tanaman. Pada usia 5-8 hari secara perlahan terpal mulai diturunkan sedikit dan pemanas mulai dikurangi suhunya hanya dihidupkan saat malam saja dan ayam yang tadinya dikumpul dalam satu petak tempat, mulai diperlebar sedikit demi sedikit agar memiliki ruang yang lebih leluasa dan tidak sempit. Pada usia 10 hari biasanya ayam sudah berganti pakan dari pakan halus menjadi pakan yang lebih kasar dengan campuran jagung halus yang peneliti observasi.

Pada usia 12-15 hari maka serbuk sudah diambil semua dan ayam mulai dibiasakan berdiri dilantai yang berjarak-jarak agar kotorannya langsung jatuh kebawah. Pada usia ini ayam-ayam akan mulai terlihat apabila ada yang pertumbuhannya tidak merata, maka yang


(68)

pertumbuhannya terlambat dan yang terkena penyakit langsung dipisahkan dari tempat awalnya dan dibuatkan sekat khusus agar memperoleh perhatian yang intensif. Selama proses pemeliharaan ayam broiler ini maka akan terjadi beberapa kali pengurangan kapasitas kandang, karena kandang yang memiliki terlalu banyak ayam akan mudah stress dan gampang mati. Ayam broiler umumnya akan dikurangi apabila sudah memasuki usia 23 hari atau dengan berat 0,8-1 kg.

Apabila ayam sudah dikurangi pada umur 25 hari maka akan dilakukan lagi pengurangan pada umur ke 31 hari, dan selanjutnya ayam-ayam akan terus dikurangi selama masih ada dikandang sampai panen total atau semua ayam diangkut. Peneliti melihat pada pada periode februari-maret dilakukan 13 kali masa panen dimulai dari umur 23 hari dengan berat 0,94 kg per ekor sebanyak 600 ekor ayam broiler sampai panen total hanya tersisa 940 ekor ayam dengan berat 2,21 kg per ekor ayam. Dibandingkan pada periode april- mei peternakan ayam Pak Lagan mengalami penurunan kualitas panen disebabkan ayam tidak mau makan semenjak memasuki usia 26 hari. Panen pertama pada peternakan ayam Pak Lagan dimulai pada usia 23 hari dengan berat 0,91 kg per ekor dengan berat total 437,8 kg dari 480 ekor ayam. Pada periode april – mei panen ayam Pak Lagan dipercepat dibanding biasanya yaitu pada usia 33 hari dengan berat 1,59 kg.


(69)

Dari observasi kegiatan rutin dikandang peneliti lihat adalah memberi pakan dan minum, mengontrol suhu kandang, melakukan pelebaran beberapa hari sekali untuk menjaga kepadatan kandang dalam proses pertumbuhan ayam broiler, mengatur sirkulasi udara untuk membantu metabolisme dalam tubuh ayam dan memberi obat pada ayam sesuai jadwal.

4.2.3 Hasil Wawancara

Dalam menjalankan suatu bisnis peternakan khususnya peternakan ayam

broiler memiliki berbagai hal yang dapat membedakannya dengan peternakan

ayam broiler serupa. Dalam beberapa hal umum mungkin sistem yang digunakan pada setiap peternakan tidaklah menunjukkan perbedaan yang signifikan, namun setelah melakukan penelitian pada peternakan ayam broiler Pak Lagan sebagai fokus penelitian, peneliti juga melakukan observasi pada peternakan kandang ayam yang menjadi pesaing yaitu peternakan ayam Pak Sihombing yang memiliki tantangan tersendiri dalam mejalankan bisnisnya.

Pada peternakan Pak Lagan ini munculnya peternakan serupa disekitar lokasi peternakan ayam Pak Lagan tidaklah menjadi suatu masalah serius dikarenakan hampir semua peternakan yang berada pada daerah ini adalah


(70)

peternakan yang menggunakan sistem Perusahaan Inti Rakyat (PIR) dimana hampir seluruh kegiatan dari hulu sampai hilir biasanya ditangani langsung oleh perusahaan yang bekerjasama dengan peternak mandiri sehingga peternak mandiri hanya akan menyediakan kandang, modal dan tenaga kerja sedang bibit ayam (DOC), pakan dan obat-obatan disediakan oleh perusahaan Satwa Utama Jaya (SUJ) atau Japfa sebagai perusahaan inti. Kerjasama antara perusahaan inti dengan peternak mandiri akan diatur oleh kontrak yang disetuji oleh kedua belah pihak pada setiap periode sebelum ayam dimasukkan kekandang, pada kesepakan kontrak juga akan dicatat semua harga yang berlaku dan harga pakan dan obat-obatan serta bonus yang akan didapat oleh perusahaan mandiri apabila ayam-ayam broiler tersebut mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Dengan sistem kerjasama seperti ini maka pesaing yang ada disekitar kandang ayam milik Pak Lagan tidaklah menjadi suatu ancaman karena harga dan pemasaran ayam sudah ditangani dan tertulis dalam kontrak dengan perusahaan inti.

Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat pada usaha peternakan ayam broiler Pak Lagan maka peneliti melakukan wawancara kepada informan kunci yaitu Bapak Robert Siallagan terkait faktor internal yang diringkas sebagai berikut :

Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai kekuatan peternakan ayam broiler milik Pak Lagan :


(1)

Hasil Foto Wawancara dan Observasi

Peternakan Ayam Broiler Pak Lagan


(2)

(3)

Keadaan kandang sebelum DOC datang


(4)

Keadaan ayam broiler umur empat hari pada malam saat pemasangan tungku api


(5)

Anak ayam broiler yang sedang makan


(6)

Foto keadaan ayam broiler pada saat siang hari