BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumor ovarium merupakan salah satu neoplasma yang dijumpai pada sistem genitalia wanita.Tumor ovarium dikategorikan menjadi tiga kelompok
yaitu tumor jinak, borderline, dan tumorganas. Tumor ovarium diperkirakan
30 dari seluruh kanker pada sistem genitalia wanita. Kira-kira80 tumor
jinak lebih sering dijumpai pada usia 20-45tahun, tumor borderlinedijumpai
padausia yang lebih tua, dan tumor ganas umumnya antara usia 45tahun - 65 tahun. Peningkataninsidensi kanker ovarium erat hubungannya dengan
semakin meningkatnya usia, jumlah paritas dan penggunaan oral kontrasepsi pada negara berkembang.
Kesehatan wanita merupakan parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Salah satu
hal yang perlu diperhatikan adalah kesehatan reproduksi karena dampaknya luas dan menyangkut berbagai aspek kehidupan.
1,2
Angka kejadian tumor ovarium lebih rendah bila dibandingkan dengan tumor servik dan uterusnamun kanker ovarium memiliki mortalitas tertinggi di
antara tumor ganas ginekologik. Padaumumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut, dan sebagian besar tumor sudahmenyebar ke organ lain.
Yang menyebabkan tumor ini demikian berbahaya bukan frekwensinyatetapi di jumpai adanya angka mortalitas yang tinggi karena pertumbuhannya yang
tidak menimbulkan gejala, itulah sebabnya tumorini dikenal sebagai penyakit
yang tumbuh diam-diam tapi mematikan silent killer. Setiap tahunlebih dari
1
Universitas Sumatera Utara
23.000 kasus baru yang terdiagnosa dan sekitar 13.900 di antaranya meninggal dunia,kanker ovarium menempati urutan kelima penyebab
kematian perempuan pada tahun2001. Massa pada adnexa memerlukan penanganan yang berbeda,
tergantung pada kasusnya.Namun demikian secara umum penanganan konservatif dapat dilakukan apabila massa tersebut bersifat simptomatik atau
berupa kista fungsional. Bila ukuran kista lebih besar dari 6 cm biasanya diperlukan penanganan secara operatif.Prosedur pembedahan perlu
dilakukan untuk mengetahui asal massa bila dari pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang seperti USG, CT-Scan ataupun MRI sulit
menentukan asal massa.
1,3,4,5,6,7
Saat ini pemakaian laparoskopi sering digunakan untuk mendiagnosa massa di adnexa yang dikenal dengan laparoskopi diagnostik. Disamping itu
dapat juga sebagai terapi operatif untuk mengangkat massa tersebut. Di bidang ginekologi, laparoskopi sering digunakan untuk mengangkat
tomorovarium.
1,2,5
Pembedahan tumor ovarium ini dapat berupa kistektomi dan salfingo- ooforektomi. Kelebihan dari tindakan laparoskopi adalah trauma pada dinding
abdomen dan resiko perlengketan lebih minimal,masa rawatan dan masa penyembuhan yang lebih cepat dibanding dengan laparotomi.
2.
Laparoskopi operatif sudah dilakukan lebih dari 20 tahun. Dibandingkan laparotomi, laparoskopi operatif menunjukkan kehilangan darah
yang lebih sedikit, minimal perlengketan, nyeri post operasi yang kurang dan rawatan rumah sakit yang lebih singkat.
2
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan dari teori yang menyatakan bahwa lama rawatan dan kemungkinan komplikasi perlengketan pasca operatif beserta kehilangan
darah ketika operasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan prosedur laparotomi, peneliti merasa tertarik untuk membuktikannya melalui penelitian
ini. Dan penelitian ini belum pernah dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU. Kedua hal ini menjadi alasan utama peneliti untuk
melakukan penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pasien yang mendapat tindakan laparoskopi atau laparotomi atas indikasi
tumor ovarium RSHAM pada tahun 2010-2012?.
1.3. Hipotesa
Karakteristikpasien yang mendapat tindakan laparoskopi atau laparotomi atas indikasi tumorovarium di RS-HAM dari tahun 2010-2012.
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1.Tujuan Umum
Memperoleh karakteristik pasien yang mendapat tindakan laparoskopi atau laparotomi atas indikasi tumorovarium di RS-HAM dari tahun 2010-
2012.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2.Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik,gambaran histopatologi dari pasien penderita tumor ovarium yang mendapat tindakan
laparotomi atau laparoskopi. 2. Untuk mengetahui perbedaan Hb sebelum dan sesudah di
lakukan tindakan laparotomi atau laparoskopi atas indikasi tumor ovarium.
1.5. Manfaat Penelitian
1. sebagaidata tentang karakteristik tindakan laparoskopi atau laparotomi atas indikasi tumor ovarium di RSHAM pada tahun 2010-2012.
2. sebagai bahan pertimbangan penetapan kebijakan pilihan terapi laparaskopi danlaparatomi pada tumor ovarium.
3. sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA