Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler Sistem Agribisnis Ayam Broiler

2.3.4 Sistem Pemeliharaan Ayam Broiler

Dalam memulai budidaya ayam broiler peternak harus memilih bibit atau DOC yang bagus agar mengalami peertumbuhan yang baik. Ayam broiler adalah jenis ayam yang pertumbuhannya sangat cepat dalam waktu 30 hari sudah mencapi berat 1,5kg. Ayam broiler biasanya berbuluh putih dengan daging dada yang padat dan kaki yang gemuk kokoh. Pemeliharaan ayam broiler dilakukan pada kandang yang berlantai panggung. Hal ini dilakukan agar ayam bersih dan mengurangi bau amoniak pada ayam broiler. Dan dinding kandang dibuat terbuka dengan menggunakan bahan bambu agar sirkulasi angin dapat berputar dengan baik. Setelah pasca panen maka kandang ayam akan divacumkan selama 2 minggu untuk dibersihkan, dilakukan pencucian kandang, pengapuran dinding dan lantai, pembilasan kandang dengan menggunakan desinfektan pada seluruh bagian kandang, membuat pemanas seminggu sebelum DOC datang, memasang peralatan pakan untuk anak ayam dan terakhir memasang tirai untuk menjaga kehangatan pada saat DOC sudah datang. Sebelum DOC datang umumnya pemanas sudah disiapkan sejam sebelumnya, dan makanan serta air gula merah juga sudah disediakan dan suhu dalam kandang harus diatur 32 °C selama minggu awal. Seiring bertambahnya umur ayam maka ayam harus divaksinasi dan mulai ditimbang untuk melihat peningkatan Kg-nya. Perubahan pakan dari halus sampai menjadi besar juga disesuaikan dengan umur ayam, pemberian vitamin ayam juga dilakukan setiap sore diselang-seling dengan pemberian obat apabila ayam mengalami gejala penyakit. Apabila ayam sudah mencapai berat 0,8-1kg biasanya sudah dilakukan pengurang untuk mengurangi kepadatan kandang sampai akhirnya seluruh ayam dipanen saat beratnya mencapai 2kg .

2.3.5 Sistem Agribisnis Ayam Broiler

Sistem agribisnis ayam broiler memiliki empat subsistem agribisnis sebagai berikut: Pertama, upstream off farm agribusiness subsistem agribisnis hulu ayam broiler yaitu kegiatan yang menghasilkan breeding farm industry pembibitan dengan seluruh pendalaman srukturnya, industri pakan, industri obat- obatan vaksin dan industri alat serta peralatan peternakan. Pada usaha ini peternakan tidak menghasilkan daging namun menghasilkan ternak unruk dipelihara. Ada empat usaha pembibitan suharno 2012 : 11 yaitu : 1. Pembibitan untuk menghasilkan PL Pure Line atau ayam galur murni 2. Pembibitan untuk menghasilkan GGPS Great Grang Parent Stock atau ayam bibit “buyut” 3. Pembibitan untuk menghasilkan GPS Grand Parent Stock atau ayam bibit nenek 4. Pembibitan untuk menghasilkan PS Parent Stock atauayam induk. Keturunan parent stock ini disebut Final Stock. Jenis bibit terakhir inilah yang disebut sebagai ayam niaga dan DOC –nya dipelihara peternak untuk dibudidayakan. Kedua, budidaya agribisnis ayam broiler, yaitu kegiatan yang menghasilkan ayam ras potongan atau telur konsumsi. Subsistem inilah yang di masa lalu kita lihat sebagai peternakan ayam broiler. Namun ada perbedaan sistem ayam broiler yang dipelihara di Indonesia dengan yang dipelihara diluar negeri, perbedaannya pada lama pemeliharaan. Umumnya di Indonesia lama pemeliharaan 4-6 minggu, sedangkan diluar negeri 7-8 bulan . perbedaan ini terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai ayam berukuran kecil. Ketiga, downstream off-farm subsistem agribisnis hilir ayam broiler, yaitu kegiatan pengolahan pascapanen ayam ras potong dan telur konsumsi beserta kegiatan perdagangannya. Termasuk kedalam subsistem ini adalah agroindustri hilir ayam ras seperti RPATPA, industri pengalengan daging ayam ras, dan industri-industri yang menggunakan telur ayam ras sebagai bahan bakunya. Keempat, supporting institutions subsistem jasa penunjang agribisnis ayam ras, yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan agribisnis ayam ras. Termasuk didalamnya distribusi. Di Indonesia ada dua jalur distribusi ayam, yang pertama, yaitu jalur distribusi tradisional, yaitu dari kandang langsung menuju pasar atau tempat pemotongan tradisional yang dijual dalam bentuk ayam segar. Kedua, jalur distribusi modern , yaitu dari kandang lalu ketempat pemotongan lalu kepenyimpanan ayam beku, dan penjualan ayam beku. Ayam pada jalur distribusi ini dijual dalam bentuk beku. Apabila melihat fakta dilapangan, pemasaran ayam broiler di Indonesia masih dikuasai oleh pasar dalam negeri. Untuk peternak skala kecil biasanya langsung memasarkan produknya sendiri kepasaran, namun peternakan besar pemasarannya melalui cara tata niaga, yaitu produsen – pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan metode analisis Kualitatif. Menurut Sugiyono 2006 penelitian dengan metode deskriptif adalah dengan melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang ini berkenaan dengan kondisi yang ada dan memusatkan diri pada pemecahan masalah yang akan datang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha peternakan ayam broiler Pak Lagan yang terletak di Lubuk Sakat, Pekanbaru, Riau.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan observasi langsung dilapangan, wawancara langsung dengan pihak peternakan dan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen peternakan, penelitian terdahulu dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Responden yang dipilih untuk pemberian data pada matriks internal dan ekternal adalah pemilik peternakan karyawan, distributor, pesaing, pemasok dan