Nyeri pelvis dan dismenorea. Uterus yang membesar dapat Infertilitas: meskipun belum jelas mekanismenya, mioma uteri SIS Saline-infusion sonography, MRI magnetic resonance imaging – lebih akurat untuk

3. Obat kontrasepsi oral kombinasi: paparan estrogen dilawan oleh progesteron 4. Merokok: mengurangi kadar estrogen dalam darah Klasifikasi : 1. Leiomyoma subserosa: berasal dari perbatasan miosit dengan serosa uterus, dan pertumbuhannya mengarah ke luar kavum uteri dan uterus itu sendiri. Jika tumor ini hanya menempel dengan myometrium progenitornya lewat sebuah tangkai maka disebut pedunculated leiomyomas. Jika tumor ini menempelkan dirinya ke dekat struktur pelvis terdekat lainnya maka disebut Parastic leiomyoma. 2. Leiomyoma intramural: adalah mioma yang tumbuh di tengah dinding uterus di lapisan ototnya. 3. Leiomyoma submukosa: mioma yang dekat dengan endometrium dan tumbuh mengarah dan menonjol di kavum uteri. Gejala Klinis : 1. Perdarahan: merupakan keluhan tersering dan biasanya muncul sebagai menorrhagia hipermenorhea perdarahan uterus yang berlebihan terjadi pada interval teratur, masa menstruasinya dalam batas normal.

2. Nyeri pelvis dan dismenorea. Uterus yang membesar dapat

menyebabkan sensasi tekanan, meningkatnya frekuensi berkemih, inkontinensia urin dan konstipasi. Selain itu mioma uteri dapat membesar ke lateraldan menyumbat ureter dan Universitas Sumatera Utara menimbulkanobstruksi dan hidronefrosis, namun jarang. Keluhan lain dapat berupa dispareuniaatau nyeri pelvik diluar siklus menstruasi.

3. Infertilitas: meskipun belum jelas mekanismenya, mioma uteri

berhubungan dengan infertilitas, sekitar 2-3 kasus infertilitas disebabkan oleh mioma uteri. Diantaranya tumor dapat menyumbat ostium tuba dan mengganggu kontraksi uterus normal untuk mendorong sperma agar bertemu dengan ovum. Selain itu, mioma uteri berhubungan dengan inflamasi endometrium dan perubahan vaskuler yang dapat mengganggu implantasi. 4. Gejala lain: 0,5 mioma uteri dapat menyebabkan myomatous erythrocytosis syndrome. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi eritropoietin oleh ginjal, atau oleh tumor itu sendiri. Diagnosis : Mioma uteri sering dideteksi dari pemeriksaan pelvis dengan temuan adanya pembesaran uterus, permukaan yang tidak rata atau keduanya. Pemeriksaan Penunjang : 1. USG ultrasonografi – gambaran bervariasi, dapat hypo hingga hyperechoic,tergantung rasio otot polos dan jaringan ikatnya dan apabila adanya degenerasi. Kalsifikasi dan degenerasi kistik lebih hiperechoic, sedangkan kistik atau degenerasi miksoid lebih hipoechoic. Universitas Sumatera Utara

2. SIS Saline-infusion sonography,

hysteorscopy dan hysterosalpingography HSG untuk melihat kavum endometrium jika ditemukan keluhan menoragia, dismenoreaatau infertilitas yang dicurigai karena tumor. 3. Doppler imaging untuk membedakan mioma uteri dengan polip endometrium atau adenomiosis.

4. MRI magnetic resonance imaging – lebih akurat untuk

melihat ukuran, jumlah dan lokasinya. Penatalaksanaan : Observasi : untuk kasus asimptomatik Terapi dengan obat: anti inflamasi non steorid NSAID, obat kombinasi kontrasepsi oral COC, dan agonis GnRH. GnRH agonis biasanya juga digunakan untuk obat preoperatif sebelum pembedahan untuk mengecilkan ukuran tumor. Terapi pembedahan: meliputi histerektomi, miomektomi dan miolisis. 1. Histerektomi: pengangkatan uterus, adalah tatalaksana definitif dan pembedahan tersering dari mioma uteri. 2. Miomektomi: reseksi tumor, adalah pilihan untuk wanita dengan gejala namun ingin memiliki anak, atau untuk mereka yang menolak histerektomi. Miomektomi dapat dilakukan via laparoskopi, histeroskopi atau via insisi laparotomi. Miomektomi biasanya memperbaiki keluhan nyeri, infertilitas dan perdarahan. Namun, risiko rekurensi mioma uteri lebih tinggi, rata-rata 40-50. Universitas Sumatera Utara 3. Miolisis, yakni menginduksi nekrosis dan penyusutan mioma uteri dengan kauter mono atau bipolar, laser vaporization atau krioterapi. 24,25. • Neoplasia Tuba Fallopi : Tumor tuba adalah kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali pada daerah tuba dan merusak jaringan sekitarnya. Tumor tuba fallopi adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi wanita yaitu pada tuba fallopi, ini sangat jarang terjadi kalaupun ada biasanya merupakan penyebaran dari organ lain misalnya ovariumindung telur.Tumor tuba fallopi paling banyak ditemukan pada wanita pasca menopause, tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang lebih muda.Yang paling sering ditemukan adalah tumor Adneksa. Etiologi Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal. Patofisiologi Karsinoma tuba fallopi primer termasuk jarang, merupakan tumor ganas primer saluan genetalia perempuan yang jumlahnya paling sedikit, yaitu 0,5 hingga 1 dari semua keganasan ginekologi. Ditemukan 1 banding 1000 kasus operasi ginekologi abdominal, dapat dijumpai pada semua umur dari 19-80, dengan rata – rata puncaknya Universitas Sumatera Utara pada usia 52 tahun. Kebanyakan tumor ganas yang timbul dalam tuba fallopi adalah penyebaran dari kanker ovarium atau uterus. Sehingga terdapat kriteria untuk menetapkan tumor apapun sebagai tumor primer dari tuba fallopi. Kanker harus terletak dalam tuba, dan uterus serta ovarium harus terbebas dari karsinoma. Klasifikasi Tumor ganas primer tuba fallopi yang paling sering adalah adenokarsinoma. Tumor – tumor lain dapat berupa sarcoma seperti leiomiosarkoma, kondrosarkoma, tumor mesodermal campuran, limfoma, dan kariokarsinoma. Semua jenis kanker ganas dalam tuba fallopi ini sangat jarang. Tumor ganas tuba fallopi bermetastasis dengan pembuluh limfe menuju kelenjar regional dan menyebar dengan cara bermigrasi ke dalam pelvis atau rongga abdomen, atau mungkin berpenetrasi ke serosa dan sel – sel melepaskan diri langsung ke dalah pelvis atau rongga abdomen. Gejala Klinis 1. perdarahan abnormal vagina, 2. menstruasi yang tidak teratur, 3. nyeri. Kanker tuba falopii paling banyak ditemukan pada wanita pasca menopause,tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang lebih muda.Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti Universitas Sumatera Utara dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang bercampur dengan darah. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan pelvik Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus. b. Test papanicolau Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.

c. Ultra sound USG