Jadwal Kegiatan No Kegiatan Belajar Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi Catatan

5. gambarkan 13 bola

E. Cerita Penutup

”Tidak ada cerita” Hari III. Kakek dan Nenek

A. Jadwal Kegiatan No Kegiatan Belajar

Mata Pelajaran 1 2 3 4 5 6 7 Pembukaan: Menyanyi Inti: Mendengarkan cerita Menjawab pertanyaan bacaan Memasangkan gambar Membandingkan dua bilangan Mengurutkan bilangan Penutup Mendengarkan cerita. SBK, IPS IPS, B. Indonesia IPS, B. Indonesia IPS Matematika Matematika B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk membaca syair lagu “Sayang Kakek”  Guru membimbing siswa untuk menyanyikan lagu “Sayang Kakek”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab sesuai isi lagu. 2. Mendengarkan cerita  Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “Kakek Datang”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang isi cerita. 3. Menjawab pertanyaan bacaan  Guru menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan bacaan. 4. Memasangkan gambar  Guru menugasi siswa untuk memasangkan pernyataan hubungan kekerebatan dengan gambar yang sesuai. 5. Membandingkan dua bilangan  Guru mengajak siswa untuk mengamati, menghitung, dan membandingkan 2 kumpulan benda dengan istilah lebih besar dan lebih kecil.  Guru menjelaskan arti lambang ,, dan = dalam kalimat matematika.  Guru menugasi siswa untuk membandingkan 2 bilangan menggunakan tanda ,, dan = 6. Mengurutkan bilangan.  Guru menuliskan 5 bilangan acak di papan tulis.  Guru mengajak siswa untuk mengurutkan bilangan dari terkecil terbesar  Guru menugasi siswa untuk mengurutkan bilangan dari terkecil terbesar.  Guru menugasi siswa untuk menentukan bilangan sesudah sebelum suatu bilangan urut.  Guru menugasi siswa untuk melengkapi urutan bilangan. 7.Mendengarkan cerita.  Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “300 Tael Perak”

C. Catatan

IPS 1. kakek adalah ayah dari orang tua kita. 2. nenek adalah ibu dari orang tua kita. 3. kakek dan nenek menyebut saya cucu. 4. uak adalah kakak dari orang tua kita. 5. keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, dan nenek disebut keluarga besar.

D. Tugas Rumah.

Matematika isilah dengan tepat 1.bilangan sesudah 19 adalah .... 2. sebelum 17 adalah bilangan .... berilah tanda ,, dan = 3. 17 ... 19 4. 20 ... 17 5. 15 ... 15 6. 17, 14, 16, 15, 18 urutan dari yang terkecil adalah ..., ..., ..., ..., ... 7. 11, 9, 12, 10, 13 bilangan yang paling besar adalah .... 8. urutan dari bilangan terbesar adalah ..., ..., ..., ..., ... 9. 10.

E. Cerita Penutup Contoh cerita:

“300 Tael Perak” Dahulu kala di daratan Cina,tinggallah Kakek dan Nenek Chen. Mereka tidak mempunyai anak. Hidup mereka sehari-hari hanya mencari kayu bakar di hutan. Kayu itu nantinya dijual Kakek Chen ke kota. Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen siap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat anak burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon. “Aduh, kasihan sekali anak burung ini ...,” kata Nenek sambil mengangkat merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati. “Kita rawat saja ya, Kek ...,” ujar Nenek. Kakek Chen mengangguk setuju. Sore harinya setiba di rumah, Nenek merawat anak burung itu dengan hati-hati. Nenek memberinya makanan dan meletakkannya di atas kain-kain perca di dalam kardus. Setelah beberapa minggu, akhirnya burung itu sembuh dan mulai terbang di sekeliling rumah. Nenek amat gembira. “Lihat Kek, anak burungnya sudah sehat Dia pasti mampu terbang kembali ke hutan” Kakek Chen melihat sambil tersenyum, lalu melanjutkan pekerjaannya membelah kayu. Setelah melihat anak burung itu terbang pergi, Nenek Chen kembali ke kamar dan mulai merapikan kamar. Tiba-tiba ia melihat benda berkilau di balik seprai. Alangkah terkejutnya Nenek Chen saat melihat tumpukan uang perak di atas kasur. “Kek, Kakek, kemari Kek” seru Nenek Chen. Tergopoh-gopoh Kakek Chen masuk ke kamar. Ia sama terkejutnya dengan Nenek saat melihat tumpukan uang itu. “Mari kita hitung jumlahnya, Nek,” kata Kakek. Ternyata jumlah uang itu banyak juga, tiga ratus tael. “Aduh Kek, uang ini dari mana, ya? Kita apakan, ya? Nenek takut ... Kalau dicuri bagaimana?” Ujar Nenek bingung. Kakek Chen berpikir keras. 1 7 1 9 1 6 1 8 1 5 ... ... 15 16 ... ... ... ... ... ... 14 15 “Ah, kita taruh di guci kecil, lalu kita kubur di halaman saja ya, Nek,” usul kakek gembira. Nenek pun setuju. Saat hari mulai gelap, Kakek mulai menggali tanah di halaman. Ia mengubur 300 tael itu di sana. Dua hari kemudian, Nenek masih merasa gelisah. Ia berkata, “Kek, bagaimana kalau kita lupa dengan tempat penyimpanan uang iru? Halaman kita begitu luas. Sekarang saja aku sudah bingung. Apalagi bulan depan” “Iya, ya, Nek. Apalagi kita sudah mulai pikun. Ah Bagaimana kalau tempat penyimpanan uang itu kita beri tanda agar kita tidak lupa?” Nenek Chen setuju. Malam harinya, Kakek langsung melaksanakan idenya itu. Keesokan paginya, nenek terbangun karena suara ribut-ribut di luar. Tanpa membangunkan kakek, ia segera beranjak keluar. Betapa terkejutnya Nenek saat melihat para tetangganya sedang berkerumun di halaman rumahnya. Mereka menunjuk-nunjuk palang yang ditancapkan Kakek tadi malam. Di palang itu tertulis : TIDAK ADA UANG 300 TAEL DI SINI. “Nek, Nenek menyimpan uang di sini, ya?” Tanya seorang tetangga begitu melihat Nenek. “Uhmmm,,,,” Nenek bingung. Tiba-tiba ia melihat anak burung merpati terbang di sekeliling halamannya. Itu anak burung merpati yang pernah dirawatnya dulu. Burung itu masuk ke dalam rumah, lalu berubah wujud menjadi seorang peri cantik. “Nenek yang baik, terima kasih karena kau telah merawatku sampai sembuh. Uang itu aku berikan sebagai tanda terima kasihku padamu. Tapi, rupanya kalian tidak siap menerima pemberianku. Aku akan mengambil kembali uang itu,” ujar peri lembut. Saat itu juga, guci kecil berisi uang yang ditanam Kakek Chen, muncul di tangan peri itu. Palang yang tertancap di halaman juga lenyap. Para tetangga kembali ke rumah mereka masing- masing. Nenek masih terpaku karena kaget dan bingung. Saat akan bicara, tiba-tiba peri itu menghilang. Yang ada hanya asap putih dan cahaya warna-warni dari pakaian sang peri. Lama Nenek terdiam. Tiba-tiba ia melihat benda berkilauan di tempat peri tadi berdiri. Nenek memungutnya. Ternyata, benda yang berkilauan itu adalah uang perak sebanyak 10 tael. Tiba-tiba terdengar sebuah suara, “Aku tinggalkan uang itu, dan gunakan dengan baik.” Tak lama terdengar suara Kakek yang mengagetkan Nenek. ”Ada apa, Nek? Kenapa wajahmu pucat sekali?” Nenek Chen memperlihatkan uang 10 tael di telapak tangannya. Lalu menceritakan peristiwa tadi. Kakek tersenyum sabar, “Kita jadi tidak repot mencari tempat penyimpanan uang, kan...” Dongeng dari Cina Oleh: Rina Ruslaini, Bobo edisi 38, 28 Desember 2006 Hari IV. Paman dan Bibi

A. Jadwal Kegiatan No Kegiatan Belajar