BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan
berdaya saing. Strategi bersaing yang berusaha mengembangkan membesarkan perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan
jangka panjang perusahaan disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan internal atau penggabungan usaha yaitu
konsolidasi, merger dan akuisisi, Swarsono 2004. Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan
perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Konsolidasi adalah
penggabungan usaha yang dilakukan dengan pengambil-alihan aktiva dan kewajiban perusahaan-perusahaan yang bergabung dengan cara membentuk
perusahaan baru. Sementara merger dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan dimana salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap
digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan.
Di Amerika Serikat, aktivitas merger dan akuisisi merupakan hal biasa terjadi. Bahkan di era 1980-an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas merger dan
akuisisi sehingga tahun 1980-an sering disebut sebagai dekade merger mania, Hitt 2002. Sementara di Indonesia aktivitas merger dan akuisisi mulai marak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek Indonesia BEI yang melakukan merger dan akuisisi
diantaranya adalah PT Semen Gresik yang mengakuisisi PT Semen Padang, PT Gudang Garam merger dengan PT Surya Pamenang dan PT Nutricia yang
mengakuisisi PT Sari Husada. Alasan perusahaan lebih tertarik memilih merger dan akuisisi sebagai
strateginya dari pada pertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan
tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah
merger dan akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat
memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan
efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Kegiatan merger dan akuisisi di Indonesia sudah mulai berlangsung pada
tahun 1970-an Yudatmoko dan Na’im, 2000, yang perkembangannya terus berlangsung sampai sekarang. Kecenderungan yang terjadi di Indonesia, pola
merger dan akuisisi lebih banyak dilakukan yang disebabkan karena pemilik perusahaan lebih nyaman dengan kepemilikan saham pribadi dalam jumlah besar.
Banyak penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk meneliti dampak keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan, dengan hasil yang
beragam. Bamber dan Cheon 1995 dalam Rumondang 2010, melakukan
Universitas Sumatera Utara
penelitian terhadap keputusan merger dan akuisisi perusahaan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perubahan harga saham merefleksi perubahan prediksi rata-
rata pasar secara agregat, sebaliknya volume perdagangan merupakan jumlah tindakan atau perdagangan investor individual. Reaksi pasar yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan diukur dengan menggunakan abnormal return saham, sehingga bila suatu pengumuman merger
dan akuisisi mengandung informasi pergerakan harga saham, maka investor akan dapat menghitung return saham dan abnormal return saham.
Pengujian kandungan informasi pergerakan harga saham dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman merger dan akuisisi. Jika pengumuman
merger dan akuisisi mengandung informasi tersebut, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman merger dan akuisisi tersebut diterima oleh
pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan dimana reaksi ini dapat diukur dengan abnormal return.
Pengumuman merger dan akuisisi mengandung informasi pergerakan harga saham yang dapat menyebabkan reaksi pasar dimana ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga saham dari sekuritas. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return saham. Kondisi ekonomi merupakan dasar dari analisis sekuritas, dimana jika kondisi ekonomi buruk maka kemungkinan besar
tingkat pengembalian return saham-saham yang beredar akan merefleksikan penurunan harga saham yang sebanding akan berdampak negatif terhadap tingkat
pengembalian saham berlebihan abnormal return. Sebaliknya, jika kondisi
Universitas Sumatera Utara
ekonomi baik maka akan merefleksikan harga saham akan naik pula yang akan berdampak positif pada tingkat pengembalian saham return.
Abnormal return merupakan kelebihan dari return normal. Return normal
merupakan return expected return yang diharapkan oleh investor. Jogiyanto 2003 dalam Puspitaayu 2011, mendefinisikan abnormal return saham adalah
selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekpektasi. Saham adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga
lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas, Darmadji 2006. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
diperusahaan tersebut. Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain
saham memiliki potensi keuntungan dalam 2 dua hal, pembagian dividen dan kenaikan harga saham capital gain. Pengumuman yang memiliki informasi pada
pasar modal efisien, akan langsung tercermin pada harga saham sehingga berdampak pada pendapatan saham.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi studi peristiwa event study. Event study merupakan salah satu metodologi yang digunakan
untuk mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman merger dan akuisisi. Event study dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk menguji kandungan informasi pergerakan harga saham dari suatu pengumuman merger dan akuisisi dan juga dapat digunakan untuk menguji
efesiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi pergerakan harga saham dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman
merger dan akuisisi, jika pengumuman merger dan akuisisi tersebut mengandung informasi tersebut maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar. Saiful 2003 dalam Widyaputra 2006, melakukan penelitian terhadap
pengumuman merger dan akuisisi terhadap abnormal return perusahaan target dan industri sejenis dari tahun 1991-1997, penelitian menggunakan teknik event
study . Sampel akhir yang memenuhi kriteria adalah 30 perusahaan target dan 241
perusahaan non target dalam industri sejenis. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan adanya abnormal return positif yang diperoleh pemegang saham
perusahaan target pada hari sebelum, saat dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengumuman merger dan akuisis
mengandung informasi pergerakan harga saham bagi pelaku pasar modal. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa perusahaan target memperoleh
kemakmuran dari aktivitas merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan oleh Hutagalung 2002, mengenai reaksi
pemegang saham terhadap pengumuman merger dan akuisisi di Bursa Efek Jakarta, perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi adalah sebanyak 47
perusahaan dari tahun 1997 sampai 2002. Metode yang digunakan adalah event studies
menggunakan adjusted model, yang mana hipotesis yang diajukan
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa adanya perbedaan rata-rata abnormal return positif yang diterima perusahaan. Periode penelitian menggunakan periode pengamatan 31
hari yaitu 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah pengumuman terhadap 47 perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah ada perbedaan signifikan positif rata-
rata abnormal return yang diterima perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Tjandra 1995 meneliti emiten-emiten yang ada di BEJ, memperoleh 5 perusahaan yang melakukan akuisisi eksternal dan 11 akuisisi internal, periode
pengamatannya 1990-1993. Tambahan kemakmuran diukur dengan menggunakan abnormal return.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuisisi internal tidak ada yang memberikan AAR rata-rata abnormal return yang positif pada periode
pengamatan, sedangkan untuk akuisisi eksternal banyak yang memberikan AAR rata-rata abnormal return yang positif. Kesimpulan akuisisi eksternal lebih
mampu memberikan kemakmuran bagi pemegang saham.
Rachmawati dan Tendelilin 2001 juga melakukan penelitian terhadap
pengumuman merger dan akuisisi terhadap return saham yang diukur dengan besarnya abnormal return. Jumlah perusahaan yang masuk sampel sebanyak 36,
dengan menggunakan teknik event study dan event period adalah 81 hari bursa yaitu 40 hari sebelum dan 40 hari sesudah pengumuman merger dan akusisi.
Hasil pengujian statistik menggunakan uji beda dua rata-rata pada periode sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi menunjukan secara
statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.
Universitas Sumatera Utara
Limmack 1991 meneliti mengenai pengaruh merger terhadap tingkat kemakmuran pemegang saham perusahaan pengakuisisi dan perusahaan target
selama periode 1977-1986. Limmack 1991 menggunakan tiga model analisis yaitu: model pasar, model pasar yang disesuaikan, model indeks relatif. Tingkat
abnormal return yang diamati adalah sekitar tanggal akuisisi dan pada tanggal
laporan keuangan. Hasil penelitiannya mengenai kesejahteraan pemegang saham setelah terjadinya merger dan akuisisi, meyimpulkan bahwa secara total tidak ada
penurunan kesejahteraan bersih pemegang saham, namun pemegang saham perusahaan pengakuisisi mengalami penurunan kesejateraan, sementara pemegang
saham perusahaan target target companies mengalami kenaikan kesejahteraan yang signifikan.
Payamta 2001 melakukan penelitian mengenai pengaruh keputusan merger dan akuisisi yang diambil perusahaan terhadap kinerja saham perusahaan yang
melakukan aktivitas merger dan akuisisi pada tahun 1990-1996. Hasil penelitian tersebut menemukan fakta bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap kinerja saham perusahaan, pasca keputusan merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Pakereng 2001 tentang pengaruh
pengumuman merger dan akuisisi bagi perusahaan pengakuisisi dan perusahaan non
pengakuisisi dalam sektor industri yang sama di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya abnormal return positif bagi perusahaan
yang pengakuisisi ketika melakukan pengumuman merger dan akuisisi. Sedangkan abnormal return negatif diperoleh perusahaan pengakuisisi pada
periode sekitar pengumuman merger dan akuisisi. Pengumuman merger dan
Universitas Sumatera Utara
akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi juga mengakibatkan adanya abnormal return
saham perusahaan non pengakuisisi dalam sektor industri yang sama. Hasil penelitian yang dilakukan Swandari 1999 dalam Widyaputra 2006,
tentang pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return pemegang saham di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa pemegang saham perusahaan
pengakuisisi menikmati abnormal return positif yang lama menjelang pengumuman merger dan akuisisi. Hal tersebut berarti bahwa pengumuman
tersebut mengandung muatan informasi pergerakan harga saham yang telah dimiliki investor sebelum event date. Pemegang saham juga memperoleh
abnormal return positif hingga 23 hari setelah pengumuman merger dan akuisisi,
yang mengindikasi bahwa pengumuman merger dan akuisisi mengandung muatan informasi dan merupakan berita baik pemegang saham pengakuisisi.
Atas dasar latar belakang dan hasil penelitian pendahuluan di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Dampak Abnormal Return Saham
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akusisi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah