akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi juga mengakibatkan adanya abnormal return
saham perusahaan non pengakuisisi dalam sektor industri yang sama. Hasil penelitian yang dilakukan Swandari 1999 dalam Widyaputra 2006,
tentang pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return pemegang saham di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa pemegang saham perusahaan
pengakuisisi menikmati abnormal return positif yang lama menjelang pengumuman merger dan akuisisi. Hal tersebut berarti bahwa pengumuman
tersebut mengandung muatan informasi pergerakan harga saham yang telah dimiliki investor sebelum event date. Pemegang saham juga memperoleh
abnormal return positif hingga 23 hari setelah pengumuman merger dan akuisisi,
yang mengindikasi bahwa pengumuman merger dan akuisisi mengandung muatan informasi dan merupakan berita baik pemegang saham pengakuisisi.
Atas dasar latar belakang dan hasil penelitian pendahuluan di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Dampak Abnormal Return Saham
Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akusisi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah terdapat perbedaan dampak abnormal
return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan dampak abnormal return saham pada saat, sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak perusahaanemiten maupun investor dan peneliti
selanjutnya. 1.
Bagi Perusahaan, untuk menambah informasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan skala perusahaan sehingga dapat menentukan
langkah selanjutnya setelah merger dan akuisisi. 2.
Bagi Investor, untuk dapat digunakan sebagai bahan referensi yang bermanfaat untuk menambah wawasan bagi mereka yang berminat dan
sebagai perbandingan serta dasar untuk melaksanakan penelitian yang lebih mendalam serta menambah informasi untuk mempertimbangkan dalam
pengambilan keputusan di pasar modal. 3.
Bagi Penelitian Selanjutnya, untuk dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam melakukan penelitian berikutnya terutama penelitian yang terkait
dengan reaksi pasar atas pengumuman merger dan akuisisi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teroritis 2.1.1 Penggabungan usaha
Pengembangan usaha sebagai upaya untuk memajukan usaha perusahaan merupakan tindakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan operasional
perusahaan. Salah satu upaya ke arah pengembangan usaha adalah dengan melakukan aliansi usaha. Saat ini aliansi usaha sedang menjadi trend di kalangan
pengusaha. Berbagai bentuk aliansi seperti merger, konsolidasi, dan akuisisi menjadi pilihan yang strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan dan
memperbesar margin strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan dan memperbesar margin keuntungan.
Dengan aliansi strategis, perusahaan bisa memperoleh kesempatan baru untuk lebih maju atau menghilangkan beberapa hambatan yang selama ini mengganggu
karena pada hakekatnya aliansi strategis merupakan politik bisnis yang memberikan peluang kepada perusahaan untuk membagi risiko dan kemampuan
dengan partner aliansinya, sehingga dapat meminimumkan biaya, waktu dan sumber daya dalam hal pengembangan atau memperkenalkan produk dan
teknologi baru ke pasar. Pengembangan usaha yang bersifat eksternal dilakukan dengan melibatkan unit-unit yang berada di luar organisasi perusahaan seperti
pesaing, langganan, rekanan bisnis, perusahaan sejenis maupun perusahaan yang tidak mempunyai hubungan operasional.
Universitas Sumatera Utara
Setiap pemilik perusahaan pasti menghendaki adanya suatu perkembangan dalam perusahaan yang telah didirikannya. Agar tingkat perkembangan
perusahaan tersebut dapat sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang. Penggabungan usaha dalam bentuk
merger dan akuisisi merupakan salah satu perencanaan yang dipilih. Penggabungan usaha dalam bentuk merger dan akuisisi merupakan salah satu
perencanaan yang dipilih. Penggabungan usaha adalah alternatif bagi perusahaan dalam rangka melakukan pengembangan usaha secara eksternal guna
mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk tujuan pertumbuhan perusahaan. Penggabungan badan usaha sebagai bentuk pernyataan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi, karena satu perusahaan menyatu dengan uniting with perusahaan lain ataupun memperoleh kendali atas aktiva
dan operasi perusahaan lain IAI, 2004. Pada dasarnya dalam semua penggabungan usaha, salah satu perusahaan
yang bergabung memperoleh kendali atas perusahaan lain. Pengendalian control diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh
lebih dari 50 hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50
IAI, 2004. Lebih lanjut menegaskan kemungkinan pengakuisisi mungkin tetap dapat diidentifikasikan meskipun salah satu dari perusahaan yang bergabung tidak
memiliki lebih dari 50 hak suara pada perusahaan lain, yaitu apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh hal berikut ini IAI, 2004 :
Universitas Sumatera Utara
1. kekuasaan lebih dari 50 hak suara atas perusahaan yang lainnya tersebut
berdasarkan perjanjian dengan investor. 2.
kekuasan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lainnnya tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
3. kekuasan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota
pengurus perusahaan lainnnnya tersebut. 4.
kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi perusahaan lainnnya tersebut.
Definisi penggabungan usaha menurut Beams dan Yusuf 2000 adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan usaha yang terpisah adalah suatu
alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau penggembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan sering kali memberikan manfaat bagi semua
entitas yang bersatu dan pemiliknya. Dari definisi-definisi tersebut oleh Gurendrawati 1999 disimpulkan secara
umum, bahwa penggabungan usaha adalah satu set kondisi dua atau lebih perusahaan bekerja sama melalui kepemilikan bersama atas suatu badan usaha.
Perusahaan yang memiliki mayoritas voting stock perusahaan lain akan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan proses pembuatan keputusan, serta
menguasai aktiva dan kewajiban perusahaan lain. Payamta 2001 menggolongkan penggabungan usaha ditinjau dari segi
hubungan antara perusahaan-perusahaan yang melakukannya menjadi tiga macam, yaitu seperti berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
1. Penggabungan badan usaha vertikal, yaitu penggabungan usaha yang terjadi
apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan penggabungan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda tetapi saling berhubungan, misalnya
sebagai rekanan dan pelanggan. 2.
Penggabungan badan usaha horizontal, yaitu penggabungan usaha yang terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan penggabungan usaha tersebut
mempunyai kegiatan yang sama atau menghasilkan barang dan jasa yang sifatnya subtitusi.
3. Penggabungan badan usaha konglomerasi.
Jenis penggabungan usaha ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seperti berikut ini :
1. Penggabungan usaha vertikal dan Penggabungan usaha horizontal secara
bersama-sama. 2.
Penggabungan badan usaha oleh perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai hubungan usaha.
Secara teori, penggabungan usaha dapat berupa merger, akuisisi dan konsolidasi. Tetapi pada kali ini, penulis hanya membahas mengenai merger dan
akuisisi.
2.1.2 Pengertian merger dan akuisisi
Merger adalah salah strategi perusahaan dalam mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata merger latin yang berarti
bergabung, bersama, berkombinasi yang menyebabkan hilangnya identitas akibat penggabungan ini. Merger didefinisikan penggabungan usaha dari dua atau lebih
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang pada akhirnya bergabung kedalam salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya, sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan yang
melakukan merger. Dengan kata lain bahwa merger adalah kesepakatan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada satu perusahaan
yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar Moin, 2004.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988 mendefinisikan merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Penyatuan usaha itu sendiri didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi
perusahaan lain. Penyatuan kepentingan dengan suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama
menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama
segala risiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasikan sebagai perusahaan pengakuisisi IAI, 2004.
Pihak yang masih hidup dalam atau yang menerima merger dinamakan surviving firm
atau pihak yang mengeluarkan saham issuing firm. Sementara itu perusahaan yang berhenti dan bubar setelah terjadinya merger dinamakan merged
firm . Surviving firm dengan sendirinya memiliki ukuran yang semakin besar
karena seluruh aset dan kewajiban dari merger firm dialihkan ke surviving firm.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan yang dimerger akan menanggalkan status hukumnya sebagai entitas yang terpisah dan setelah merger statusnya berubah menjadi bagian unit bisnis
di bawah surviving firm. Dengan demikian merged firm tidak dapat bertindak hukum atas namanya sendiri.
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan menjadi suatu skema atas merger sebagai salah satu straregi perusahaan.
Skema Merger
Gambar 2.1 Sumber: Ataina Hudayati 1997
Sementara akuisisi berasal dari kata acquisitio Latin dan acquisition Inggris, secara harfiah akuisisi mempunyai makna membeli atau mendapatkan
sesuatuobyek untuk ditambahkan pada sesuatuobyek yang telah dimiliki sebelumnya. dalam teminologi bisnis akuisisi dapat diartikan sebagai
pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah Moin, 2004.
Perusahaan A
Perusahaan B Perusahaan A atau
Perusahaan B
Universitas Sumatera Utara
Pada Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perseroan Terbatas
mendefinisikan akusisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar
saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
Akuisisi sebagai suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas
perusahaan yang diambil alih tersebut IAI, 2004. Biasanya perusahaan pengakuisisi memliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
terakuisisi. Kendali perusahaan yang dimaksud dalam pengendalian adalah kekuatan untuk:
1. Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan.
2. Mengangkat dan memberhentikan manajemen.
3. Mendapat hak suara mayoritas dalam rapat redaksi.
Pengendalian ini yang memberikan manfaat kepada perusahaan pengakuisisi. Akuisisi berbeda dengan merger karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain
bubar sebagai entitas hukum. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam akuisisi secara yuridis masih tetap berdiri dan beroperasi secara independen tetapi telah
terjadi pengalihan oleh pihak pengakusisi. Beralihnya kendali berarti pengakuisisi memiliki mayoritas saham-saham
berhak suara voting stock yang biasanya ditunjukan atas kepemilikan lebih dari dari 50 persen saham berhak suara tersebut. Dimungkinkan bahwa walaupun
Universitas Sumatera Utara
memiliki saham kurang dari jumlah itu pengakuisisi juga bisa dinyatakan sebagai pemilik suara mayoritas jika anggaran dasar perusahaan yang diakuisisi
menyebutkan hal yang demikian. Namun bisa juga pemilik dari 51 persen tidak tahu belum dinyatakan sebagai pemilik suara mayoritas jika dalam anggaran dasar
perusahaan menyebutkan lain. Akuisisi memunculkan hubungan antara perusahaan induk pengakuisisi dan perusahaan anak terakuisisi dan selanjutnya
kedua memiliki hubungan afiliasi. Dari penjelasan diatas dapat digambarkan menjadi suatu skema atas akuisisi sebagai salah satu strategi.
Skema Akuisisi Sebelum akuisisi Setelah Akuisisi
Pengendalian
Gambar 2.2 Sumber: Ataina Hudayati 1997
2.1.3 Tipe-tipe merger dan akuisisi
Merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomi dapat diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu merger horisontal, vertikal, konglomerat, ekstensi pasar dan
ekstensi produk Hitt 2002. 1.
Merger horizontal Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan- perusahaan ini bersaing satu sama lain dalam pasarindustri yang sama.
Perusahaan A
Perusahaan B Perusahaan A
Perusahaan B
Universitas Sumatera Utara
2. Merger vertikal
Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
3. Merger konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing- masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.
4. Merger ekstensi pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar.
5. Merger ekstensi produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.
Sedangkan akuisisi dapat diklasifikasikan dalam 12 tipe, yaitu Hitt 2002: 1.
Akuisisi horizontal Akuisisi horizontal adalah akuisisi perusahaan dimana perusahaan yang
diakuisisi adalah para pesaingnya, baik pesaing yang mempunyai produk yang sama, atau perusahaan yang memiliki teritorial pemasaran yang sama,
dengan tujuan untuk memperbesar pangsa pasar atau membunuh pesaing. 2.
Akuisisi vertikal Akuisisi vertikal adalah akuisisi yang dilakukan oleh suatu perusahaan
terhadap perusahaan lain yang masih dalam satu mata rantai produksi, yakni suatu perusahaan dalam arus pergerakan produksi dari hulu ke hilir.
3. Akuisisi konglomerat
Akuisisi konglomerat adalah akuisisi terhadap perusahaan yang tidak terkait baik secara horizontal maupun vertikal.
4. Akuisisi eksternal
Akuisisi eksternal adalah akuisisi yang terjadi antara dua atau lebih perusahaan, masing-masing dalam grup yang berbeda, atau tidak dalam grup
yang sama.
Universitas Sumatera Utara
6. Akuisisi internal
Akuisisi internal adalah kebalikan dari akuisisi eksternal, dalam akuisisi internal perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi masih dalam satu
grup usaha. 7.
Akuisisi saham Akuisisi saham adalah akuisisi perusahaan dimana yang diakuisisi adalah
saham yang dimiliki oleh perusahaan target, baik dengan uang tunai, maupun dibayar dengan saham yang dimiliki oleh pengakuisisi atau perusahaan
lainnya. Untuk dapat disebut transaksi akuisisi, maka saham yang dibeli tersebut haruslah paling sedikit 51 simple majority, atau paling tidak
setelah akuisisi tersebut, dan pihak pengakuisisi harus memegang saham paling tidak 51. Sebab jika kurang dari presentase tersebut, maka
perusahaan target tidak bisa dikontrol karena yang terjadi hanya jual beli saham biasa saja.
8. Akuisisi aset
Akuisisi aset adalah pegakuisisian terhadap aset perusahaan target dengan tanpa mengasumsi atau mengambil alih seluruh kewajiban perusahaan target
terhadap pihak ketiga. 9.
Akuisisi kombinasi Akuisisi kombinasi adalah kombinasi antara akuisisi saham dengan akuisisi
aset. 10.
Akuisisi bertahap
Universitas Sumatera Utara
Akuisisi bertahap adalah akuisisi yang tidak dilaksanakan sekaligus, misalnya dengan pembelian convertible bonds oleh perusahaan pengakuisisi, maka
tahap pertama yang dilakukanoleh perusahaan pengakuisisi adalah mendrop dana ke perusahaan target lewat pembelian bonds yang kemudian ditukar
dengan equity, jika kinerja perusahaan target semakin baik, maka hak opsi ada pada pemilik convertible bonds sebagai pihak perusahaan pergakuisisi.
11. Akuisisi strategis
Akuisisi strategis adalah akuisisi perusahaan yang dilakukan dengan latar belakang untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, sebab dengan
akuisisi diharapkan dapat meningkatkan sinergi usaha, mengurangi resiko karena diversivikasi, memperluas pangsa pasar, dan meningkatkan efisiensi.
12. Akuisisi finansial
Akuisisi financial adalah akuisisi yang dilakukan untuk meningkatkan keuntungan finansi dengan waktu cepat. Akuisisi ini bersifat spekulatif,
dengan keuntungan yang diharapkan lewat pembelian saham atau aset yang murah tetapi dengan income perusahaan target yang tinggi.
2.1.4 Motif melakukan merger dan akuisisi
Perusahaan dalam melakukan aktivitas merger dan akuisisi untuk meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham dipengaruhi oleh beberapa motif, seperti berikut ini: 1. Motif ekonomi
Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai value creation bagi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dan bagi pemegang saham. Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan
nilai tersebut sehingga seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Motif strategis juga termasuk motif
ekonomi ketika aktivitas merger dan akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkan economies of scale penghematan skala dan economies of scope
penghematan cakupan. Penghematan skala merupakan penghematan biaya produksi karena perusahaan memproduksi produk dalam jumlah besar. Kata
skala berarti ukuran produksi. Sementara itu, penghematan cakupan
merupakan penghematan biaya produksi karena perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya satu lini produk untuk memproduksi lini-lini
produk yang lain. Kata cakupan merujuk pada cakupan produksi. 2. Motif sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan
perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi
dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan dua atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga
gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri.
3. Motif diversifikasi Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan
melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing,
tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi
intinya core competence. Di samping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian
yaitu adanya subsidi silang. 4. Motif non-ekonomi
Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi,
seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Termasuk dalam motif non-ekonomi
adalah hubris hypotesis dan ambisi pemilik. 1.
Hubris hypothesis ini menyatakan bahwa merger dan akuisisi dilakukan karena “ketamakan” dan kepentingan pribadi para eksekutif perusahaan.
Mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kompensasi yang mereka terima.
Kompensasi yang mereka terima bukan hanya sekedar materi saja tapi juga berupa pengakuan, penghargaan dan aktualisasi diri.
Universitas Sumatera Utara
2. Ambisi pemilik adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai
berbagai sektor bisnis, menjadikan aktivitas merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk
membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi bila pemilik perusahaan memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan.
2.1.5 Keunggulan dan kelemahan merger
1. Keunggulan Merger Pengambil-alihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah
dibandingkan pengambil-alihanan yang lain. 2. Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi, merger memiliki beberapa kekurangan. Yaitu harus ada persetujuan para pemegang saham dari masing-masing perusahaan,
sedangkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. 2.1.6 Keunggulan dan kelemahan akuisisi
Keunggulan akuisisi: 1.
Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm,
mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm
. 2.
Perusahaan yang mengakuisis dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang diakuisisi dengan melakukan tender offer, sehingga
tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan
maka, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambil alihan perusahaan yang tidak bersahabat. hostile takeover.
4. Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan
mayoritas suara pemegang saham. Seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas, jika mereka tidak menyetujui
akuisisi. Kekurangan akuisisi:
1. Jika para pemegang saham minoritas yang tidak setuju terhadap pengambil
alihan cukup banyak, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua pertiga 67 suara setuju pada
akuisisi agar akuisisi terjadi. 2.
Bila perusahaan pengakuisisi mengambil alih seluruh saham yang di beli maka terjadi merger.
3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
2.2 Pasar Modal yang Efisien
Secara umum dapat dikatakan bahwa pasar yang efisien akan segera bereaksi secara cepat terhadap informasi pergerakan harga saham, sehingga tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keuntungan di atas normal abnormal return. Konsekuensi dari pasar modal efisien amat sulit bagi investor untuk meraih
pendapatan abnormal secara tetap dengan melakukan transaksi di bursa. Kondisi pasar efisien diantaranya ditopang oleh kesadaran para emiten untuk
Universitas Sumatera Utara
mempublikasikan informasi berkualitas, dari sisi frekuensi, kebenaran dan kecepatan informasi tersebut.
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain
alternatif investasi lainnya seperti menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Seorang investor sebelum membeli saham
suatu perusahaan, akan mempelajari terlebih dahulu kondisi perusahaan. Hal ini berdasarkan alasan bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan. Investor sering
membandingkan antara harga pasar saham dengan nilai atau harga sebenarnya dari saham tersebut, sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual suatu
saham.
2.3 Efisiensi Pasar
Bentuk dari efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasi pergerakan harga saham dan kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan
keputusan berdasarkan analisis informasi yang tersedia. Selain itu, efisiensi pasar juga dapat dilihat dari bagaimana pasar tersebut bereaksi terhadap suatu informasi
untuk mencapai harga keseimbangan yang baru. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang mencerminkan
informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Suad Husnan 1998 menyatakan bahwa pasar modal yang efisien secara modern dapat
Universitas Sumatera Utara
didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan.
Membedakan pasar modal dalam tiga bentuk pasar efisien, hal tersebut dilakukan bertujuan untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap
efisiensi pasar modal. Ketiga bentuk efisiensi pasar ini berhubungan antara satu dengan yang lain. Hubungan itu berupa tingkatan yang kumulatif, dimana bentuk
lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Prasetio dan Astuti 2003 membedakan
efisiensi pasar menjadi tiga macam yaitu :
1. Efisiensi pasar bentuk lemah weak form Pasar efisien bentuk lemah terjadi apabila harga-harga dari sekuritas tercermin
secara penuh informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak random walk theory yang menyatakan bahwa data
masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang sehingga nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai sekarang. Ini berarti bahwa
untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal atau
abnormal return .
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat semi strong form Pasar efisien bentuk setengah kuat terjadi apabila harga-harga sekuritas secara
penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten. Dengan kata
lain, para pemodal tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan di atas normal
Universitas Sumatera Utara
dengan memanfaatkan informasi yang tersedia kepada publik public information
. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat strong form
Pasar efisien bentuk kuat terjadi apabila harga- harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang bersifat
pribadi, sehingga tidak ada individual atau kelompok investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal karena masing-masing investor
mempunyai informasi yang sama. 2.4 Return Saham
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasinya.
Return dapat berupa return realisasi maupun return ekspektasi. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur
risiko dimasa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. 2.5 Abnormal Return
Abnormal return umumnya menjadi fokus dalam study yang mengamati
reaksi harga atau efisiensi pasar. Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dikurangi return yang diharapkan atau return
ekspektasi Jogiyanto 2000 dalam Wiriastari 2010 . Dengan kata lain Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terhadap return
normal.
Universitas Sumatera Utara
Return normal merupakan return ekspektasi return yang diharapkan
investor. Return yang sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke – t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya.
Sedangkan return yang diharapkan merupakan return yang harus di estimasi. Abnormal return
akan terjadi apabila pengumuman merger dan akuisisi mempunyai kandungan informasi pergerakan harga saham dalam pasar modal
yang efisien, harga saham dan tingkat pengembalian bereaksi dengan adanya pengumuman merger dan akuisisi sehingga dengan memanfaatkan informasi
publik public information, maka perusahaandapat memperoleh keuntungan diatas normal. Jogiyanto 2000 dalam Wiriastari 2010 menyebutkan tiga model
yang dapat digunakan untuk mengukur abnormal return, yaitu :
1. Model Disesuaikan Rata-rata Mean Adjusted Model
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dalam
model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode
estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan
data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan. 2.
Model Pasar Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua
tahapan, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi return estimasi. Kemudian menggunakan
model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS
Ordinary Least Square.
Universitas Sumatera Utara
3. Model Disesuaikan Pasar Market Adjusted Model
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam mengestimasi return
suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi
untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
2.6 Event Study Identifikasi Peristiwa