Teori jarum hipodermik Fasilitas

19. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah 20. Cepat menanggapi hubungan sebab akibat. 21. Tidak cepat puas dengan prestasinya. 22. Sensitive dan menggunakan intuisi. 23. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

2.1.8 Teori jarum hipodermik

Teori ini juga di kenal dengan istilah Hypodermic Needle Theory Scramm, 1971, teori ” jarum suntik” atau teori “Stimulus-Respon” De Fleur dan Ball-Rokeach, 1989: 163-165. Teori ini mengatakan bahwa rakyat benar- benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Ia menyebutkan bahwa apabila pesan-pesan tersebut tepat sasaran, ia akan mendapatkan efek yang diinginkan. Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap one step flow, yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience. Model ini mengasumsi media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience. Media massa ini sepadan dengan teori Stimulus- Response S-R yang mekanistis dan sering digunakan pada penelitian psikologi. Teori peluru atau jarum hipodermik mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini mengasumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya pasif. Menurut Elihu Katz dalam bukunya, “The Diffusion Of New Ideas and Practise” menunjukkan aspek-aspek yang menarik dari model hypodermic needle ini, yaitu : • Media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sanggup menginjeksi secara mendalam ide-ide kedalam benak orang yang tidak berdaya Universitas Sumatera Utara • Mass audience dianggap seperti atom-atom yang terpisah satu sama lain, tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan dengan media massa. Kalau individu-individu mass audiance berpendapat sam tentang suatu persoalan, hal ini bukan karena mereka berhubungan atau berkomunikasi satu dengan yang lain, melainkan karena mereka karena memperoleh pesan-pesan yang sama dari satu media Schramm, 1963. Model hypodermic needle cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media massany. Para ilmuwan sosial mulai berminat terhadap gejala-gejala tersebut berusaha memperoleh bukti-bukti yang valid melalui penelitian ilmiah.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa Nawawi, 1995: 40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995: 57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Gambar 2.2 Model Toritis Variabel Bebas X Program Super Boy Indonesia di SCTV Variabel Terikat Y Konsep Pengembangan Bakat siswa SD Negeri 164518 Kota