Hasil Observasi Penyajian Data .1 Identitas Informan

4.2.2 Hasil Observasi

Observasi dilakukan pada bulan februari sampai dengan mei yaitu mengambil dua periode ayam broiler milik Pak Lagan yang terletak dijalan lubuk sakat, pekanbaru. Peternakan ayam Pak Lagan tidak berada dipinggir jalan melainkan berada 100m 2 masuk kedalam diantara pohon karet pada sebelah kanan, dibelakang kandang ayam ada pohon sawit dan disebelah kiri peternakan ada usaha peternakan lele dan ikan patin. Kandang ayam yang berdiri membelakangi matahari terbit dan tenggelam membujur dari timur ke barat, sehingga apabila cuaca cerah dan matahari sangat panas tidak langsung mengenai ayam. Kandang ayam milik Pak Lagan yang peneliti observasi adalah jenis kandang ayam tipe panggung. Atap kandang ayam terbuat dari daun rumpia, dan dindingnya dari kayu- kayu yang sangat kokoh sedangkan lantai terbuat dari bambu yang dibuat berjarak kecil-kecil agar kotoran ayam bisa langsung jatuh ketanah. Posisi kandang yang berada diantara pepohonan ini juga secara tidak langsung memberikan kesejukan tersendiri pada ayam-ayam tersebut. Kandang juga berada dekat dengan sumber air yang merupakan kebutuhan utama, karena yang peneliti lihat bahwa peternak membuat galon air berkapasitas 1000 liter, dimana galon ini dibuatkan tempatnya dengan ketinggian 10m 2 dan mengambila air sumur sebagai sumber mata air menggunakan sanyo. Lokasi kandang juga dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat agar memperlancar proses panen dan pengiriman DOC, obat-obatan, pakan, serta segala hal yang dibutuhkan dan berhubungan dengan peternakan. Lokasi juga berada lumayan jauh dari jalan, maka dipastikan tingkat kebisingan suara juga berkurang. Kandang yang lebih tinggi juga tidak akan berpengaruh ke ayam apabila terjadi banjir dan terjamin mendapatkan sirkulasi udara segar. Dan masing-masing kandang memiliki kipas angin untuk mengeluarkan amonia bau kotoran yang ada dikandang dan membuang co 2 serta menjaga kelembapan kandang. Kandang pertama terpisah dua karena dibagian tengah sengaja diberi ruang kosong agar mobil pengecer bisa langsung kekandang belakang tanpa berputar arah lagi. Diantara kedua kandang inilah dibangun tempat seperti bangunan kecil seperti gudang untuk pakan dan obat-obatan agar terhindar dari hujan dan terpaan sinar matahari langsung. Didalam kandang pada jarak 1m 2 akan diletakkan lampu diatasnya dan dilantai akan disusun secara lurus dan beberapa disebelah pinggir makanan dan minuman agar mudah dijangkau oleh ayam-ayam yang malas bergerak. Lantai kandang ke tanah berjarak 1,5m 2 agar apabila angin berhembus maka bau kotoran tidak lagi tercium oleh ayam, atau apabila hari panas maka bau kotoran yang menguap tidak menganggu ayam. Didalam kandang juga disediakan tempat dimana diletakkan pakan yang diangkat keatas agar tidak merepotkan mengambil sedikit-dikit saat mau memberikan ayam makan. Dalam kandang tersedia pemanasan manual yang dibuat diatas batu bata yang disusun bertingkat agar tidak langsung terkena ayam apabila mendekat ke sumber panas untuk menghangatkan diri, dan pemanas ini juga dikelilingi oleh tempat pakan dan air minum. Diatas pemanas buatan ini dibuat seng agar panasnya tidak langsung menguap dan hilang tetapi menyebar dan sedikit dipertahankan. Pada masing-massing kandang terdapat 8 buah pemanas buatan sehingga total keseluruhan pemanas ada 16 buah kandang. Tempat pakan ayam dan minumnya pada peternakan Pak Lagan ada dua warna yaitu kuning dan merah, kuning untuk pakan dan merah untuk air minum. Pada tempat pakan dan air minum dibuat pada tiga tingkatan yaitu tempat pakan kecil, sedang dan besar, begitu juga pada air minum ayam broiler. Untuk air minum pada ayam kecil digunakan tempat minum yang diisi secara manual, sedangkan untuk ayam yang sudah berumur 10 hari keatas diberikan tempat minum otomatis berwarna merah dan berukuran lebih besar. Bahan yang digunakan untuk tempat pakan dan minum terbuat dari bahan plastik yang tidak membahayakan ayam. Ukuran-ukurannya pun dibuat sesuai dengan fisik ayam sehingga ayam mudah untuk minum dan makan. Tempat pakan dan minum ayam ini juga tidak diletakkan begitu saja dilantai melainkan digantung. Peneliti melihat tempat minum ayam yang manual merupakan tipe galon. Dalam menyediakan air minum, peneliti melihat selalu diberikan air yang dingin, bersih dan diawasi secara berkala agar tidak sampai habis. Gudang penyimpanan pakan berfungsi untuk melindungi pakan dari pengaruh lingkungan, seperti fluktuasi suhu dan kelembapan, paparan sinar matahari langsung, air hujan serta pengerat dan burung. Yang peneliti observasi bahwa tempat gudang penyimpanan pakan berbeda atau terpisah dari kandang dan jauh dari bahan-bahan kimia yang dapat mengkontaminasi pakan. Pada gudang juga dilapisi beberapa kayu disebut pallet dimana pallet ini menahan pakan bersinggungan langsung dengan lantai. Pada dinding kandang pun pakan juga diberi jarak agar tidak langsung menempel. Sebelum memasuki periode dari ayam yang sudah dipanen biasanya kandang akan diistirahatkan selama 2 minggu, saat itu kandang dan semua peralatan ayam akan dibersihkan dengan cairan anti bakteri desifektan agar mengurangi resiko terkontaminai serta memotong siklus kehidupan bakteri dan virus. Kegiatan yang dilakukan saat di istirahatkan tersebut antara lain membuang sisa pakan, mengeruk kotoran yang ada dibawah kandang, memcuci peralatan serta melakukan desifektan kandang secara teratur. Dari hasil observasi peneliti melihat tahapan dalam pembersihan kandang sebagai berikut : a. Mencuci seluruh kandang dengan deterjen b. Menutup dinding luar kandang dengan tirai c. mencuci tempat pakan dan air minum ayam keseluruhan d. Menyemprot kandang dengan formalin 10 e. Memberikan kapur keseluruh lantai f. menyemprotkan kembali formalin secara merata kebawah kandang ayam g. Pengecekan peralatan dan perbaikan kandang yang rapuh, tirai yang mulai rusak dan memeriksa atap yang kurang rapat h. Memasang sekat pelindung atau pembatas untuk anak ayam agar terlindung dari suhu dingin . i. Menaburkan sekam secara merata kelantai yang sudah dilapisi terpal jaring-jaring tipis j. Pada hari terakhir anak ayam akan diantar, maka dipasang peralatan minum, pemanas buatan dan tempat pakan untuk ayam kecil. k. Dan terakhir menyemprotkan kembali desinfektan sebelum DOC dimasukkan. Sebelum ayam datang maka pemanas buatan untuk ayam kecil sudah harus dipanaskan sejam sebelum ayam dimasukkan kekandang dan dibuatkan air minum yang dicampur dengan gula merah untuk menambah daya tahan tubuh ayam, dan pakan yang sudah disediakan ditempatnya masing-masing dengan posisi yang terjangkau anak ayam dan diletakkan dengan rapat agar semua anak ayam dipastikan minum dan makan sesudah diletakkan didalam kandang, hal ini untuk mecegah kematian dini akibat stress dijalan. Pada ayam starter atau awal juga akan dibuat pemanas buatan selama 12 hari dan dinding kiri-kanan ditutup terpal agar ayam kecil hangat dan cepat besar. Pada ayam kecil ini juga akan dialasi oleh terpal jaring-jaring, karena kaki-kakinya yang masih kecil belum bisa berdiri di lantai bambu yang memiliki jarak-jarak. Pada ayam kecil ini diberikan serbuk kayu dilantai agar ayam tetap hangat, setiap tiga hari sekali maka serbuk akan dikorek dan diganti dengan serbuk baru, karena serbuk yang sudah berumur tiga hari tersebut akan lembab karena kotoran ayam kecil. Peneliti melihat serbuk-serbuk ini sudah didominasi oleh kotoran ayam kecil, nantinya serbuk-serbuk ini akan dimasukkan kedalam goni untuk dijual berupa pupuk untuk tanaman. Pada usia 5-8 hari secara perlahan terpal mulai diturunkan sedikit dan pemanas mulai dikurangi suhunya hanya dihidupkan saat malam saja dan ayam yang tadinya dikumpul dalam satu petak tempat, mulai diperlebar sedikit demi sedikit agar memiliki ruang yang lebih leluasa dan tidak sempit. Pada usia 10 hari biasanya ayam sudah berganti pakan dari pakan halus menjadi pakan yang lebih kasar dengan campuran jagung halus yang peneliti observasi. Pada usia 12-15 hari maka serbuk sudah diambil semua dan ayam mulai dibiasakan berdiri dilantai yang berjarak-jarak agar kotorannya langsung jatuh kebawah. Pada usia ini ayam-ayam akan mulai terlihat apabila ada yang pertumbuhannya tidak merata, maka yang pertumbuhannya terlambat dan yang terkena penyakit langsung dipisahkan dari tempat awalnya dan dibuatkan sekat khusus agar memperoleh perhatian yang intensif. Selama proses pemeliharaan ayam broiler ini maka akan terjadi beberapa kali pengurangan kapasitas kandang, karena kandang yang memiliki terlalu banyak ayam akan mudah stress dan gampang mati. Ayam broiler umumnya akan dikurangi apabila sudah memasuki usia 23 hari atau dengan berat 0,8-1 kg. Apabila ayam sudah dikurangi pada umur 25 hari maka akan dilakukan lagi pengurangan pada umur ke 31 hari, dan selanjutnya ayam- ayam akan terus dikurangi selama masih ada dikandang sampai panen total atau semua ayam diangkut. Peneliti melihat pada pada periode februari- maret dilakukan 13 kali masa panen dimulai dari umur 23 hari dengan berat 0,94 kg per ekor sebanyak 600 ekor ayam broiler sampai panen total hanya tersisa 940 ekor ayam dengan berat 2,21 kg per ekor ayam. Dibandingkan pada periode april- mei peternakan ayam Pak Lagan mengalami penurunan kualitas panen disebabkan ayam tidak mau makan semenjak memasuki usia 26 hari. Panen pertama pada peternakan ayam Pak Lagan dimulai pada usia 23 hari dengan berat 0,91 kg per ekor dengan berat total 437,8 kg dari 480 ekor ayam. Pada periode april – mei panen ayam Pak Lagan dipercepat dibanding biasanya yaitu pada usia 33 hari dengan berat 1,59 kg. Dari observasi kegiatan rutin dikandang peneliti lihat adalah memberi pakan dan minum, mengontrol suhu kandang, melakukan pelebaran beberapa hari sekali untuk menjaga kepadatan kandang dalam proses pertumbuhan ayam broiler, mengatur sirkulasi udara untuk membantu metabolisme dalam tubuh ayam dan memberi obat pada ayam sesuai jadwal.

4.2.3 Hasil Wawancara